Anda di halaman 1dari 248

MAULANA WAaAKHIDUDDIN KHAN

————3
5

BUKU KECIL
KEARIFAN
ISLAM
Kisah - Kisah Nabi dan Para Sahabat
yang Penuh Ilham dan Mencerahkan
— io —

Serz Dua
Ya MAULANA WAHIDUDDIN KHAN

BUKU KECIL
KEARIFAN
ISLAM
Kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat
yang Penuh Ilham dan Mencerahkan

Seri Dua
Buru Kec. KeARraN IsLAm
Kisal-kisah Nabi dan Para Sahabat yang Penuh Ilham dan Menerahkan
Oleh Maulana Wahiduddin Khan
Judul Asli An Islamic Treasury of Virtues
A @lledion of inspiring Hionglits, story, guotes and saying of He Proplet Muhammad and his mpanions
Goodword Books, New Delhi, 1999
Copyright O Goodword Books
Hak Terjemahan Indonesia O pada Penerbit
Penerjemah: Mona Raguan: Penyunting: Ben Salim
Cetakan 4, April 2007
Diterbitkan oleh Pustaka Alvabet — Anggota IKAPI
Ciputat Mas Plaza, Blok B/AD, Jl. Ir H. Juanda, Ciputat - Tangerang 15412
Telp. (021) 74704875, 7494032 - Faks. (021) 74704875
e-mail: redaksi @alvabet.co.id
www.alvabet.co.id
Desain sampul: Nur Kholis al-Adib
Tata letak: Priyanto

Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)


Khan, Maulana Wahiduddin
Buku Kecil Kearifan Islam: Kisali-kisah Nabi dan Para Sahabat yang Penuh Ilham dan Mencerahkan
oleh Maulana Wahiduddin Khan:
Cet. 4 — Jakarta: Pustaka Alvabet, April 2007: 248 hlm. 11,5 x 15,5 cm.
ISBN 979-3064-12-9
1. Akhlak 2. Islam sebagai pedoman hidup
1. Judul 297.5
Kata Pengantar
Salah satu cara memperkenalkan Islam, dalam arti menafsirkan,
ialah dengan penjelasan-penjelasan akademis yang membuat peng-
ajaran Islam lebih mudah dipahami dan lebih efektif. Cara ini telah
dan akan terus menjadi bagian dari dakwah Islam.
Ada cara lain untuk memperkenalkan Islam. Yaitu menerjemah-
kannya dari bahasa Arab ke bahasa lain tanpa perubahan, tambah-
an, maupun penjelasan-penjelasan. Metode inilah yang dipakai
dalam buku ini. Perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW
dan para sahabatnya dihimpun dan disajikan dalam gaya yang

€v
sederhana dan langsung. Satu-satunya tambahan adalah pembuat-
an judul-judul untuk menandai perkataan dan peristiwa yang ber-
lainan.
Selama berabad-abad sejarah hidup Rasulullah SAW dan para
sahabatnya disajikan sebagai contoh sempurna ketakwaan kepada
Allah SWT untuk seluruh manusia, dan akan terus berlanjut sam-
pai Hari Kiamat kelak. Oleh karena itu halaman sejarah ini dijaga
Allah sedemikian rupa sehingga siapapun yang berminat untuk
mempelajari teladan mereka, dapat mengetahui, bahkan sampai
hari ini, bagaimana mereka hidup dan meninggal.
Buku ini, yang merupakan kumpulan catatan tentang perbuat-
an dan perkataan yang terpilih untuk menjadi teladan, memberikan
gambaran otentik pandangan hidup Islami. Buku ini mampu mem-
berikan cahaya peri hidup Rasulullah SAW dan para sahabatnya,

vi @ Buku KeciL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


sehingga seseorang dapat hidup dengan teladan mereka agar rah-
mat dan pertolongan Allah selalu menaunginya, dan di Hari Akhir
kelak mendapatkan pahala atas perbuatan baik yang telah dilaku-
kannya di dunia ini.
Selain dapat menjadi bahan pelajaran dan latihan individu,
buku ini juga sangat bermanfaat untuk ditelaah di perkumpulan
atau di majelis taklim di masjid-masjid, karena menyajikan materi
yang berharga.

Maulana Wahiduddin Khan

KATA PENGANTAR &@ vii


Daftar Isi
Kata Pengantar
Adab Berbicara
HH

Adab Bermasyarakat 45
ph

Memberi karena Allah 79


IP»

Nilai-nilai Islam 97
Watak Islam 133
Keadilan 159
ND

Persatuan 173
8. Pertolongan Allah 195
9. Mencari Nafkah 215
10. Mengajak pada Kebenaran 227

X &@ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


YAdal
Berlicara
Tidak mendendam
Sekelompok orang marah dan menghempaskan Abu Bakrah ke
tanah, karena ia dituduh telah berbuat salah terhadap mereka.
Anaknya, Abdul Aziz, kemudian datang, namun Abu Bakrah
menyuruhnya menahan diri, sembari bersumpah kepada Allah
bahwa apabila nyawa seseorang mesti dilepas dari muka bumi ini,
haruslah dengan alasan yang semestinya.
Ketika anaknya menanyakan mengapa, ia menjawab, “Karena
aku kuatir masih hidup dalam keadaan tidak mampu beramar
makruf dan nahi munkar. Bila saat itu terjadi, maka di bumi ini
tidak ada lagi kebaikan.”

&

2 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


Mengkritik tanpa melukai
Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, ia menu-
runkan Khalid bin Walid dari jabatannya sebagai Gubernur Syiria.
Nashirah bin Sahmi meriwayatkan, Khalifah Umar memberikan
khotbah di Jabiya, menjelaskan keputusannya itu.
“Aku memerintahkan agar kekayaan negara dipelihara untuk
para pendatang miskin, tapi dia (Khalid bin Walid) membagi-
bagikannya kepada orang-orang yang berstatus tinggi dan yang
memuji-mujinya. Itu sebabnya aku bebastugaskan dia dan kutun-
juk Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menggantikannya.”
Abu Amr bin Hafs, kerabat Khalid, yang hadir ketika itu, tiba-
tiba melompat sampai ke kaki Umar dan berkata, “Demi Allah,
tidak ada pembenaran atas tindakan menggusur seseorang yang di-
tunjuk oleh Rasulullah sendiri, sebagaimana tidak ada alasan me-
nyarungkan pedang yang telah dihunus Nabi, ataupun meletakkan

Aoas Bersicara 6 3
bendera yang telah ia tegakkan. Engkau perlakukan kerabatmu
sendiri dengan motif balas dendam.”
Umar mendengarkan ucapan Abu Amr hingga selesai. Ke-
mudian ia menjawab dengan lemah-lembut: “Engkau adalah ke-
rabat Khalid, dan kau masih sangat muda. Kau bela dia mati-mat-
ian semata-mata karena dia adalah anak pamanmu."

&

Perselisihan dan kebenaran


Pada masa kekhalifahannya, Abu Bakar memberikan tunjangan
yang sama kepada seseorang tanpa memandang kedudukan dan
statusnya. Ia pernah mendapat saran agar Muhajirin dan Anshar
diberi bagian lebih banyak daripada muslimin lainnya.
Tapi Abu Bakar menolak dan berkata, “Mereka memiliki ke-

4 &@ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


dudukan di sisi Allah. Tunjangan ini adalah menyangkut kehidup-
an dunia yang sebaiknya dibagi rata."
Khalifah Umar berbeda dalam masalah ini. Ia menerapkan sis-
tem yang membedakan besar tunjangan antara seseorang dengan
lainnya. Sebanyak 5.000 dirham untuk Muhajirin dan Anshar, 4.000
dirham untuk kaum muslimin lainnya. Sesuai dengan sistem ter-
sebut, Usamah bin Zaid menerima 4.000 dirham, sedangkan putera
Umar sendiri, Abdullah, menerima 3.000.
Abdullah bin Umar bertanya kepada ayahnya, mengapa ia me-
nerima bagian lebih kecil dari Usamah. “Kedudukan apa yang ia
atau ayahnya miliki, yang tidak kupunyai?” ia menggugat.
Jawab Umar: “Usamah dan ayahnya lebih dicintai Nabi ketim-
bang engkau dan ayahmu.”
Menurut riwayat, Umar akhirnya kembali menggunakan sistem
yang diterapkan Abu Bakar, karena lebih praktis.

Aoas Bersicara &@ 5


&

Sumpah adalah sumpah


Pada awal Perang Hunain, kaum muslimin terdesak mundur
oleh musuh, dan meninggalkan Rasulullah dan beberapa orang,
untuk mempertahankan tanah mereka. Rasulullah kemudian mene-
riaki mereka agar kembali bergabung, namun suaranya lenyap di-
telan hiruk-pikuk pertempuran.
Kemudian Nabi menoleh kepada Abbas, yang memiliki suara
lantang luar biasa, agar meneriaki mereka: “Wahai yang berikrar di
Hudaybiah! Wahai yang berjanji di Bai'atur Ridwan!” guna meng-
ingatkan mereka atas sumpah setia kepada Nabi untuk berjuang
sampai tetes darah terakhir.
Segera saja teriakan tersebut mendapat sambutan dari segala

6 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


penjuru, “Labbaik! Kami datang!” Kaum Muhajirin dan Anshar pun
berbondong-bondong mendekati Nabi. Abbas menggambarkan
kejadian tersebut seperti menghamburnya anak-anak sapi kepada
induknya.

&

Menghentikan langkah karena


mendengar ayat al-Our'an
Abdullah bin Abbas menceritakan kisah Uaynah bin Hisn yang
datang ke Madinah dan tinggal bersama kemenakannya, Hur bin
Oays. Meski masih belia, Hur termasuk dalam kelompok orang
yang dekat kepada Khalifah Umar karena pemahamannya terhadap
Alguran. Siapapun yang memiliki pemahaman tinggi terhadap
Alguran, tua maupun muda, mendapatkan tempat khusus dalam

Aoas Bersicara &@ 7


diskusi-diskusi yang diselenggarakan oleh Khalifah dan dalam
rapat-rapat Dewan.
Oleh karena itu, Uaynah meminta kemenakannya mengguna-
kan kedekatannya itu agar ia dapat bertemu dengan Khalifah. Umar
kemudian setuju menemui Uaynah yang memanggilnya dengan
Binul Khattab, dan berkata, “Engkau tidak melimpahkan kekayaan
kepada kami, juga tidak memperlakukan kami dengan adil”.
Ketika sampai pada ucapan itu, Umar menjadi sangat marah
dan hampir menerjang Uaynah, namun Hur berkata, “Ya Amirul
Mukminin, Allah menyuruh RasulNya untuk menjadi pemaaf,
mengerjakan kebaikan, dan berpaling dari orang-orang jahil (OS.
7:199). Sesungguhnya Uaynah ini adalah orang jahil”.
Abdullah bin Abbas menceritakan, betapa saat mendengar
ayat tersebut dibacakan, Umar tidak beranjak sedikit pun. Ini
adalah kebiasaannya menahan langkah setiap kali mendengar ayat
al-Our'an dibacakan.

8 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


&

Kebenaran tidak boleh diliputi prasangka


Beberapa tahun sebelum hijrah kaum muslimin ke Madinah,
Mus'ab bin Umair diperintahkan Rasulullah ke sana. Ketika sampai
di kota itu, ia perlahan-lahan mulai menyampaikan ajaran Islam
kepada penduduk dengan membacakan ayat-ayat al-Our'an. Saad
bin Muadz, kepala suku Bani Abdul “Asyhal, menjadi gusar atas
aktivitas Mus'ab.
Pada suatu hari, dengan menghunus lembing, Saad mencari
Mus'ab. Di dekat sebuah sumur di pinggiran kota, Saad menemu-
kan seorang Muslim Mekkah sedang berbicara kepada kerumunan
orang mengenai Islam. Sembari mendekat, Saad bertanya dengan
nada marah: “Siapa yang membawa orang asing ini ke mari, yang
menjadikan masyarakat kita yang lemah menjadi sesat? Apakah

Aoas Bersicara &@ 9


kalian ingin sesuatu yang kita benci tumbuh di tengah-tengah kita?
Mulai saat ini aku tidak ingin menemui kalian lagi.”
Asad bin Zurarah, yang telah menerima Islam dan anggota suku
yang dipimpin Saad, menanggapi, “Sepupuku, dengarkan dulu apa
yang hendak disampaikan orang itu. Bila tidak masuk akal, tolaklah,
tapi jika itu masuk akal maka engkau dapat menerimanya.”
Kemarahan Saad pun mereda, dan ia bertanya tentang ajaran
yang disampaikan Mus'ab. Sambil mengulang, Mus'ab mem-
bacakan Surat Az-Zukhruf. Kemarahan Saad pun lenyap. Seluruh
cara pandangnya berubah, dan beberapa hari kemudian ia meneri-
ma Islam.
Saad sendiri akhirnya mulai berdakwah di antara Bani Abdul
“Asyhal. Di antara ucapannya adalah: “Bila seseorang, tua atau mu-
da, laki-laki atau wanita, ragu tentang agama ini, sampaikanlah
ajaran yang lebih baik agar kami dapat menerimanya. Demi Allah,
kita harus tunduk kepada agama yang telah kita terima ini."
10 @ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
&

Menghargai kritik
Umar berkata, “Semoga Allah membalas kebaikan orang yang
menyampaikan kekurangan-kekurangan diriku."

&

Berbuat adil tanpa pandang bulu


Ali bin Abi Thalib kehilangan baju tempurnya pada Perang
Jamal. Suatu hari, ketika sedang berjalan di pasar, ia melihat se-
orang Kristen sedang menjual beberapa baju tempur. Salah satu di
antaranya adalah miliknya.
la memanggil orang Kristen itu dan memberitahu bahwa ma-
salah ini akan ia bawa ke Pengadilan Islam. Ali, yang saat itu adalah
Aoas Bersicara @ 11
Amirul Mukminin, meminta Hakim Agung Syuraih untuk men-
gadili sengketa antara dia dengan orang Kristen tersebut.
Syuraih lalu meminta Khalifah Ali menyampaikan perkaranya.
“Baju tempur itu adalah milikku,” ucapnya. “Dan apa jawabmu,"
tanya hakim kepada orang Kristen yang dituduh oleh Amirul
Mukminin memalsukan fakta. “Baju itu milikku,” jawabnya.
Hakim bertanya kepada Khalifah Ali mengenai saksi, dan ia
mendatangkan anaknya, Hasan, dan budaknya, Oambar. Hakim
menyuruh Khalifah untuk mencari saksi selain Hasan.
“Apakah engkau akan menolak kesaksian Hasan?” tanya
Khalifah.
“Bukan itu masalahnya,” jawab Hakim Syuraih. “Engkau sendiri
yang mengajariku bahwa kesaksian anak untuk meringankan ayah-
nya tidak dapat diterima.”

&
12 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Saat bicara, saat diam
Saat menggambarkan berkumpulnya para sahabat dengan
Rasulullah, Ali bin Abi Thalib berkata, “Ketika Rasulullah ber-
bicara, mereka menundukkan kepala seakan-akan ada burung yang
hinggap di atasnya. Mereka ganti berbicara hanya ketika
Rasulullah telah selesai bicara, dan tidak ada seorang pun yang cek-
cok di hadapan beliau.
“Ketika seseorang sedang bicara, yang lainnya akan men-
dengarkan dengan tenang sampai selesai. Dengan demikian setiap
orang memiliki kesempatan yang sama untuk bicara.”

&

Jawab, dan jangan marah-marah


Pada awal kenabiannya, Rasulullah dapat meneruskan dakwah
Aoas Berbicara @ 13
karena perlindungan pamannya, Abu Thalib. Namun, pada tahun
kesepuluh kenabian, pamannya meninggal, dan masyarakat
Mekkah kini bebas menyerang beliau, memutuskan beliau dari
ikatan kesukuan yang memaksa Nabi mencari pelindung baru.
Dengan ditemani Abbas, pamannya, Nabi pergi ke pasar raya
Ukaz, untuk menemui sepuluh kepala suku dan meminta mereka
agar memberikan perlindungan kepadanya untuk meneruskan dak-
wah. Namun karena takut kepada kaum Ouraisy, tak seorang pun
mau memberikan perlindungan kepada Nabi.
Tahun berikutnya, Nabi melakukan hal yang sama dengan
mendatangi pasar raya untuk mendapatkan perlindungan. Kali ini,
beliau bertemu enam orang dari Bani Aus dan Khazraj yang berasal
dari Yatsrib (Madinah) dan menyampaikan ajaran Islam. Ketika
mereka meminta penjelasan mengenai sifat wahyu yang beliau teri-
ma, Nabi membacakan Surat Ibrahim. Hanya dengan surat terse-
but, hati mereka menjadi luruh dan menerima Islam sebagai agama

14 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


mereka.
Peristiwa itu berlangsung di malam hari, dan suara mereka ter-
dengar oleh Abbas bin Abdul Mutthalib yang sedang lewat. Ia
mengenali suara Rasulullah, dan segera datang, kemudian bertanya
kepada kemenakannya (Nabi) siapakah yang beliau ajak bicara itu.
Nabi memberitahu pamannya bahwa mereka berasal dari Yatsrib
dan beliau menyampaikan dakwah sebagaimana yang disampaikan
kepada suku-suku lain.
“Mereka menerimanya dan beriman,” ucap Nabi. “Mereka ingin
mengajakku pindah ke kota mereka”.
Abbas turun dari untanya dan mendatangi mereka. Ia mem-
peringatkan orang-orang Aus dan Khazraj bahwa tidak ada se-
orang pun yang lebih ia cintai selain kemenakannya itu.
“Kalian telah membawa Islam ke dalam hati kalian dan beriman
kepadanya,” ujar Abbas. “Tapi jika kalian ingin membawanya ke
tempat kalian, aku pertama-tama ingin membuat perjanjian dengan
Aoas Bersicara @ 15
kalian agar pikiranku tenang. Kalian harus berjanji tidak membikin
malu atau memperdayakannya. Tetangga kalian adalah Yahudi, dan
Yahudi adalah musuhnya. Sejak dulu aku selalu melindunginya
dari persekongkolan mereka."
Asad bin Zurarah, pemimpin rombongan Yatsrib, merasa sakit
hati dengan ucapan Abbas. Ia merasa Abbas sedang menjelek-
jelekkan sifat kaumnya dengan berbicara seperi itu. Ia meminta izin
Nabi untuk menjawab ucapan Abbas. Rasulullah mengijinkan, na-
mun dengan saran, “Jangan marah-marah."

&

Abaikan ucapan sia-sia


Setelah penaklukan Makkah, isteri Abu Sufyan, Hindun binti
Utbah, mendatangi Rasulullah untuk menyampaikan keislaman-
nya. Rasulullah mengucapkan ikrar yang harus ditirukan oleh
16 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Hindun. Ketika Nabi sampai pada kalimat, “Jangan bunuh kelu-
argamu sendiri” Hindun menjawab, “Engkau telah membunuh
seluruh keluarga kami pada Perang Badar, jadi tidak ada yang ter-
sisa yang bisa kami bunuh.”
Nabi tidak bereaksi apapun atas omelan Hindun itu, dan beli-
au menerima sumpah setianya.

&

Menahan diri dari mencemooh


Pada tahun kesembilan setelah hijrah, Rasulullah memimpin pa-
sukan dalam Perang Tabuk. Ketika sampai di sana, beliau melihat
bahwa Kaab bin Malik tidak ada di antara pasukan Muslimin.
“Apa yang terjadi pada Kaab?" tanya Nabi.
Seorang dari Bani Salmah menyindir bahwa Kaab kesulitan

Aoas Bersicara @ 17
bangun dari bawah lapiknya. Ia terlalu sibuk mengagumi pundak-
nya.
Muadz bin Jabal membantah ucapan itu. “Itu adalah ucapan
yang bodoh,” ujarnya. Lalu, sambil berpaling kepada Nabi, ia
berkata, “Ya Rasulullah, kita tidak mengetahui apapun tentang
Kaab kecuali kebaikan."

&

Menahan lidah adalah kunci kebajikan


Suatu kali, dalam perjalanan bersama Rasulullah, Muadz bin
Jabal meminta beliau memberi petunjuk bagaimana seharusnya
berperilaku agar ia dapat langsung masuk ke surga dan terhindar
dari api neraka.
“Engkau menanyakan sesuatu yang berat sekali,” jawab Nabi,

18 @ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


“tapi hal itu tidak sulit dilakukan seseorang bila Allah menjadikan-
nya mudah. Berbaktilah kepada Allah. Jangan menyekutukannya
dengan apapun. Dirikan salat, bayarlah zakat, berpuasalah, dan
berhajilah.”
Kemudian Rasulullah melanjutkan, “Maukah kau kuberitahu
gerbang seluruh kebajikan? Berpuasalah, karena puasa adalah
pelindung: bersedekahlah, sebab sedekah akan menghilangkan
dosa seperti air yang memadamkan api: dan salat serta berdoalah
di tengah malam. Dan maukah kau kuberitahu fondasi, tiang dan
atap bangunan agama?”
Muadz menunjukkan minatnya yang besar agar diberitahu.
“Fondasinya adalah Islam, tiangnya adalah salat, atapnya adalah ji-
had fisabilillah,” ujar Nabi.
Kemudian Nabi bertanya kepada Muadz, “Maukah kau ku-
beritahu kunci segala hal tersebut?”

Aoas Bersicara @ 19
Lagi-lagi Muadz sangat ingin diberitahu. Rasulullah menjulur-
kan lidahnya dan menahannya dengan ibu jari dan telunjuk beliau,
kemudian berkata, “Kendalikan ini.”
Muadz bertanya, “Apakah kita dimintai tanggung jawab atas
ucapan-ucapan kita?”.
“Semoga ibumu meratapimu,” jawab Nabi. “Lalu apalagi selain
lidah mereka sendiri yang akan menyungkurkan mereka ke api
neraka?”

&

Jangan pernah mencela makanan


Apapun makanan yang dihidangkan ke hadapan Rasulullah,
beliau tidak pernah mencelanya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
Rasulullah tidak pernah cerewet terhadap makanan. Bila berkenan,

20 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


beliau akan makan. Bila tidak, makanan itu beliau tinggalkan saja
— tanpa dicelanya.

&

Menjawab kritik dengan tenang


Seorang wanita Bani Asad mendatangi Abdullah bin Masud
dan berkata kepadanya, “Aku mendengar bahwa engkau melaknat
orang yang membuat tato dan yang ditato. Tapi aku telah memba-
ca al-Our'an dari permulaan hingga akhir, dan tidak ada satu pun
yang berkaitan dengan masalah itu. Di samping itu, aku berani
bertaruh bahwa anggota keluargamu sendiri memiliki tato.”
Abdullah bin Masud mempersilakan wanita itu untuk masuk
ke rumahnya dan memeriksanya sendiri. Ia pun memeriksa dan
ternyata tak seorang pun yang bertato.

Aoas Bersicara &@ 21


Ketika ia kembali, Abdullah bertanya kepadanya, “Sudahkah
engkau baca ayat al-Ouran bahwa apapun yang diperintahkan
Nabi turutilah, dan apapun yang dilarang Nabi jauhilah?” Wanita
itu menjawab ya.
“Nah, tato adalah hal yang dilarang Nabi.”

&

Menunda hingga jelas informasinya


Abdullah bin Umar meriwayatkan betapa setelah Rasulullah
wafat, masyarakat Arab dan Persia mulai melepaskan keislaman-
nya. Mereka berdalih bahwa dengan wafatnya Rasulullah, tidak
ada keharusan lagi mengikuti Islam, sebab hanya karena beliaulah
kaum muslimin mendapat pertolongan Allah. Dengan alasan ini
mereka membujuk orang-orang Nihawand untuk membuat
persekongkolan jahat.
22 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
Pengganti Rasulullah, Abu Bakar, mengumpulkan Muhaijirin
dan Anshar dan memberitahu bahwa orang-orang Arab telah mur-
tad dan tidak lagi membayar zakat tanaman dan onta. Sedangkan
orang-orang Persia berniat menyerang kaum muslimin dengan
sekutu baru mereka dari Nihawand.
“Mereka mengatakan bahwa setelah wafatnya Rasulullah, Allah
tidak akan lagi menolong muslimin,” kata Abu Bakar. “Apa nasihat
yang akan kalian berikan padaku? Aku hanya manusia biasa seper-
ti kalian. Kenyataannya, akulah yang paling kurang bisa menang-
gung beban kekhalifahan.”
Hening menyaput setelah Abu Bakar selesai bicara. Akhirnya,
Umar memecah suasana dengan memberikan nasihatnya.

&

Aong Bersicara &@ 23


Hati-hatilah bicara
Pada pertempuran Siffin tahun 657 M, kaum muslimin saling
berperang. Ketika Umar bin Abdul Aziz ditanya tentang siapa yang
mati celaka dan siapa yang mati selamat, ia menjawab, “Allah telah
menghindarkan tanganku dari darah mereka. Semoga lidahku pun
tidak ternoda olehnya.”

&

Bebas mengkritik tapi hindari pertengkaran


Ketika suatu hari Taus bertemu dengan Wahab bin Munabbih,
ia memperkenalkan diri sebagai Abu Abdillah, dan memberitahu
bahwa tuduhan yang menyeramkan telah ditimpakan kepadanya
bahwa ia mengatakan Allah-lah yang menyebabkan rakyat Sodom
dan Gomorah menjadi homoseks.

24 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


Wahab hanya menjawab, “Allah melarang (hal itu), dan tidak
ada argumen berikutnya.

&

Mengkritik dengan semangat membangun,


menghindari tuduhan yang tidak adil
Abdullah bin Umar benar-benar menghindarkan dirinya dari
peperangan sesama kaum muslimin yang akhirnya menyebabkan
ter$bunuhnya Ali bin Abi Thalib. Ketika kawan sebayanya
menuduh ia tidak mau berpartisipasi dalam jihad, ia menjelaskan
pendiriannya dengan bertanya, “Apakah dibolehkan seorang mus-
lim menumpahkan darah saudaranya?”.
la juga menganggap perang tersebut bukanlah jihad, tapi pem-
bunuhan dan pertumpahan darah sesama. Lawan bicaranya, yang

Aons Bersicara 6 25
tidak puas dengan penjelasan Abdullah, mengatakan bahwa
Abdullah memang sengaja membiarkan para sahabat Nabi saling
membunuh, sehingga ketika tinggal ia seorang yang hidup, kaum
muslimin akan mengangkatnya sebagai Amirul Mukminin.
Tuduhan-tuduhan tersebut dilancarkan, meskipun kenyataan-
nya Abdullah bin Umar adalah seorang yang benar-benar ikhlas,
saleh, dan pandai.
&

Pertanda belajar benar:


sanggup menerima kritik
Diriwayatkan oleh Said bin Abi Arubah, bahwa seseorang
yang tak sanggup menerima kritik bukanlah orang terpelajar.

&
26 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
Jangan berdusta
Seorang Badui mendatangi Rasulullah dan bertanya kepada be-
liau perbuatan apakah yang akan membawanya ke surga.
Rasulullah menjawab, “Bebaskan tawanan, bagikan susu onta
kepada sesamamu agar mereka bisa ikut menikmatinya. Sambung-
lah silaturahmi terhadap orang-orang yang memutuskannya
darimu, berilah makan orang-orang lapar, legakan tenggorokan
orang yang haus, anjurkan kebaikan dan cegah kemungkaran.
“Kalau engkau tidak sanggup melakukan perbuatan-perbuatan
tersebut, paling tidak janganlah berdusta.”

&

Aong Bersicara & 27


Melindungi orang lain sama dengan
melindungi diri sendiri
Abu Ayyub Al-Anshari pernah mendengar perkataan Ra-
sulullah, namun kemudian ragu-ragu mengenai kalimat persisnya.
Orang lain yang juga hadir saat itu adalah Ugbah bin Amir, yang
kemudian tinggal di Mesir. Untuk mencari kata-kata tersebut, Abu
Ayyub mengendarai onta dan pergi ke Mesir.
la berhasil menemukan rumah Ugbah, dan segera setelah mere-
ka saling menguluk salam, ia pun meminta Ugbah untuk meng-
ulangi ucapan Rasulullah berkenaan dengan menyembunyikan ke-
salahan seorang muslim. Karena, sebagaimana ia sampaikan, di
samping mereka berdua, tidak ada seorang pun yang mendengar
ucapan tersebut yang masih hidup.
Ugbah memenuhi permintaan Abu Ayyub dengan menirukan
ucapan Nabi: “Pada Hari Pembalasan kelak, Allah akan menyem-
28 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
bunyikan kesalahan seorang mukmin yang menyembunyikan ke-
salahan saudaranya dari penghinaan di dunia.”

&

Pendusta adalah munafik


Ketika Rasulullah ditanya mungkinkah seorang mukmin men-
jadi pengecut? “Mungkin saja,” jawab Nabi. Ketika ditanyakan
mungkinkah seorang mukmin bersifat kikir? Rasul pun mengiya-
kan. Namun ketika beliau ditanya mungkinkah seorang mukmin
berdusta, beliau menjawab tidak mungkin.
Hudzaifah berkata, pada masa Rasulullah masih hidup, berdus-
ta sama saja dengan menjadi munafik. “Dan sekarang,” ia melan-
jutkan, “aku mendengar kalian semua berdusta sepuluh kali sehari.”

&
Aons Bersicara 6 29
Melihat ucapan dari sudut pandang khusus
Sahabat Nabi, pada suatu saat berdoa: “Ya Allah, rahmatilah
kami dan Muhammad, jangan masukkan orang-orang selain kami
dalam rahmat-Mu.” Dilihat dari sudut pandang tertentu, ucapan
tersebut dapat ditafsirkan bahwa sahabat Nabi memandang hina
kepada saudara-saudaranya sendiri. Mengapa mereka berdoa agar
orang lain dikeluarkan dari rahmat Allah?
Namun, yang lain mungkin memandang dari sudut lain, dan
setuju dengan pendapat Maulana Syah Fadhl arRahman Ganj-
Muradabadi yang mengatakan bahwa ucapan tersebut tidak di-
dasari kebencian, melainkan akibat dari cinta yang mendalam kepa-
da Allah.

&

30 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


Pikir dulu sebelum berucap
Diriwayatkan dari Abdullah Tastari, barangsiapa yang mem-
buat bid'ah pada agama ini akan dimintai pertanggungjawaban di
Hari Pengadilan. “Bila sesuai dengan ajaran Nabi, selamatlah ia.
Namun bila bertentangan, ia akan menjadi bahan bakar neraka.”

&

Banyak bicara bukan cermin kepandaian


Ibnu Uaynah berkata, “Orang yang paling sedikit ilmunya
adalah yang tidak tahu malu dalam memberi putusan atas per-
soalan agama.”

&

Aong Bersicara & 31


Tuduhan yang keliru adalah
kejahatan terbesar
Menurut Ali bin Abi Thalib, hal paling jahat yang dilakukan
manusia ialah menimpakan tuduhan keliru kepada orang yang
tidak bersalah.

&

Tidak mampu mengendalikan lidah


adalah kejahatan
“Maukah kalian kuberitahu siapakah si Jahat itu?” tanya Ra-
sulullah kepada para sahabatnya pada suatu saat. Mereka
mengiyakan, dan Nabi berkata, “Mereka itulah penyebar fitnah,
yang menyebarkan benih pertikaian di antara teman, yang mencari-

32 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


cari kesalahan orang yang tidak bersalah.”

&

Bicara seperlunya, simbol kesalehan


Abdullah bin Abbas menyatakan bahwa tidak ada seorang pun
yang lebih baik daripada para sahabat Nabi. Hingga saat wafatnya
Nabi, mereka bertanya kepada beliau hanya sekitar tiga belas
masalah, seluruhnya yang berkenaan dengan al-Our'an.
“Mereka hanya bertanya tentang sesuatu yang benar-benar re-
levan,” ujarnya.

&

Aons Bersicara 6 33
Surga dan neraka berada di lidah manusia
Menurut Abu Darda, bagian tubuh seorang mukmin yang pal-
ing dikasihi Allah adalah lidahnya. Karena dengan lidahnya ia
menegakkan kebenaran yang menjadikannya masuk surga. Dan
bagian tubuh seorang kafir yang paling dibenci Allah adalah lidah-
nya. Karena dengan lidahnya ia mengingkari kebenaran yang men-
jadikannya masuk neraka.

&

Diam adalah perbuatan baik


“Tetaplah diam sampai engkau mempunyai sesuatu yang baik
untuk disampaikan,” sabda Nabi.

&
34 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
Orang yang bertakwa adalah
yang menahan lidahnya
Ketika dimintai nasihat, Abdullah Said berkata: “Puaskan
dirimu dengan apa yang engkau miliki di rumah. Tahan lidahmu,
dan menangislah ketika mengingat dosa-dosamu."

&

Kebanyakan dosa diakibatkan lidah


“Kebanyakan dari dosa manusia disebabkan oleh lidahnya
sendiri,” sabda Nabi.

&

Aons Bersicara 6 35
Tahu kapan harus bicara dan
kapan harus diam
“Belajarlah diam sebagaimana kalian belajar untuk bicara,” ujar
Abu Darda. “Diam itu memerlukan pengekangan yang besar. Lebih
baik mendengar daripada bicara, terutama untuk menghindari
bicara sesuatu yang bukan urusanmu. Jangan menjadi orang yang
tertawa tanpa terkendali, atau bepergian tanpa tahu tujuan.”

&

Jangan gampang curiga


Ketika Shaftyyah, isteri Rasulullah yang baru dinikahi beliau,
datang pertama kali di Madinah dari Khaibar, ia menginap di salah
satu rumah milik Haritsah bin Numan. Aisyah, yang ingin mene-
mui Shafiyyah, dengan berkerudung masuk ke dalam rumah
36 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
Haritsah bersama dengan serombongan orang yang ingin menemui
pengantin tersebut.
Ketika Aisyah pulang, Rasulullah yang mengetahuinya,
mengikuti dan memanggilnya, “Wahai Aisyah, bagaimana pen-
dapatmu mengenai Shafiyyah?”
“Aku telah melihat seorang perempuan Yahudi,” jawabnya.
“Janganlah berkata begitu,” ujar Nabi, “karena ia telah masuk
Islam dan beriman dengan baik.”

&

Sifat hati-hati orang yang


bertakwa kepada Allah
Sekali waktu, Khalifah Umar bin Khattab berkhotbah. Setelah
bertasbih dan bertahmid, ia meminta kepada jamaah agar tidak
Aoas Bersicara 6 37
berlebihan dalam menetapkan mas kawin. “Jika aku mendengar ada
yang menetapkan mas kawin lebih dari 400 dirham, maka aku akan
mengambil kelebihannya dan akan kusimpan di Baitul Mal.”
Khalifah Umar masih berdiri di mimbar, ketika seorang wanita
Ouraisy bangkit dan berkata, “Amirul Mukminin, mana yang akan
kami jalankan, apa yang Kitabullah katakan, ataukah perkataan-
mu?”
“Kitabullah,” jawab Umar, sambil menanyakan maksud ucapan
wanita itu.
“Engkau baru saja melarang mas kawin yang melebihi jumlah
tertentu. Namun al-Ouran mengatakan: Janganlah kalian ambil
mas kawin yang telah kalian berikan padanya, meskipun itu berupa
segenggam emas”.
“Kalian lebih tahu daripada Umar,” ujar Khalifah berulang-ulang.
Kemudian ia berpaling lagi kepada jamaah. “Saya hanya
menyuruh agar kalian tidak berlebih-lebihan dalam menetapkan
38 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
mas kawin,” ujarnya, dan kemudian mengubah pernyataannya. Ia
melanjutkan, “Namun terserah kalian seberapa besar yang ingin
kalian berikan. Pikirkanlah, jika memang besarnya mas kawin me-
nunjukkan tingginya derajat, tentunya anak-anak dan isteri-isteri
Rasulullah lebih layak untuk itu.” (mereka umumnya menerima
mas kawin dalam jumlah kecil).

&

Teguran terbuka adalah karakter Islam


Adi bin Hatim suatu ketika berujar, “Selama kalian sanggup
mengenali kejahatan dan tidak membenci perbuatan baik, selama
seorang alim mampu berdiri dan memberi nasihat tanpa kuatir
apapun, maka kalian akan tetap berada pada jalur kebajikan.”

&
Aoas Bersicara 6 39
Mengharapkan rahmat Allah
dengan mengasihi sesama
Rasulullah memohonkan rahmat Allah bagi mereka yang mem-
perhatikan sesamanya dalam melakukan pekerjaan dan melaksana-
kan kewajiban mereka.

&

Baik dan buruk tergantung ucapan kita


Nabi berkata: “Kalau engkau berbicara, niatkanlah yang baik.
Hal itu akan bermanfaat bagi kepentinganmu. Dan hindarilah ucap-
an yang berbahaya, dengan demikian engkau akan selamat dari ba-
haya pula.”

&
40 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
Bersyukur menerima keadaan
Abu Ayyub Al-Anshari, suatu ketika bertanya kepada Nabi
tentang sifat kenabian. Beliau mengatakan bahwa seorang nabi
tidak pernah meminta dihidangkan makanan istimewa. Juga tidak
pernah mengeluh atas makanan yang dihidangkan.

&

Mengukur kekuatan sendiri


sebelum mengukur orang lain
Abdullah bin Umar meriwayatkan, ketika ia mendengarkan
khotbah Hajjaj bin Yusuf, ia mengajukan keberatan atas sesuatu
yang diucapkan Hajjaj, dan baru saja akan mengungkapkan pan-
dangannya sendiri, ketika ia teringat sabda Nabi bahwa tidak layak
bagi seorang mukmin untuk mempermalukan diri sendiri.
Aoas Bersicara & 41
Abdullah bin Umar bertanya kepada Nabi apa maksud mem-
permalukan diri sendiri. Nabi menjawab: “Mengerjakan sesuatu di
luar batas kekuatan sendiri."

&

Mukmin hanya berbicara dengan baik


Rasulullah bersabda, “Seorang mukmin sejati tidak akan
menghina atau mengutuk orang. Juga tidak akan mengucapkan
perkataan sia-sia dan kasar.”

&

Seorang muslim harus berperilaku baik


Rasulullah suatu ketika ditanya siapakah muslim yang terbaik.

42 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


“Seorang muslim adalah mereka yang menyelamatkan muslim
yang lain dengan lidah dan tangannya,” jawab beliau.

&
Pembicaraan sia-sia adalah dosa
Nabi suatu ketika berkata bahwa orang yang paling berdosa
adalah mereka yang selalu berbicara sia-sia. Serombongan orang
yang menjenguk salah seorang sahabat Nabi yang terbaring
sekarat: menyaksikan wajahnya berseri-seri, mereka menanyakan
apa sebabnya.
“Hanya dua perilaku saya yang saya kira dapat menjelaskan hal
ini,” jawabnya. “Pertama, saya selalu menghindari perkataan sia-sia,
dan yang kedua, saya tidak pernah menyimpan sakit hati kepada
sesama muslim."
&
Aoas Bersicara 6 43
Ydal
rrmasyarakat
Allah akan berbuat sama padamu seperti
perbuatanmu pada orang lain
Amir bin Murrah mengingatkan Khalifah Muawiyah tentang
perkataan Nabi : “Penguasa yang menutup pintunya untuk orang
miskin dan orang-orang yang membutuhkan bantuan akan meng-
alami keadaan di mana ia amat sangat membutuhkan, tapi Allah
akan menutup gerbang surga untuknya.”

&

Membalas kejahatan dengan kebaikan


Khalifah Umar berkata: “Cara terbaik untuk membalaskan den-
dammu pada orang yang tidak mematuhi Allah dalam urusan yang
menyangkut dirimu adalah dengan mematuhi Allah dalam urusan
46 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
apapun yang menyangkut dirinya.”

&
Sabar adalah pelindung yang baik
Ahnaf bin Oays berasal dari generasi setelah sahabat-sahabat
Nabi. Ia pernah berkata: “Seorang yang tidak sabar menghadapi te-
guran yang tidak menyenangkan, harus belajar lebih banyak
mendengar. Seringkali aku menekan amarahku karena takut sesu-
atu yang lebih buruk akan menimpaku.”"
&

Mengharapkan orang lain celaka adalah mence-


lakakan diri sendiri
Suatu ketika Abu Ayna mengatakan pada Ahmad bin Abu

Aoas BermasyararatT &@ 47


Dawud bahwa beberapa orang telah menyerangnya. Ahmad bin
Abu Dawud mengutip sebuah ayat al-Ouran untuknya: “Tangan
Allah di atas tangan mereka.” (48:10) “Tapi mereka berjumlah
banyak sedangkan aku sendiri,” lanjut Abu Ayna. Kemudian
Ahmad menjawab: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.”
(2:249) “Mereka mengepungku,” kata Abu Ayna. “Rencana jahat itu
tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri,”
(35:43) jawab Ahmad bin Abu Dawud.
&

Bekerjasama dalam kejahatan adalah dosa


Wasilah bin Agsa pernah bertanya pada Nabi, apa yang ter-
masuk sikap fanatik. “Bekerjasama dengan teman-temanmu dalam
pekerjaan yang tidak baik,” jawab Nabi.

48 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


&

Persamaan hukum untuk


orang yang lemah dan yang kuat
Muawiyah bin Abu Sufyan suatu saat meminta Dharar Sadai
untuk menceritakan padanya tentang Ali. Dharar antara lain berka-
ta, “Ia hidup di antara kami sama seperti kami. Betapapun kuat
dirinya (Ali), tak seorang pun akan mendapatkan bantuan darinya
untuk urusan yang tidak adil, sementara yang lemah tidak mem-
punyai alasan untuk kehilangan harapan menerima keadilan
darinya.”
&

Aoas Bermasyararat 6 49
Memberi maaf pada orang yang memintanya
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi berkata: “Jika seorang
saudaramu sesama muslim datang untuk meminta maaf terhadap
sesuatu, ia harus diampuni, terlepas dari apakah ia berbicara kebe-
naran atau tidak. Orang yang tidak melakukan hal demikian tidak
akan menemuiku untuk mendapatkan air dari kolam yang
berlimpah dariku di Hari Pembalasan.”

&

Tiga jenis fitnah yang disebutkan


dalam al-Our'an
Hasan Basri menyebutkan ada tiga jenis fitnah yang ada dalam
al-Our'an: “Antara lain adalah membuka rahasia tentang kebenaran
yang tidak disukai (ghibah), menyebarkan desas-desus yang tidak
50 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
bertanggung jawab (ifk), dan dengan sengaja memberikan peng-
gambaran yang keliru (buhtan).”

&

Cara orang yang beriman


bersikap pada sesamanya
Ali bin Abu Thalib menggambarkan tentang Nabi: “Ada tiga
hal yang beliau singkirkan sejauh-jauhnya dari dirinya yaitu
pertengkaran, kesombongan dan pencarian yang sia-sia. Dan ada
tiga hal yang beliau singkirkan sejauh-jauhnya terhadap orang lain,
yaitu beliau tidak mencari kesalahan orang lain, menyalahkan
orang lain atau menyebarkan kelemahan-kelemahan orang lain."

&

Aonas Bermasyarakat @ 51
Tidak mengumbar kata-kata ataupun
berpikir buruk tentang orang lain
Ketika para penjenguk mendatangi seorang sahabat yang se-
dang terbaring dan sakit parah, mereka melihat wajahnya bersinar.
Mereka bertanya apa yang menyebabkan hal itu dapat terjadi, sa-
habat tersebut menjawab bahwa ia mempunyai dua kebiasaan yang
bermanfaat baginya: “Aku tidak membicarakan masalah-masalah
yang bukan urusanku dan hatiku selalu bermaksud baik terhadap
sesama manusia.”

&

Bersikap baik terhadap musuh


Suatu hari Nabi bertanya pada para sahabatnya: “Inginkah
kalian mengetahui sesuatu yang akan meninggikan derajat kalian di
52 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
mata Allah?”
“Ya, Rasulullah,” mereka menjawab.
Nabi berkata, “Bersabar pada orang yang menganggap diri
kalian bodoh, maafkan orang yang bersalah pada kalian, memberi
pada orang yang menolak kalian, dan kuatkan ikatanmu terhadap
orang-orang yang memutuskannya dari kalian."

&

Menahan amarah dapat menguatkan iman


Nabi berkata: “Siapa saja yang dapat menekan amarah pada
saat ia dapat melepaskan amarahnya, hatinya akan penuh dengan
kedamaian dan iman kepada Allah Yang Maha Kuasa.”

&

Aons Bermasyarakat 6 53
Beribadah pada Allah dan
hidup rukun dengan orang lain
Abu Hurairah meriwayatkan Nabi berkata: “Ada tiga perbu-
atan yang sangat disukai Allah, yaitu beribadah kepada-Nya dan
menyatakan bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya: bersungguh-sung-
guh iman kepada Allah dan tidak membiarkan apapun mengha-
langimu: selalu berpikir baik terhadap siapapun yang bertanggung
jawab terhadap urusanmu."
&
Jangan bertindak berdasarkan kecurigaan
“Ketika kecurigaanmu timbul,” ucap Nabi, “jangan mencoba
mencari akarnya.”
&

54 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Menegaskan kebenaran suatu pernyataan
dari sumbernya
Abu Al-Aliyah, dari generasi sesudah generasi sahabat Nabi,
menceritakan bahwa ketika di Basrah (dahulu ibukota Irak) mereka
sering mendengar pernyataan-pernyataan yang menyangkut para
sahabat, tapi untuk memastikan keasliannya mereka akan pergi ke
Madinah untuk dapat mendengarnya langsung dari para sahabat
sendiri.

&

Kejahatan suatu masyarakat berasal dari


kejahatan orang-orang di dalamnya
Ada ayat al-Our'an yang menyatakan, Jika kami hendak mem-

Aons Bermasyarakat 6 55
binasakan suatu masyarakat, Kami peringatkan orang-orang yang
hidup bermewahan di masyarakat itu (supaya menaati Allah), tetapi
mereka tetap melakukan dosa: maka sudah sepantasnya ketentuan
Kami berlaku terhadap mereka, kemudian Kami hancurkan negeri
itu selumat-lumatnya.” (17:16)
Abdullah bin Abbas memberikan pendapatnya: “Ayat ini
bermakna bahwa jika masyarakat memilih pemimpin yang tidak
mengikuti hukum Allah, maka Allah akan menghukum mereka se-
mua dan mereka akan hancur.”

&

Janganlah merasa terhina jika pintu


tidak terbuka untukmu
Anas bin Malik berkata, Nabi selalu meminta izin jika akan

56 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


memasuki sebuah rumah dengan mengucapkan salam tiga kali pa-
da penghuni rumah. Kemudian jika beliau diminta untuk masuk,
beliau akan masuk, namun jika tidak beliau akan pergi.

&

Mementingkan orangtua
daripada diri sendiri
Abu Hurairah adalah seorang yang selalu menjaga ibunya den-
gan penuh ketaatan. Suatu hari ia pergi ke masjid Nabi, di
Madinah. Di sana ia melihat banyak orang berkumpul, mereka
bertanya mengapa ia datang ke situ. Abu Hurairah menjawab,
“Rasa lapar” Orang-orang yang berkumpul di situ ternyata juga
datang untuk tujuan yang sama.
Kemudian mereka berdiri untuk menemui Nabi. “Mengapa

Aonas BermasyarakatT &@ 57


kalian datang ke sini?” Nabi bertanya. Setelah mendengarkan mak-
sud kedatangan mereka, Nabi membawa sepiring penuh buah kur-
ma, dan untuk setiap orang Nabi memberi masing-masing dua bu-
tir kurma. “Makanlah dan minumlah air setelah itu,” ujar Nabi. “Ini
cukup untuk kalian hari ini.”
Nabi melihat Abu Hurairah memakan sebutir kurma dan
memasukkan yang sebutir lagi ke dalam kantongnya. Kemudian
beliau bertanya mengapa ia melakukan hal itu. “Ini untuk ibuku,”
jawab Abu Hurairah. “Makanlah, kau akan mendapatkan dua bu-
tir kurma lagi untuk ibumu,” kata Nabi.

&

58 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Seorang muslim dapat mendatangkan
malapetaka bagi diri mereka sendiri
Suatu malam ketika sedang bepergian, Nabi memasuki sebuah
perkampungan Anshar bernama Bani Muawiyah. Beliau salat dua
rakaat di masjid yang ada di sana, kemudian diikuti dengan doa
yang sangat panjang. Khabab, yang saat itu berada di sana, berka-
ta, “Aku tidak pernah melihat engkau memanjatkan doa seperti
malam ini."
Nabi membenarkan Khabab, kemudian beliau menjelaskan,
“Doaku tadi adalah tentang harapan dan ketakutan. Aku memohon
tiga hal pada Allah. Dua dikabulkan-Nya dan yang satu tidak. Aku
memohon pada-Nya agar jangan menghancurkan kami seperti ke-
hancuran yang terjadi pada kaum sebelum kami. Allah mengabul-
kannya. Kemudian aku memohon pada-Nya untuk mencegah
musuh-musuh dari luar yang pengaruhnya dapat menguasai kami.

Aoas Bermasyarakat 6 59
Untuk hal ini Allah juga mengabulkan.
“Tapi ketika akhirnya aku memohon pada Allah agar tidak
membiarkan kami tercerai-berai menjadi kelompok-kelompok den-
gan penderitaan yang berada di tangan sesamanya, Allah Yang
Maha Kuasa menolaknya.”
&
Tidak segan mengarahkan orang lain
Khalifah kedua, Umar bin Khattab, suatu saat meminta pada
majlisnya untuk memperbaiki segala pelanggaran yang ia perbuat
apabila mereka mengetahuinya. Setelah mendengar ini salah se-
orang anggota majlis berdiri dan bersumpah demi Allah bahwa se-
gala macam pelanggaran akan diluruskan dengan pedang mereka.
Umar mengucap syukur pada Allah karena dapat berada di an-
tara pengikut-pengikut Muhammad — orang-orang yang akan
meluruskan Umar dengan pedangnya.
60 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
&

Tidak ada orang yang dapat mencukupi dirinya


tanpa orang lain
Abu Darda meriwayatkan Nabi berkata: “Jika dalam sebuah
kota atau padang pasir ada tiga orang yang hidup bersama tapi
tidak melakukan salat bersama-sama, setan akan mengambil tem-
pat di antara mereka. Mereka harus menyadari hal utama yang
penting ketika berkumpul. Sama seperti serigala yang memangsa
domba yang sedang berjalan sendiri, begitu juga setan yang me-
nunggu manusia: ketika ia melihat seorang manusia sendirian, ia
“melahapnya”.
&

Aoas Bermasyarakat 6 61
Tidak membiarkan perselisihan
meracuni hubungan
Khalid bin Walid dan Saad bin Waggas suatu saat pernah
berselisih karena seseorang berbicara hal yang buruk mengenai
Khalid atas nama Saad. Saad langsung meminta Khalid untuk
berhenti, ia berkata, “Perselisihan di antara kita tidak akan mempe-
ngaruhi ikatan keimanan kita.”
&

Selalu bersatu dan tidak menyerang


lebih dahulu
Pada tahun 9 H, Nabi mengutus Khalid bin Walid ke Yaman
dengan membawa pesan-pesan agama. Ketika Khalid kembali ke
Madinah, ia ditemani oleh beberapa anggota dari Bani Harits bin
62 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
Kaab yang telah memeluk Islam. Ketika bertemu Nabi, beliau
bertanya bagaimanakah caranya mereka selalu muncul sebagai pe-
menang pada perang-perang yang terjadi pada masa kekafiran
mereka.
Orang-orang itu menjawab, “Kami tidak pernah bermaksud
untuk menaklukkan siapapun.”
Nabi menyetujuinya, “Itu benar, tapi kalian selalu dapat
memukul mundur siapa saja yang menyerang kalian.”
“Rasulullah, kami selalu dapat menguasai siapa saja yang
menyerang kami karena kami selalu bersatu. Kami tidak pernah ter-
pecah belah dan kami tidak pernah lebih dahulu melukai orang
lain.”
“Apa yang kalian katakan adalah kebenaran,” ujar Nabi.

&

Aonas Bermasyarakat 6 63
Kebencian mengurangi kesalehan seseorang
Nabi menyebut kebencian adalah pisau. Tapi bukanlah jenis
pisau yang digunakan untuk mencukur rambut, melainkan yang
digunakan untuk mengupas keimanan seseorang. Beliau berkata,
“Demi Penguasa jiwaku, kalian tidak akan dapat memasuki surga
kecuali engkau telah beriman, dan kau tidak akan dapat beriman
kecuali engkau mencintai sesamamu.”"

&

Mempertengkarkan agama dapat


menghapuskan takwa
Awam bin Hawshab menasihati manusia agar menghindari perbe-
daan pendapat terhadap suatu urusan yang berhubungan dengan aga-
ma. Jika tidak, perbuatan-perbuatan baiknya akan dihapuskan.
64 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
&

Perselisihan adalah tanda-tanda


kemunduran
Jika seseorang tidak menjalankan ajaran-ajaran agama tetapi
justru mempertentangkannya, maka itu adalah sebuah tanda ke-
murkaan Allah.
&

Seorang yang beriman akan puas pada saat ia


dapat menahan amarahnya, bukan saat ia
melepaskan amarahnya
Umar berkata, “Untuk seorang hamba Allah, tidak ada yang
lebih manis daripada menelan sendiri amarahnya. Susu dan madu
Aons Bermasyarakat 6 65
pun tidak dapat menandinginya.”

&

Besar melalui kecaman


Khalifah kedua, Umar bin Khattab, memanggil Abu Ubaidah
dan Muadh. “Awasilah diriku,” pinta Umar. “Aku selalu mem-
butuhkan kewaspadaan kalian.”

&

Tetap tenang dalam menghadapi kecaman


Selama masa kekhalifahan Umar, bersamaan dengan mening-
katnya kekayaan kaum Muslim, mulailah diterapkan mas kawin
(mahar) yang besar atas anak perempuan mereka. Dalam ke-

66 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


dudukan sebagai khalifah, pada suatu hari dalam pidatonya Umar
menetapkan bahwa mas kawin tidak boleh lebih dari 400 dirham,
dan jika terdapat kelebihan akan disita dan disimpan di Kas
Negara.
Seusai Umar berpidato dan turun dari mimbar, seorang wanita
tua yang bertubuh jangkung dan berhidung pesek berdiri dan
bicara, “al-Our'an tidak menetapkan batasan untuk hal ini. Umar
tidak punya hak untuk menetapkan batasan tertinggi dalam ma-
har” Wanita itu juga mengutip sebuah ayat al-Ouran untuk me-
nguatkan ucapannya: “Jika engkau memutuskan untuk memilih se-
orang isteri, jangan ambil darinya mas kawin yang telah engkau
berikan kepadanya (4:20).
Umar menanggapinya dengan berkata: “Seorang wanita telah
berselisih dengan Umar dan telah mengunggulinya.” Menurut riwa-
yat yang lain Umar berkata, “Semoga Allah mengampuniku. Setiap
orang tahu lebih banyak daripada Umar, bahkan wanita tua ini.”

Aoas Bermasyarakat &@ 67


Umar kembali ke mimbar, kemudian mengatakan pada hadirin
bahwa ia menarik kembali batasan yang telah ia tetapkan sebelum-
nya dalam membayar mas kawin. Keputusan tentang berapa jum-
lah mas kawin yang harus diberikan, diserahkan kepada masing-
masing orang. Tapi ia melunakkan hal ini dengan peringatan bah-
wa jika mas kawin yang besar adalah sebagai tanda kehormatan
dan kemashuran, Nabi akan menjadi orang pertama yang memberi
restu padanya, mengingat dalam kenyataannya beliau hanya mem-
beri 400 dirham.
&

Orang Islam bukan untuk memerangi


sesama muslim
Nabi mengatakan, “Siapa saja yang mengangkat senjata
melawan kami, bukanlah bagian dari kami.”

68 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


&
Mengadili adalah tugas Allah
Abdullah bin Umar adalah salah seorang yang menyatakan
sumpah setianya pada Yazid setelah kematian Muawiyah. “Jika ke-
baikan datang dari hal ini (kekhalifahan Yazid)” ucap Abdullah
dalam sumpah setianya, “kami akan sangat bahagia, dan jika tidak
kami akan bersabar.”

&
Janganlah perselisihan meruntuhkan
kehormatan bersama
Perang saudara yang terjadi setelah kematian Khalifah Utsman
adalah tahap yang perlu disayangkan dalam sejarah Islam. Banyak
peristiwa yang terjadi di tengah-tengah peperangan yang dapat
Aoas Bermasyarakat 6 69
membuktikan kesatriaan orang-orang yang bertempur. Selama pe-
rang antara Ali dan Muawiyah misalnya, sudah menjadi kebiasaan
pada kedua kubu itu untuk berperang di waktu siang, kemudian saling
membantu dalam penguburan para korban bila malam telah tiba.
Hal yang sama terjadi ketika pasukan Husain terlibat pepe-
rangan dengan pasukan Yazid. Kedua pasukan akan saling ber-
gabung untuk salat bersama pada waktu yang telah ditentukan.
Biasanya Imam Husain yang memimpin salat, dan diikuti oleh
orang-orangnya serta pasukan musuh.
&

Tidak berlebih-lebihan dalam persahabatan dan


permusuhan
Nabi berkata, “Berusahalah untuk tidak berlebih-lebihan dalam
persahabatanmu, karena suatu hari temanmu dapat menjadi
70 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
musuhmu. Dan janganlah berlebih-lebihan juga dalam bermusuh-
an, karena suatu hari musuhmu dapat menjadi temanmu.”

&

Keberanian hendaknya sejalan dengan


kebijaksanaan
Khalid bin Walid adalah seorang tentara yang hebat dan
pemimpin pasukan Islam pada jamannya. Pada tahun 17 H, ketika
ia sedang berkuda seusai melaksanakan peperangan terbesarnya, ia
dipindahkan dari posnya oleh Khalifah Umar. Khalid adalah ko-
mandan yang sangat berani, bahkan cenderung nekad. Tapi ada
saat ketika keberaniannya menyebabkan ia membuat keputusan
yang tergesa-gesa.
Sebuah peristiwa sebagai contoh adalah Pengepungan Hims
Aoas Bermasyarakat &@ 71
(I6AH), ketika kaisar Roma Heraclius bersama dengan pasukan
tentara Afrika Utara menyerang pasukan Khalid dan mengepung
mereka di dalam kota. Khalid bergerak maju dengan tiba-tiba un-
tuk bertempur dengan pasukan penyerang tanpa minta bantuan
pada Khalifah dan menunggu pasukan pendukung. Hanya berkat
pertolongan Allah sajalah pasukan Islam akhirnya dapat meme-
nangkan perang itu.
Tapi Umar menganggap bahwa Khalid telah terburu-buru dan
kurang hati-hati dalam bertindak. Shah Waliullah berpendapat:
“Keberanian bukanlah segala-galanya di medan perang. Kesabaran
untuk menunggu bantuan yang diperlukan adalah juga suatu ke-
baikan karena, sebaliknya, keberanian bisa membuat seseorang
mengalami kekalahan.”

&

70 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


Bersumpah untuk menjaga kerahasiaan
Abu Bakar menemani Nabi ketika beliau berhijrah dari
Mekkah ke Madinah. Seorang musyrik dari suku Bani Al-Dayl
bernama Abdullah bin Uraygit yang sudah sangat mengenali daerah
pedalaman Hijaz menjadi penunjuk jalan mereka. Seperti kebiasaan
yang berlaku di Arab, Abdullah bin Uraygit memasukkan tangan-
nya ke dalam segelas air dan bersumpah untuk menjaga rahasia.
Abdullah memegang sumpahnya. Ia memandu Nabi dan
Abubakar menghindari jalan utama, dan menunjukkan melewati
daerah pesisir menuju Madinah.

&

Ketika lebih bijaksana untuk tidak menjawab


Aisyah menceritakan ketika pasukan Islam terpecah belah

Aoas Bermasyarakat &@ 73


dalam perang Uhud, pemimpin Ouraisy Abu Sufyan mendekati
sekumpulan orang Islam dan berseru, “Apakah Muhammad ada di
antara kalian?” Nabi memerintahkan para pengikutnya untuk tidak
menjawab. Sekali lagi Abu Sufyan berseru, “Apakah Abu Bakar
ada di antara kalian?” Nabi kembali menyuruh sahabatnya untuk
tidak menjawab.
“Dan bagaimana dengan Bin Khattab?” tanya Abu Sufyan un-
tuk ketiga kalinya. Nabi masih menyuruh orang-orang di seki-
tarnya untuk diam. Ketika Abu Sufyan tidak mendengar jawaban
untuk ketiga pertanyaannya, ia berkata, “Mereka semua pasti telah
mati. Jika tidak, mereka pasti telah menjawab.”
Umar tidak dapat menahan dirinya lagi. “Wahai musuh Allah,
kami tidak mati! Dan semoga Allah tetap membuatmu hidup se-
hingga kau dapat merasakan penghinaan.”

&

74 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


Mengajukan pertanyaan yang tepat untuk
mengetahui yang terjadi
Ketika orang-orang Islam sedang dalam perjalanan dari Ma-
dinah menuju medan perang Badar, mereka bertemu dua orang
laki-laki, satu dari kaum Ouraisy dan seorang lagi adalah budak.
Mereka mengejar kedua orang tersebut, tapi hanya mampu
menangkap budak itu dan kemudian menginterogasinya.
Pada saat ditanya tentang kekuatan pasukan Ouraisy yang
telah berada di Madinah, meskipun di bawah tekanan budak itu
hanya berkata, “Mereka berjumlah banyak dan kekuatan mereka
luar biasa.” Ketika Nabi mengajukan pertanyaan yang sama pada-
nya, jawabannya pun sama. Mereka mencoba agar ia mengatakan
jumlahnya, tapi usaha mereka sia-sia.
Akhirnya Nabi bertanya dengan rumusan kalimat yang ber-
beda: “Berapa jumlah unta yang mereka sembelih dalam satu hari?”
Aoas Bermasyarakat &@ 75
“Sepuluh ekor,” jawab budak itu.
Nabi menyimpulkan, “Kalau begitu musuh kita pasti berjumlah
1.000 orang, karena satu ekor unta cukup untuk 100 orang.”

&

Dalam berurusan dengan orang lain,


maksud baik tidaklah cukup
Perang Jamal (36 H) berlangsung dahsyat, dengan melibatkan
kekuatan penuh dari kedua belah pihak. Kaum Muslim banyak yang
terbunuh. Janda Rasulullah, Aisyah, berada di situ dalam jarak yang
cukup jauh dari medan perang. Aisyah sangat tertekan melihat
banyaknya darah orang Islam yang tertumpah. Tak lama kemudian
Kaab bin Tsaur mendatangi Aisyah dan mengusulkan jika Aisyah
mau menunggang unta menuju medan perang, itu akan mem-

76 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


berikan pengaruh yang baik. Mungkin dengan melihat kehadiran-
nya, para penyerang akan meletakkan senjata dan akan berdamai.
Aisyah, yang sedang dalam keadaan sedih karena pembantaian
itu, menyetujui permohonan Kaab. Ia dipakaikan baju besi untuk
menutupi howdah agar terlindungi, kemudian dituntun ke suatu
tempat di mana ia dapat terlihat oleh kedua pasukan yang sedang
berperang. Ternyata tindakan ini menimbulkan reaksi sebaliknya.
Mereka tidak menghentikan pertempuran, justeru makin me-
ningkatkan kemarahannya.
Para penyerang itu berpikir bahwa Aisyah terdorong untuk
turut serta dalam peperangan sehingga ia dibawa sedekat itu.
Melihat hal itu mereka semakin bersemangat. Unta yang dinaiki
Aisyah diincar, dan mereka mengepungnya dan ingin membunuh-
nya. Akhirnya Ali memberi perintah untuk menusuk unta itu, kare-
na dengan begitu pertempuran dapat dihentikan.

&
Aoas BermasyarakatT &@ 77
Orang yang beriman seharusnya tidak
melibatkan diri dalam urusan yang tidak bisa
ia tangani dengan baik
Nabi pernah berkata: “Orang yang beriman hendaknya tidak
merendahkan dirinya.” Nabi ditanya bagaimana seseorang dapat
merendahkan dirinya sendiri. Beliau menjawab: “Dengan meli-
batkan diri pada situasi yang ia sendiri tidak dapat keluar darinya.”

&

78 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


Kekayaan dapat digunakan di dunia
maupun di akhirat
Umar mempercayakan beberapa tugas negara kepada Abu
Ubaidah bin Jarrah. Kemudian, sebagai imbalan tugas itu, Umar
memberikan seribu dinar untuk Abu Ubaidah. Abu Ubaidah me-
ngembalikan uang tersebut. “Bin Khattab,” katanya, “aku melaku-
kan tugas ini bukan karena engkau, tapi karena Allah. Bagaimana-
pun juga aku tidak mau menerima upah.”
Umar lalu memberi penjelasan pada Abu Ubaidah: “Jika Nabi
mengutus kami untuk suatu keperluan, beliau akan memberi kami
imbalan. Dan apabila kami menampakkan keengganan untuk
menerima pemberian beliau, Nabi berkata bahwa kami seharusnya
tidak perlu berat hati menerima imbalan tersebut, karena upah itu
dapat membantu kami dalam masalah-masalah dunia dan agama.”

&
80 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Sanak famili lebih berhak atas zakat
yang dikeluarkan seseorang
Abu Hurairah meriwayatkan Nabi berkata: “Demi Allah yang
mengutus aku dengan kebenaran, Allah tidak akan menerima zakat
seseorang yang dikeluarkannya untuk orang lain, sementara sanak
familinya membutuhkannya.”
Menurut periwayat lainnya, Nabi berkata: “Pada hari pembalasan,
orang-orang yang demikian tidak akan diperlakukan dengan baik.”

&

Seorang yang beriman sebaiknya mempunyai


penghasilan sendiri untuk hidup
Anas bin Malik menceritakan, pada suatu saat seorang Muslim
MEMBERI KARENA ALLAH & 81
dari kaum Anshar datang meminta-minta pada Nabi. Nabi ber-
tanya, barang apakah yang ia miliki di rumah. “Hanya kain seder-
hana untuk menyelimuti diriku dan sebuah cangkir yang kuguna-
kan untuk minum,” jawab orang itu.
Nabi meminta padanya untuk membawa cangkir itu ke ha-
dapan beliau, dan ketika orang itu datang, Nabi meminta pada
orang-orang yang ada di situ untuk membeli cangkir tersebut.
Seseorang menawar satu dirham, kemudian yang lain menaikkan
menjadi dua dirham, lalu terjuallah cangkir itu. Nabi memberikan
dua dirham untuk orang tersebut dan mengatakan padanya untuk
menggunakan satu dirham bagi keperluan keluarganya, dan satu
dirham lagi untuk membeli kampak dan membawanya pada Nabi.
Setelah ia melaksanakan saran itu, Nabi sendiri yang menco-
cokkan gagang untuk kampak tersebut kemudian menyuruh orang
itu mengambil kayu di hutan dan tidak kembali sebelum 15 hari.
Orang itu mulai bekerja, menebang pohon di hutan dan mem-

82 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


bawanya ke kota untuk dijual.
Dua minggu kemudian ia kembali menemui Nabi, dan dalam
perhitungannya ia menunjukkan pada Nabi berapa yang ia belanja-
kan dan berapa jumlah yang ia peroleh. Dari perhitungan tersebut
diketahui bahwa ia dapat menyimpan sepuluh dirham setelah dise-
suaikan dengan pengeluarannya. Nabi sangat gembira melihat hal ini.
“Perhitungan yang kau buat ini lebih tepat dari Hari Kebangkit-
an,” ucap Nabi. “Kau tidak bisa dianggap peminta-minta lagi.”

&

Pemborosan dilakukan dengan mengorbankan


pengeluaran yang lebih bermanfaat
Diriwayatkan, Nabi pernah berkata: “Setiap tindakan pem-
borosan berarti mengesampingkan hal-hal yang selayaknya.”

MEMBERI KARENA ALLAH &@ 83


Maksudnya, ketika seseorang melakukan pemborosan, ia — pada
saat yang sama — menyia-nyiakan pengeluaran untuk alasan yang
berguna.
Dalam setiap kesempatan berbuat boros, terdapat peluang yang
sebanding untuk memanfaatkan hal itu bagi sesuatu yang sangat
diperlukan.
&

Percaya pada Allah, bukan pada harta benda


Selama kekhalifahan Umar, beberapa pendapatan negara ber-
asal dari pajak di Irak. Umar membagi-bagikannya, dan ketika ter-
lihat hampir habis, Abdurrahman bin Auf mengusulkan pada
Umar bahwa ia seharusnya menyimpan sedikit dari pajak itu untuk
menghadapi musuh atau bencana yang mungkin menimpa mereka.
Mendengar saran ini, Umar marah. “Sadarlah, engkau telah

84 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


menentang sesuatu yang dianggap baik,” katanya. “Demi Allah dan
Hari Akhir, aku tidak akan mengingkari-Nya.”
&

Membangun lebih banyak untuk kehidupan se-


lanjutnya daripada untuk dunia ini
Seorang Muslim Madinah baru saja membangun sebuah ru-
mah untuk dirinya. Dia sedang menyebarkan lumpur pada atap
rumahnya, ketika Nabi lewat dan bertanya padanya, “Apa yang
sedang kau lakukan?”
“Sedang melumurkan lumpur pada atap rumahku,” jawab
orang itu.
“Waktu manusia itu singkat, lebih singkat dari apa yang kau
sebarkan itu,” kata Nabi.

MEMBERI KARENA ALLAH & 85


&

Seorang syuhada pun tidak lepas dari


kewajibannya membayar utang
Nabi mengingatkan pada para pengikutnya, bahwa berjuang
karena Allah dan iman kepada-Nya adalah perbuatan terbaik dari
semua perbuatan. Seorang laki-laki berdiri dan bertanya, “Jika aku
terbunuh ketika aku sedang dalam urusan Allah, akankah dosaku
diampuni?”
“Jika kau sabar sesuai dengan tujuanmu, terus maju ke depan
tapi di saat yang sama mengharapkan ridha Allah, maka kau ter-
bunuh di jalan-Nya dan dosa-dosamu akan diampuni,” jawab
Nabi.
Orang tersebut terdiam mendengar jawaban Nabi, kemudian ia
mengulang pertanyaannya, “Apakah itu berarti jika aku terbunuh
86 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
di jalan Allah seluruh dosaku akan diampuni?”
Nabi memberikan jawaban yang sama untuk hal ini dan me-
nambahkan: “Tapi tidak, jika kau sedang dalam keadaan berutang.
Begitulah yang dikatakan Jibril padaku.”

&

Menggunakan harta benda untuk


menghindar dari api neraka
Adi bin Hatim mendengar Nabi berkata: “Selamatkanlah
dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan sebutir kurma. Jika
kau tidak mempunyainya, maka (selamatkanlah dirimu) dengan
kata-kata yang baik."

&
MEMBERI KARENA ALLAH &@ 87
Seorang muslim hendaknya
lebih mengasihi sesamanya daripada uang
Diceritakan Abdullah bin Umar berkata, “Pernah ada suatu
masa di mana tidak ada satu pun dari kita menempatkan uangnya
di atas saudara Muslimnya. Sekarang tiba waktunya di mana kita
menempatkan uang yang kita miliki pada urutan teratas, dan
saudara kita pada urutan berikutnya.”

&

Mengeluarkan harta milik pada


masa-masa sulit untuk keperluan Islam
Pada awal-awal Abu Bakar memeluk Islam, ia memiliki 40 ribu
dirham. Semua kekayaannya ia serahkan untuk keperluan Islam.

88 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


Pada masa itu Islam sedang mengalami masa-masa sulit. Untuk
peristiwa tersebut Nabi berkata, “Tidak ada harta kekayaan siapa
pun yang menguntungkanku seperti milik Abu Bakar” (seperti di-
riwayatkan oleh Hisyam bin Urwah yang mendengar peristiwa ini
dari ayahnya).

&

Berhematlah walau dalam


keadaan berlimpah
Pada suatu ketika Nabi sedang lewat di dekat Saad, yang se-
dang mandi dengan menuangkan air ke seluruh tubuhnya dari se-
buah bejana besar.
“Saad, mengapa kau bertindak boros?” tegur Nabi.
“Rasulullah, apakah tindakan ini berlebihan walaupun aku

MEMBERI KARENA ALLAH & 89


sedang mandi?”
“Ya, tentu,” jawab Nabi. “Bahkan kalaupun kau sedang berdiri
di tepi sungai."
&

Teliti dalam memberikan hak seseorang


Abdullah bin Umar meriwayatkan Nabi berkata: “Bayarlah
upah seorang buruh sebelum keringat mengering dari tubuhnya.”

&

Sedikit nasihat yang baik lebih berharga


daripada hadiah
Menurut Iban bin Salim, akan lebih baik jika saudaramu mem-

90 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


berikan nasihat daripada hadiah-hadiah harta. “Ketika kekayaan
dapat merusakmu,” ujarnya, “nasihat akan menempatkan kakimu
di jalan yang benar.”

&

Menganggap seseorang rendah karena


pekerjaannya adalah tanda-tanda kebodohan
Pada Perang Badar, Abu Jahal memimpin pasukan Ouraisy
dalam memerangi umat Islam. Ketika itu dua bersaudara Muawidh
dan Muadh memutuskan untuk membunuh Abu Jahal. Mereka
masuk ke dalam wilayah musuh yang sangat berbahaya, dan sete-
lah mereka menemukan Abu Jahal, mereka membunuhnya. Ketika
sedang sekarat, menurut Abdullah bin Masud, Abu Jahal menge-
tahui bahwa yang membunuhnya adalah orang-orang Madinah.

MEMBERI KARENA ALLAH & 91


Dalam nafas kematiannya ia berkata dengan tersendat-sendat,
“Andai saja orang lain yang membunuhku!"
Kebanyakan orang Madinah bekerja sebagai petani. Dan Abu
Jahal menganggap mereka hina.

&

Harta benda dan kekuasaan dapat menjadi


penyebab rasa benci dan permusuhan
Ketika harta rampasan perang tiba dari Oadsiyah (Iran), terlihat
Umar menangis pada saat memeriksanya. Abdurrahman me-
nanyakan apa yang menyebabkan Amirul Mukminin merasa sa-
ngat sedih.
“Allah telah memberikan padamu kemenangan atas musuh-
musuhmu, memberikan harta benda dari kekayaan mereka agar

92 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua


kau dapat merasa senang,” kata Abdurrahman.
Umar menjawab bahwa ia mendengar Nabi pernah berkata,
'Kapanpun kekayaan dunia dianugerahkan pada seseorang, Allah
menimbulkan rasa benci dan permusuhan di antara mereka sampai
Hari Kebangkitan.
“Itulah yang aku takutkan.”

&

Kemakmuran adalah cobaan yang besar


Saad bin Abi Waggas meriwayatkan Nabi berkata, “Bukanlah
penderitaan, tapi kemakmuran yang membuatku takut pada per-
hitunganmu kelak. Ketika kau kesusahan dalam penderitaan, kau
tampakkan kesabaran yang besar. Tapi untuk dunia, itu terlalu ma-
nis dan lezat."

MEMBERI KARENA ALLAH & 93


Menurut Auf bin Malik, Nabi juga berkata: “Engkau akan
dilimpahi kekayaan dunia, sehingga jika kau tersesat (menyim-
pang) pasti hal itu disebabkan olehnya.”

&

Tiga hal yang tidak dapat diganggu-gugat


“Kehormatan seorang Muslim, harta milik, dan darah: tidak
ada seorang pun yang dapat mengganggu-gugat ketiga hal itu.”

&

Seseorang tidak akan tertimpa kerugian


karena memberi
Abu Hurairah meriwayatkan Nabi berkata: “Berzakat tidak
94 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
akan mengurangi harta kekayaan seseorang, sementara maaf hanya
meningkatkan kehormatan seseorang. Allah meninggikan derajat
orang yang merendahkan dirinya di hadapan Allah.

&

Orang yang memberi akan menerima


“Tiap hari dua malaikat mengunjungi hamba-hamba Allah di
dunia. Salah satu dari mereka berdoa: “Ya Allah, berilah imbalan
(pahala) pada mereka yang memberi. Sementara yang lainnya
berdoa: 'Ya Allah, hancurkanlah kekayaan orang-orang yang
menahan hartanya'.11

&

MEMBERI KARENA ALLAH 6 95


Nilarnitai
Jalam
Lihatlah sebelum engkau terjun
Abdullah bin Umar merasa tidak sepakat dengan beberapa as-
pek dalam pidato Hajjaj bin Yusuf, dan ia memutuskan untuk mem-
buktikan kesalahan pernyataan Hajjaj itu. Namun kemudian ia
teringat perkataan Nabi, dan akhirnya ia tetap diam.
Nabi pernah menyatakan: “Seorang yang beriman tidaklah
pantas merendahkan diri sendiri” Abdullah bin Umar bertanya
bagaimana seorang yang beriman dapat merendahkan diri mereka
sendiri. Nabi menjawab: “Dengan terlibat dalam sebuah tugas yang
tidak sanggup ia kerjakan.”

&

Bersabar terhadap gangguan kecil


Umar bin Hubaib mengingatkan anaknya: “Hindarilah ber-
98 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM -Seri Dua
teman dengan orang-orang bodoh, dan bersabarlah terhadap mere-
ka ketika mereka menaburi jalanmu dengan berbagai kesukaran.
Orang yang tidak mampu menahan sedikit perlakuan buruk ter-
hadap diri mereka suatu saat akan mendapati dirinya harus
menanggung penderitaan yang jauh lebih berat.”

&

Menegakkan perdamaian
berapapun harganya
Ketika perjanjian Hudaibiyah sedang disusun, Nabi men-
diktekan ketentuan-ketentuan dari perjanjian tersebut pada Ali bin
Abi Thalib. Beliau memerintahkan Ali untuk menulis: “Atas nama
Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.” Wakil dari pihak
Ouraisy, Suhail bin Amr, mengatakan bahwa ia tidak mengerti apa
arti kata “Maha Pengasih” (ArRahman) itu.
Nita-nitai IsLam 6 99
“Tulis saja “Dalam namaMu ya Tuhan' seperti kebiasaan kita,”
ujar Suhail.
Pihak Islam segan untuk menyetujui permintaan Suhail itu, na-
mun Nabi memerintahkan Ali untuk menulis sesuai dengan ke-
inginan Suhail, kemudian melanjutkan ketentuan-ketentuan perjan-
jian tersebut: “Berikut ini adalah persetujuan yang diadakan oleh
Muhammad, Rasulullah.”
Lagi-lagi Suhail keberatan. “Jika kami menganggap engkau
adalah Rasulullah, tentu kami tidak akan menghalangimu dari
Rumah Tuhan (Ka'bah) ataupun berperang melawanmu,” katanya.
“Tulis saja, Muhammad, anak Abdullah'.”
Ali sudah terlanjur menulis “Rasulullah”. Nabi menyuruh Ali
untuk mencoret kata tersebut, tapi Ali berkata bahwa ia tidak bisa
melakukannya. Akhirnya Nabi sendiri yang mencoretnya, kemudi-
an beliau menyuruh Ali untuk menuliskan “Anak Abdullah” pada
tempat itu. Nabi melanjutkan: “Orang-orang Ouraisy tidak akan
100 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
mencegah kami untuk mengunjungi Rumah Tuhan.”
Suhail berkeberatan lagi. “Tidak, tahun ini kau harus kembali,”
tegasnya. “Kalian bisa datang lagi tahun depan dan mengunjungi
Rumah Tuhan.” Nabi juga menerima permintaan dari orang-orang
Ouraisy tersebut.
Kemudian Suhail menetapkan bahwa pihak Islam akan
mengembalikan orang-orang Ouraisy yang telah bergabung den-
gan mereka di Madinah, namun pihak Ouraisy tidak harus
mengembalikan orang-orang Islam yang telah datang pada mere-
ka. Nabi menyetujui juga permintaan tersebut, walaupun membuat
umat Muslim sangat marah.
Beliau menerima semua permintaan pihak Ouraisy, sehingga
memperoleh 10 tahun gencatan senjata dengan mereka.

&

Nitam-nitar IsLam & 101


Hukum sebab akibat berlaku pada
anak cucu Nabi, sama seperti yang lain
Puteri Nabi, Zainab, tertinggal di Mekkah ketika ayahnya
berhijrah ke Madinah. Rasulullah mengirim Zaid bin Harits untuk
menjemputnya. Ketika Zaid tiba di Mekkah, ia mendapatkan
seekor unta untuk Zainab, kemudian mereka berdua berangkat ke
Madinah. Dua orang Ouraisy mengejar Zaid dan Zainab, dan
menemukan mereka di sebuah jalan pintas keluar dari Mekkah.
Mereka berhasil menguasai Zaid dan menakut-nakuti unta Zainab
sehingga ia jatuh ke tanah.
Zainab yang sedang mengandung mengalami perdarahan kare-
na jatuh, dan keguguran. Ia lalu dibawa ke rumah Abu Sufyan. Di
sana ia dikunjungi oleh beberapa wanita dari Bani Hasyim, yang
merupakan sanak famili Zainab, yang dikabari tentang peristiwa itu
oleh Abu Sufyan. Setelah beberapa hari, ia meneruskan perjalanan

102 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


untuk berhijrah ke Madinah dan berhasil sampai di sana.
Namun kecelakaan tersebut telah berdampak berat pada ke-
sehatan Zainab. Pada tahun 7 Hijriah, Zainab akhirnya meninggal
karena luka-luka yang dideritanya pada hari itu.

&

Jawaban yang bijaksana


dalam keadaan yang sulit
Dalam perjalanan untuk berhijrah, Nabi dan Abu Bakar sing-
gah di Gua Tsur selama tiga hari. Kemudian mereka berdua me-
nunggang unta untuk melanjutkan perjalanan menuju Madinah,
melewati jalur pantai yang jarang diketahui orang. Kadang-kadang
Abu Bakar maju di depan Nabi, tapi tak jarang ia mundur ke be-
lakang.

Nita-nitar IsLam & 103


“Mengapa engkau begitu?” tanya Nabi. “Kau kadang-kadang
berada di depanku, kadang di belakang.”
“Ketika aku memikirkan tentang orang-orang yang mungkin
mengejar, aku berada di belakangmu,” jawabnya. “Tapi jika piki-
ranku berada pada orang-orang yang mungkin saja bersembunyi
untuk tiba-tiba menyerang, aku maju ke depan.”
Abu Bakar adalah seorang pedagang keliling yang terkenal di
mana-mana. Jika ia bertemu dengan kenalannya dalam perjalanan
tersebut, mereka akan bertanya siapakah teman yang bersamanya
itu. Abu Bakar akan menjawab: “Seorang penunjuk jalan untukku.”

&

104 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Berjalan lurus untuk kehidupan akhirat
dan mengesampingkan dunia
Seorang pandai besi dari Mekkah, bernama Suhaib Rumi, telah
memeluk Islam. Kemudian ia berhijrah ke Madinah beberapa wak-
tu setelah Nabi berangkat ke daerah yang subur itu. Ketika dalam
perjalanan meninggalkan Mekkah, ia dikejar dan ditahan oleh be-
berapa orang Ouraisy.
“Kau tak punya apa-apa pada saat kau datang pada kami,
Suhaib,” ucap mereka, mengingatkan dia. “Dan demi Tuhan, kami
tidak akan membiarkanmu membawa pergi semua penghasilan-
mu ”

“Apakah kalian akan melepaskanku jika kuberikan seluruh mi-


likku pada kalian?” tanya Suhaib. Mereka menyetujuinya, dan sete-
lah memberikan sedikit emas yang ia bawa, Suhaib diizinkan un-
tuk melanjutkan perjalanan ke Madinah.

Nita-nitar IsLam & 105


Mendengar peristiwa yang menimpa Suhaib, Nabi berulang
kali berkata, “Suhaib telah mendapat keuntungan besar!"

&

Mundur di hari ini untuk


berperang di hari lain
Peritiwa ini terjadi di Mutah, sebuah desa yang sekarang ter-
masuk wilayah Yordania. Perang itu terjadi di tahun 8 H, antara
3.000 Muslim yang tangguh melawan angkatan perang Bizantium
yang berjumlah 100.000 orang. Tiga orang panglima pasukan Islam
ter$bunuh satu per satu, kemudian panji-panji Islam diserahkan
kepada Khalid bin Walid. Ia mengambil alih kepemimpinan dan
menyatukan kembali barisan.
Tekanan musuh sudah sangat berkurang, sehingga pasukan

106 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Islam dapat mundur secara tertib. Mengingat tidaklah bijaksana
untuk maju lagi, Khalid kemudian kembali ke Madinah bersama
1.000 orang prajurit yang masih hidup. Saat memasuki Madinah,
banyak laki-laki dan wanita berkumpul memagari jalan, sambil
berteriak-teriak mencemooh dan melemparkan pasir ke wajah para
prajurit itu ketika mereka lewat.
“Pengecut!” teriak mereka. “Tidak,” kata Nabi. “Mereka bukan
pengecut. Mereka adalah prajurit yang akan kembali berjuang jika
Allah menghendakinya.”

&

Pentingnya belajar dalam Islam


Pada waktu Perang Badar, 70 orang musyrik ditawan oleh pihak
Islam. Beberapa dari mereka tidak mampu membayar uang tebu-
san. Maka diputuskan bahwa mereka bisa memperoleh kebebasan
Nitaw-nitai IsLam & 107
dengan cara mengajarkan baca-tulis pada 10 orang Anshar.
Begitulah cara Zaid bin Tsabit belajar menulis, sehingga setelah
itu ia menjadi sekretaris Nabi. Belakangan ia juga belajar sejumlah
bahasa asing, sehingga dikabarkan bahwa ia menguasai enam ba-
hasa.

&

Obat marah adalah diam


Abdullah bin Abbas meriwayatkan Nabi berkata: “Jika siapa-
pun di antara kalian sedang marah, maka tetaplah diam.” Hal ini di-
ulangi Nabi sampai tiga kali.

&

108 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Menghadapi masalah dengan sikap bijaksana
Abu Sufyan yang belum memeluk Islam sedang berdiri di
pinggir jalan bersama dengan Abbas, paman Nabi. Ketika itu Saad
bin Ubadah, panglima kaum Anshar pada saat perebutan kota
Mekkah, mendatangi kota. Ketika Saad bin Ubadah mendekati ke-
dua orang tersebut, ia berseru: “Hei, Abu Sufyan, hari ini adalah
hari pembantaian. Hari ketika apa yang tidak dapat diperbaiki akan
diperbaiki. Hari penghinaan bagi orang-orang Ouraisy oleh Allah
Yang Maha Kuasa.”
Abu Sufyan melontarkan protes kepada Nabi atas pernyataan
Saad itu. Nabi kemudian berkata: “Tidak, hari ini adalah hari
pengampunan. Hari ketika Allah akan memuliakan kaum Ouraisy
dan mengagungkan Ka'bah.”
Lalu Nabi mengambil panji Islam dari tangan Saad dan menye-
rahkan pada anaknya. Saad tidak merasa diabaikan, karena toh

Nitamnitai IsLam & 109


yang kini menjunjung panji itu adalah anaknya sendiri.

&

Agama tidaklah kaku


Aisyah berkata mengenai Nabi: “Kapanpun beliau memilih an-
tara dua jalan, maka Nabi akan memilih jalan yang paling mudah
di antara keduanya, sepanjang tidak menyebabkan dosa: sebab be-
liau akan menjauhkan diri dari dosa lebih dari siapapun di dunia
ini.
.”

&

Selalu mengajukan permintaan


yang beralasan
Ketika Nabi mengirimkan sepucuk surat kepada rakyat Najran
110 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
untuk mengajak mereka memeluk Islam, mereka berunding dan
memutuskan untuk mengirimkan tiga orang utusan, yaitu
Syurahbil bin Wadaah, Abdullah bin Syurahbil, dan Jabbar bin
Faydh, untuk menilai keadaan di Madinah. Setelah mereka me-
nunaikan tugas, mereka membicarakan kesulitan yang mereka
hadapi: Jika dia benar-benar seorang Nabi dan kita menolaknya,
maka kita akan menjadi musuh terbesarnya di seluruh Arab.
Kemudian dia dan para pengikutnya tidak akan mengampuni kita.”
Abdullah dan Jabbar menanyakan pendapat Syurahbil. “Aku
yakin kita harus membicarakan perjanjian perdamaian dengan
Muhammad,” jawab Syurahbil, “sebab kulihat dia adalah orang
yang tidak pernah mengajukan permintaan yang tak beralasan pa-
da siapapun."

&

Nitamnitar IsLam &@ 111


Menunjukkan tenggang rasa dan pengertian
Abu Hurairah menceritakan tentang orang desa yang me-
masuki masjid Nabawi di Madinah dan buang air kecil di sana.
Orang-orang berdatangan untuk memukulinya, namun Nabi
memerintahkan mereka untuk berhenti, dan menyuruh agar tempat
yang telah dikotori itu dibersihkan dengan seember air.
“Kau telah diutus untuk membuat segalanya mudah bagi
manusia, bukan untuk membuat segalanya sulit bagi mereka.”

&

Menjadi manusia yang metodis


Selama kekhalifahan Umar, Abu Hurairah membawa uang se-
banyak 800.000 dirham dari Abu Musa Anshari, menuju Madinah.
Setelah salat subuh, Umar memberitahukan pada umat Islam ten-
112 @ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
tang uang pajak yang baru diterima.
“Dalam sejarah Islam, baru kali ini kita menerima uang dalam
jumlah sebanyak ini,” ungkap Umar. “Menurut pendapatku, uang
tersebut harus dibagi dalam jumlah yang sama dan disalurkan pa-
da seluruh rakyat.”
Ketika Umar menanyakan pendapat orang-orang yang hadir di
situ, Utsman berkomentar: “Kalau tujuannya adalah untuk mem-
bagikan uang pada semua orang, maka diperlukan uang yang
banyak sekali. Jika jumlah orang tidak dihitung, maka tidak
mungkin kita tahu siapa yang telah menerima bagian dan siapa
yang belum. Ini bakal menimbulkan kebingungan."
Mendengar hal ini Walid bin Hisyam berkata, “Amirul
Mukminin, ketika aku berada di Syiria, aku melihat penguasa di
sana menyusun daftar untuk tujuan seperti ini, dan menunjuk sese-
orang untuk mengurusnya. Barangkali kau bisa menerapkan cara
serupa.”

Nita-nitar IsLam & 113


Umar menerima saran ini, dan menyerahkan tugas untuk
menyusun daftar tersebut pada Agil bin Abi Thalib, Makramah bin
Naufal, dan Jubair bin Mutim.

&

Bicara itu perak, diam itu emas


“Belajarlah untuk tetap diam seperti kau belajar bagaimana un-
tuk bicara,” kata Abu Darda. “Sebab diam itu berarti menahan naf-
su yang besar. Dan lebih seringlah mendengar daripada bicara:
terutama sekali hindarilah berbicara tentang sesuatu yang bukan
urusanmu. Jangan biarkan dirimu menjadi orang yang tertawa tan-
pa perasaan, atau orang yang bepergian tanpa tujuan.”

&

114 @ BUKu KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Imbalan orang yang menyampaikan
kebaikan
Umair bin Hubaib bin Hamahah mengingatkan anaknya den-
gan berkata: “Siapapun yang ingin menyampaikan sesuatu yang
baik dan melarang sesuatu yang buruk, harus yakin akan pahala
dari Allah, karena pasti ia harus bersabar menghadapi berbagai
ancaman — ancaman itu tidak akan membahayakan bagi orang-
orang yang percaya akan pahala dari Allah.”

&

Menolak kekuasaan untuk


menghindari perselisihan
Abdullah bin Umar, putera Khalifah Umar, dibujuk bahwa se-
mua orang tentu senang seandainya ia mau menjadi khalifah.
Nita-nuai IsLam @ 115
“Akankah kalian mengatakan padaku seandainya ada seorang
saja yang menentangku dari timur?” tanya Abdullah.
“Siapapun yang menentangmu akan dibunuh,” jawab mereka.
“Apa arti kematian satu orang jika kemajuan seluruh umat Islam
dipertaruhkan?”
“Demi Allah,” jawab Abdullah, “walaupun kalian memberiku
seluruh isi dunia, aku tidak ingin ada seorang pun Muslim yang
mati oleh sebilah tombak yang batangnya dipegang oleh pengikut
Muhammad dan izinnya dipegang olehku."
Seorang pria mendatangi Abdullah bin Umar, dan menuding
bahwa dia adalah manusia terburuk di antara seluruh Muslim.
“Allah tahu,” kata Abdullah, “bahwa aku tidak pernah menumpah-
kan darah sesama Muslim, memecah-belah ataupun melemahkan
mereka. Lalu mengapa kau menuduhku begitu?”
Yang lain menjelaskan bahwa jika ia mau, tak akan ada dua
orang Muslim pun yang tidak akan setuju dengannya, yang berar-
116 @ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
ti bahwa mereka menginginkan Abdullah untuk menjadi khalifah.
Namun Abdullah bin Umar berkata bahwa ia tidak ingin menjadi
khalifah tanpa dukungan yang ikhlas dari semua orang.

&

Membunuh untuk memperoleh kekuasaan


adalah sesuatu yang dibenci
Abu Arif adalah salah satu dari barisan depan pasukan tang-
guh Imam Hasan yang berjumlah 1.000 orang. Pasukan itu di-
pimpin oleh Abu Umar Taha, yang menghadapi Muawiyah di
medan perang. Ia ingat, ketika pedang mereka masih meneteskan
darah orang-orang Syiria dan mereka sedang dikuasai kemarahan,
Hasan mengadakan perdamaian dengan Muawiyah.
“Ketika Hasan datang ke Kufah,” tutur Abu Arif, “salah satu

Nita-nitai IsLam &@ 117


anggota kami yang bernama Abu Amir Sufyan bin Lail mendekati
Hasan, dan menyebut dia sebagai penghina umat Islam. Jangan
berkata begitu, Abu Amir” kata Hasan. “Aku tidak menghina
orang-orang Islam. Aku sangat benci jika harus membunuh orang
Islam dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan, dan aku benar-
benar telah bertindak sesuai dengan prinsip itu'.”

&

Perjuangan terbesar adalah


melawan hawa nafsu
Menurut Jabir, ketika orang-orang Islam kembali dari sebuah
ekspedisi militer, Nabi mengatakan pada mereka: “Kalian telah
kembali dari sebuah perjuangan yang kecil (jihad) untuk sebuah
perjuangan yang besar."

118 @ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Mereka bertanya, apakah perjuangan yang besar itu. Nabi
menjawab: “Perjuangan yang dilakukan oleh seorang hamba Allah
untuk mengendalikan nafsu-nafsunya sendiri.”

&

Tipu daya manusia


Pada suatu saat Sulaim bin Hanzalah pergi untuk mendengar
beberapa petuah dari Ubayy bin Kaab. Ubayy bangkit dan berjalan
keluar, membuat Sulaim dan kawan-kawannya mengikuti dia.
Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Umar bin Khattab.
Umar berkata pada mereka, “Apakah kalian tidak melihat betapa
berat orang yang diikuti, dan betapa memalukan orang-orang yang
mengikuti?”

&
Nita-nitar IsLam & 119
Allah menyukai orang yang gigih
Menurut Aisyah, Nabi mempunyai sebuah tikar yang biasa be-
liau gunakan untuk duduk di siang hari dan salat di waktu malam.
Jumlah orang yang datang untuk duduk dan salat bersama beliau
makin lama kian banyak.
Pada mereka Nabi berkata, “Kalian dapat melakukan sesuatu
sesuai dengan batas kemampuan kalian. Allah tidak akan lelah se-
panjang kalian tidak lelah. Perbuatan yang disukai Allah adalah
yang dilakukan dengan gigih, tak peduli betapapun kecilnya.”
Riwayat lain mengatakan bahwa jika keluarga Nabi mengerja-
kan sesuatu, mereka melakukannya dengan sangat teratur.

&

120 @ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Allah bersama orang yang
ditinggalkan sesamanya
Nabi berkata bahwa pada hari Kiamat, Allah akan memanggil
manusia: “Ketika Aku sakit kau tidak menjengukKu.” Hamba Allah
akan berkata: “Ya Allah, Tuhan seluruh mahluk, bagaimana caranya
aku dapat mengunjungiMu?"
Allah akan menjawab: “Apakah kau tidak melihat hambaKu
sakit dan kau lalai untuk menjenguknya? Jika kau mengunjunginya,
kau akan menemukan Aku di sana bersamanya.”
Sekali lagi Allah akan menegur manusia: “Aku meminta se-
potong makanan pada kalian, tapi kalian tidak memberikannya
kepadaKu?” Hamba Allah akan bertanya, “Ya Allah, bagaimana
caranya aku dapat memberikan makanan kepadaMu?”
“Tidakkah hambaKu meminta makanan padamu dan kau tidak
memberikan kepadanya? Bila kau mengabulkan permintaannya,
Nitamnitar IsLam & 121
kau akan menemukan Aku berada di sana bersamanya."
Lagi-lagi Allah menegur manusia: “Aku meminta air pada
kalian, tapi kalian tidak memberikan sedikitpun.”
“Ya Allah, bagaimana caranya aku dapat memberiMu air?”
hamba Allah akan bertanya, dan menambahkan, “Engkau adalah
Tuhan dari seluruh mahluk.”
“HambaKu meminta air kepadamu dan kau tidak memberinya.
Jika kau memberikan air kepadanya, kau akan menemukan Aku di
sana bersamanya."
&
Keluhan timbul dari salah paham
Pada waktu pemerintahan Muawiyah, seorang laki-laki men-
datangi Suhail bin Saad dan mengatakan bahwa Gubernur
Madinah, yaitu Marwan bin Hakam, telah memaki Ali.

122 @ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


“Apa yang ia katakan?” tanya Suhail.
“Ia menyebut Ali 'Abu Turab' (bapak bumi), jawab orang itu.
Suhail tertawa dan berkata: “Nabi sendiri yang memberikan na-
ma itu untuk Ali. Itu adalah sebutan kesukaan Nabi.”

&

Jangan menjelek-jelekkan orang


yang telah meninggal
Setelah perebutan kota Mekkah, Ummu Hakim binti Al-Harits
bin Hisham, isteri dari Ikrimah bin Abu Jahal, memeluk Islam. Ia
berkata pada Nabi bahwa suaminya melarikan diri ke Yaman kare-
na takut akan keselamatan hidupnya, dan ia memohon pada Nabi
untuk memberikan kebebasan pada Ikrimah. Beliau menyetujuinya,
walaupun Ikrimah sedang berperang dengan beliau.

Nitamnitar IsLam &@ 123


Bersama dengan budak Bizantiumnya, Ummu Hakim pergi un-
tuk mencari suaminya. Ia bertemu dengannya ketika sang suami
baru tiba di tepi pantai Tahamah dan akan menyeberangi Laut
Merah. Ummu Hakim berkata bahwa ia telah bertemu dengan
orang yang paling hebat di antara seluruh manusia, yaitu Nabi
Muhammad. Tapi membujuk Ikrimah untuk pulang bersamanya,
ketimbang membahayakan diri di laut, tidak mudah.
Namun ketika ia mendengar bahwa Nabi telah menjamin ke-
amanannya di Mekkah, ia mengikuti kemauan isterinya. Ketika ke-
duanya hampir tiba di Mekkah, Nabi mengatakan kepada para
pengikutnya bahwa Ikrimah akan segera datang sebagai imigran
dan seorang yang beriman.
“Jangan menjelek-jelekkan ayah Ikrimah,” kata Nabi. “Sebab,
walaupun kalian jelek-jelekkan, hal itu tidak akan melukai orang
yang telah mati, namun akan menyakiti orang yang masih hidup.”
&
124 @ BUKu KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Memperhitungkan harga diri orang lain
Ketika Nabi mendekati Madinah pada akhir perjalanan hijrah-
nya, orang-orang segera keluar dari rumah mereka untuk menyam-
but beliau. Kumpulan laki-laki, wanita dan anak-anak terlihat di
jalan dan atap-atap rumah di Madinah, sambil mengagungkan
Allah atas kehadiran Nabi. Kaum Anshar saling berlomba untuk
menjadi orang yang mendapatkan kehormatan untuk menampung
Nabi.
Namun karena Nabi mempunyai beberapa sanak keluarga dari
nenek pihak ibunya yang tinggal di Madinah, maka beliau memi-
lih untuk tinggal selama beberapa hari dengan mereka, dengan
demikian menghormati mereka di depan umum. Beliau berkata,
“Sekarang ini aku akan tinggal dengan Bani Hajjar, keluarga Paman
Abdul Muthallib dari pihak Ibu, karena mereka harus diberi segala
kehormatan.”

Nitamnitar IsLam & 125


Bulan-bulan pertama dihabiskan Nabi bersama seorang ang-
gota keluarga, yaitu Abu Ayub Anshari, yang nama lengkapnya
adalah Khalid bin Zaid Najjari Khazraji. Setelah kamar-kamar
dibangun di sekeliling masjid Nabi, barulah beliau pindah ke sana.

&

Rasa curiga ditimbulkan oleh setan


Safiyah binti Huyy, salah seorang isteri Nabi, pada suatu ma-
lam pergi menemui Nabi yang sedang itikaf di masjid. Ia berbicara
sebentar dengan Nabi kemudian berdiri untuk pergi. Nabi juga
bangkit untuk melihat ia pergi. Pada saat yang bersamaan dua
orang Anshar lewat. Melihat Nabi bersama seorang wanita, mere-
ka lewat dengan terburu-buru, namun Nabi memanggil mereka:
“Jangan terburu-buru, ini Safiyah, isteriku.”
“Alhamdulillah, ya Rasulullah!” ucap kedua orang itu gembira.
126 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Nabi berkata, “Setan telah merasuki nadi manusia seperti darah.
Aku takut kalau setan memasukkan prasangka-prasangka jahat
tentang diriku ke dalam hati kalian.”

&

Setiap orang hendaklah beramal


Nabi berkata, “Setiap hari ketika matahari terbit, setiap manu-
sia harus beramal. Membuat sebuah penyelesaian yang adil di an-
tara dua manusia adalah beramal. Begitu juga membantu manusia
dalam usahanya, atau mengurangi bebannya atau hanya meng-
ucapkan kata-kata yang baik. Setiap rintangan yang mampu di-
singkirkan merupakan amal.”

&

Nitam-nitai IsLam 6 127


Allah menyukai hambanya
yang berwatak terbaik
Usamah bin Syuraik menceritakan betapa para sahabat duduk
dengan sangat hening di hadapan Nabi, sehingga bagaikan ada bu-
rung yang bertengger di atas kepala mereka. Tak lama kemudian
beberapa orang datang dan bertanya pada Nabi, hamba Allah yang
manakah yang terbaik menurut beliau.
“Orang yang mempunyai watak yang terbaik,” jawab Nabi.

&

Memberikan hak orang lain


Beberapa hari sebelum kematiannya, Nabi menyampaikan se-
buah khotbah panjang yang tidak seperti biasanya. Pada akhir

128 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


khotbahnya, beliau berkata: “Aku berharap mampu untuk mem-
berikan perhitungan diriku yang sempurna di hadapan Allah. Jika
aku lupa untuk membayar utang atau aku pernah menyakiti sia-
papun secara lahir maupun batin, sebaiknya orang tersebut menun-
tut haknya atau memaafkan aku."
Seusai menyampaikan khotbah, Nabi menunggu beberapa saat,
namun tidak ada yang berbicara. Kemudian tibalah saat salat zuhur,
dan Nabi melakukannya secara berjamaah. Seusai salat, beliau
mengulangi pertanyaannya yang tadi. Seorang laki-laki tiba-tiba
berdiri dan berkata: “Rasulullah, engkau berutang 10 dirham
kepadaku.” Nabi langsung memberikan perintah untuk secepatnya
membayar orang tersebut.

&

Nitam-nitai IsLam & 129


Keadilan untuk semua
Muawiyah meminta Dharar Sadai untuk menceritakan pada-
nya tentang Ali. Dharar antara lain mengatakan bahwa Ali hidup
di antara mereka sama seperti mereka semua.
“Jika seorang yang kuat melakukan kesalahan, jangan harap ia
bisa membelokkan Ali,” ujar Dharar. “Namun jika seorang yang
lemah meminta keadilan, maka ia akan mendapatkannya."

&

Orang yang bijaksana adalah


orang yang bertakwa
“Kebijaksanaan itu berasal dari takwa kepada Allah,” kata
Abdullah bin Masud.

130 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Ada ayat al-Our'an yang berbunyi: “Allah menganugerahi ke-
bijaksanaan kepada orang yang dikehendaki-Nya.”
Menurut Abul Aliyah, kebijaksanaan dalam ayat itu berarti
takwa kepada Allah, sebab kebijaksanaan sejati hanya berasal dari
takwa kepada Allah.

&

Nitamnitar IsLam & 131


Menekan amarah adalah tanda sifat yang baik
Ketika Nabi ditanya perbuatan apa yang paling baik, beliau
berkata bahwa tidak ada yang lebih bagus selain mempunyai sifat
yang baik. Sang penanya kemudian mendekati Nabi dari sebelah
kanan dan melontarkan pertanyaan yang sama. Lagi-lagi Nabi
menjawab “Sifat baik.” Kemudian ia mendekat dari sebelah kiri,
dan menanyakan hal yang sama. Nabi mengatakan untuk ketiga
kalinya pada orang itu bahwa sifat baik mengalahkan semua jenis
perbuatan.
Ketika orang tersebut datang dari belakang dan bertanya sekali
lagi pada Nabi, beliau menjawab, “Bagaimana mungkin kau tidak
mengerti apa yang dimaksud dengan sifat yang baik. Selama eng-
kau mampu, janganlah marah. Itulah yang dimaksud dengan mem-
punyai sifat yang baik.”

&
134 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Perbuatan yang akan
mengantarkan kita ke surga
Ketika Anas bin Malik sedang terbaring sakit, ia kedatangan
beberapa penjenguk. “Bawalah sesuatu untuk tamu-tamu kita
walaupun hanya sepotong roti,” kata Anas pada pembantunya.
“Karena aku pernah mendengar Nabi berkata bahwa sebuah per-
buatan baik adalah sesuatu yang akan mengantarkan seseorang
menuju surga.”

&

Rasa iba pada seluruh mahluk


Pada suatu saat, Nabi melihat seekor unta yang sangat kurus
sehingga antara perut dan punggungnya tampak kosong. “Takutlah
pada Allah dalam memperlakukan binatang yang tidak dapat
Watak IsLam & 135
bicara ini” kata Nabi. “Tunggangilah ia sepantasnya dan berilah
makan sepatutnya.”

&

Sikap seorang pembawa pesan Allah


Demi mendengar Nabi telah tiba di Mekkah, Amr bin Al-
Murrah al-Juhaini pergi ke kota tersebut dengan menunggang
untanya. Ketika sampai di Mekkah ia bertemu Nabi, yang menga-
takan padanya demikian: “Hai, Amr bin Al-Murrah, aku adalah
utusan Allah untuk semua manusia. Aku mengajak manusia untuk
berserah diri pada Allah, aku mengajarkan pada mereka untuk
tidak menumpahkan darah sesamanya, memberikan sanak
familinya hak mereka, beribadah hanya pada Allah semata,
meninggalkan berhala, menunaikan ibadah haji di Baitullah dan
berpuasa selama bulan Ramadhan. Surga akan menunggu orang-
136 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
orang yang menerima hal ini, sedang orang-orang yang me-
nolaknya akan dihukum di neraka. Berimanlah wahai Amr, maka
Allah akan menyelamatkanmu dari siksaan api neraka.”
Amr bin Al-Murrah terpikat pada Nabi dalam pertemuan per-
tama ini. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad adalah utusan Allah,” katanya. “Aku mempercayai se-
mua wahyu yang kau bawa mengenai yang halal dan yang haram,
walaupun hal itu tidak sesuai dengan pendapat sebagian besar
orang.”
Kemudian ia meminta Rasulullah untuk menempatkan dia di
tengah orang-orangnya. “Mungkin saja melalui diriku Allah akan
menunjukkan pada mereka pengampunan-Nya, seperti yang telah
Allah tunjukkan padaku melalui dirimu.”
Lalu Nabi berkata padanya, “Bersikaplah lembut dan langsung
dalam segala yang kau katakan. Janganlah bersikap keras, som-
bong dan iri hati pada sesamamu.” Dan setelah memberikan
Watak IsLam & 137
nasihatnya pada Amr, Nabi mengutusnya untuk mendakwahkan
Islam bersama dengan orang-orangnya.

&
Empat nasihat penting
Abu Dzar meriwayatkan selama enam hari berturut-turut Nabi
memberitahukan padanya bahwa beliau akan mengatakan sesuatu
yang sangat penting.
Pada hari ke tujuh Nabi berkata, “Aku mengingatkan engkau
untuk bertakwa pada Allah. Kalau kau berbuat dosa, tebuslah den-
gan melakukan hal yang baik. Jangan meminta apapun pada siapa-
pun. Walaupun tangismu telah tumpah, janganlah meminta orang
lain untuk menyekanya. Dan janganlah mengambil untuk dirimu
sendiri dari sesuatu yang telah dipercayakan padamu."
&
138 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Menjadi manusia yang berperikemanusiaan
Menurut Abu Hurairah, seseorang dari gurun Arab datang dan
buang air kecil di masjid Nabi. Orang-orang kemudian datang dan
memukulinya. Nabi menahan mereka dari melakukan hal itu dan
berkata, “Tuangkan segayung air pada tempat di mana ia buang air
kecil. Kau telah diutus untuk mempermudah segala sesuatu bagi
manusia, bukan mempersulitnya.”

&

Seorang penipu bukanlah Muslim sejati


Ketika lewat di sebuah pasar, Nabi melihat seorang laki-laki
berjualan padi. Nabi meraba tumpukan padi tersebut dan tangan-
nya menjadi basah.
“Mengapa padimu ini basah?” tanya Nabi pada penjual itu.
Watak IsLam & 139
Orang tersebut menjawab hal itu disebabkan karena hujan.
“Lalu mengapa bagian yang basah ini tidak diletakkan di atas
sehingga orang dapat melihatnya?” kata Nabi. “Barangsiapa yang
menipu sesamanya bukanlah bagian dari kami.”

&

Tidak menurutkan hati berbicara yang


tak perlu dan mengharapkan hal yang
buruk pada orang lain
Ketika Abu Dujanah terbaring dalam keadaan sakit parah,
orang-orang datang menjenguknya. Melihat wajah Abu Dujanah
yang bersinar, mereka bertanya mengapa wajahnya begitu berseri.
Abu Dujanah menjawab, “Aku menaruh kepercayaan pada dua
hal melebihi dari yang lain. Pertama, aku tidak menurutkan hati
140 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
dangan berbicara yang sia-sia: kedua, hatiku selalu bersih dari
perasaan negatif terhadap sesama."

&
Islam mengajarkan kepekaan
Abdullah bin Abbas meriwayatkan tentang seorang pria yang
membaringkan seekor kambing dalam posisi yang siap untuk di-
sembelih, baru kemudian ia mengasah pisaunya. Melihat ini, Nabi
bertanya, “Apakah kau ingin memperpanjang kesengsaraannya?
Seharusnya kau asah dulu pisaumu sebelum kau baringkan dia.”

&
Memaafkan pembantu
Seorang Arab pernah datang pada Nabi dan bertanya berapa
Watak IsLam & 141
kali seharusnya dalam sehari ia memaafkan pembantunya.
“Tujuhpuluh kali,” jawab Nabi.
&
Perilaku kejam dibenci sepanjang masa
Suhail bin Amar adalah salah seorang yang ditawan oleh pihak
Muslim pada Perang Badar. Ia adalah ahli pidato terkenal dari
kaum Ouraisy dan sudah menjadi kebiasaannya untuk menyerang
Nabi dengan kata-katanya yang sangat tajam. Umar meminta izin
pada Nabi untuk mematahkan gigi depan Suhail agar ia tidak da-
pat lagi berpidato sekasar itu. Nabi menolak permintaan Umar itu.
“Aku tidak ingin membuatnya cacat,” ujar Nabi. “Jika aku
melakukan hal demikian, Allah akan membuatku cacat walaupun
aku adalah utusan-Nya.”
&
142 @ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Janganlah menunda dalam membayar upah
Abdullah bin Umar meriwayatkan Nabi berkata, “Bayarlah
upah seorang pekerja sebelum keringat mengering dari badannya.”

&

Berdoalah untuk orang yang


melakukan kesalahan
Suatu hari, seorang pemabuk dibawa ke hadapan Nabi. Nabi
memerintahkan agar ia dicambuk. Ketika orang tersebut telah per-
gi, beberapa hadirin di sana mengutuknya dan berdoa semoga
Allah merendahkannya.
“Jangan ungkapkan perasaan-perasaan seperti itu,” kata Nabi.
“Janganlah bergabung bersama setan untuk memusuhi saudaramu.
Watak IsLam &@ 143
Lebih baik kau berkata: Ya Allah, ampuni dia: ya Allah berilah
petunjuk padanya."
&
Mengutuk Muslim adalah dosa besar
Salmah bin Akwah berkata bahwa di zaman Nabi, jika terden-
gar seseorang mengutuk saudara Muslimnya, ia dianggap telah
memasuki salah satu pintu dosa yang berat sekali.

&

Memandang rendah pada sesama Muslim


adalah membahayakan agama
Urwah menceritakan ketika sedang berhaji Nabi menunggu

144 &@ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Usamah bin Zaid yang berkulit hitam dan berhidung pesek. Ketika
Usamah tiba, beberapa orang Yaman yang saat itu bersama Nabi
berkata dengan mengejek, “Lihatlah orang macam apa yang telah
menunda perjalanan kita!”
Menurut Urwah, kemurtadan besar-besaran yang terjadi di
Yaman pada masa kekhalifahan Abu Bakar merupakan akibat dari
pernyataan ini.

&

Kelemahan terbesar seseorang adalah


anak-cucunya
Pada suatu saat Nabi menggendong cucunya, Hasan bin Ali.
Beliau memeluknya dan menciumnya. Kemudian beliau me-
mandang para sahabatnya dan berkata, “Anak-anaklah yang mem-

Watak IsLam &@ 145


buat kita kikir, bodoh dan penakut.” Dalam riwayat Tabrani, kata-
kata itu ditambahkan: “Semoga Allah menghancurkan setan."
Abdullah bin Umar menambahkan, “Anak-anak adalah cobaan
terberat bagi manusia.”

&

Tugas seorang kepala rumah tangga


Umar bin Khattab meminang anak perempuan Ali, Ummu
Kultsum, yang jauh lebih muda daripadanya. Ali memerintahkan
kedua putranya yaitu Hasan dan Husain untuk mengatur persiapan
perkawinan saudara perempuan dan paman mereka, Umar.
“Dia adalah wanita yang sama dengan yang lain,” jawab me-
reka, “dia dapat mengatur urusannya sendiri.”
Mendengar ini, Ali marah dan beranjak pergi. Namun Hasan

146 @ BuKu KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


menangkap jubahnya. “Ayah,” ia berkata, “Kami tidak akan sang-
gup jika kau meninggalkan kami.”
Hasan dan Husain kemudian mengatur persiapan perkawinan
adik mereka dengan Umar.

&

Janganlah Muslim memandang rendah


saudaranya
Hasan, anak Ali bin Abu Thalib, menceritakan suatu ketika
sekelompok Muslim datang kepada Abu Musa Asy'ari yang men-
jabat gubernur selama kekhalifahan Umar. Ia menyalurkan sum-
bangan pada orang-orang Arab namun ia tidak memberikan
apapun pada non-Arab.
Mengetahui hal ini, Khalifah Umar menulis surat kepada Abu

Watak IsLam & 147


Musa, “Mengapa kau tidak menyamakan penyaluran bantuan an-
tara yang Arab dengan yang bukan Arab? Ketika seseorang men-
ganggap rendah sebagian saudara Muslimnya, maka hal itu adalah
bukti kejahatannya.”

&

Membuat khawatir sesama Muslim adalah


kesalahan berat
Suatu saat ada seorang Arab datang dan salat bersama Nabi. Ia
kehilangan serulingnya ketika sedang salat. Seusai salat, ia sangat
khawatir ketika mengetahui benda miliknya itu hilang. Ia bertanya,
ke mana gerangan serulingnya itu.
Ketika itu Nabi berkata dengan memperingatkan para sahabat-
nya, “Orang-orang yang percaya pada Allah dan Hari Akhir tidak

148 @ BuKu KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


akan menyebabkan sesama Muslim menjadi khawatir.”

&

Sebuah perkawinan tanpa undangan


Ketika Abdurrahman bin Auf berhijrah ke Madinah, Nabi
menjadikannya saudara dari Saad bin Rabi Anshari. Saad men-
ceritakan pada Abdurrahman bahwa ia adalah orang yang terkaya
di Madinah: “Kau dapat melihat segala yang aku miliki dan ambil-
lah setengahnya untuk dirimu. Aku punya dua isteri: yang mana-
pun dari keduanya yang kau suka, akan kuceraikan dan kau dapat
mengawininya.”
Abdurrahman menjawabnya dengan mendoakan rahmat Allah
bagi keluarga dan harta benda yang dimiliki Saad bin Rabi.
Kemudian ia meminta untuk ditunjuki jalan menuju pasar. Di sana
ia berdagang dan menghasilkan banyak uang. Beberapa hari kemu-
Watak IsLam & 149
dian Abdurrahman bin Auf datang menemui Rasulullah. Melihat
noda berwarna kuning jingga pada bajunya, Nabi bertanya
padanya dalam logat Yaman, bagaimana noda itu bisa melekat di
bajunya.
“Aku telah menikah,” jawab Abdurrahman.
“Berapa jumlah mas kawin yang kau berikan?” tanya Nabi.
“Emas seberat biji kurma.”
Nabi kemudian menyuruhnya mengadakan pesta perkawinan,
walaupun hanya dengan seekor kambing.

&

Mengurus rumah tangga sama pentingnya


dengan berjihad
Suatu saat seorang wanita datang pada Nabi dan berkata bah-
150 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
wa kedatangannya atas nama beberapa orang wanita.
“Masing-masing dari kami, entah engkau mengenalnya atau
tidak, ingin mengajukan pertanyaan yang sudah sering di-
tanyakan,” katanya. “Laki-laki dan wanita mempunyai Tuhan yang
sama dan kau adalah Nabi utusan Allah untuk laki-laki maupun
wanita. Bagi laki-laki, Allah telah mentakdirkan mereka untuk
berjihad: jika mereka berhasil dalam jihad itu, maka mereka akan
mendapatkan pahala: jika mereka terbunuh, mereka akan ditinggi-
kan derajatnya di hadapan Allah, dan mereka akan dicukupi den-
gan berlimpah-limpah. Namun apa yang ditakdirkan untuk kaum
wanita seperti kami?”
Nabi menjawab, “Untuk kalian, kepatuhan kepada suami-suami
kalian dan mengakui hak-hak mereka, adalah sama saja dengan
berjihad. Namun di antara kalian hanya sedikit yang melakukan
hal itu.”
&
Watak IsLam &@ 151
Menahan diri agar tidak
menyusahkan orang lain
Pada saat sedang berhaji, Umar bin Khattab melihat seorang
wanita berpenyakit kusta sedang mengelilingi Ka'bah. “Hamba
Allah,” sapa Umar, “akan lebih baik jika kau tinggal saja di rumah,
sehingga orang-orang tidak akan terganggu oleh kehadiranmu."
Wanita itu melakukan apa yang diperintahkan kepadanya dan
tinggal di rumah. Setelah beberapa waktu, seseorang yang lewat
mengabarkan kepadanya tentang kematian Umar, orang yang
menasihatinya untuk tinggal di rumah.
“Sekarang kau dapat keluar,” kata orang itu. Wanita tersebut
menjawab, “Aku mematuhinya bukan hanya semasa dia hidup.
Walaupun sekarang dia telah meninggal, aku tetap mematuhinya.”

&
152 @ BUKU KEciL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Cara yang sopan dalam meminta izin
masuk ke rumah
Syafiyah menceritakan, suatu hari ia sedang bersama Nabi, ke-
mudian Ali datang dan bertanya apakah ia diperbolehkan untuk
masuk. Ia mengetuk pintu dengan sangat pelan dan Nabi menyu-
ruhnya untuk langsung masuk saja. Pada kesempatan lain Saad bin
Ubadah datang untuk menemui Nabi, setelah meminta izin untuk
masuk, ia berdiri di depan pintu sehingga ia dapat melihat lang-
sung ke dalam rumah.
Nabi memberi tanda pada Saad untuk berdiri di salah satu sisi
pintu saja, dan kemudian setelah beberapa waktu, beliau meng-
undangnya untuk masuk.
“Sesungguhnya, alasan dari permohonan izin untuk memasuki
sebuah rumah adalah menghindari melihat ke dalam rumah,” kata
Nabi.
&
Watak IsLam &@ 153
Orang yang seharusnya diundang untuk makan
bersama
Abdullah bin Umar tidak terbiasa untuk mengundang siapa sa-
ja yang kebetulan lewat untuk makan bersama dengannya, tapi
anak dan keponakannya melakukan hal demikian. Sebaliknya,
Abdullah bin Umar akan mengundang setiap orang miskin yang
lewat sementara keponakan dan anaknya tidak demikian.
“Mereka mengundang orang yang tidak membutuhkan makan,
dan bukan orang yang benar-benar membutuhkannya,” kata
Abdullah bin Umar.

&

154 @ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Melakukan semua perintah keluarga
bukanlah tanda keimanan
Jabir bin Abdullah baru saja membeli daging seharga satu
dirham dan sedang membawanya pulang ke rumah. Di jalan ia
bertemu Umar bin Khattab, dan Umar bertanya apa yang ia bawa.
Jabir menjawab, “Sesuatu yang sangat diinginkan oleh keluargaku.
Aku baru saja membelikan mereka daging seharga satu dirham."
Umar terus-menerus mengulangi kata-kata, “Sesuatu yang sangat
diinginkan keluargaku.”
Begitu seringnya Umar mengulangi kalimat tadi sehingga Jabir
berharap ia kehilangan satu dirham tersebut sebelum ia membeli
daging itu atau ia tidak bertemu dengan Umar. Menurut cerita lain
Umar berkata, “Apakah setiap kali mereka menginginkan sesuatu

Watak IsLam &@ 155


kau akan membelikan untuk mereka? Apakah kau lupa akan ayat:
Kau sia-siakan barang-barang berharga di kehidupan duniamu dan
memenuhi kesenanganmu." (46:20)

&

Umat Islam harus menahan nafsunya


Hasan bin Ali menceritakan bahwa Umar suatu hari memasuki
rumah anaknya dan di sana ia melihat sekerat daging. Umar
bertanya mengapa daging itu bisa berada di sana. Abdullah,
anaknya, menjawab bahwa ia merasa ingin makan daging hari tu.
“Jadi kau akan makan apa saja yang kau mau, begitu?” tanya
Umar. Kemudian ia mengingatkan anaknya dengan berkata,
“Orang tidak boleh makan-minum apapun semau-maunya, agar
tak tergolong orang yang melampaui batas."

156 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


&

Memutuskan hubungan dengan sesama Muslim


sama dengan membunuhnya
Abu Kharash Al-Sulami mendengar ucapan Nabi: “Memutus-
kan hubungan dengan sesama Muslim selama setahun adalah sama
jahatnya dengan menumpahkan darahnya."

&

Watak IsLam & 157


Keadilan
Persamaan di depan hukum
Seorang wanita bernama Fatimah yang berasal dari suku Bani
Makhzum pernah mencuri. Karena takut tangannya akan dipotong,
sanak familinya mengutus Usamah bin Zaid untuk memohon
pengampunan pada Nabi atas nama wanita itu. Ketika Nabi
mendengar kasusnya, tanda-tanda kemarahan tampak pada wajah
Nabi.
“Apakah kau mencoba membelokkanku dari batasan-batasan
yang telah ditetapkan Allah?” tanya Nabi.
Usamah bin Zaid langsung mengakui kesalahannya dan me-
mohon pada Nabi untuk mendoakan pengampunan bagi dirinya.
Nabi kemudian berkhotbah pada orang-orang yang berkumpul di
situ.
Beliau berkata, “Orang-orang di masa lalu mendapatkan ke-
sulitan karena memberikan kelonggaran sikap pada orang-orang

160 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


yang memiliki jabatan tinggi ketika mereka melakukan pencurian.
Padahal, hal itu sangat berlawanan dengan hukuman yang
diberikan pada setiap pencuri dari kalangan rakyat rendah. Demi
Zat yang menguasai jiwaku, jika Fatimah anakku yang mencuri,
aku sendirilah yang memotong tangannya."

&

Jangan mengorbankan kebenaran untuk


kesombongan dan rasa iri
Sebelum menuju Perang Khandag, beberapa orang Yahudi Ma-
dinah, di antaranya Hayy bin Akhtab dan Kaab bin Ashraf, pergi
ke Mekkah dan mereka berhasil menghasut kaum Ourays untuk
menyerang Madinah. Mereka meyakinkan orang Ourays bahwa
kaum Yahudi setempat bakal mendukung.

KEaDiLan & 161


Kepala suku kaum Ouraisy menyuruh orang-orang Yahudi itu
agar mereka menjaga Ka'bah dan melayani orang-orang yang
melakukan ibadah haji ke Mekkah. Mereka ingin mengetahui
apakah agama mereka atau agama Muhammad yang lebih baik.
Para cendekiawan Yahudi mengatakan bahwa agama kaum Ou-
raisy yang lebih baik dan mereka telah mengikuti jalan yang benar.

&

Dalam keadilan, besar dan kecil sama saja


Seorang Mesir datang menemui Khalifah Umar, memohon per-
lindungan dari aniaya. Umar mengabulkan permohonannya dan
kemudian orang Mesir tersebut menjelaskan kejadian yang telah
menimpanya.
“Anak gubernur Mesir, Muhammad bin Amr bin Al-Aas,

162 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


mengadakan perlombaan denganku dan aku memenangkannya,"
tutur orang itu. “Ia menjadi sangat marah karenanya sehingga ia
mulai menyerangku dengan cambuk sambil berkata, 'Aku adalah
anak pejabat tinggi, terimalah ini!”
Demi mendengar hal ini Umar segera mengirim surat kepada
Amr bin Al-Aas untuk membawa anaknya ke Madinah. Ketika
mereka tiba, Umar memanggil orang Mesir itu, memberinya se-
buah cambuk dan memerintahkannya untuk memukul Mu-
hammad bin Amr bin Al-Aas, anak sang Gubernur Mesir itu.
Setelah itu Umar juga memerintahkan orang itu untuk memukul
ayahnya karena pada kekuasaan ayahnyalah yang memudahkan
Muhammad bin Amr bin Al-Aas menjadikan orang Mesir itu
sasaran pukulannya.
“Sekarang aku tidak perlu memukul siapapun,” kata orang
Mesir itu.
“Jika kau memukulnya kami tidak akan menghalangimu, tapi
KEaDiLan & 163
jika kau sendiri ingin melepaskannya, maka itu adalah pilihanmu,”
ujar Umar.
Kemudian, sambil berpaling pada Amr bin Al-Aas, Umar
bertanya: “Sejak kapan kau memperbudak orang yang sudah bebas
sejak dalam kandungan ibunya?”

&

Pemimpin yang baik harus memastikan


bahwa perintahnya telah dilaksanakan
dengan benar
“Andaikata aku menunjuk seseorang yang tampak seperti pe-
mimpin yang baik dan memerintahkannya untuk menjadikan
hukum sebagai pedomannya,” kata Umar, “katakan padaku
akankah itu berarti aku telah menunaikan tanggung jawabku?"

164 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Orang-orang yang berkumpul di situ menjawab bahwa ia
(Umar) telah melakukan segala sesuatu yang ia harapkan pada
orang itu.
“Tidak begitu,” komentar Umar. “Aku seharusnya juga me-
mastikan apakah dia melakukan sesuatu seperti yang kuperin-
tahkan."
Kapanpun Umar mengangkat gubernur baru, ia akan me-
nanyakan pada utusan dari daerah tempat gubernur baru itu
memimpin, apakah ia seorang penguasa yang memperhatikan
segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaannya? Apakah ia
mengunjungi para budak dan menghadiri upacara pemakaman?
Apakah ia mudah ditemui oleh rakyatnya dan bersimpati pada
orang-orang yang datang meminta kepadanya?
Jika jawaban yang ia dengar adalah bahwa sang gubernur
bersimpati dan memelihara budak dengan baik, Umar mengizinkan
kepemimpinannya untuk dilanjutkan. Tapi jika sebaliknya, ia akan
KEaDiLan & 165
secepatnya menunjuk gubernur baru untuk menggantikannya.

&
Membuat keputusan yang tidak memihak
Pada suatu saat Juadah bin Hurairah datang pada Ali, sang
Amirul Mukminin. Ia bertanya, apa yang akan Ali lakukan jika dua
orang datang padanya, salah satu dari mereka sangat menyukai Ali
sehingga ia akan mendahulukan Ali daripada dirinya sendiri, se-
mentara yang lain sangat membencinya sehingga jika ada kesem-
patan ia akan memenggal leher Ali. Apakah Ali memutuskan un-
tuk lebih mementingkan yang pertama daripada yang kedua?
“Jika keputusan itu sungguh-sungguh berada di tanganku, aku
akan menyenangkan diriku. Tapi masalahnya: keputusan itu ada di
tangan Allah."
&
166 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Menjadikan al-Our'an sesuatu
yang sangat mengasyikkan
Setiap kali pejabat-pejabat negara diutus untuk melaksanakan
tugas, Umar mengharuskan mereka berjanji untuk tidak me-
nunggangi kuda-kuda Turki, makan makanan mewah atau me-
makai baju-baju sutera dan tidak menutup pintu pada orang-orang
yang membutuhkan. Ia memperingatkan mereka, jika mereka
melakukan kesalahan-kesalahan seperti itu, mereka akan dihukum.
Kemudian setelah mendengarkan janji mereka, ia akan mem-
berangkatkannya.
Jika Umar harus memecat beberapa pejabat negara, ia akan
berkata: “Aku tidak menunjuk kalian untuk memimpin orang-
orang Islam agar kalian dapat menurutkan hati dalam membunuh
dan merampas kehormatan serta hak milik mereka. Aku memilih-
mu untuk mendirikan salat, menyalurkan harta rampasan perang

KEaDILan & 167


dan untuk membuat keputusan yang adil menyangkut diri mere-
ka.”
Abu Hasin meriwayatkan bahwa Umar selalu memberitahukan
para pejabat yang baru diangkat untuk menjadikan al-Our'an sesu-
atu yang mengasyikkan bagi mereka, dan memberi sedikit tekanan
pada kebiasaan-kebiasaan Nabi Muhammad: “dan aku bersama-
mu,” Umar menambahkan.

&

Tidak membalas perilaku yang tak sopan


dengan sesuatu yang merugikan
Anas bin Malik menceritakan suatu kejadian ketika ia dan Nabi
— yang mengenakan selendang tebal Abyssinia — sedang berjalan
bersama. Mereka berpapasan dengan seorang pria yang tampak

168 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


kasar. Ia berdiri di hadapan mereka dan mencengkeram selendang
Nabi. Ia menarik selendang itu begitu kuatnya sehingga meninggal-
kan bekas di leher Nabi.
“Hai Muhammad, berikan padaku kekayaan Allah yang kau
punyai!" kata orang itu.
Tidak seperti kekasaran yang dilakukan orang itu, Nabi
tersenyum dan memerintahkan padanya untuk mencukupi dirinya
dari Baitul Maal sesuai dengan kebutuhannya.

&

Ketika golongan atas membuktikan dirinya


dapat dipercaya, yang lain mengikuti
Pada saat menerima pedang yang berharga, sabuk, berlian dan
perhiasan milik kaisar Persia, Umar berkata: “Orang-orang yang
KEaDiLan 6 169
menyampaikan barang ini telah membuktikan bahwa diri mereka
dapat dipercaya."
Ali berkomentar: “Kejujuranmulah yang telah memberikan
pengaruh pada rakyatmu."

&

Mementingkan sumpah setia


daripada perdebatan
Ketika sedang menunaikan ibadah haji, Nabi Muhammad dan
para penerusnya, Abu Bakar dan Umar, selalu memendekkan salat
mereka menjadi dua rakaat selama berada di Mina. Utsman
melakukan hal yang sama pada awal masa kekhalifahannya, tapi
kemudian ia kembali salat empat rakaat seperti semula.
Ketika Abdullah bin Masud mendengar perubahan ini, ia

170 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan berkata, “Inna lillahi
wa inna ilaihi raji'un (pernyataan musibah).” Kemudian ia bangkit
dan ia sendiri melakukan salat empat rakaat.
Ketika ditanya mengapa ia melakukan suatu hal yang dia
sendiri tidak menyetujuinya, Abdullah bin Masud menjelaskan,
“Tidaklah baik bertentangan dengan khalifah.”
Abu Dzar juga merasa tidak suka dengan tindakan Utsman,
tapi ia juga melakukan salat empat rakaat penuh. Ketika ditanya
mengapa ia melakukan hal yang sama sedangkan ia menyalahkan
Utsman, Abu Dzar berkata, “Akan lebih buruk lagi jika aku menen-
tang dia.”

&

KEaDiLan @ 171
Sesuatu yang disenangi
dan tidak disenangi oleh Allah
Abu Hurairah meriwayatkan Nabi berkata: “Ada tiga hal yang
disenangi dan tiga hal yang tidak disenangi Allah. Allah senang ji-
ka kau beribadah pada-Nya dan tidak menyekutukannya, berpe-
gang teguh pada ajaran-Nya dengan seia sekata dan selalu dalam
kerukunan. Allah juga akan senang jika kau merasa percaya pada
orang yang telah dipercayai-Nya untuk mengurusi urusan-urusan-
mu. Tiga hal yang tidak disenangi Allah adalah pertengkaran, ter-
lalu ingin tahu, dan memboroskan kekayaan.”

&

172 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


rrsaluan
Di masa mendatang, perselisihan antar saudara
akan menjadi perusak besar
Delapan tahun setelah Perang Uhud, Nabi mendatangi lokasi
perang itu dan berdoa untuk para syuhada. Salah satu doa beliau
adalah mengenai kematian. Kemudian beliau menaiki mimbar dan
berkata: “Aku akan menjadi orang pertama yang tiba di Haudh.
Aku bersaksi di hadapan kalian bahwa kita akan bertemu di
Haudh, yang sudah terlihat olehku dari tempat ini. Demi Allah,
ketika aku sudah tidak berada lagi di antara kalian, aku tidak takut
kalian akan menyembah yang lain kecuali Allah.
“Yang aku takutkan adalah kesenangan akan benda-benda
duniawi akan membuat kalian saling bermusuhan: Hal itulah yang
akan menghancurkan kalian seperti kehancuran kaum sebelum
kalian.”
&
174 &@ Buku Keci KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Ikatan keimanan janganlah ternoda oleh perbe-
daan-perbedaan antar manusia
Dua di antara sahabat Nabi, Khalid dan Saad, sedang berselisih
mengenai suatu hal. Di saat itu seseorang datang pada Saad dan
mulai mengatakan hal-hal yang menentang Khalid.
“Stop!” Saad berseru, “Perbedaan di antara kami tidak akan
mengganggu iman kami.”

&

Mengendalikan tangan dan lidah


dari menyerang saudara
Muhammad bin Maslamah berkata bahwa Nabi memberinya
sebilah pedang dan berkata, “Gunakan pedang ini di jalan Allah,

PERsATuan @ 175
wahai Muhammad bin Maslamah. Namun jika kau melihat dua
kelompok Muslim bertengkar, pukulkan pedangmu pada sebuah
batu sampai pecah: kemudian jangan pindahkan tanganmu dan
tahanlah lidahmu sampai kau mati atau pertengkaran itu selesai
karena kematian.”

&

Tidak memihak dalam perang saudara


Ketika terjadi permusuhan antara Ali dan Muawiyah karena
terbunuhnya khalifah ketiga, Utsman, Muawiyah memanggil Wayil
bin Hajjar dari keluarga bangan Hadramaut.
“Mengapa kau tidak berada di pihakku dalam masalah ini?”
tanya Muawiyah.
Wayil meminta maaf dan berkata bahwa ia pernah mendengar

176 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


ucapan Nabi: “Kegelapan (telah) datang padamu seperti kegelapan
di malam hari! Pada saat itu apa yang seharusnya aku lakukan?
tanya Wayil pada Nabi. Wahai Wayel, jawab Nabi, “ketika dua
pedang berselisih dan keduanya milik Muslim, maka menjauhlah
dari mereka berdua'.”

&

Pemimpin bertugas mempersatukan rakyatnya,


tapi mereka harus bertanggung jawab
pada diri sendiri
Pada suatu saat seorang laki-laki mendatangi Umar dan ber-
tanya apakah perbuatan yang lebih baik untuk dilakukan. Umar
menjawab: “Tidak menghiraukan celaan dalam melakukan kewa-
jiban terhadap Allah atau memusatkan perhatian pada perbaikan

Persatuan @ 177
diri sendiri, dan bukan (perbaikan) orang lain.”
Umar melanjutkan: “Siapapun yang ditunjuk untuk mengurusi
masalah-masalah umat Islam, janganlah mengabaikan tugasnya ter-
hadap orang lain. Artinya, ia harus melaksanakan kewajibannya
walaupun menghadapi celaan. Sedangkan yang tidak berkuasa
(menjadi pemimpin) harus memusatkan pada diri mereka. Meski-
pun demikian, mereka dapat menawarkan nasihat yang baik pada
orang-orang yang berkuasa saat itu."

&

Menerima penghinaan dengan rela


Setelah memutuskan untuk memeluk Islam, Wathilah bin Agsa
meninggalkan rumahnya dan pergi ke Madinah. Ketika ia sampai
di sana Nabi sedang salat, lalu ia bergabung di barisan belakang
para jamaah. Setelah salat selesai, ia mengucapkan syahadat di
178 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
hadapan Nabi.
Tidak seperti biasanya kesaksian pada keesaan Allah, kali ini
beberapa kalimat ditambahkan: kepatuhan adalah kewajiban yang
harus ia tunaikan, baik dalam keadaan kaya ataupun miskin, baik
hal ini disukainya ataupun tidak, dan bahkan kalaupun orang-
orang melecehkan dirinya.

&

Selalu patuh pada pemimpin


Pada suatu saat, Nabi mengirim satu unit pasukan militer yang
dipimpin oleh Amr bin Al-Aas menuju Dzat as-Salasil. Abu Bakar
dan Umar termasuk dalam pasukan itu. Ketika mereka telah maju
sejauh-jauhnya ke wilayah perang, mereka mendirikan kemah dan
Amr bin Al-Aas memerintahkan untuk tidak menyalakan api.
Umar marah karena Amr menimbulkan kesulitan-kesulitan yang
Persatuan @ 179
tidak perlu.
Kemudian ia bangkit untuk pergi menemui Amr bin Al-Aas
untuk membicarakan hal ini. Namun Abu Bakar mencegahnya dan
berkata: “Nabi menunjuk Amr untuk memimpinmu justeru karena
pengetahuannya tentang strategi militer lebih hebat daripada eng-
kau."

&

Memberikan nasihat pada pemimpin


hendaknya secara pribadi,
bukan di depan umum
Ketika Ayadh bin Ghanam Al-Ansari menaklukkan Kota Dara
(Persia), ia menjatuhkan hukuman keras pada penguasanya.
Kemudian ia diingatkan oleh Hisyam bin Hakim tentang perkataan
Nabi: “Barangsiapa yang keras dalam memberikan hukuman pada
180 @ BUKU KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
orang lain di dunia ini, dia akan dihukum paling keras pada Hari
Pembalasan.”
Kemudian sambil terus mengecam Ayadh, Hisyam pergi.
Setelah beberapa hari berlalu, dua orang tersebut bertemu lagi.
“Hei, Hisyam,” kata Ayadh bin Ghanam, “kami juga mendengar
ucapan yang kau dengar. Kami juga melihat apa yang kau lihat, dan
kami pun telah menemani Nabi seperti dirimu. Tidakkah kau
mendengar ucapan Nabi, Hisyam, bahwa jika seseorang mem-
punyai nasihat untuk seorang penguasa, janganlah mengatakannya
di muka umum, tapi kau harus menggandeng tangannya dan
menyampaikannya secara pribadi. Jika penguasa tersebut menerima
nasihat itu, maka baguslah: jika tidak, maka pemberi nasihat itu
telah melaksanakan tanggung jawabnya dan telah melakukan
segala yang berhak ia lakukan.”

&

PERSATUAN &@ 181


Sentimen komunal adalah
milik jaman jahiliyah
Jabir bin Abdullah bergabung dalam sebuah ekspedisi bersama
dengan beberapa orang Islam lainnya. Ketika itu salah seorang
Muhajirin menyerang bagian belakang seorang Anshar Madinah.
Dengan sangat marah orang Anshar itu memanggil keluarganya
untuk membantu, sementara imigran tersebut melakukan hal yang
sama. Maka berhadapanlah kedua kelompok itu, lalu mereka mu-
lai berkelahi. Tapi tak lama kemudian perkelahian mereka dilerai
oleh beberapa orang.
Ketika mendengar peristiwa ini, Nabi bertanya bagaimana
mungkin orang-orang tersebut kembali pada panggilan jahiliyah.
Orang-orang mulai menceritakan tentang kejadian tersebut, yaitu
bahwa salah satu imigran menyerang seorang dari kaum Anshar.

182 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Namun Nabi melarang mereka membicarakan hal itu, karena pem-
bicaraan semacam itu sangat buruk.

&

Jangan berdebat
Beberapa orang yang membawa hadiah untuk Abu Dzar di-
beritahu bahwa orang yang mereka cari sedang pergi berhaji.
Akhirnya mereka mengikuti ke tempat orang-orang yang berhaji
sedang berkumpul di Mina. Mereka duduk bersama Abu Dzar, dan
ketika itu Abu Dzar mendapat kabar bahwa Khalifah Utsman —
bersama dengan orang-orang yang berhaji di Mina — melak-
sanakan salat empat rakaat penuh. Abu Dzar sangat marah
mendengar berita ini dan menampakkan ketidaksetujuannya ter-
hadap tindakan khalifah.
la berkata, “Aku salat bersama Nabi di Mina dan beliau hanya
PERsatuan @ 183
salat dua rakaat, dan aku juga salat sebanyak dua rakaat bersama
Abu Bakar dan Umar.” Setelah mengatakan hal ini Abu Dzar
bangkit dan melakukan salat empat rakaat penuh.
Orang-orang di sekelilingnya berseru, “Lho, kau sendiri baru
saja mengecam Amirul Mukminin! Mengapa kau melakukan hal
yang sama?”
“Akan lebih buruk lagi kalau aku tidak mengikutinya,” ucap
Abu Dzar menjelaskan. Begitu pula sikap Abdullah bin Masud. Ia
mengecam khalifah karena salat empat rakaat penuh, tapi ia sendiri
kemudian melakukan hal yang sama.
Ketika ditanya tentang hal ini, ia berkata, “Membantah khalifah
itu sangat buruk.”

&

184 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Jangan membelot ke pihak musuh di saat meng-
hadapi kesulitan di dalam
kaum sendiri
Kaab bin Malik gagal untuk bergabung dalam ekspedisi ke
Tabuk. Ia menjelaskan bahwa Nabi mengumumkan ekspedisi ter-
sebut pada saat kurma sedang matang dan sangatlah nikmat jika
duduk berteduh di bawahnya.
“Aku malas untuk bersiap-siap,” kata Kaab, “tapi terpikir oleh-
ku bahwa aku telah menyediakan segala perlengkapan yang di-
butuhkan, dan aku dapat pergi kapanpun aku mau. Ketika tiba saat
pasukan akan berangkat, aku masih belum siap untuk pergi.
Kemudian aku bertemu dengan Nabi sekembalinya beliau dari
Tabuk, dan beliau bertanya mengapa aku sampai gagal bergabung
dengan kafilah.
“Karena tidak mampu berbohong, aku mengaku bahwa aku
PERSATUAN &@ 185
tidak punya alasan apa-apa. Aku sebenarnya mampu mengikuti
perjalanan tersebut, tapi aku diam saja di rumah. Nabi kemudian
memerintahkan agar tak seorang pun berbicara padaku, tidak juga
Hilal bin Umayya dan Murarah bin Rabie.” Keadaan ini berlang-
sung sampai 15 hari. al-Ouran menggambarkan penderitaan yang
dialami pada hari-hari itu : “...ketika bumi ini telah menjadi sempit
bagi mereka, padahal bumi ini luas, dan jiwa mereka pun telah sem-
pit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa
tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan hanya
kepadaNya.” (9:118)
Kaab ingat bahwa pada saat itu seorang Nabatae yang datang
dari Syiria ke Madinah untuk suatu urusan, bertemu dengannya di
jalan dan memberinya surat dari kepala suku Ghassaniyah. Surat
itu bersampulkan bahan sutera, dan berisi tulisan: “Aku tahu bah-
wa engkau telah ditindas oleh penguasamu. Semoga Tuhan
melepaskanmu dari tempat di mana engkau dipermalukan dan ke-

186 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


mampuanmu disia-siakan. Datanglah pada kami, maka kami akan
memberimu tempat terhormat.”
Kaab bin Malik langsung melemparkan surat itu ke api, dan
berjanji tak akan mengulangi perbuatannya. Limabelas hari kemu-
dian, Allah menerima tobatnya dan mengampuninya.

&

Allah mencabut pertolongan-Nya pada


orang-orang yang saling bermusuhan
Dalam suatu kesempatan, menurut Khabbab bin Al-Arats, Nabi
memanjatkan doa yang sangat panjang dan tidak seperti biasanya.
Ketika ditanya tentang hal ini, beliau menjawab bahwa doa itu
adalah tentang harapan dan ketakutan.
Nabi melanjutkan: “Aku memohon tiga hal pada Tuhanku, dua
PERSATUAN & 187
di antaranya dikabulkan dan yang satu ditolak-Nya. Aku berdoa
agar seluruh rakyatku tidak dihancurkan oleh kekeringan di musim
kemarau: permohonan ini dikabulkan-Nya. Kemudian aku berdoa
agar mereka tidak dihancurkan oleh musuh: yang kedua ini juga
dikabulkan-Nya. Namun ketika aku berdoa agar tidak terjadi per-
musuhan di antara mereka sendiri: hal ini tidak dikabulkan-Nya.”

&

Mundur dari kekuasaan


demi kepentingan persatuan
Khalifah Muawiyah mengutus Amr bin Al-Aas untuk menemui
Abdullah bin Umar guna mengetahui apakah ia bermaksud untuk
memperjuangkan kekhalifahan atau tidak.
Amr bin Al-Aas bertanya pada Abdullah bin Umar, “Wahai

188 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


ayah Abdurrahman, apa yang menghalangimu dari mengeluarkan
pengumuman sehingga kami dapat memberikan sumpah setia ka-
mi padamu? Kau adalah sahabat Nabi dan anak dari Amirul
Mukminin. Kaulah yang paling berhak untuk menjadi khalifah
daripada orang lain.”
Abdullah bin Umar bertanya apakah semua orang tanpa ter-
kecuali setuju dengan apa yang dikatakan Amr bin Al-Aas.
“Ya, kecuali satu golongan kecil,” jawab Amr.
Abdullah bin Umar menanggapi, walaupun hanya tiga orang
Persia dari Hajar yang berkeberatan dengan hal ini, ia tidak akan
merasa berkeinginan lagi untuk menjadi khalifah.

&

PERSATUAN & 189


Beribadah, persatuan dan maksud baik
Menurut Abu Hurairah, Nabi menyebutkan tiga hal yang dike-
hendaki Allah dari manusia: (1) memberikan ibadahnya sepenuh-
nya kepada Allah: (2) berpegang pada ikatan Allah tanpa menjadi
terpecah belah dengan sesama manusia: dan (3) bermaksud baik
pada orang yang telah dipercayakan Allah untuk mengendalikan
masalah-masalah manusia.
Hal yang sama juga diriwayatkan oleh Jubair bin Matam, keti-
ka Nabi memberikan ceramah di Mina saat berhaji. Beliau menye-
butkan tiga nilai yang harus diwujudkan dalam perbuatan oleh
orang yang beriman: (1) kesungguhan hati pada keesaan Allah: (2)
bermaksud baik pada pemimpin: dan (3) persatuan yang kuat di
antara masyarakat Islam.

&

190 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Menjauhkan pertikaian dalam urusan agama
Setelah perjanjian Hudaibiyah, perdamaian ditegakkan dan
orang-orang Islam bebas bepergian di seluruh jazirah Arab. Pada
bulan Dzulhijjah, tak lama setelah penandatanganan perjanjian pa-
da tahun 16 H, Nabi mengumpulkan para sahabatnya dan meminta
perhatian mereka pada tugas menyebarkan pesan-pesan Islam.
“Allah telah mengutusku untuk membawa pengampunan pada
seluruh dunia,” Nabi berkata. “Dan adalah tugas kalian untuk
menyebarkan pesan-pesan yang telah kalian dengar dariku pada
seluruh bangsa di dunia atas namaku. Janganlah bertikai seperti
anak-anak Israel bertikai dengan Isa bin Maryam.” Para sahabat
meyakinkan Nabi bahwa mereka tidak akan membantah beliau
dalam hal apapun.
“Katakanlah pada kami apa yang harus kami lakukan,” mereka
berkata, “dan utuslah kami ke manapun yang kau kehendaki.”

PERSATUAN & 191


&

Perbuatan baik akan terhapus karena berselisih


dalam urusan agama
Awam bin Hawhab meriwayatkan Nabi berkata: “Berhati-hati-
lah dengan pertikaian dalam urusan agama, karena besar kemung-
kinan hal itu dapat menghapuskan perbuatan baikmu.”

&

Tetaplah berada dalam kelompok


Abu Darda meriwayatkan Nabi berkata bahwa tiga orang —
entah mereka menetap di desa ataupun di padang pasir — yang
tinggal bersama namun tidak terbiasa untuk salat bersama, akan
dikuasai oleh setan.
192 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
“Oleh karena itu tinggallah dalam masyarakatmu,” kata Nabi,
“kalian tahu, domba yang tersesat dari kawanannya akan dimakan
oleh serigala. Sama seperti yang dilakukan serigala pada domba,
begitu pula yang akan dilakukan setan pada manusia.”

&

Persatuan 6 193
lengan

Mlah
Allah memperhatikan orang-orang yang
melakukan kewajiban terhadap-Nya
Aisyah menceritakan, Nabi selalu berjaga, tidak tidur pada
malam hari ketika sedang berada di kamar Aisyah. Aisyah
bertanya, mengapa beliau tidak beristirahat. Nabi mengeluh,
“Andai saja salah seorang dari sahabatku yang budiman dapat
menjagaku di malam hari!"
Tak lama kemudian terdengar suara gemerincing senjata dari
luar.
“Siapa itu?” Nabi berseru.
“Aku, Saad bin Malik!" terdengar jawaban dari luar
“Apa yang membawamu ke sini?” tanya Nabi.
“Aku datang untuk menjagamu, wahai Rasulullah.”
Segera setelah itu, menurut Aisyah, ia mendengar Nabi

196 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


menarik nafas panjang. Beliau telah tertidur.
Dalam kesempatan lain, Aisyah berkata bahwa setelah berhi-
jrah ke Madinah, penjagaan secara teratur selalu dilakukan untuk
Nabi. Ketika surat yang memuat ayat “Allah akan melindungimu
dari manusia” (5:67) diturunkan, Nabi mengintip dari sebuah celah
dan memerintahkan pada para penjaganya untuk pulang. “Karena
Allah telah memberikan perlindungan-Nya padaku."

&

Kebijaksanaan adalah anugerah terbesar


dari Allah
“Kebijaksanaan dan pengetahuan diturunkan dengan petunjuk
Allah pada orang-orang yang dikehendaki-Nya,” kata Imam Malik.

PERTOLoNGAN ALtaH & 197


“Keduanya tidak berasal dari penguasaan persoalan-persoalan
keagamaan.”

&

Tindakan yang tidak didasari oleh


pengetahuan adalah sesuatu yang
membahayakan
“Seseorang yang bertindak dalam kebodohan tidak akan men-
datangkan kebaikan, malah justeru menyebabkan kerugian,” kata
Umar bin Abdul Aziz.

&

198 &@ Buku KECIL KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Mengambil hikmah dari kemalangan
Selama perang di Persia, serombongan kaum Muslim men-
datangi istana raja Iran, Yazdagird. Mereka hanya mendapatkan
tumpukan caci maki dari sang raja. “Sedikit betul jumlah kalian!
Dan tidak ada kelompok yang lebih sial dan terpecah belah seper-
ti kalian! Tapi penduduk desa kami akan cocok dengan kalian, jika
aku menyerahkan kalian pada mereka.”
Mughirah bin Syu'bah berbicara atas nama kelompok Muslim
itu: “Apa yang kau katakan adalah benar. Kami selalu hidup dalam
negara yang buruk tanpa mempunyai rumah selain permukaan bu-
mi. Pakaian yang kami kenakan terbuat dari bulu kambing dan un-
ta. Agama kami mendorong kami untuk saling membenci dan sa-
ling membunuh. Kami bahkan mengubur hidup-hidup anak
perempuan kami karena takut mereka akan menghabiskan per-
sediaan makanan yang kami punyai.

PERTOLONGAN ALtaH 6 199


“Tapi kemudian Allah mengirimkan pada kami orang yang sa-
ngat kami kenal dan tentu saja yang terbaik di antara kami. Beliau
meminta kami untuk mengikutinya, tapi pada awalnya hanya satu
orang di antara kami yang mau mengikutinya, yaitu Abu Bakar.
Sedangkan kami semua menolaknya. Tapi seiring dengan terbukti-
nya semua yang beliau ucapkan menjadi kenyataan, iman memasu-
ki hati kami dan kami mengikutinya. Melalui Nabi-Nya, Allah
menjanjikan pada kami bahwa ketika menghadapi musuh, siapa-
pun di antara kami yang terbunuh akan masuk surga, sementara
yang hidup akan diberikan pertolongan.”
Mendengar hal ini, Yazdagrid menjadi sangat marah dan me-
merintahkan para pembantunya untuk melemparkan sekeranjang
tanah pada orang-orang Islam yang berbudi luhur itu dan meng-
usir mereka dari daerah Madain. Kelompok Muslim itu merasa
amat terhina. Seseorang bernama Asim meninggalkan istana raja
Persia itu dalam keadaan demikian dan menunggang unta untuk

200 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


menemui pemimpinnya yaitu Saad bin Abi Waggas.
Ketika Saad mengetahui perlakuan yang dialami Asim yang
sangat merendahkan martabat, ia berkata, “Jangan sedih, pasti
Allah telah memberi kita kunci menuju daerah mereka.”

&

Memperbaiki kesan yang salah walaupun


mengorbankan martabat sendiri
Selama Perang Yarmuk, seorang kepala suku Irania bernama
Jurjah meninggalkan barisan pasukannya karena ingin bertemu
dengan Khalid bin Walid. Khalid juga meninggalkan barisannya
dan mendekati Jurjah, sehingga leher kedua kuda mereka saling
bersentuhan.
“Wahai Khalid,” kata Jurjah, “katakanlah padaku dengan se-

PERTOLONGAN ALtAH &@ 201


jujurnya, apakah Tuhan benar-benar menurunkan pedang dari sur-
ga untuk Nabi-Nya? Dan apakah Nabi memberikan pedang itu
padamu agar kau berhasil menaklukkan siapapun yang menjadi
lawanmu?”
Khalid berkata bahwa bukan demikian yang terjadi. Kemudian
Jurjah bertanya mengapa Khalid disebut “Pedang Allah”.
Khalid menjawab: “Allah mengutus Nabi-Nya di antara kami.
Beberapa dari kami mempercayainya, sementara yang lain tidak.
Aku berada di antara orang-orang yang tidak percaya. Kemudian
Allah mempesonakan hati kami dan menganugerahi kami dengan
petunjuk-Nya. Pada saat aku mengucapkan syahadat pada Nabi,
beliau berkata padaku, "Kau adalah salah satu dari pedang yang
telah Allah lepaskan untuk melawan orang-orang musyrik. Beliau
lalu berdoa agar aku mendapatkan pertolongan Allah. Sejak itu aku
dijuluki “Pedang Allah'.”

&
202 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Allah akan menolong orang yang
menolong sesamanya
Pada suatu malam di tahun 610 M, Muhammad bin Abdullah
sedang beritikaf di gua Hira. Ia didatangi malaikat Allah.
“Bacalah!” kata malaikat itu.
“Aku tidak dapat membaca,” jawab Muhammad. Malaikat itu
kemudian mendekapnya erat-erat sehingga Muhammad terjepit.
Setelah melepaskannya, malaikat itu berkata lagi, “Bacalah!”
Lagi-lagi Muhammad memohon maaf dan berkata bahwa ia
tidak dapat membaca. Kemudian malaikat itu memeluknya dengan
menggunakan tekanan yang sangat kuat sehingga Muhammad
tidak tahan. Setelah melepaskan Muhammad, malaikat itu berkata,
“Bacalah!”
“Aku tidak dapat membaca...” Muhammad memohon.

PERTOLoNGAN ALtAH @ 203


“Bacalah dengan nama Tuhanmu, yang menciptakanmu dari
segumpal darah. Bacalah: Tuhanmu adalah Maha Pemurah."
Demikianlah bunyi ayat pertama yang diturunkan pada Nabi
Muhammad.
Setelah kejadian itu, Nabi pulang ke rumah isterinya Khadijah
di Mekkah. Beliau menangis, dan tubuhnya gemetar.
“Tutupi aku, selimuti aku...” katanya.
Khadijah lalu membaringkan Nabi. Setelah pulih dari ke-
terkejutannya, beliau menceritakan seluruh kejadian pada isterinya
yang lebih tua dan lebih berpengalaman.
“Aku takut pada hidupku,” kata Nabi.
“Kau tidak perlu takut, karena kau adalah orang yang memper-
erat ikatan kekeluargaan,” ujar Khadijah. “Kau membantu orang
yang membutuhkan serta mereka yang tidak mampu dan melarat
untuk mendapatkan penghasilan dalam hidup. Kau ramah pada
tamu. Kau menawarkan bantuan pada orang-orang yang sedang
204 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
dalam kesulitan. Apakah mungkin Allah akan mempermalukan-
mu? Demi Allah, hal itu tidak akan pernah terjadi."

&

Pemahaman berasal iman yang sejati


Ketika Umar berhijrah dari Mekkah ke Madinah, Ayash bin
Rabiyah menemaninya. Setelah tiba di Madinah, mereka tinggal di
rumah keluarga Amr bin Auf. Pada saat yang sama, Abu Jahal dan
Harits yang merupakan kerabat dekat Ayash, pergi dari Mekkah
untuk mencari kerabatnya. (Selama peristiwa ini terjadi, Nabi masih
berada di Makkah). Sampai di Madinah, Abu Jahal dan Harits
bertemu dengan Ayash dan berbicara padanya.
“Ibumu telah bersumpah bahwa sebelum ia melihatmu, ia tidak
akan menyisir rambutnya atau berteduh dari sinar matahari,” ucap
mereka. Mereka berusaha untuk membujuk Ayash supaya kembali
PERTOLONGAN ALtAH &@ 205
bersama mereka ke Mekkah.
Rasa iba pada ibunya membuat Ayash menjadi lunak. Tapi
Umar memperingatkannya: “Kedua orang itu ingin membuatmu
berpaling dari keimananmu. Berhati-hatilah terhadap mereka! Kau
boleh percaya bahwa ketika kutu mulai menggigiti ibumu, ia pasti
akan menyisir rambutnya. Dan kalau panas menjadi sangat
menyengat, ia akan pergi ke tempat teduh.”
Tapi Ayash memaksa untuk membebaskan ibunya dari sum-
pahnya. Ia juga ingin mengambil harta benda yang ia tinggalkan di
Mekkah. Ayash kembali ke kota itu, lalu ditangkap oleh kerabat-
nya, kemudian diikat dan disiksa habis-habisan. Akhirnya ia
menoleh dari Islam dan kembali pada agama nenek moyangnya.

&

206 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Allah memaafkan orang yang pemaaf
Nabi berkata: “Allah tidak akan memberi pengampunan pada
orang yang tidak memaafkan sesama manusia.”

&

Dengan pertolongan Allah, yang sedikit


dapat mengalahkan yang banyak
Di antara orang-orang Ouraisy, ada seorang penyebar gosip
bernama Jamil bin Maamar al-Jamhi. Pada saat ia mendengar Umar
memeluk Islam, ia berdiri di depan pintu Ka'bah dan berkata den-
gan suara lantang: “Aku memberi tahu kalian bahwa Umar, anak
Khattab, telah menjadi orang kafir!”
Waktu itu orang-orang Ouraisy sedang berkumpul di sekitar

PERTOLonGaAN ALtaH @ 207


Ka'bah, dan Umar juga berada di sana.
“Dia berbohong!” kata Umar. “Yang benar adalah aku telah
memeluk Islam, bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan
Muhammad adalah utusan Allah.”
Demi mendengar hal ini, orang-orang mendekati Umar dan ke-
mudian mereka berkelahi sampai matahari meninggi. Ketika tena-
ga Umar sudah terkuras, dan tak mungkin lagi melanjutkan perke-
lahian, Umar berkata pada mereka: “Lakukan saja apa yang kalian
inginkan. Jika kami, orang Islam, dapat menjadi lebih dari tigaratus,
dengan Allah sebagai saksiku, kami akan meninggalkan tanah ini
pada kalian, atau kalian harus meninggalkan tanah ini pada kami.”

&
Kekuatan terbesar mereka adalah Islam
Karena tekanan yang tak henti-hentinya dari kaum Ouraisy, 80
208 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
orang Muslim berhijrah di bawah pimpinan Ja'far bin Abu Thalib.
Mereka berhijrah dari Mekkah ke Abyssinia pada tahun kelima
kenabian. Kaum Ouraisy mengutus seorang wakil pada Raja
Kristen Abyssinia agar orang-orang Islam itu dikembalikan. Tapi
raja tersebut telah terpesona oleh cara-cara orang Islam dalam
berbicara dan bertindak, sehingga ia menolak permintaan Ouraisy
dan menjanjikan perlindungan yang aman untuk orang Islam di
daerahnya.
“Aku tidak akan mengkhianati kalian walaupun digantikan
dengan segunung emas,” kata sang raja. “Kalian boleh tinggal di si-
ni selama yang kalian inginkan."
la memerintahkan agar orang-orang Islam dicukupi dengan
makanan dan pakaian: ia juga menanyakan apakah mereka di-
perlakukan dengan tidak baik. Ketika mereka mengatakan bahwa
mereka diperlakukan dengan buruk, ia mengeluarkan pengumum-
an agar siapapun yang memperlakukan orang Islam dengan buruk,

PERTOLoNGAN ALtaH @ 209


harus membayar mereka (orang Islam) denda 4 dirham.
“Apakah jumlah itu cukup?” ia bertanya pada orang-orang
Islam.
Ketika orang-orang Islam mengatakan bahwa itu tidak cukup,
ia menggandakan jumlahnya.

&

Orang yang hanya mengabdi pada Allah akan


ditinggikan kedudukannya di antara orang lain
Sejak awal, Abu Thalib telah memberikan perlindungan yang
diperlukan untuk kelangsungan misi yang dibawa oleh ke-
ponakannya, Nabi Muhammad. Tapi ketika Abu Thalib sedang
sakit parah dan hampir menemui ajalnya, sekelompok kepala suku
Ouraisy mengelilinginya dengan sebuah permintaan.

210 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


“Kau tahu kedudukanmu di antara kami,” ucap mereka. “Tapi
sekarang, seperti yang seharusnya terjadi pada setiap manusia, kau
telah sampai pada hari-hari terakhirmu. Kau tahu bahwa masih ada
masalah antara keponakanmu dengan kami. Kami mengharapkan
kau dapat membuat perjanjian dari kedua belah pihak, dari pihak
dia maupun dari pihak kami, bahwa dia tidak akan mengganggu
kami lagi dan kami tidak akan mengganggunya. Jika dia mem-
biarkan kami dengan agama kami, maka kami akan membiarkan
dia dengan agamanya."
Abu Thalib memanggil Nabi dan mengatakan padanya bahwa
para kepala suku ini datang untuk menawarkan padanya sebuah
perjanjian.
“Apa yang kau inginkan dari mereka?” tanya Abu Thalib.
“Hanya satu hal,” jawab Nabi, kemudian beliau berpaling pada
kumpulan kepala suku itu. Beliau berkata: “Jika kalian menerima
satu hal ini, kalian akan menjadi penguasa di seluruh Arab: seluruh

PERTOLONGAN ALLAH &@ 211


Asia pun akan menyerah padamu.”
Abu Jahal kemudian mengucapkan sumpah atas nama ayah
Nabi bahwa mereka akan menerima lebih dari sekadar satu per-
mintaan dari pihak Muhammad. Namun ketika ia mendengar bah-
wa permintaan Nabi adalah kesaksian mereka bahwa tidak ada
tuhan selain Allah dan meninggalkan seluruh yang mereka sembah
selain Allah, Abu Jahal meremas tangannya dengan terkejut dan
pergi sambil berkata: “Haruskah kami meninggalkan tuhan-tuhan
kami demi Tuhanmu yang satu itu? Permintaanmu itu betul-betul
kelewatan! Orang ini tidak akan meninggalkan apapun, jadi mari
kita pergi. Biarkan kami setia pada agama kami, sampai tuhan
menyelesaikannya di antara kau dan kami.”

&

212 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Dalam melancarkan serangan, menyimpan
rahasia adalah faktor yang penting
Ketika kaum Ouraisy melanggar isi Perjanjian Hudaibiyah, Nabi
memerintahkan para pengikutnya agar siap-siap untuk berangkat:
keluarga-keluarga Nabi juga bersiap. Pada saat itu, Abu Bakar me-
ngunjungi Aisyah, anaknya yang juga merupakan isteri Nabi.
Ketika itu Aisyah sedang mengemasi barang-barang miliknya.
“Sudahkan Nabi menyuruhmu bersiap-siap untuk sebuah per-
jalanan?” tanya Abu Bakar.
Aisyah mengatakan bahwa Nabi sudah mengatakannya. Lalu
Abu Bakar bertanya, ke mana kira-kira Nabi bermaksud untuk
pergi.
“Sejujurnya, aku tidak tahu,” jawab anaknya.

&
PERTOLONGAN ALLAH @ 213
yoypay
2102UAy
Bekerja untuk menyambung hidup
adalah kebaikan
Nabi pernah ditanya tentang cara terbaik untuk mendapatkan
penghasilan dalam hidup. Beliau menjawab: “Dengan sungguh-
sungguh bekerja.”

&

Orang yang mencari nafkah


hendaknya tidak menganggap dirinya
lebih mulia dari yang lain
Ada dua orang bersaudara yang hidup pada masa Nabi. Se-
orang dari mereka selalu duduk berkumpul dengan Nabi, yang
lainnya senantiasa sibuk mencari nafkah untuk keluarganya.
216 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
Orang yang kedua ini mengeluhkan saudaranya kepada Nabi,
“Dia tidak pernah melakukan apa-apa. Dia membiarkan aku
melakukan semua pekerjaan sendirian.”
Nabi menjawab: “Mungkin karena dia kau mendapatkan
makanan."

&

Membantu orang lain adalah tugas mulia


Pada suatu ketika Abdullah bin Abbas sedang itikaf di masjid
Nabi di Madinah. Seseorang mendatanginya. Dari wajahnya keli-
hatan sekali ia sedang dirundung masalah. Orang itu lalu duduk di
samping Abdullah bin Abbas. Ketika Abdullah bertanya apa
masalah yang sedang dihadapinya, orang itu berkata, “Aku
berutang sejumlah uang pada seseorang dan demi Nabi (manusia
yang terbaring di makam ini), aku sekarang tidak mampu mem-
Mencari Narkah & 217
bayarnya.”
“Haruskah aku membicarakan hal ini atas namamu pada orang
yang memberimu pinjaman?” tanya Abdullah bin Abbas.
Orang itu setuju, dan Abdullah bin Abbas langsung berdiri.
“Mungkin kau lupa bahwa engkau sedang beritikaf,” orang itu
mengingatkan.
“Tidak, aku tidak lupa,” kata Abdullah bin Abbas. “Tapi aku
pernah mendengar ucapan orang yang dimakamkan di sini (Nabi)
— dan rasanya baru kemarin aku mendengarnya — bahwa segera
membantu saudaramu dan melakukan sepenuhnya untuk itu
adalah lebih baik daripada 20 tahun beri'tikaf.”

&

218 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Kepercayaan seseorang pada Allah adalah keku-
atan terhebat
“Siapa saja yang ingin menjadi orang yang paling kuat harus
meletakkan kepercayaannya pada Allah.”
&

Persekutuan yang jujur akan mendapatkan rekan


yang ketiga di hadapan Allah
Nabi berkata, “Selama dua orang rekan bekerja bersama dan
tidak saling mengkhianati, mereka mendapatkan rekan ketiga di
hadapan Allah. Tapi ketika salah satu mengkhianati yang lain,
Allah memisahkan diri dari mereka dan setan akan berada di an-
tara mereka.”
&
Mencari Narkah & 219
Menjadi perantara untuk
orang-orang kalangan biasa
Abdullah bin Umar memuji siapapun yang memberitahukan
pada para penguasa tentang kebutuhan-kebutuhan rakyat kecil,
karena orang-orang tersebut tidak mempunyai penghubung den-
gan para penguasa. “Allah akan memastikan langkah kakinya pada
jembatan,” kata Abdullah.
Yang dimaksud adalah jembatan di atas neraka, di mana ba-
nyak kaki manusia akan tergelincir dan banyak yang akan jatuh ke
jurang yang sangat dalam.

&

220 @ Buku Kecit KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Kemurahan hati Allah untuk orang
yang bermurah hati
Nabi mengucapkan sesuatu yang disampaikan Allah melalui
beliau: “Wahai manusia, berzakatlah karena Allah: jika kau berbu-
at demikian kau akan menerima ganjarannya.”

&

Nilai perbuatan baik


Umar bin Khattab berkata bahwa pada suatu malam ia mem-
baca suatu ayat al-Our'an dan ia menjadi tidak dapat tidur
semalaman karenanya. Ayat dalam Surah Al Bagarah itu berbunyi:
“Tidakkah kalian ingin mendapatkan sebuah kebun yang berisi po-
hom palem dan anggur?” (2:266).

Mencari Narkah & 221


Umar menanyakan pada orang-orang yang berada di sekeli-
lingnya makna ayat itu. Ada yang memperkirakan bahwa ayat itu
adalah sebuah perumpamaan yang berhubungan dengan pohon
palem dan anggur. Lainnya mengatakan bahwa maknanya adalah
sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. Abdullah bin
Masud, yang saat itu hadir, terdengar mengucapkan sesuatu, tapi ia
tak mengeraskan suaranya, karena malu.
“Bicaralah yang keras, Saudaraku,” Umar mendorong dan
mendesaknya supaya ia berani mengungkapkan keyakinannya.
Abdullah bin Masud kemudian berkata bahwa ayat itu adalah
tentang sebuah perbuatan. “Perbuatan yang bagaimana?” tanya
Umar. Abdullah mengatakan hal itulah yang terlintas dalam pikir-
annya dan ia telah mengatakannya.
“Saudaraku, kau telah mengatakan suatu kebenaran, bahwa
ayat itu adalah tentang perbuatan,” ucap Umar. “Seseorang akan
sangat membutuhkan kebun buah-buahannya ketika ia sudah tua:
222 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua
seorang manusia akan sangat membutuhkan perbuatan-perbuatan
baiknya ketika ia dibangkitkan dari kematian.”

&

Amal yang baik adalah pada orang


yang paling membutuhkan
Suragah bin Malik ingat bahwa Nabi pernah bertanya padanya
apakah ia mau mengetahui perbuatan amal yang paling baik.
Suragah berkata bahwa ia ingin mengetahuinya.
Nabi berkata: “Berbuat baiklah pada anak perempuanmu (yang
menjadi janda atau diceraikan), yang kembali ke rumahmu dalam
keadaan tidak ada yang dapat memeliharanya selain dirimu.”

&

Mencari Narkah & 223


Kecerdasan yang paling hebat adalah yang
paling sedikit bersentuhan dengan dunia
“Jika seseorang meninggalkan keinginannya pada harta milik-
nya dan ingin diberikan pada orang yang paling cerdas, maka hen-
daknya diberikan kepada seseorang yang paling sedikit bersen-
tuhan dengan hal-hal duniawi.” — Imam Syaffi.

&

Persediaan yang baik adalah sesuatu yang diper-


olehnya sendiri
“Makan dan minum dari persediaan yang ia kerjakan dengan
tangannya sendiri adalah lebih berkah. Begitulah yang selalu di-

224 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


lakukan oleh Nabi Daud. Beliau hidup dari apa yang dihasilkannya
sendiri.” — Bukhari.

&

Tidak merendahkan diri orang lain


“Janganlah kaum buruh kau anggap rendah,” kata Nabi.
“Zakaria yang seorang nabi pun adalah tukang kayu.”

&

Mencari Narkah & 225


engajak. pada
Belenaran
Misi yang dibawa Nabi
Abu Nujaih Amr bin Absah menceritakan bahwa sebelum za-
man Islam, ia merasa agama orang-orang musyrik yang dijalankan
di Arab adalah sesat dan jauh dari jalan yang benar.
“Kemudian aku mendengar keberadaan seorang laki-laki di
Mekkah yang kata-katanya membangkitkan semangat,” tuturnya.
“Aku berangkat ke Mekkah dengan menunggang unta. Di sana
aku menemukan Nabi menyampaikan pesannya secara sembunyi-
sembunyi pada orang-orang, sementara mereka berbuat sangat
keterlaluan dengan bertindak kurang ajar padanya. Aku bertanya
padanya, siapa dia sebenarnya. “Aku adalah Nabi Allah, ia men-
jawab.
“Ketika aku bertanya apa yang dimaksud dengan Nabi, ia men-
jawab, “Seseorang yang diutus Allah“ “Untuk alasan apa?' tanyaku.
Nabi menjawab, “Allah mengutusku untuk mempersatukan umat,

228 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


menghancurkan berhala dan membuat manusia bersaksi bahwa
Tuhan adalah satu tiada sekutu bagi-Nya. “

&

Memperingatkan dalam kata-kata


yang umum
Menurut Aisyah, jika Nabi tidak suka dengan cara seseorang
berbicara dan bertindak, beliau akan memperlihatkan rasa tidak se-
tujunya pada orang seperti itu tanpa menunjuk orang tertentu yang
beliau maksudkan.
&

MENGAYAK PADA KEBENARAN & 229


Membangkitkan iman dengan
kekuatan al-Our'an
Abdullah bin Abbas, seorang pakar al-Ouran yang hebat,
mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam mengukur
kedalaman Kitab Suci. Pada suatu hari, ia memberikan penjelasan
tentang surat Al Bagarah yang merupakan permintaan dari para
pendengarnya. Ia berseru, “Jika para penyembah berhala Daylam
mendengar hal ini, mereka pun akan beriman.”

&

Akhirat sangat penting untuk Nabi,


tapi tidak bagi lawannya
Ketika Nabi diperintahkan oleh Allah untuk memulai misinya,

230 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


beliau mendaki bukit Safa dan memanggil orang-orang untuk
berkumpul. “Aku telah diutus,” kata Nabi, “untuk memperingatkan
kalian terhadap malapetaka yang sangat mengerikan.”
“Semoga kemalangan akan mengikuti langkah kakimu se-
panjang hari!” teriak Abu Lahab dengan tiba-tiba. “Apakah kau me-
manggil kami berkumpul hanya untuk mendengar ini?”

&

Menyampaikan Islam tanpa


memandang rendah pada orang lain
Nabi kembali dari Thaif setelah beberapa kali terluka. Dalam
perjalanan beliau berlindung di sebuah kebun anggur milik Utbah
dan Shaybah, anak-anak dari kepala suku Mekkan. Pada saat itu
Utbah dan Shaybah sedang berada di kebun anggur itu. Demi

MENGAJAK PADA KEBENARAN &@ 231


melihat keadaan Nabi, mereka mengutus budak Kristen milik mere-
ka bernama Addas untuk memberikan beberapa anggur pada
Nabi.
Pada saat Nabi akan mulai makan, beliau mengucapkan:
“Bismillahirrahmanirrahim”. Addas terlihat sangat terkejut pada
pengabdian Nabi yang sedemikian rupa. Nabi bertanya pada
Addas, dari mana ia berasal. “Dari Ninewa,” jawab Addas. “Oh,
dari kota tempat Yunus anak Matta, “ kata Nabi.
Addas semakin terkejut mendengar Nabi mengetahui tentang
Yunus. Kemudian Nabi membacakan bagian dari al-Our'an yang
diturunkan untuk beliau menyangkut Yunus pada Addas. Abu
Nuaim menulis, “Nabi dalam menyampaikan pesannya tidak me-
mandang rendah pada keadaan orang lain.”

&

232 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


Kebenaran yang besar adalah
benar-benar laknat bagi orang lain
Ketika Nabi menerima wahyu pertama, ia kembali ke rumah
Khadijah istrinya dalam keadaan ketakutan. “Aku takut pada
hidupku,” katanya pada Khadijah. Kemudian Khadijah mengajak
Nabi untuk menemui kerabatnya bernama Waragah bin Naufal
yang beragama Kristen. Ia mempelajari tentang ramalan dan sejarah
yang berhubungan dengan Injil.
Setelah mendengar cerita Nabi selengkapnya, Waragah berka-
ta, “Demi penguasa jiwaku, kau adalah Nabi dari bangsa ini.
Malaikat yang mendatangimu adalah malaikat yang sama yang
datang pada Musa. Rakyatmu akan menolakmu. Mereka akan
menyiksamu dan membuangmu dari daerah itu. Mereka akan
melawanmu.”"
“Akankah mereka benar-benar membuangku?” tanya Nabi.
MENGAJAK PADA KEBENARAN &@ 233
Waragah berkata bahwa itu pasti. “Orang-orang sudah berpa-
ling dari siapapun yang mengajarkan pesan-pesan yang kini kau
bawa."

&

Berbicara dalam bahasa orang


yang mendengarkan
Salman Farisi, panglima pasukan Islam yang bertempur dalam
perang-perang di Persia, ditanya oleh para prajuritnya mengapa ia
tidak memberi perintah untuk menyerang benteng yang telah
mereka kepung. Salman menjawab bahwa pertama-tama ia ingin
mendapatkan kesempatan untuk mengundang lawannya agar
memeluk Islam, karena begitulah yang dilakukan Nabi.
Kepada lawan-lawannya di benteng tersebut, ia berkata, “Aku

234 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


ini orang Persia, sama seperti kalian. Tapi kau dapat melihat betapa
orang-orang Arab ini mematuhiku. Terimalah Islam dan kau akan
mendapatkan hak dan kewajiban yang sama seperti kami. Kau
boleh saja tetap setia pada agamamu jika kau setuju membayar pa-
jak. Jika tidak, kami akan melawan kalian.”
Menurut Abul Buhtari, Salman mengatakan semua hal itu
dalam bahasa Persia, yaitu bahasa orang-orang yang ia ajak bicara.

&

Kegagalan dalam menyampaikan pembaruan se-


harusnya tidak mendatangkan kutukan
Ketika Thufail bin Amr Ad-Dawsi datang ke Mekkah untuk
berhaji di Ka'bah, ia didatangi oleh beberapa orang Ouraisy.
Mereka berkata, “Kau telah datang ke kota kami, kau harus tahu

MENGAJAK PADA KEBENARAN &@ 235


bahwa ada seorang pria di sini yang mengaku dirinya Nabi, yang
telah meninggalkan agama kami dan memecah belah kaum kami.
Kata-katanya mengandung pengaruh sihir, memisahkan bapak dari
anak dan saudara dari saudaranya. Kami tidak ingin ia melakukan
hal yang sama padamu seperti yang dia lakukan pada kami. Jangan
bicara padanya atau mendengar apapun yang ia ucapkan."
Thufail berkata bahwa ia pergi ke Ka'bah dengan kapas dalam
kedua telinganya, sehingga ia tidak akan dapat mendengar apapun
yang dikatakan Muhammad. Kemudian ia berpikir: “Aku mem-
punyai akal sendiri. Aku mampu menilai ucapannya, apakah itu
baik atau buruk. Mengapa aku tidak mendengarnya? Jika sesuatu
yang dia katakan terdengar masuk akal, aku akan menerimanya.
Jika tidak, aku tidak akan peduli padanya.”
Dengan gagasan itu, berangkatlah ia menemui Nabi. Beliau
menyampaikan padanya beberapa ayat al-Our'an. Thufail berkata,
“Sejujurnya, aku tidak pernah mendengar sesuatu yang begitu in-

236 @ Buku Kecil KEARIFAN ISLAM - Seri Dua


dah dan cocok sebelum ini.” Kemudian ia memeluk Islam dan kem-
bali pada kaumnya dengan tujuan untuk menyampaikan pesan-
pesan Islam pada mereka.
Namun hanya satu orang dari mereka yang memeluk Islam,
yaitu Abu Hurairah. Thufail sekali lagi kembali ke Madinah. Ia
mengatakan pada Nabi tentang kaumnya yang keras kepala. Ia
meminta Nabi mengutuknya, tapi Nabi hanya mendoakan mereka
untuk diberi petunjuk, “Ya Allah tuntunlah orang-orang Daws."
“Bukan doa seperti itu yang aku maksudkan,” Thufail berseru.
“Kembalilah pada kaummu,” ujar Nabi, “sampaikan pesan-
pesan Islam dan bersikaplah lembut pada mereka. Kau akan me-
nemukan banyak di antara mereka yang seperti dirimu.”

&

MENGAJAK PADA KEBENARAN & 237


AS elama berabad-abad, sejarah hidup Rasulullah SAW dan para sahabatnya disajikan
sebagai contoh sempurna ketakwaan kepada Allah SWT bagi seluruh manusia.
Halaman sejarah ini dijaga Allah sehingga siapapun yang berminat untuk mempelajari
teladan mereka, dapat mengetahui bagaimana mereka hidup dan meninggal.
Sebagai kumpulan catatan tentang perbuatan dan perkataan yang terpilih untuk
menjadi teladan, buku ini memberikan gambaran otentik pandangan hidup Islami. Ia
memberikan cahaya peri hidup Rasulullah dan para sahabatnya, sehingga siapapun dapat
hidup dengan teladan mereka agar rahmat dan pertolongan Allah selalu menaunginya.
Penyajiannya sederhana, gamblang dan lugas. Kisah-kisah Rasulullah dan sahabat-
sahabatnya dipaparkan dengan ringkas, disertai konteks yang jelas. Setiap orang, termasuk
anak-anak, bisa memetik ilham yang tak habis-habisnya dari buku ini.

Dr. Wahiduddin Khan lahir di Azamgarh, India, pada 1925. Dengan latar belakang keluarga
yang pejuang kemerdekaan, ia tumbuh sebagai nasionalis muda India. Pemikiran Wahiduddin Khan
banyak dipengaruhi pemikir-pemikir sekaliber Abu A'lla al-Maududi dan filosof Bertrand Russel. Di
antara karyanya adalah On the Treshold ofa New Era dan Islam and the Modern World, yang menjadi
best-seller di negara-negera Arab dan bacaan wajib di sejumlah universitas. Ia juga sempat menjadi
kontributor tetap pada pelbagai jurnal dan surat kabar Islam di India, seperti al-Risala dan Zindagi.
Salah satu karyanya yang telah diterjemahkan adalah Muhammad Nabi
Untuk Semua (Pustaka Alvabet, 2005).
ISBN 979-3064-12-9

4
AMA Elean dElpa
Ha . 5 - Dwvisi Penerbit Pustaka Alpahet
9'789793'064123

Anda mungkin juga menyukai