Anda di halaman 1dari 2

UTSMAN BIN AFFAN

Utsman merupakan khalifah ketiga dalam Islam, menggantikan Umar bin Khattab.
Utsman bin Affan lahir di Thaif, Jazirah Arab, pada 579 Masehi atau 42 tahun
sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Beliau anak dari seorang ibu bernama
Arwa’ binti Kuraiyz dan ayah bernama Affan bin Abi Al-‘Ash. Utsman meninggal
padatahun 656 M. Beliau adalah sahabat Nabi yang berasal dari keluarga saudagar
kaya. Meskipun begitu Utsman tidak pernah sombong, dan membelanjakan hartanya
di jalan yang tidak benar. Utsman pandai berbisnis dan kerap membagikan hartanya
untuk kemaslahatan umat Islam.

Pada saat Perang Tabuk melawan Romawi, Utsman menyediakan 300 ekor unta dan
1.000 dinar dari kantong pribadinya untuk bekal perang. Termasuk untuk
kemaslahatan umat Islam. Utsman juga tidak segan mengeluarkan hartanya untuk
kebaikan umat Islam. Misalnya, ketika Utsman bin Affan membeli sebuah sumur milik
orang Yahudi di Madinah untuk umat Islam. Dalam buku Utsman bin Affan yang
ditulis Muhammad Husein Haikal, pada saat itu di Madinah hanya ada satu sumur
yang mengeluarkan air. Sumur tersebut dimiliki seorang Yahudi. Seorang Yahudi
tersebut menjual airnya kepada umat Islam dengan harga yang cukup tinggi. Tentu
saja umat Islam menjadi resah dengan persoalan ini.

Kabar ini akhirnya sampai kepada Rasulullah SAW.. Rasulullah lantas menyeru
kepada para sahabatnya untuk menyelesaikan persoalan air dan sumur tersebut.
Beliau menjanjikan siapapun yang membeli sumur miliki Yahudi itu dan
mewakafkannya untuk umat Islam, maka kelak ia akan mendapatkan minuman di
surga, sebanyak air dalam sumur tersebut. Utsman bin Affan langsung mendatangi
seorang Yahudi pemilik sumur tersebut usai mendengar seruan Rasulullah. Ia
bernegosiasi dengan sang pemilik sumur. Setelah terjadi diskusi yang alot, akhirnya
pemilik sumur bersedia menjual dengan harga 12.000 dirham.

Namun harga itu tidak untuk semuanya, tapi hanya separuh saja. Artinya,
kepemilikan sumur bergantian. Sehari dimiliki Utsman sehingga umat Islam bebas
mengambil air pada hari itu, sementara hari berikutnya untuk Yahudi. Ketentuan
seperti itu berlaku hingga hari-hari selanjutnya. Kondisi demikian berjalan beberapa
saat. Hingga akhirnya seorang Yahudi pemilik sumur tersebut menawarkan kepada
Utsman untuk membeli secara penuh. Utsman mengeluarkan 8.000 dirham lagi dari
kantongnya untuk melunasi harga sumur.
Dengan demikian, sumur sudah dimiliki Utsman secara penuh. Sumur ini lantas
diwakafkan sehingga umat Islam bebas mengambil air kapan pun mereka butuh.
Sumur tersebut dikenal dengan nama sumur Raumah.
Sampai hari ini, sumur wakaf Utsman itu masih mengalir. Itu menjadi satu-satunya
sumur pada zaman Rasulullah yang masih mengeluarkan air hingga hari ini,
selain sumur zamzam.

Dari kisah Utsman bin Affan diatas, dapat kita ambil pelajaran bahwa kita harus
bersyukur dengan segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Kita tidak boleh
sombong jika memiliki harta tersebut. Harta hanya bersifat sementara di dunia. Dan
jika memiliki kelebihan harta, belanjakanlah pada jalan yang benar, seperti
bersedekah, membelikan peralatan masjid, dll.

Anda mungkin juga menyukai