Anda di halaman 1dari 6

Hijrah: Kisah Inspiratif Abdurrahman bin Auf

Oleh: Ilham Kadir*

TITIK balik kesuksesan dakwah Nabi adalah sebagai tempat pertemuan dan
setelah meninggalkan kota Makkah untuk markas penyebaran dakwah.
berpindah dan menetap di Madinah.
Peristiwa ini disebut Hijrah. Abu Bakar adalah yang pertama datang
menyampaikan Islam kepada Abdurrhaman
Banyak kisah dan peristiwa yang menarik bin Auf, bersama beberapa sahabat lainnya,
untuk diangkat sebagai bahan pelajaran termasuk Utsman bin Affan dan Zubair bin
untuk generasi penerus umat ini yang kian Awwam. Tidak sedikit pun penolakan dari
hari kian kehilangan panutan. Dan, sahabat mereka, apalagi keraguan tentang kebenaran
Nabi selaku generasi paling mulia dalam Islam, lalu bersama Abu Bakar menemui
sejarah Islam adalah sosok teladan Rasulullah menyatakan keislaman mereka.
dambaan umat.
Sejak masuk Islam hingga wafat pada di
Kisah di bawah ini adalah bagian kecil dari usia 75 tahun, dia menjadi teladan utama
cerita penuh inspirasi yang layak jadi seorang mukmin sejati. Khalifah Umar
pelajaran, agar paham bahwa pada dasarnya bahkan memasukkannya dalam daftar enam
perjuangan kita belumlah seberapa tetua yang bertugas memilih khalifah
dibanding para pendahulu. Apalagi momen penggantinya pada detik-detik akhir
tahun baru 1437 Hijriyah ini adalah masa- kematiannya setelah ditikam oleh budak
masa sulit bagi umat Islam, ke luar, umat- Majusyi. Umar berkata, Rasulullah wafat
umat lain sedang berkuasa dengan kekuatan dalam keadaan ridha kepada mereka”.
politik, ekonomi, pendidikan, dan
sebagainya, ke dalam, terjadi gejolak Sejak keislamannya, Abdurrahman bin Auf
dahsyat terutama di Timur-Tengah, juga diperlakukan secara aniaya oleh kaum
disempurnakan oleh pelemahan kualitas kafir Quraisy Makkah, dan ketika
dan pertikaian antarsesama, jadilah kita Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin
umat yang bercerai berai, seperti buih di Hijrah ke Habasyah (Afrika) ia turut serta
lautan atau eceng gondok di rawa. Dan, dalam rombongan itu. Kemudian kembali ke
semoga cerita berikut menjadi sumber Makkah. Lalu berangkat ke Habasyah tuk
inspirasi. kedua kalinya. Dan puncaknya, ikut hijrah
Berikut kisahnya! ke Madinah, menyertai perang Badar, Uhud,
dan perang-perang lainnya.
Adalah salah seorang sahabat Nabi yang
masuk golongan mendapatkan kabar Ia adalah pebisnis ulung, sangat sukses,
sebagai penghuni surga ketika ia masih hingga merasa heran dengan dirinya
hidup, minal mubasy-syirin bil-jannah. sendiri. Ia pernah berkata, “Aku heran
Menjadi Muslim sejak awal kedatangan terhadap diriku sendiri. Seandainya aku
Islam, bahkan sebelum Nabi menjadikan mengangkat
Baitul Arqam
1
batu, di bawahnya aku akan temukan emas Ketika mendengar kedatangan kafilah itu,
dan perak.” Ummul Mu’minim, Aisyah bertanya, Apa
yang sedang terjadi di Madinah? Terdengar
Padahal, bisnis yang ia lakukan bukan jawaban, Kafilah dagang Abdurrahnan bin
sebagai ajang untuk menumpuk-numpuk Auf datang dari Syan nembawa
harta, atau pelampiasan kerakusan. Baginya, dagangannya. Aisyah kembali bertanya,
bisnis adalah profesi dan tanggungjawab, Satu kafilah menyebabkan hiruk-pikuk
juga sebagai jalan kesuksesan dunia- seperti itu? Terdengar jawaban, Ya, Wahai
aakhirat. Ummul Mu’minin, terdiri dari 700 unta.

Beliau adalah tipe lelaki yang penuh Aisyah menggelengkan kepala, sambil
semangat dan tanggungjawab, dan sifat itu mengingat sabda Nabi tentang
ia buktikan dalam bisnisnya. Ketika berlaga Abdurrahman bin Auf, Aku pernah
di medan perang, ia sangat bersemangat mendengar Rasulullah bersabda, Aku
seperti singa menerkan mangsanya, tatkala melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga
sedang khusyuk beribadah, ia begitu syahdu dengan merangkak!
dan ketika sedang berbisnis seakan-akan ia
akan hidup selamanya sehingga bisnisnya Pertanyaannya, mengapa ia merangkak?
sukses besar. Tidak berlari bersama para angkatan
pertama sahabat Nabi? Beberapa sahabat
Pada suatu hari, sebagaiman ditulis Khalid lalu menyampaikan ucapan Aisyah pada
Muhammad Khalid (2007) di tengah Abdurrahman, ia pun seakan diingatkan,
ketenangan kota Madinah, debu tebal bahwa sabda Nabi itu telah disampaikan
terlihat mendekat, membumbung ke atas. padanya berulang kali. Ia menemui Aisyah
Semakin banyak hingga menutupi dan berkata, Bunda mengingatkan saya akan
angkasa. Angin bertiup ke arah Madinah Sabda Rasulullah yang tidak pernah saya
menyebabkan gumpalan debu kuning itu lupakan. Dan, ketahuilah Bunda, semua
semakin mendekat dan terdengar menderu kafilah dengan muatannya ini, saya
oleh penduduk Kota Nabi. persembahkan untuk perjuangan di jalan
Allah.Muatan 700 kendaraan itu dibagikan
Warga mengira ada badai gurun yang kepada semua penduduk Madinah dan
sedang menyapu dan menerbangkan pasir. sekitarnya. Sungguh satu pesta yang meriah.
Akan tetapi, segera mereka sadar, dari balik
gumpalan debu terdengar hiruk-pikuk yang Ini hanyalah secuil peristiwa dahsyat dari
menandakan bahwa itu adalah iring-iringan seorang Abdurrahman bin Auf, saudagar
kafilah yang besar dan panjang. sukses kaya-raya, merebut kekayaan dunia
demi akhirat. Ia mendermakan kekayaan
Terbukti, beberapa saat kemudian terdapat tanpa batas, sembunyi atau terang-terangan,
700 unta penuh muatan memenuhi jalan- dengan senang hati dan penuh keikhlasan.
jalan kota Madinah. Warga saling
memberitahu satu dengan yang lain untuk Padahal dahulu, dia berangkat ke Madinah
menyaksikan keramaian itu dan untuk dan meninggalkan Makkah dalam keadaan
bergembira dengan datangnya rezeki yang miskin papa, hartanya hanya yang melekat
melimpah. pada badannya, sehelai sepinggan, kata
orang Melayu. Bahkan sesaat setelah
hijrah dan tiba di Madinah, Rasulullah
mempersaudarakan dirinya dengan salah
2
satu kaum Anshar. Persaudaraan yang begitu menjual tanahnya senilai 40 ribu dinar.
dahsyat penuh makna dan sejarah. Uang itu, lalu ia bagikan pada keluarganya,
dari keturunan Bani Zuhrah. Juga kepada
Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan Ummul Mu’minin, serta pada fakir miskin.
dengan Sa’d bin Rabi’. Sebagaimana
dipaparkan oleh Anas bin Malik. Sa’d Bin Auf pernah menyumbangkan 500 kuda
memberi tawaran yang menggiurkan pada untuk kepentingan pasukan perang. Juga
Abdurrahman, Saudaraku, aku seorang menyumbang 1500 kendaraan penuh logistik
terkaya di Madinah. Ambillah separuh perang. Bahkan sebelum meninggal dunia,
hartaku yang kau suka, aku juga memiliki ia mewasiatkan agar 50 ribu dinar untuk
dua istri, pilih yang kau suka, dan nikahilah! kepentingan jihad di jalan Allah, 400 dinar
Abdurrahman bin Auf menjawab, Semoga untuk para veteran perang badar yang masih
Allah melimpahkan berkahNya padamu hidup. Utsman bin Affan yang terbilang
juga pada keluarga dan hartamu. Saya hanya kaya-raya pun mengambil bagiannya, dan
bermohon agar ditunjukkan arah pasar. berkata, Harta kekayaan Abdurrahman bin
Auf halal dan bersih. Memakannya akan
Ia pun lau berangkat ke pasar, melakukan membawa keselamatan dan berkah.
jual-beli, hingga mendapatkan keuntungan
yang sangat besar. Begitulah sosok Disebabkan kedermawanannya, hingga
Abdurrahman, tidak pendek akal, tetapi penduduk Madinah mengatakan, Seluruh
hidupnya penuh dengan misi dan penduduk Madinah menikmati kekayaan
kemandirian. Dan semua kewajiban Abdurrhaman bin Auf. Sepertiga
agama ia laksanakan, sehingga sukses kekayaannya dipinjamkan pada mereka,
dalam berjuang dan berdakwah, sebuah sepertiga lagi dipergunakan untuk
teladan agung bagi umat. membayar utang-utang mereka dan
sepertiga sisanya dibagi-bagikan pada
Bisnisnya sukses karena sangat mereka. Maka, rumahnya pun selalu ramai
memperhatikan kehalalan hartanya, serta disesaki orang.
proses mendapatkannya. Ia tidak mau Waktu pagi, mereka datang meminjam dana,
melakukan yang syubhat alias tidak jelas siang hari mereka datang membayar
kehalalannya. Ia pun semakin sukses dan pinjaman, dan sore hari mereka datang
berkah. Harta yang ia peroleh tidak untuk mengambil sedekah.
ditumpuk-tumpuk sebanyak mungkin,
tapi demi perjuangan agama, termasuk Ia belum merasa puas dan lega ketika
sebagai logistik pasukan perang kaum hartanya belum bisa membantu perjuangan
Muslimin. Islam dan membantu saudara-saudaranya.
Dia adalah manusia yang memiliki iba dan
Nabi pernah bersabda padanya, Wahai Putra keprihatinan bagitu tinggi. Pernah, saat ia
Auf, kamu ini orang kaya-raya. Kamu akan puasa dan diberi makanan tuk berbuka, saat
masuk surga dengan merangkak. Karena itu, memandang makanan, seleranya tiba-tiba
pinjamkan kekayaanmu pada Allah. Allah hilang. Menangis lalu berkata, Mush’ab bin
pasti memudahkan langkah kakimu. Umair telah gugur sebagai syahid. Ia jauh
lebih baik dariku. Ia dikafani dengan
Sejak ia mendengar nasihat orang paling selembar kain. Jika ditutupkan ke kepalanya,
mulia itu, ia tak pernah lupa menginfakkan kakinya kelihatan. Dan, jika ditutupkan ke
hartanya di jalan Allah. Dan, kekayannya kakinya, kepalanya terbuka. Hamzah juga
pun makin melimpah. Tercatat, ia pernah gugur sebagai syahid, dia jauh lebih baik
3
dariku. Ia tidak memiliki kafan kecuali Saat itu, Khalifah Umar memilih enam
selembar kain. Namun sekarang, kita diberi orang yang diberi tanggungjawab untuk
kekayaan dunia melimpah, aku khawatir, ini menggantikan dirinya pada akhir hayatnya.
adalah pahala kebaikan yang disegerakan. Dan, banyak sahabat berpenpadat kalau
Abdurrahman bin Auf adalah orang yang
Di lain hari, para sahabat sedang berkumpul tepat mengisi pos Khalifah. Abdurrahman
di rumahnya untuk satu jamuan, ketika menolak keras usulan itu, katanya, “Demi
makanan mulai dihidangkan, ia malah Allah, daripada aku menerima jabatan
menangis. Para sahabat bertanya, Apa yang tersebut, labih baik kalian menusukkan
membuatmu menangis, Wahai Bin Auf? Ia pisau di leherku dari satu sisi hingga tembus
menjawab, Hingga meninggal dunia, di sisi lainnya.”
Rasulullah dan keluarganya belum pernah
makan roti sampai kenyang. Aku melihat Akhirnya sebelum enam orang pilihan
bahwa kematian kita ditunda untuk sesuatu Umar sebagai sahabat terbaik penggantinya,
yang lebih baik bagi kita. Abdurrahman lebih dulu mengundurkan diri
sebagai calon, dan pemilihan dilakukan
Kekayaan, sama sekali tidak membuat untuk satu dari lima calon tersisa.
Abdurrahman jadi orang congkak, sombong,
dan angkuh, hingga dikatakan, Jika ada Sikap zuhudnya ini justru menjadikan ia
orang asing melihatnya duduk bersama sebagai sahabat paling layak menunjuk
pembantunya, orang itu tidak bisa pengganti Umar, di mata lima sahabat
membedakan mana majikan dan mana tersisa yang punya hak pilih. Berkata Ali,
pembantu. “Aku pernah mendengar Rasulullah
bersabda bahwa engkau adalah orang yang
Namun jika orang asing itu sudah tahu terpercaya oleh penduduk langit dan
bahwa dirinya adalah Abdurrahman bin dipercaya oleh penduduk bumi.” Akhirnya,
Auf, maka ia akan terkagum, sebab, di Abdurrahman bin Auf memilih Utsman bin
Perang Uhud ia mengalami 20 luka, salah Affan untuk menjadi khalifah setelah
satunya membuat kakinya pincang, wafatnya Umar bin Khattab dan disetujui
beberapa giginya tanggal, sehingga lima sahabat lainnya.
terpengaruh pada cara bicaranya. Ia
berbadan tinggi, wajahnya bersinar, berkulit Sirah ini, juga sebagai pukulan telak [knock
halus, kakinya pincang, dan sedikit cadel. out] untuk penganut sekte sesat Syiah
bahwa Imam Ali sama sekali tidak pernah
Kekayaan, sebagaimana teori Maslow merasa mendapatkan wasiat sebagai satu-
dalam zaman modern ini, adalah sebagai satunya pengganti Nabi, sebab, untuk
alat untuk kekuasaan yang merupakan menggantikan kepemimpinan Umar bin
puncak eksistensi diri. Selain itu, orang kaya Khattab pun ia serahkan pemilihannya
yang berkuasa, memiliki kekuasaan untuk kepada Abdurrahman bin Auf. Andai wasiat
menambah dan menumpuk harta demi kepemimpinan itu benar adanya, pasti Ali
mempertahankan kekayaan dan kekuasaan. bin Abi Thalib merasa paling berhak
menjadi pengganti Umar bin Khattab.
Tapi, teori Maslow terpatahkan oleh
Abdurrahman bin Auf, karena dengan Pada tahun ke-32 Hijriyah,
kekayaan melimpah ia malah mengelak Abdurrahman bin Auf meninggal dunia,
untuk menjadi seorang penguasa bergensi. dan Ummul Mu’minin, Aisyah ingin
memberinya kemuliaan khusus yang
4
tidak pernah

5
diberikan kepada siapa pun. Menjelang *Penulis peserta Kaderisasi Seribu
kematiannya, ia ditawari untuk dimakamkan Ulama (KSU) Baznas-DDII; Majasiswa
di area pemakaman Rasulullah, Doktor Pendidikan Islam UIKA, Bogor
berdampingan dengan Abu Bakar as-
Shiddiq dan Umar bin Khattab. Akan tetapi,
muhajir kaya-raya itu adalah hasil didikan
Nabi yang terbaik, ia merendahkan diri,
merasa tak pantas disandingkan dengan
orang-orang mulia itu.

Kecuali itu, sebelumnya ia telah berjanji


bersama Utsman bin Madh’um untuk
dikuburkan bersama. Ketika ajal
menjemputnya, dan ruhnya bersiap untuk
perjalanan baru, sambil menagis, bibirnya
bergumam, Aku takut tidak bisa berkumpul
dengan sahabat-sahabatku karena hartaku.

Akan tetapi kedamaian dari Allah


menyelimutinya, wajahnya berseri-seri dan
senyum tipis menghiasi bibirnya, ia
memasang telinganya, seakan suara merdu
menghampirinya, mungkin saja sedang
mendengar sabda Sang Rasul,
Abdurrahman bin Auf di surga.

Inilah tipe orang yang berhijrah,


meninggalkan segala-galanya demi
mendapat agama Allah, yang ternyata Allah
balas dengan kesuksesan dunia-akhirat.
Muhajir sukses adalah yang hijrah secara
totalitas, meninggalkan jahiliyah,
kemusyrikan, khurafat, kebiadaban,
demi meraih kemuliaan dalam agama.

Abdurrahman bin Auf adalah tipologi


manusia hijrah dambaan umat. Sukses
bisnis, sukses membela agama, sukses
berinfak, sukses menjaga kehalalan usaha,
sukses menggenggam dunia dengan
menolak jabatan, hingga sukses menjadi
primadona manusia tanpan, kaya-raya,
masuk surga. Semoga kita bisa sesukses
Abdurrahman bin Auf. Selamat Tahun
Baru Islam 1437 Hijriyah.

Anda mungkin juga menyukai