Anda di halaman 1dari 35

PRESENTASI KASUS


GANGGUAN DISOSIASI DAN GANGGUAN TIC

Pembimbing:
dr. Wiharto, Sp.KJ, M.Kes
Disusun oleh :
Zuhra Fahlisa Ningsih G4A018090
Dhuhita Ghassanizada G4A018034

1
Berdasarkan PPDGJ 3

1. F44.0 Amnesia Disosiatif


2. F44.1 Fugue Disosiatif
3. F44.2 Stupor Disosiatif
4. F44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan
GANGGUAN 5. F44.4 Gangguan Motorik Disosiatif
DISOSIATIF 6. F44.5 Konvulsi Disosiatif
(KONVERSI) 7. F44.6 Anestesia dan Kehilangan Sensorik
Disosiatif
8. F44.7 Gangguan Disosiatif (Konversi) Campuran
9. F44.8 Gangguan Disosiatif (Konversi)
LainnyaF44.9 Gangguan Disosiatif (Konversi) YTT
2
DISSOCIATIVE Berdasarkan DSM V
DISORDER
1. 300.14 (F44.81) Dissociative Identity Disorder
2. 300.12 (F44.0) Dissociative Amnesia, without
Dissociative Fugue
3. 300.13 (F44.1) Dissociative Amnesia, with
Dissociative Fugue
4. 300.6 (F48.1) Depersonalization / Derealization
Disorder
5. 300.15 (F44.89) Other Specified Dissociative
Disorder
6. 300.15 (F44.9) Unspecified Dissociative Disorder
3
GANGGUAN
TIC

Berdasarkan
PPDGJ 3: 1. F95 Gangguan Tic
2. F95.1 Gangguan Tic Motorik atau Vokal
Kronik
3. Gangguan Campuran Tic Motorik atau
Vokal Multipel (Sindrom de la Tourette)

4
GANGGUAN DISOSIASI
F44. GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI)

▪ Gejala utama adalah adanya kehilangan (sebagian atau


seluruh) dari integrasi normal (di bawah kendali
kesadaran) antara:

Ingatan masa lalu

Kesadaran identitas dan penginderaan segera


(awereness of identity and immediate sensations), dan

Kontrol terhadap gerakan tubuh

6
F44. GANGGUAN
DISOSIATIF (KONVERSI)
• Pada gangguan disosiatif,
kemampuan kendali di bawah
kesadaran dan kendali selektif
tersebut terganggu sampai taraf
yang dapat berlangsung dari hari
ke hari atau bahkan jam ke jam.

7
F44. GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI)

Pedoman Diagnostik:

• Gambaran klinis yang ditentukan masing-


masing gangguan yg tercantum pada F44.

• Tidak adanya bukti adanya gangguan fisik yang


dapat menjelaskan gangguan tersebut

• Bukti adanya penyebab psikologis, dalam kurun waktu yang jelas, dengan problem
dan kejadian-kejadian yang “stressful” atau hubungan interpersonal yang
terganggu (meskipun hal tersebut disangkal oleh penderita)
8

F44.0 AMNESIA DISOSIATIF (PPDGJ 3)

Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian


penting yang baru terjadi (selective), yang bukan disebabkan oleh GMO,
dan terlalu luas untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum
terjadi atau atas dasar kelelahan

Diagnosis pasti memerlukan:

 Amnesia baik total maupun parsial, mengenai kejadian yang stressful atau
traumatik yang baru terjadi (hal ini mungkin hanya dapat dinyatakan bila
ada saksi yang memberi informasi)
 Tidak ada gangguan mental organik, intoksikasi, atau kelelahan
berlebihan 9

F44.0 AMNESIA DISOSIATIF

▪ Yang paling sulit dibedakan adalah “amnesia buatan”


yang disebabkan oleh simulasi secara sadar
(malingering). Untuk itu penilaian secara rinci dan
berulang mengenai kepribadian premorbid dan motivasi
diperlukan.
▪ Amnesia buatan (conscious simulation of amnesia)
biasanya berkaitan dengan problema yang jelas
mengenai keuangan, bahaya kematian dalam
peperangan, atau kemungkinan hukuman penjara atau
hukuman mati.
10
Diagnostic Criteria:
An ability to recall important autobiographical information,
usually of a traumatic or stressful nature, that inconsistent
with ordinary forgetting
The symptoms cause clinically significant distress or
impairment in social, occupational, or other important areas
of functioning
The disturbance is not attributable to the physiological effects of
a substance (e.g alcohol or other drug abuse, a medication) or
a neurological or other medical condition (e.g partial complex
DISSOCIATIVE
seizure, transient global amnesia, sequele of a closed head
AMNESIA (DSM V)
injury/ traumatic brain injury, other neurological condition)
The disturbance is not better explained by dissociative identity
disorder, post traumatic stress disorder, acute stress
disorder, somatic symptom disorder, or major or mild
neurocognitive disorder 11
Ketidakmampuan untuk mengingat informasi otobiografi
penting, biasanya bersifat traumatik atau stres, yang tidak
konsisten dengan lupa biasa.
Gejala klinis menyebabkan distress signifikan atau penurunan
bidang sosial, pekerjaan, atau lainnya yang penting dari
fungsi.
Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari
substansi (misalnya, alkohol atau obat lain penyalahgunaan,
obat) atau kondisi medis neurologis atau lainnya (misalnya,
kejang kompleks parsial, transient global amnesia, gejala sisa
dari cedera kepala tertutup / cedera otak traumatis, kondisi
DISSOCIATIVE
neurologis lainnya .
AMNESIA (DSM V)
Gangguan ini tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan disosiatif
identitas, gangguan stres pasca trauma, gangguan stres akut,
gangguan gejala somatik, atau gangguan neurokognitif besar
atau ringan.
12
TYPES OF DISSOCIATIVE AMNESIA (DSM V)

Localized Amnesia

Selective Amnesia

Generalized Amnesia

Systematized Amnesia

Continuous Amnesia
13
FAKTOR PENCETUS

Pengalaman trauma tunggal atau


pun berulang. Misal:
1. Kekerasan pada waktu anak-anak,
Environment 2. Kejahatan seksual,
3. Perang,
4. Bencana alam,
5. Genosida

14
DIAGNOSIS BANDING AMNESIA DISOSIATIF

 Post traumatic stress disorder (PTSD)


 Neurocognitive disorder
 Substance related disorder
 Post traumatic amnesia due to brain injury
 Seizure disorder
 Factitious disorder and malingering

15
TERAPI AMNESIA DISOSIATIF
Wawancara

• Dapat memberikan petunjuk mengenai pencetus yang bersifat traumatik secara psikologis

Wawancara dan obat

• Wawancara yang dibantu obat dengan barbiturat kerja singkat, seperti thopental (Pentothal) dan
natrium amobarbital yang diberikan IV, serta benzodiazepine dapat membantu pasien
memulihkan ingatan yang telah dilupakan

Hipnosis
• Hipnosis dapat digunakan untuk membuat pasien cukup santai sehingga dapat mengingat
kembali hal yang telah dilupakan
Psikoterapi
• Psikoterapi umumnya disarankan untuk membantu pasien menyatukan kembali kenangan
mereka ke dalam keadaan sadar mereka. 16
F44.1 FUGUE DISOSIATIF

Untuk diagnosis pasti harus ada:


Harus memiliki ciri-ciri amnesia disosiatif
Melakukan perjalanan tertentu melampaui hal umum yang
dilakukannya sehari-hari
Kemampuan mengurus diri yang dasar tetap ada (makan, mandi, dsb)
dan melakukan interaksi sosial sederhana dengan orang-orang yang belum
dikenalnya (membeli karcis atau bensin, menanyakan arah, memesan
makanan)

• Harus dibedakan dari “post ictal fugue” yang terjadi


setelah serangan epilepsi lobus temporalis, biasanya
dapat dibedakan dengan cukup jelas atas dasar riwayat
penyakitnya, tidak adanya problem atau kejadian yang
“stressful”, dan kurang jelasnya tujuan (fragmented)
bepergian serta kegiatan penderita epilepsi tersebut.
17
18

F44.2 STUPOR
DISOSIATIF
Untuk diagnosis pasti harus ada:

 Stupor, sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan


volunter dan respon normal terhadap rangsangan luar seperti
misalnya cahaya, suara, dan perabaan (sedangkan kesadaran
tidak hilang)

 Tidak ditemukan adanya gangguan fisik ataupun gangguan


jiwa lain yang dapat menjelaskan keadaan stupor tersebut

 Adanya problem atau kejadian-kejadian baru yang “stressful”


(psychogenic causation)

 Harus dibedakan dari stupor katatonik dan stupor depresif


atau manik
F44.3 GANGGUAN TRANS DAN KESURUPAN

Gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan


akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya, dalam beberapa
kejadian, individu tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai oleh
kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat, atau kekuatan lain.

Hanya gangguan trans yang involuntair (di luar kemampuan individu) dan
bukan merupakan aktivitas yang biasa, dan bukan merupakan kegiatan
keagamaan atau pun budaya, yang boleh dimasukan ke dalam
pengertian ini.

Tidak adanya penyebab organik (Misal epilepsi di lobus temporalis, cedera


kepala, intoksikasi zat psikoaktif), dan bukan bagian dari gangguan jiwa
tertentu (Misal skizofrenia, gangguan kepribadian multiple)

19
20

F44.4
GANGGUAN
MOTORIK
DISOSIATIF
Bentuk yang paling umum dari gangguan
ini adalah ketidakmampuan untuk
menggerakan seluruh atau sebagian
dari anggota gerak (tangan atau kaki)

Gejala tersebut seringkali


menggambarkan konsep dari penderita
mengenai gangguan fisik yang berbeda
dengan prinsip fisiologik maupun anatomi
21

F44.5 KONVULSI DISOSIATIF

Konvulsi disosiatif (pseudo seizures) dapat


sangat mirip dengan kejang epleptik dalam hal
gerakan-gerakannya, akan tetapi sangat jarang
disertai lidah tergigit, luka serius karena jatuh
saat serangan, dan mengompol. Juga tidak
dijumpai kehilangan kesadaran atau hal
tersebut diganti dengan keadaan seperti stupor
atau trans
F44.6 ANESTESI DAN KEHILANGAN
SENSORIK DISOSIATIF
Gejala anestesi pada kulit seringkali mempunyai batas-batas yang tegas
(menggambarkan pemikiran pasien mengenai fungsi tubuhnya dan bukan
menggambarkan kondisi klinis sebenernya)
Dapat pula terjadi perbedaan antara hilangnya perasaan pada berbagai
jenis modalitas penginderaan yang tidak mungkin disebabkan oleh
kerusakan neurologis, misalnya hilangnya perasaan dapat disertai dengan
keluhan parestesi
Kehilangan penglihatan jarang bersifat total, lebih banyak berupa gangguan
ketajaman penglihatan, kekaburan atau “tunnel vision” (area lapangan
pandangan sama, tidak tergantung pada perubahan jarak mata dari titik
fokus). Meskipun ada gangguan penglihatan, mobilitas penderita dan
kemampuan motoriknya seringkali masih baik.
Tuli disosiatif dan anosmia jauh lebih jarang terjadi dibandingkan dengan
hilang rasa dan penglihatan

22
23
F44.7 GANGGUAN DISOSIATIF
(KONVERSI) CAMPURAN

Campuran dari gangguan-gangguan tersebut di


atas (F44.0-F44.6)
24
F44.8 GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI)
LAINNYA

F44.80 Sindron Ganser (Ciri khas: “approximate answer” disertai


beberapa gejala disosiatif lain
F44.81 Gangguan kepribadian multipel
F44.82 Gangguan disosiatif (konversi) sementara masa kanak-
kanak dan remaja
F44.88 Gangguan disosiatif (konversi) lainnya YDT, (termasuk:
psychogenic confusion, twilight state)
F44.9
GANGGUAN
DISOSIATIF
(KONVERSI) YTT

25
DISSOCIATIVE IDENTITY
DISORDER

DID adalah suatu gangguan disosiatif dimana seseorang memiliki dua


atau lebih kepribadian yang berbeda atau kepribadian pengganti
(alter).

Kepribadian ganda terbentuk dari rasa traumatik masa kecil yang


biasanya terjadi antara umur 4-6 tahun. Penderita menghibur diri sendiri
dari sesuatu yang menyakitkan dengan menciptakan kepribadian lain
buat menampung semua perasaannya. Dengan kata lain anak berusaha
melindungi dirinya dari hal yang kurang mengenakan yang pernah
dialami (Welldan, 2012)
300. 14 (F44.81) DSM V
DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER

Gangguan identitas ditandai dengan dua atau lebih keadaan kepribadian


yang berbeda, yang dapat dijelaskan dalam beberapa kebudayaan sebagai
pengalaman kepemilikan. Gangguan identitas melibatkan diskontinuitas
ditandai dalam kesadaran diri dan sense of agency, disertai dengan
perubahan alter yang berkaitan dengan afek, perilaku, kesadaran, memori,
persepsi, kognisi, dan/atau fungsi sensorik-motorik. Tanda-tanda dan gejala
dapat diamati oleh orang lain atau dilaporkan oleh individu.
Kegagalan mengingat kembali kegiatan sehari-hari, informasi pribadi yang
penting, dan /atau peristiwa traumatik yang tidak sesuai dilupakan
Gejalanya menyebabkan distress klinis signifikan atau penurunan
bidang sosial, pekerjaan, atau lainnya yang penting dari fungsi
Gangguan ini bukan bagian normal dari praktik budaya atau agama
diterima secara luas
Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari substansi (misalnya,
hilang kesadaran atau perilaku kacau selama mabuk alkohol) atau kondisi
medis lain. (misalnya, kejang parsial kompleks

27
GANGGUAN TIC Hello!
I am Jayden Smith
I am here because I love to give presentations.
You can find me at @username

28
F95. GANGGUAN TIC (PPDGJ 3)



Tic adalah suatu gerakan motorik (yang
lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas
tertentu) yang tidak di bawah
pengendalian, berlangsung cepat, dan
berulang-ulang, tidak berirama, atau pun
suatu hasil vokal yang timbul mendadak dan
tidak ada tujuannya yang nyata. Tic jenis
motorik dan jenis vokal mungkin dapat dibagi
dalam golongan sederhana dan yang kompleks,
sekalipun penggarisan batasnya kurang jelas.

29
F95. GANGGUAN TIC


▫ Ciri khas terpenting yang membedakan tic dari gangguan
motorik lainnya ialah gerakan yang mendadak, cepat, sekejab,
dan terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan neurologis yang
mendasari; sifatnya yang berulang-ulang; biasanya terhenti saat
tidur, dan mudahnya gejala itu ditimbulkan kembali atau ditekan
dengan kemauan.
▫ Kurang beriramanya tic itu yang membedakannya dari gejala
stereotipik berulang yang tak pada beberapa kasus autisme dan
retardasi mental. Aktivitas motorik manneristik yang tampak
pada gangguan ini cenderung mencakup gerakan yang lebih
rumit dan lebih bervariasi dari pada gejala tic. Gerakan obsesif
kompulsif sering menyerupai tic yang kompleks namun
berbeda karena bentuknya cenderung ditentukan oleh
tujuannya.

30
F95. GANGGUAN TIC

▪ “
Tic seringkali terjadi sebagai fenomena tunggal
namun tidak jarang disertai variasi gangguan
emosional yang luas khususnya, fenomena obsesif
dan hipokondrik. Namun ada pula beberapa
hambatan perkembangan khas disertai tic. Tidak
terdapat garis pemisah yang jelas antara gangguan
tic dengan berbagai gangguan emosional dan
gangguan emosional disertai tic. Diagnosisnya
mencerminkan gangguan utamanya.
▪ Gangguan ini pada umumnya memenuhi kriteria
diagnosis gangguan tic, tetapi tidak melampaui 12
bulan.
31
F95.1 GANGGUAN TIC MOTORIK
ATAU VOKAL KRONIK
Umumnya memenuhi kriteria untuk gangguan tic motorik atau vokal (namun
bukan kedua-duanya) dan berlangsung selama lebih dari setahun
Tic dapat tunggal atau multipel (tetapi lebih sering bersifat multipel)

32
F95.2 GANGGUAN CAMPURAN TIC MOTORIK
DAN VOKAL MULTIPEL (SINDROM DE LA
TOURETTE) “
▫ Tic motorik multipel dengan satu atau beberapa tic
vokal, yang tidak harus timbul secara serentak dan
dalam riwayatnya hilang timbul
▫ Onset hampir selalu pada masa kanak-kanak atau
remaja. Lazimnya ada riwayat tic motorik sebelum
timbulnya tic vokal. Sindrom ini lebih sering memburuk
pada usia remaja dan lazim pula menetap sampai usia
dewasa
▫ Tic vokal sering bersifat multipel dengan letupan
vokalisasi yang berulang-ulang seperti suara
mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya diucapkan
kata-kata atau kalimat-kalimat yang cabul. Ada kalanya
diiringi gerakan ekopraksia, yang dapat juga bersifat
33 tic motorik, tic
cabul (copropraxia). Seperti juga pada
34

▫ F95.8 Gangguan Tic Lainnya


▫ F95.9 Gangguan Tic YTT
Terimakasih

35

Anda mungkin juga menyukai