Anda di halaman 1dari 3

Sahabat Rasulullah yang Sukses dalam Berdagang

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan Manajerial Islami
yang diampu oleh Bapak Nursya’bani Purnama, S.E., M.Si.

Disusun oleh:

Zikrina Maharani P.R. (16311166)

Fahmil Annisa Audita (16311172)

Rahmawati (16311344)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

MEI 2019
3 Kisah Sahabat Nabi yang Sukses Berbisnis

1. Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman adalah pengusaha dari Mekah yang terkenal sangat dermawan.


Dalam sebuah kisah, dia tercatat pernah menyumbangkan semua hartanya untuk
kepentingan ummat Islam. Dia pernah menyumbangkan emas sebanyak 5,9 kilogram,
sebidang tanah, dan 700 ekor unta.

Dia bahkan tidak meninggalkan apapun untuk keluarganya. Namun, berdagang


memang telah menjadi keahliannya. Ketika memasuki suatu kawasan baru, dia sering
menanyakan dimana letak pasar. Dia tahu pasar adalah tempat yang menjadi salah satu
keahliannya.

Dengan modal secukupnya, beliau berjualan keju dan minyak samin serta
bangkit dan menikah dengan salah satu perempuan Anshar. Rasulullah sangat
menghargai kemandirian Abdurrahman bin Auf dalam hal ekonomi. Nabi SAW
bersabda, “Seseorang yang mencari kayu lalu memanggulnya lebih baik daripada orang
yang mengemis yang kadangkala diberi atau ditolak.” (H.R Bukhari)

2. Urwah Al Bariqi

Urwah Al Bariqi adalah salah satu pengusaha yang pandai berkomunikasi,


membangun relasi dan negosiasi. Suatu kali dia mendapatkan kesempatan dari Nabi
Muhammad SAW untuk membeli kambing qurban seharga satu dinar.

Kemudian, dia kembali dengan membawa dua kambing. Dalam suatu riwayat,
Urwah juga dikisahkan bisa menjual semua barang yang ada di tangannya. Bahkan,
ketika tidak ada barang pun, dia bisa menjual segenggam debu.

3. Ustman bin Affan

Ustman adalah salah seorang dari Khulafaur Rasyidin yang menggantikan


Umar bin Khattab. Selain dikenal sebagai pribadi yang shalih, jujur dan lembut, dia
juga dermawan. Dalam sejarah Islan, dia sering membagi-bagikan hartanya untuk
kesejahteraan ummat Islam.
Usman bin Affan merupakan sosok pribadi yang ksatria di medan
kedermawanan, kemurahan hati, dan infak, karena ia menggunakan seluruh harta
bendanya yang ia punya untuk pengabdian terhadap Islam dan kaum muslimin sejak ia
masuk Islam hingga meninggal dunia.

Di Madinah, tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi, ada sebuah properti
sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sumur itu
dikenal dengan nama sumur Ruma karena dimiliki oleh seorang yahudi yang bernama
Ruma. Sang yahudi menjual airnya kepada penduduk Madinah dengan harga seenaknya
dan rakyat Madinah pun terpaksa membelinya karena sumur itulah yang tidak pernah
kering.

Melihat hal ini, Rasulullah berkata, “Kalau ada yang bisa membeli sumur ini,
balasannya adalah surga.” Usman bin Affan mendekati sang Yahudi dan menawarkan
untuk membeli sumurnya, namun ditolaknya. Namun Usman adalah negosiator yang
ulung, ia berkata kepada Ruma “Aku akan membeli setengah sumurmu dengan harga
yang pantas, jadi kita bergantian menjual air. Hari ini kamu, besok saya.”

Akhirnya melalui negosiasi yang ketat, sang yahudi mau menjual sumurnya
kepada Usman bin Affan. Ternyata Usman menggratiskan air tersebut kepada seluruh
penduduk madinah. Penduduk pun mengambil air sepuas-puasnya sehingga tidak perlu
membeli air lagi kepada sang yahudi.

Anda mungkin juga menyukai