Pedemon Diagnostik
Pedoman Diognostik
Adanya faktor ketiga diatas (c) harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan
tersebut akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut.
Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinya kejadian yang “stresfull” dan
gejala-gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan kecuali dalam hal tersebut
hal reaksi depresif berkepanjangan (F43.21)
Karakter kelima : F43.2023Reaksi depresi singkat
F43.21Reaksi depresi berkepanjangan
F43.22 Reaksi carnpuran anxietas dan depresi
F43.23 Dengan predominan gangguan lain gangguan emosi lain
F43.24 Dengan predominan gangguan perilaku
F43.25 Dengan gg campuran emos dan perilaku
F43.28 = Dengan gajala pedominan lainnya YDT
Gejala utama adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi norml
(dibawah kendali. kesadaran) antara lain ;
- ingatan masa lalu,
- kesadaran identitas dan peng-indera-an segera (awareness of identity and
immediate sensations), dan
- kontrol terhadap gerakan tubuh.
Pedoman Diagnostik
Pedoman diagnostik
Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian penting yang
baru terjadi (selective), yang bukan disebabkan oleh gangguan mental organic dan
terlalu luas untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atau atas
dasar kelelahan.
Diagnosis pasti memerlukan:
(a) amnesia, baik total atau parsial, mengenai kejadian yang "stressful" atau
traumatik yang baru teriadi (hal ini mungkin hanya dapat dinyatakan bila ada saksi
yang memberi informasi);
(b) tidak ada gangguan mental organik, intoksikasi atau kelelahan berlebihan
(sindrom amnesik organik, F04,F1x.6).
Yang paling sulit dibedakan adaiah "amnesia buatan" yang disebabkan oleh simulasi
secara sadar (malingering) Untuk itu penilaian secara rinci dan berulang mengenai
kepribadian premorbid dan motivasi diperlukan. Amnesia buatan (conscious
simulation of amnesia) biasanya berkaitan dengan problema yang jelas mengenai
keuangan, bahaya kematian dalam peperangan, atau kemungkinanhukuman
penjara atau hukuman mati.
Harus dibedakan dari "postictal fugue" yang terjadi setelah serangan epilepsi lobus
temporalis, biasanya dapat dibedakan dengan cukup jelas atas dasar riwayat
penyakitnya, tidak adanya problem atau kejadian yang "stressful", dan kurang
jelasnya tujuan (fragmented) berkepergian serta kegiatan dari penderita epilepsi
tersebut Untuk diagnosis pasti harus ada :
Harus dibedakan dari stupor katatonik (pada skizofrenia), dan stupor depresif atau
manik (pada gangguan afektif, berkembang sangat lambat, sudah jarang
ditemukan).
Tidak ada penyebab organik (misalnya, epilepsi lobus temporalis, cedera kepala,
intolksikasi zab psikoaktif) dan bukan bagian dari gangguan jiwa tertentu (misalnya,
skizofrenia, gangguan kepribadian multipel).
Bentuk paling umum dari gangguan ini adalah ketidak mampuan untuk
menggerakkan seluruh tubuhatau sebagian dari anggota gerak (tangan atau
kaki)
Gejala tersebut seringkali menggambarkan konsep darpenderita mengenai
gangguan frsik yang berbeda dengan prinsip frsiologik maupun anatomik.
F44.5 Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif (pseudo seizures) dapat sangat mirip dengan kejang
epileptik dalam hal gerakan-gerakannnya, akan tetapi sangat jarang disertai
lidah tergigit, luka serius karena jatuh saat serangan dan mengompol. Juga
tidak dijumpai kehilangan kesadaran atau hal tersebut diganti dengan
keadaan seperti stupor dan trans
F44.6 Anestesia dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
Gejala anestasia pada kulit seringkali mempunyai batas batas yang tegas
(menggamarkan pemikiran pasien mengenai fungsi tubuhnya dan bukan
menggambarkan kondisi klinis sebenarnya).
Dapat pula terjadi perbedaan antara hilangnya perasaan pada berbagai jenis
modalitas peng-inderan yang tidak mungkin disebabkan oleh kerusakan
neurologis, misalnya hilangnya perasaan dapat disertai dengan keluhan
parestisia.
Kehilangan penglihatan jarang bersifat total, lebih banyak berupa gangguan
ketajaman penglihatan, kekaburan atau “tunnel vision” (area lapangan
pandangan sama, tidak tergantung pada perubahan jarak mata dari titik
fokus). Meskipun ada gangguan penglihatan, mobilitas penderita dan
kemampuan motoriknya seringkali masih baik.
Tuli disosiatif dan anosmia jauh lebih jarang terjadi dibandingkan dengan
hilang rasa dan penglihatan.
F44.7 Gangguan Disosiatif [Konversi] Campuran
Campuran dari gangguan-gangguan tersebut diatas (F44.0_F44.6)
F'44.8 Gagguan Disosiatif [Konversi] Iainnya
Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan fisik yang berulang-ulang
disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali
terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokternya bahwa bidak
ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan
kaitan antara keluhan hasilnya dengan problem atau konflik dalam kehidupan
yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi
Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien mengenai kemungkinan
penyebab keluhan-keluhannya menimbulkan frustrasi dan kekecewaan pada
kedua belah pihak.
Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak dapat
dijelaskan se[enuhnya atas dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan
fisik.
Nyeri timbul dalam hubungan adanya konflik emosional atau
problempsikososial yang cukup jelas untuk dapat diajdikan alasan dalam
mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut.
Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik personal
maupun medis, untuk bersangkutan.