Kelompok 8 Ainnurrahmah Kamila Ayu Ici Kumala D. Eko Prancisko Seli Susilawati Suci Istiqomah Teges Aderiani Pelajaran berbisnis dari Utsman bin Affan kisah sumur dan Rekening 1400 tahun Utsman bin Affan merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3, setelah Khalifah Umar Bin Khattab R.A. Utsman bin Affan adalah menantu sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia juga dikenal sebagai seorang saudagar yang kaya dan sangat dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya.
Kekayaannya ini ia belanjakan guna mendapatkan
keridhaan Allah SWT, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya pada saat itu. Kekayaan Utsman bin Affan Pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq R. A. terjadi musim paceklik yang dahsyat. Kaum muslimin mendatangi khalifah Abu Bakar dan mengeluhkan tentang kondisi tersebut dan bertanya tentang apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut. Khalifah Abu Bakar pun menenangkan kaum muslimin yang datang pada saat itu dan mendoakan semoga Allah segera menurunkan pertolongan pada mereka sebelum malam tiba. Berbisnis dengan Allah Atas reaksi Utsman bin Affan tersebut para pedagang tentu menjadi sangat saran, siapakah orang yang sudah berani menawar semua dagangan itu dengan harga yang lebih tinggi dari penawaran mereka, yang saat itu sudah sangat tinggi menurut mereka? Akhirnya para pedagang pun mengajukan pertanyaan lagi kepada Utsman, “Hai Utsman, di kota Madinah ini sepertinya sudah tak ada lagi pedagang yang dapat membeli daganganmu selain kami. Selain itu kami juga paling duluan menawar dagangan mu. Jadi siapakah orang yang mendahului kami dan berani menawar lebih tinggi dari kami?” Utsman bin Affan pun akhirnya menjawab, “Allah SWT memberikan kepadaku sepuluh kali lipat, apakah kalian mau memberi lebih dari itu?” Kisah sumur Utsam bin Affan
Waktu itu, kota Madinah dilanda paceklik sehingga kesulitan
mendapatkan air bersih. Satu-satunya yang tersisa adalah sumur milik seorang Yahudi yang bernama sumur Raumah. Kaum muslimin dan penduduk Madinah harus antre dan membeli air bersih orang Yahudi tersebut. Nabi kemudian menghimbau agar ada dari kaum muslimin yang bisa membebaskan sumur itu dan menyumbangkannya untuk ummat agar mendapatkan surga Allah SWT. Kecerdikan Utsman bin Affan Karena ingin sekali mendapatkan pahala berupa surga Allah, Utsman sebagai seorang pebisnis tidak kehilangan akal mengatasi penolakan Yahudi itu. “Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu?” Utsman mencoba bernegosiasi. “Maksudmu?” tanya Yahudi keheranan.“Jika engkau setuju, kita memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu. Lusa menjadi milikku lagi. Begitu seterusnya berganti-ganti setiap hari. Bagaimana?” Jelas Utsman. Yahudi itu pun berpikir cepat, “Aku mendapatkan uang besar dari Utsman tanpa kehilangan sumur milikku.” Akhirnya dia menerima tawaran Utsman. Terima kasih 💋😊