Nabi Muhammad SAW sejak kecil sudah menjadi seorang anak yatim, oleh karena itu beliau sangat mencintai
dan menganjurkan umatnya untuk merawat, mendidik dan mencintai anak yatim. Sebelum menjadi rasul nabi
sudah dikenal dengan sifatnya yang jujur. Saat orang-orang Quraisy beselisih saat memperbiki ka’bah dan
menentukan siapa yang akan meletakkan hajar aswad ketempatnya semula maka nabi menyarankan untuk
meletakkan hajar aswad di atas selembar selendang dan meminta seluruh pemuka kabilah untuk bersama-
sama memindahkan hajar aswad di tempat semula, sehingga tidak terjadi pertumpahan darah. Sejak saat itu
beliau dikenal di antara kaumnya dengan sifat-sifat terpuji, sehingga beliau diberi gelar “Al-Amin” artinya orang
yang dapat dipercaya.
Nabi juga sangat sayang terhadap anak, keluarga, orang tua dan masyarakat. pada zaman jahiliyah, penduduk
Mekah tidak menghargai anak perempuan tetapi nabi justru menggendong anaknya Fatimah yang masih balita
sambil tawaf mengelilingi ka’bah. Nabi juga mengajarkan untuk hormat kepada orangtua sebagaimana hadits
beliau yang artinya : “Ibnu Mas’ud bertanya kepada nabi, amalan apa yang paling disukai oleh Allah SWT ?“
nabi bersabda: “mengerjakan solat tepat waktu, kemudian menghormati orang tua dan yang terakhir jihad fi
sabilillah”.
Nabi juga sangat peduli dengan lingkungan terbukti dari anjuran beliau untuk tidak berlebihan dalam
menggunakan air saat berwudhu’, nabi juga mengajarkan untuk tidak melakukan kerusakan di muka bumi.
Tujuan dakwah nabi untuk mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang sejahtera berdasarkan
agama tauhid. Misi kedamaian dan kesejahteraan hidup bukan untuk bangsa arab saja tetapi bagi seluruh alam
sampai sekarang dan akhir zaman.