Anda di halaman 1dari 25

MENGENAL LEBIH DEKAT SOSOK NABI

MUHAMMAD SAW

1. Muhammad Virsa Irawan_221622018154220 virsa.irawan06@gmail.com


2. Alan Handri Kusuma_221622018154216 alanhandri03@gmail.com
3. Sahrudin_221622018154238 syahrudin.elgatrin@gmail.com

Abstrak :
Rasulullah adalah manusia yang dimensi khuluqiyyah dan kholqiyyahnya
memiliki memiliki kesempurnaan. Dari sisi akhlak Allah SWT memberikan
pujian sebagai manusia paling sempurna Akhlaknya. Dari segi fisik muhammad
merupakan manusia dengan bentuk sempurna. Pada artikel ini akan dijelaskna
tentang kebagusan fisik rasulullah dan kesempurnaan akhlaknya. Nabi
Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah ke dunia.
Nabi Muhammad lahir di Mekkah pada abad ke-6, dengan kondisi masyarakat
Arab yang saat itu masih sangat menyimpang dari ajaran Allah. Sejak kecil,
Nabi Muhammad sudah hidup tanpa adanya sosok seorang ayah. Sang ayah
wafat sebelum Nabi Muhammad lahir. Kemudian, setelah Rasulullah lahir, sang
ibu tidak menyusuinya sampai selesai.

Pendahuluan
Rasulullah saw merupakan sosok yang paling mulia. Beliau merupakan
sosok yang sempurna sebagai utusan Allah swt dalam mengemban ajaran
agama Islam untuk umat manusia. Maka sangat pantas beliau menjadi
panutan dan suritauladan bagi umatnya.
Rasulullah saw datang ditengah-tengah kejahiliyahan umat pada masa
itu. Jahiliyah1 yang dimaksud adalah bukan bodoh dalam masalah kecerdasan,
melainkan bangsa arab jahiliyah dalam masalah aqidah dan ahlak. Sehingga
Rasululah mendapatkan tugas yang cukup berat untuk merombak atau
merubah budaya tatanan masyarakat yang sudah jauh dari ajaran Allah.
Perjuangan yang tidak mengenal lelah di kota Makkah banyak
mendapatkan perlawanan, sehingga beliau mendapatkan perintah Allah untuk
hijrah ke kota Madinah beserta para sahabatnya. Dengan kesabaran dan
pertolongan Allah swt, kurang lebih selama 23 tahun Rasulullah akhirnya
2

berhasil menjalankan tugas dengan baik, budaya Islam terbangun di kota


Madinah dan Makkah setelah ditaklukkan oleh Rasulullah. Masyarakat yang
memiliki akhlak yang sebelumnya jauh dari nilai-nilai Islam, menjadi masyarakat
yang selalu memegang teguh yang di ajarkan oleh Allah melalui
Rasulullah saw.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Kelahiran Nabi Muhammad SAW


1. Peristiwa kelahirannya

Berikut adalah 6 Peristiwa Besar Jelang Kelahiran Rasulullah SAW:

1. Tanah Makkah yang Semula Gersang Menjadi Subur

Tarikh Islam melukiskan bahwa pada 570 Masehi, sebagian besar dataran Makkah sangat
kerontang dan tak ditumbuhi oleh tanaman selain pohon kurma.

Lalu, menjelang lahirnya Nabi, hujan mulai tercurah lebat bersamaan dengan
tanah yang menjadi subur, pepohonan jadi rimbun serta berbuah lebat.

2. Singgasana Raja Persia Bergoyang

Peristiwa besar lainnya adalah bergoyangnya singgasana Raja Persia Kisra


Anusyirwan, bahkan 14 balkon istananya ikut runtuh.2. Singgasana Raja Persia
Bergoyang

Peristiwa besar lainnya adalah bergoyangnya singgasana Raja Persia Kisra


Anusyirwan, bahkan 14 balkon istananya ikut runtuh.

3. Api Majusi yang Menyala Seribu Tahun Lebih Tiba-tiba Padam

Peristiwa lainnya menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah


padamnya Api Majusi, sebuah api suci yang terdapat di kuil pemujaan persia.Api
tersebut diyakini telah menyala selama seribu tahun lebih dan tak pernah padam
sekalipun. Kala itu, masyarakat Majusi berusaha untuk menghidupkan kembali api
tersebut, namun upaya mereka gagal.

4. Air Danau 'A' Secara Tiba-tiba Surut


3

Selain itu, di tempat lainnya ada sebuah danau yang disebut sebagai Danau
'A'. Danau yang dikultuskan oleh orang-orang Persia itu secara tiba-tiba surut dan
menjadi kering.

5. Munculnya Burung Ababil yang Menghancurkan Pasukan Abrahah

Dalam buku Samudra Keteladanan Muhammad tulisan Nurul H. Maarif,


Shafiyyurahman al-Mubarakfuri menceritakan, semakin banyak peziarah yang
berbondong-bondong pergi ke Kakbah, padahal biasanya hal itu tidak pernah terjadi.

Lantas, Abrahah kesal dan marah. Lalu, ia membangun gereja yang megah di
Shan'a untuk menyaingi Kakbah, sehingga orang-orang Arab berpaling dari Kakbah
ke gereja.Alih-alih terwujud, gereja megahnya justru tidak menarik minat para
peziarah dan karenanya ditinggalkan begitu saja. Abrahah yang marah lantas bertekad
menghancurkan Kakbah dengan membawa 60.000 pasukan.

Misinya tentu gagal, dengan kehendak Allah SWT muncullah burung-burung


ababil yang membawa batuan panas untuk meluluh lantahkan pasukan Abrahah.

6. Para Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) Melihat Bintang Besar dan
Bercahaya

Dalam sumber yang sama disebutkan bahwa para ahli kitab Yahudi dan
Nasrani melihat bintang besar dan bercahaya terang tepat di hari kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Bahkan, bintang tersebut tak pernah terlihat sebelumnya.

2. Silsilah Nasab Nabi Muhammad SAW

1. Nasab hingga Adnan

Nasab atau silsilah pertama, yakni dari Nabi Muhammad SAW hingga Adnan. Adapun
urutannya adalah sebagai berikut.

Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin
Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadr
bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Nabi Ilyas A.S bin Mudlar bin Nizar bin
Ma’ad bin Adnan.

2. Nasab Hingga Nabi Ibrahim As


4

Nasab kedua, yakni dari Adnan hingga Nabi Ibrahim A.S. Ada pun urutannya adalah
sebagai berikut.

Adnan bin ‘Adad bin Humaisa’ bin Salaaman bin ‘Iwadh bin Buuz bin Qimwal bin Abi
Awwam bin Naasyid bin Hiza bin Buldas bin Yadhaf bin Thabiikh bin Jaahim bin
Naahisy bin Maakhi bin ‘Iid bin Abqor bin ‘Ubaid bin Addi’a bin Hamdaan bin Sunbur
bin Yatsribi bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awi bin ‘Iid bin Disyaan bin ‘Aishar bin
Afnaad bin Ayhaam bin Miqshar bin Naahits bin Zaarih bin Sumay bin Mizzi bin Uudah
bin ‘Uram bin Qoidzar bin Nabi Ismail A.S bin Nabi Ibrahim A.S.

3. Nasab hingga Nabi Adam A.S

Nasab terakhir, yakni silsilah hingga Nabi Adam A.S. Berikut urutannya.

Nabi Ibrahim A.S bin Taarih (Aazar) bin Nnahuur bin Saaruu bin Raa’uw bin Faalikh bin
‘Aabir bin Syaalikh bin Afkhasyad bin Sam bin Nabi Nuh A.S bin Laamiik bin

Mutwisylakh bin Nabi Idris A.S bin Yarid bin Mahlaaiil bin Qoinaan bin Aanuusyah bin
Nabi Syits A.S bin Nabi Adam A.S.

B. Nubuwwah ( Kenabian) Muhammad SAW

1. Menerima Wahyu Pertama

Bulan Ramadan merupakan bulan yang begitu istimewa bagi umat Islam. Satu di antara
penyebab bulan Ramadan istimewa adalah turunnya wahyu pertama kepada Nabi
Muhammad SAW.

Wahyu pertama dari Allah SWT turun kepada Nabi Muhammad yang kala itu memasuki
usia 40 tahun. Secara ekonomi, Nabi sudah mulai mapan. Kehidupan rumah tangganya
bersama istrinya, Khadijah, berjalan dengan baik.

Tapi, pikiran dan hati Muhammad sebelum menjadi Nabi terus bergejolak. ia melihat
kemiskinan, kemungkaran dan segala sesuatu seperti ada yang kurang. Hatinya gelisah
memikirkan semua itu.

Usia Rasulullah SAW mendekati 40 tahun. Beliau makin sering merenung, bahkan mulai
sering uzlah (mengasingkan diri) laiknya para penganut ajaran hanif lain.

Dinukil dari Mohammed karya Martin Lings, Muhammad muda salah satu yang terpantik
ke ajaran yang dianut para leluhur di tanah Mekah tersebut. Hanif bukanlah sebuah
bentuk agama, menurut Martin Lings, lebih ke arah spiritual.
5

Salah satu cara spiritual para penganut ajaran hanif itu adalah melalui proses perenungan.
Untuk itulah, beliau biasa mengasingkan diri di gua Hira, di Jabal Nur, dengan membawa
bekal air dan roti gandum.

Ketika uzlah beliau memasuki tahun ketiga, tepatnya di bulan Ramadan, Allah
menakdirkan Beliau jadi Nabi.

2. Diangkat Menjadi Nabi dan Rasul

Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul ditandai dengan menerima wahyu surah
Al 'Alaq ayat 1-5 di Gua Hira. Pendapat terkuat meyakini bahwa hal tersebut terjadi pada
17 Ramadan 610 M.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menerima wahyu dalam
dua keadaan. Pertama, terdengar seperti suara lonceng yang berbunyi keras dan dikatakan
bahwa ini cara paling berat bagi Rasulullah.

َ ‫ِإنَّا َسنُ ْلقِى َعلَ ْي‬


‫ك قَوْ اًل ثَقِياًل‬

Artinya:" Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat."

Kedua, dikatakan bahwa Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan
seperti manusia biasa, menyerupai seorang laki-laki. Jibril mendatangi dengan berkata
iqra` bismi rabbikallażī khalaq khalaqal-insāna min 'alaq iqra` wa rabbukal-akram allażī
'allama bil-qalam 'allamal-insāna mā lam ya'lam (QS Al 'Alaq: 1-5).

Turunnya wahyu pertama yang menandai kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW
juga diceritakan Moenawar Khalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad dengan
bersandar pada hadits yang bersumber dari Aisyah RA.

Aisyah RA berkata, "Yang pertama sekali apa (wahyu) yang dimuliakan pada Rasulullah
SAW itu adalah impian yang baik dalam tidur. Beliau tidak melihat impian itu melainkan
terang cuaca datang seperti terang cuacanya waktu subuh. Kemudian kepada beliau rasa
amat suka bersembunyi (menyendiri) dan beliau juga menyendiri di Gua Hira maka
beliau ber-tahannuts di dalamnya, yaitu beribadah dalam beberapa malam yang
berbilangan sebelum beliau kembali pulang kepada ahli keluarganya, dan bersedia untuk
yang demikian itu kemudian beliau kembali kepada Khadijah lalu mengambil perbekalan
yang seperti itu sehingga datanglah Haq (kebenaran), sedang beliau ada di Gua Hira.
Maka datanglah malaikat kepada beliau lalu berkata, 'Bacalah!'

Beliau berkata, "Aku bukan pembaca."


6

Lalu Jibril memegang beliau, lantas memeluknya dengan sekeras-kerasnya sampai


payahlah beliau, lalu Jibril melepaskan beliau lantas berkata, "Bacalah!"

Beliau berkata, "Aku bukan pembaca."

Lalu jibril memegang beliau lantas memeluknya yang kedua kalinya sampai merasa
payahlah beliau, lalu melepaskan beliau lantas berkata, "Bacalah!"

Maka beliau berkata, "Aku bukan pembaca."

Lalu Jibril memegang beliau lantas memeluk beliau dengan sekeras-kerasnya, kemudian
melepaskan beliau lalu berkata, "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah
menciptakan. Dia menciptakan manusia dari darah yang beku! Bacalah olehmu dan
Tuhanmu Maha Mulia yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia tentang
barang yang ia belum mengetahui."

Bunyi Wahyu Pertama yang Diterima Nabi Muhammad

٥ ‫ َعلَّ َم ااْل ِ ْنسَانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬٤ ‫ الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم‬٣ ‫ اِ ْق َرْأ َو َربُّكَ ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬٢ ‫ق‬
ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْنسَانَ ِم ْن َعل‬ َ ۚ َ‫اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َربِّكَ الَّ ِذيْ خَ ل‬
َ َ‫ خَ ل‬١ ‫ق‬

iqra` bismi rabbikallażī khalaq khalaqal-insāna min 'alaq iqra` wa rabbukal-akram allażī
'allama bil-qalam 'allamal-insāna mā lam ya'lam

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia,
yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya." (QS Al 'Alaq: 1-5)

ٍ ‫اس ع َٰلى ُم ْك‬


‫ث َّونَ َّز ْل ٰنهُ تَ ْن ِز ْياًل‬ ِ َّ‫َوقُرْ ٰانًا فَ َر ْق ٰنهُ لِتَ ْق َراَ ٗه َعلَى الن‬

Artinya: "Al-Qur'an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad)


membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar
menurunkannya secara bertahap." (QS Al Isra: 106)

Dalam proses turunnya wahyu tersebut, terdapat selang waktu beberapa hari antara
wahyu pertama dan wahyu berikutnya. Abdurrahman bin Abdul Karim mengatakan
dalam Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga
7

Sesudahnya, Nabi Muhammad SAW menganggap selang waktu tersebut sebagai tanda
bahwa wahyu telah terputus.

Terputusnya wahyu tersebut terjadi setelah tiga wahyu pertama, yakni 5 ayat surah Al
'Alaq, 9 ayat surah Al Qalam, dan 10 ayat surah Al Muzzammil (pendapat lain
menyebutnya ada sepuluh wahyu).

Kondisi tersebut membuat Rasulullah SAW bersedih. Setelah sekian lama wahyu terputus
pada awal periode Mekkah, beliau begitu ingin bertemu dengan Jibril. Menurut riwayat
Imam Bukhari, Jabir bin Abdullah al-Anshari berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
tentang masa-masa turunnya wahyu.

"Ketika tengah berjalan, aku mendengar suara dari langit. Aku menengadahkan
pandanganku, ternyata sosok malaikat yang datang kepadaku di Gua Hira tengah duduk
di atas kursi di antara langit dan bumi. Aku pun merasa takut padanya dan bergegas
pulang. Aku berkata, 'Selimutilah aku!' Allah lalu menurunkan firman-Nya, 'Hai orang
yang berselimut. Bangunlah, lalu berilah peringatan! Agungkanlah Tuhanmu, bersihkan
pakaianmu, dan tinggalkan perbuatan dosa (menyembah berhala)'" (QS Al Muddatstsir:
1-5).

Menurut Ibnu Ishaq, setelah itu wahyu terputus dari Nabi Muhammad SAW hingga
beliau bersedih. Kemudian, Jibril datang dengan membawa surah Ad Dhuha.

3. Dakwah Secara Terang Terangan

Setelah tiga tahun Rasulullah melakukan dakwah dengan sembunyi-sembunyi, atas


perintah Allah Nabi pun mulai berdakwah secara terang-terangan. Salah satu cara
berdakwah terang-terangan adalah dengan berdakwah kepada kerabat dekat.

Dalam buku Shirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri


menceritakan hal pertama yang dilakukan setelah turunnya ayat Alquran Asy-Syu'ara
Ayat 214 adalah mengundang Bani Hasyim.

َ‫ك اَأْل ْق َربِين‬


َ َ‫َوَأ ْن ِذرْ َع ِشي َرت‬

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat.


8

Mereka yang hadir dalam undangan Rasulullah diantaranya Bani Al-Muththalib bin Abdi
Manaf, yang jumlahnya ada 45 orang. Namun, sebelum Rasulullah berbicara, Abu Lahab
sudah mendahului angkat bicara.

"Mereka yang hadir di sini adalah paman-pamanmu sendiri dan anak-anaknya. Maka
bicaralah jika ingin berbicara dan tidak perlu bersikap kekanak-kanakan. Ketahuilah
bahwa tidak ada orang Arab yang berani mengernyitkan dahi terhadap kaummu. Dengan
begitu aku berhak menghukummu. Biarkanlah urusan bani bapakmu. Jika engkau tetap
bertahan pada urusanmu ini, maka itu lebih mudah bagi mereka daripada seluruh kabilah
Quraisy menerkammu dan semua bangsa Arab ikut campur tangan. Engkau tidak pernah
melihat seorang pun dari bani bapaknya yang pernah berbuat macam-macam seperti
engkau perbuat saat ini," ujar Abu Lahab.

Rasulullah hanya diam dan sama sekali tidak berbicara dalam pertemuan itu. Kemudian
beliau mengundang mereka untuk yang kedua kalinya dan dalam pertemuan itu beliau
bersabda,

"Segala puji bagi Allah dan aku memuji-Nya, memohon pertolongan, percaya dan
tawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah semata vang tiada
sekutu bagi-Nya."

Kemudian beliau melanjutkan lagi. "Sesungguhnya scorang pemandu itu tidak akan
mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tidak ada selain Dia, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepada kalian secara khusus dan kepada manusia secara umum.
Demi Allah, kalian benar-benar akan mati layaknya sedang tidur nyenyak dan akan
dibangkitkan lagi layaknya bangun tidur. Kalian benar-benar akan dihisab terhadap apa
pun yang kalian perbuat, lalu di sana ada surga yang abadi dan neraka yang abadi pula."

Kemudian Abu Thalib berkata, "Kami tidak suka menolongmu, menjadi penasihatmu dan
membenarkan perkataanmu. Orang-orang yang menjadi Bani bapakmu ini sudah
bersepakat. Aku hanyalah segelintir orang di antara mereka. Namun akulah orang yang
pertama kali mendukung apa yang engkau sukai. Maka lanjutkanlah apa yang
diperintahkan kepadamu. Demi Allah, aku senantiasa akan menjaga dan melindungimu,
namun aku tidak mempunyai pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul
Muththalib."

Abu Lahab berkata, "Demi Allah, ini adalah kabar buruk. Ambillah tindakan terhadap
dirinya sebelum orang lain yang melakukannya." Abu Thalib menimpali, "Demi Allah
kami tetap akan melindungi selagi kami masih hidup."

C. Rumah Tangga Nabawi


9

1. Istri Istri Nabi Muhammad SAW

Rumah Tangga Nabawi

Rumah tangga nabawi dapat di paparkan menurut masing-masing istri-istri beliau sebagai
berikut :1. Khadijah binti Khuwailid

Rumah tangga Nabawi yang di bangub di Makkag sebelum hijrah bersama Khadijah binti
Khuwailid. Beliau menikah dengan Khadijah pada usia dua puluh lima tahun, sedangkan
Khadijah sendiri berumur empat puluh tahun. Khadijah adalah wanita pertama yang
dinikahi beliau.

Selama membina rumah tangga dengan Khadijah, beliau tidak menikah dengan wanita
lain. Dari Khadijah inilah beliau mendapatkan putra dan putri, tak seorang pun dari putra
beliau yang hidup.Adapun putri-putri beliau dari Khadijah adalah :

• Zaina, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah.

Zainab di nikahi anak bibinya, Abul Ash bin Ar-Rabi’ sebelum hijrah. Sedangkan
Ruqayyah dan Ummu Kultsum di nikahi Utsman bin Affan, tidak secara bersamaan.

Sedangkan Fatimah dinikahi Ali bib Abu Thalib pada waktu antara perang Badr dan
Uhud. Dari pernikahan Fatimah dan Ali ini lahir, Hasan, Husain.Sbagaimana yang sudah
diketahui, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berbeda dengan umatnya, dengan
diperbolehkan bagi beliau untuk menikahi wanita lain lebih dari empat orang.

Banyak tujuan dari pernikahan beliau ini. Wanita yang pernah terikat perkawinan dengan
beliau ada tiga belas orang. Sembilan orang meninggal dunia sepeninggal beliau, dua
orang meninggal dunia saat beliau masih hidup, yaitu Khadijah dan Zainab binti
Khuzaimah, ibu para fakir miskin. Dan, dua istri yang belum pernah di jamah Rasulullag
Shallallahu Alaihi wa Sallam.2. Saudah binti Zama’ah

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menikahinya pada bulan Syawal tahun ke


sepuluh dari nubuwah, tepatnya beberapa hari setelah Khadijah meninggal dunia.
Sebelumnya sudah menikah dengan sepupunya sendiri yang bernama As-Sakran bin
Amru, yang kemudian meninggal dunia.3. Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq
10

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menikahinya pada bulan Syawwal tahun


kesebelas dari nubuwah, selang setelah menikahi Saudah atau dua tahun lima bulan
sebelum hijrah.4. Hafshah bin Umar bin Al-Khaththab

Dia ditinggal mati suaminya, Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, pada waktu antara perang
Badr dan Uhud. lalu dinikahi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallan pada tahun 3 H.5.
Zainab binti Khuzaimah

Dia berasal dari Bani Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah, yang di juluki Ummul Masakin
(ibunda orang-orang miskin), karena kasih sayang dan kemurahan hatinya terhadap
mereka. Sebelum itu dia adalah Istri Abdullah bin Jahsy, yang mati Syahid pada perang
Uhud, lalu dinikahi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada tahun 4 H. Namub dia
meninggal dunia dua atay tiga bulan setelah pernikahan ini.Beliau menikahinya saat dia
masih berusia enam tahun, lalu hidup bersama beliau pada bulan Syawwal, tujuh bulan
setelah hijrah ke Madinah, yang saat itu umurnya sembilan tahun. Aisyah adalah seorang
gadis dan beliau tidak menikahi gadis kecuali Aisyah. Dia termasuk orang yang amat
dicintai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan merupakan wanita yang paling
banyak ilmunya di tengah umat.6. Ummu Salamah Hindun binti Umayyah

Sebelumnya dia adalah istri Abu Salamag yang meninggal dunia pada bulan Jumdats
Tsyaniyah tahun 4 H, lalu dinikahi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada bulan
Syawwal pada tahun yang sama.7. Zainab binti Jahsy bib Rayyab

Dia berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah dan putri bibi Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam sendiri. Sebelumnya dia adalah istri Zaid binti Haritsah, yang di anggap
sebagai putra beliau sendiri. Zaid menceraikannya, lalu Allah menurunkan ayat Al-Quran
yang tertuju kepada diri beliau, adapun firman-Nya ; ‫َوِإ ْذ تَقُو ُل لِلَّ ِذي َأ ْن َع َم الَّهُ َعلَ ْي ِه َوَأ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه َأ ْم ِس ْك‬
‫ض ٰى زَ ْي ٌد ِم ْنهَا َوطَرًا‬ َ َ‫ق َأ ْن ت َْخشَاهُ ۖفَلَ َّما ق‬
ُّ ‫اس َوالَّهُ َأ َح‬ َ َّ‫ق الَّهَ َوتُ ْخفِي فِي نَ ْف ِسكَ َما الَّهُ ُم ْب ِدي ِه َوت َْخشَى الن‬
ِ َّ‫َعلَ ْيكَ َزوْ جَكَ َوات‬
‫ضوْ ا ِم ْنه َُّن َوطَرًا ۚ َو َكانَ َأ ْم ُر الَّ ِه َم ْف ُعواًل‬ َ َ ‫ق‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ْ
‫د‬
‫َ ِ ِ َ ِئ ِ ْ ِإ‬‫َأ‬ ‫اج‬‫و‬ ْ
‫ز‬ ‫َأ‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ج‬
ٌ ‫ر‬ ‫ح‬
ِ َ َ َ‫ُ ِ ِين‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ْؤ‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ُ
‫ك‬ ‫ي‬ ‫اَل‬
َ َ‫َز َّوجْ نَا َكهَا لِ ْ َ ون‬
‫َي‬‫ك‬

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni`mat
kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu
dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu
apayang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah
yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan
terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada
keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka,
apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan
adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. ( Al-Ahzab : 37 )Ada juga beberapa apa ayat dari
surat Al-Ahzav lainya yang menjelaskan masalah anak angkat, yang nanti akan di
jelasakan setelah ini. Beliau menikahinya pada bulan Sya’ban 6 H.8. Juwairiyah binti Al-
Harits
11

Bapaknya adalah pemimpin Bani Al-Musthaliq dari Khuza’ah. Tadinya Juwairiyah ada di
antara para tawanan Bani Al-Musthaliq, yang kemudian menjadi bagian Tsabit bin Qais
bin Syammas. Llau Rasulullah menebus dirinya dan menikahinya pada bulan Sya’ban 6
H.9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan

Sebelumnya dia adalah istri Ubaidillah bin Jahsy. Bersama suaminya hijrah ke Habasyah.
Namun, di sana Ubaidillah mirtad dan masuk agama Nashrani dan juga meninggal di
sana. Sekalipun suami murtad, Ummu Habibah tetap teguh dalam Islam. Tatkala
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menutus Amr bin Umayyah Adh-Dhamri untuk
menyerahkan surat beliau kepada Raja Najasyi pada bulan Muharram 7 H, beliau juga
menyampaikan lamarab kepadannya.10. Shafiyah binti Huyai bin Akhthab

Dia berasal dari Bani Yahudi, yang sebelumnya dia salah satu dari tawanan Khaibar. Lalu
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memilihnya untuk beliau sendiri,
membebaskannya dan menikahinya setelah penaklukkan Khaibar pada tahun 7 H.11.
Maimunah binti Al-Harits

Dia adalah saudara Ummul Fadhl, Lubabah binti Al-Harits, Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam menikahinya pada bulan Dzul Qa’dah 7 H. saat umrah qadha’ setelah habis
masa iddahnya.

Mereka inilah para wanita yang pernah di nikahi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
dan hidup bersama beliau. Ada dua di antara mereka yang meninggal dunia saat beliau
masih hidup, yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, yang berarti beliau beliau
meninggal dunia dengan meninggalkan sembilan lainnya menjadi janda.Sedangkan dua
wanita lainnya tidak hidup bersama beliau, salah seorang diantaranya dari Bani Kilab dan
satunya lagi dari Kindah, yang di kenal dengan nama Al-Juwainiyah. Namun ada
perbedaan pendapat mengenai masalah ini, dan saya tidak perlu di perdebatkan dalam
masalah ini.Adapun wanita yang beliau nikahi bukan sebagai wanita merdeka adalah
Mariyah Al-Qibthiyah, yang dihadiahkan Al-Muqaiqis dan melahirkan putra beliau,
Ibrahim.Namun kemudian meninggal dunia selagi masih kecil di Madinah semasa hidup
beliau, pada tanggal 28 atau 29 Syawwal 10 H, bertepatan dengan tanggal 27 Januari 632
M. Selain Mariyah adalah Raihanah binti Zaid An-Nadhariyah atau Al-Qurzhiyah, yang
sebelumnya termasuk tawanan Quraizhah.Beliau memilih untuk dirinya sendiri, ada yang
berpendapat dia juga termasuk istri beliau, yang di merdekakan lalu di nikahi. Pendapat
pertama ditegaskan Ibnu Qayyim. Sedangkan Abu Ubaidah menambahi dua wanita
lainya, yaitu Jamilah yang termasuk tawanan dan Jariyah yang dibhadiahkan Zainab binti
Jahsy kepada beliau.

Siapapun yang mengamati kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentu


mengetahui secara pasti bahwa perkawinan beliau dengan sekian banyak wanita ini,
justru pada masa-masa akhir hidup beliau, setelah melewati tiga puluh tahun dari masa
muda beliau.Yang pada masa itu hanya bertahan bersama wanita yang justru lebih tua
12

yaitu, Khadijah dan Saudah, tentu dia mengetahui bahwa perkawinan ini tidak sekedar di
dorong oleh gejolak di dalam diri dan mencari kepuasan dari sekian banyak wanita, tetapi
di sana ada berbagai tujuan yang hendak di raih dengan perkawinan tersebut.Tujuan yang
bisa dibaca, mengapa beliau berbesan dengan Abu Bakar dan Umar, dengan menikahi
Aisyah dan Hafshah, mengapa beliau menikahkan0 putri beliau, Fathimah dengan Ali bin
Abu Thalib, Ruqayah kemudian disusul Ummu Kultsum dengan Utsman bib
Affan.Bahwa dari sini ada isyarat, beliau ingin menjalin hubungan yang benar-benar erat
dengan empat orang tersebut, yang dikenal paling banyak berkorban untuk kepentingan
Islam pada masa-masa kritis, yang berkat kehendak Allah akhirnya masa-masa krisis ini
dapat dilewati dengan selamat.Di antara tradisi bangsa Arab adalah menghormati
hubungan perbesanan. Keluraga besan menurut mereka merupakan salah satu pintu untuk
menjalin kedekatan antara beberapa suku yang berbeda. Menurut anggapan mereka,
menceka dan memusuhi besan merupakan aib yang dapat mencoreng muka.

Di antara tradisi bangsa Arab adalah menghormati hubungan perbesanan. Keluraga besan
menurut mereka merupakan salah satu pintu untuk menjalin kedekatan antara beberapa
suku yang berbeda. Menurut anggapan mereka, menceka dan memusuhi besan
merupakan aib yang dapat mencoreng muka.Maka dengan menikahi beberapa wanita
yang menjadi Ummahatul Mukmiminin, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hendak
mengenyahkan gambaran permusuhan beberapa kabilah terhadap Islam.

Setelah Ummu Salamah dari Bani Makhzum yang satu perkampungan dengan Abu Jahal
dan Khalid bin Al-Walid dinikahi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, membuat
sikap Khalid bin Al-Walid tidak segarang sikapnya sewaktu perang Uhud.Bahkan
akhirnya Khalid masuk Islam tak lama setelah itu dengan penuh kesadaran dan ketaatab.
Begitu pula Abu Sufyab yang tidak berani menghadapi beliau dengan permusuhan seteah
beliau menikahi putrinya, Ummu Habibah.

Padahal menikahi janda anak sendiri dianggap perbuatan keji. Maka di dalam surat Al-
Ahzab Allah menurunkan dua topik permasalahan hingga tuntas, dengan begutu para
sahabat menjadi tahu bahwa anak angkat tidak mempunyai pengaruh khusu dalam Islam.
Dan Allah memberikan keluasan bagi beliau untuk menikahi beberapa wanita, yabg tidak
diperkenankan bagi orang lain karena beberapa tujuan.

Kehidupan rumah tangga yang di jalani Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersama
Ummahatul Mukminin mencerminkan kehidupan yang terhormat, mapan dan terhormat,
mapan dan harmonis.Derajat mereka setingkat lebih tinggi dalam hal kemuliaan,
kepuasan, kesabaran, tawadhu, pengabdian, dan kewajiban memenuhi hak-hak suami.
Padalah hidup beliau tak lekang dari keprihatinan, yang tak akan sanggup di jalani oleh
manusia.

Anas pernah berkata,”Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa


Sallam melihat adonan roti yang lebar lagi tipis hingga saat meninggal dunia dan tidak
13

pula beliau melihat hidangan daging domba sama sekali.”Orang-orang munafik


menyebarkan isu dan desas-desus yang macam-macam berkaitan dengan pernikahan ini,
seperti perkiraan semula, mereka menimbulkan pengaruh yang tidak baik terhadap jiwa
orang-orang Muslim yang lemah.

Terlebih lagi Zainab adalah istri belaiu yang kelima. Sementara orang-orang Muslim
tidak diperkenankan menikah lebih dari empat orang, dan Zaid sendiri sudah di anggap
seperti anak sendiri oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.Aisyah berkata,”Kami
benar-benar pernah melihat tiga kali kemunculan hilal selama dua bulan, namun tidak
pernah kunyalakan tungku api di rumah-rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.”

Lalu Urwah bertanya kepada Aisyah,” Kalau begitu apa yang membuat kalian bertahan
hidup?”

Aisyah menjawab,”Dua hal, korma dan air.”Pengabaran lain yang menggambarkan


keadaan rumah tangga beliau seperti ini cukup banyak.

Sekalipun dalam keadaan yang serba kekurangan dan memprihatinkan seperti ini, istri-
istei beliau tidak pernah mencaci dan mengumpat, kecuali sekali saja, sebagai tuntutan
yang layak bagi manusia biasa dan sekaligus sebagai sebab turunya hukum syariat, lalu
Allah menurunkan ayat yang memberikan pilihan kepada mereka. Adapun friman-Nya : ‫يَا‬
‫ك ِإ ْن ُك ْنتُ َّن تُ ِر ْدنَ ْال َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا َو ِزينَتَهَا فَتَ َعالَ ْينَ ُأ َمتِّ ْع ُك َّن َوُأ َسرِّحْ ُك َّن َس َراحًا َج ِمياًل‬ ِ ‫َأيُّهَا النَّبِ ُّي قُلْ َأِل ْز َو‬
َ ‫اج‬

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan
dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut`ah dan aku
ceraikan kamu dengan cara yang baik. (Al-Ahzab : 28)

‫ت ِم ْن ُك َّن َأجْ رًا َع ِظي ًما‬


ِ ‫ار اآْل ِخ َرةَ فَِإ َّن الَّهَ َأ َع َّد لِ ْل ُمحْ ِسنَا‬
َ ‫َوِإ ْن ُك ْنتُ َّن تُ ِر ْدنَ الَّهَ َو َرسُولَهُ َوال َّد‬

Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta
(kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang
berbuat baik di antaramu pahala yang besar. (Al-Ahzab : 29)Di antara bukti kemukiaan
dan kehormatan mereka, maka mereka memilih Alag dan Rasul-Nya. Tak seorang pun di
antara mereka yang berpaling kepada keduniaan.

Tidak perlu terjadi berbagai kasus sepertti yang biasa terjadi di antara mereka para istri
yang di madu, sekalioun merwka benyak, kecuali satu atau dua kasus ringan-ringan saja,
dan itu pula masih dalam batas kewajaran sebagai manusia biasa. Itupun kemudian Allah
menghardik beliau hingga mereka tidak mengulangi lagi. Karena hal ini turun permulaan
Surat At-Tahrim.Tidaklah perlu membahas panjang lebar tentang prinsip poligami.
Namun siapa yang melihat kehidupan penduduk Eripa yang mati-matian mebolak prinsip
14

poligami ini, ditambah lagi munculnya berbagai macam penderitaan, perzinahan,


kekacauan, kekejian dan kejahatan yang muncul di Eropa bahkan di Indonseia pun
demikian akibat dari penolakan ini.Maka mereka perlu mengkaji kembali, bahwa
kehidupan mereka merupakan bukti nyata tentang keadilan prinsip poligami ini. Semoga
Allah menyadarkan bagi orang-orang yang berilmu dan mengikuti syareat Islam.

2. PUTRA-PUTRI RASULULLAH

Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki tujuh orang anak. 6 anak dari Siti Khadijah, yaitu
Qashim, Abdullah, Zaenab, Ruqayah, Ummi Kultsum, dan Fatimah. Sedangkan satu orang anak
dari Mariyah al-Qibthiyah, yaitu Ibrahim.

Berikut anak-anak Nabi Muhammad SAW sebagaimana dilansir dari beberapa sumber.

1. Qasim

Qasim adalah anak sulung dari Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah. Namanya memiliki arti
'pemberi imbalan', namun sayangnya, ia tidak memiliki umur panjang dan wafat saat berusia 2
tahun serta dimakamkan di Jannatul Mu'alla, Mekkah.

2. Abdullah

Sebagai anak kedua dari Nabi Muhammad SAW dan Khadijah, Abdullah pun tidak memiliki umur
yang panjang. Ia mempunyai julukan yaitu al-Tayyib al-Taahir. Abdullah wafat di tahun 615 M.

3. Zaenab

Zaenab adalah putri tertua dari Nabi Muhammad SAW dan istrinya Siti Khadijah. Zaenab pernah
menikahi laki-laki yang belum menjadi pemeluk agama Islam bernama Abul Ash Al Rabi dan
mempunyai dua anak laki-laki bernama Ali dan Ummayah. Hingga akhirnya suaminya memeluk
agama Islam dan Zaenab menikah dengan kedua kalinya secara Islam.

4. Ruqayah

7 tahun sebelum diutus sebagai nabi, Ruqayah lahir. Ia menikah dengan Ustman bin Affan dan
memiliki seorang anak bernama Abdullah. Tetapi, sebelum menikah dengan Utsman, Ruqayah
pernah disunting dengan seorang pemuda bernama Utbah, putra dari Abu Lahab bin Abdul
Muththalib.
15

Kabar meninggalnya Ruqayah tepat pada hari perang Badar terjadi atau bersamaan dengan kabar
kemenangan kaum Muslim kala itu.

5. Ummu Kultsum

Ummu Kultsum lahir tepat enam tahun sebelum diutus kenabian sebagai Nabi Muhammad SAW.
Ia pernah menikah dengan Itaibah bin Abi Lahab, namun pernikahan itu tidak berlangsung lama.
Hingga pada suatu ketika Ruqayah meninggal dunia, dan suaminya Utsman bin Affan menikahi
Ummu Kultsum pada bulan Rabi'ul Awal.

Mereka hidup bersama tanpa seorang anak pun sampai Ummi Kultsum meninggal dunia pada
bulan Sya'ban.

6. Fatimah

Fatimah atau yang lebih dikenal dengan Fatimah Az Zahra merupakan anak Nabi Muhammad
SAW dari Situ Khadijah yang paling dikenal karena kebaikan dan sifat mulianya. Namanya pun
memiliki arti 'Fatimah yang selalu berseri'.

Fatimah dilahirkan di Makkah, lima tahun sebelum Muhammad menerima wahyu pertama sebagai
tanda kenabiannya.

Fatimah pernah menikah dengan sepupunya, Ali bin Abi Thalib yang merupakan putra dari Abu
Thalib dan dikaruniai dua orang anak bernama Hassan dan Husain. Ia pun wafat pada 3 Ramadhan
tahun 11 Hijriah.

7. Ibrahim

Ibrahim merupakan anak bungsu dari Nabi Muhammad SAW dengan istrinya Maria al Qibthiya.
Cinta kasih Nabi Muhammad SAW kian mendalam, bukan maksud disiapkan menjadi
penggantinya setelah kehilangan kedua putranya, Qasim dan Abdullah. Bahkan Rasulullah tidak
memikirkan anak atau siapa yang akan mewarisinya.
16

Namun, Ibrahim pun hidup tak berlangsung lama. Nabi Muhammad SAW tampak sedih atas
kematian putranya tersebut. Beliau pun bersabda, "Ibrahim, kami tidak dapat menolongmu dari
kehendak Allah SWT."

Kaum Muslimin pun banyak yang turut berduka-cita atas meninggalnya Ibrahim. Nabi
Muhammad SAW pun bersabda, "Aku tidak melarang orang berduka cita, tapi yang kularang
menangis dengan suara keras. Apa yang kamu lihat dalam diriku sekarang adalah pengaruh cinta
kasih di dalam hati. Orang yang tiada menunjukkan kasih sayang, maka orang lain pun tidak akan
menunjukkan kasih sayang kepadanya."

D. SIFAT DAN AKHLAK RASULULLAH SAW

1. Keindahan Fisik

Keindahan Fisik Ummu Ma’bad Al-Khuzaiyah pernah berkata tentang diri Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia menggambarkan beberapa sifat beliau di hadapan
suaminya, saat beliau lewat di kemahnya dalam perjalanan hijrah ke Madinah, “Dia
sangat bersih, wajahnya berseri-seri, bagus perawakannya, tidak merasa berat karena
gemuk, tidak bisa dicela karena kepalanya kecil, elok dan tampan, bagian hitam matanya
sangat hitam, bulu matanya panjang, tidak mengobral bicara, lehernya panjang, matanya
jelita, memakai celak mata, alisnya tipis, memanjang dan bersambung., rambutnya hitam,
jika diam dia tampat berwibawa, jika berbicara dia tampak menarik, dia adalah orang
yang paling elok dan menawan dilihat dari kejauhan, bagus dan manis setelah mendekat,
bicaranya manis, rinci, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, bicaranya seakan-
akan merjan yang tertata rapi dan landai, perawakannya sedang-sedang, mata
yangmemandangnya tidak lolos karena perawakannya yang pendek dan tidak sebal
karena perawakannya yang tinggi (badannya), seakan satu dahan di antara dua dahan, dia
adalah seorang dari tiga orang yang menarik perhatian, paling bagus tampilannya,
mempunyai rekan-rekan yang menghormatinya, jika beliau berbiacara mereka menyimak
perkataannya, jika beliau memberikan perintah, mereka bersegera melaksanakan
perintahnya, dia orang yang ditaati, disegani, dikerumuni orang-orang, wajahnya tidak
membereggut dan tidak pula orang yang diremehkan.”
17

Ali bin Abi Thalib juga berkata menyifati diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Beliau bukan orang yang terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, orang yang
berperawakan sedang-sedang, rambutnya tidak kaku dan tidak pula keriting, rambutnya
lebat, tidak gemuk dan tidak kurus, wajahnya sedikit bulan (oval), bola matanya sangat
hitam, bulu dadanya lembut, tidak ada bulu-bulu di telapak tangan dan kakinya tebal, jika
berjalan seakan-akan sedang berjalan di jalanan yang menurun (cepat), jika menoleh
seluruh badannya ikut menoleh, di antara kedua bahunya ada cincin nubuwah, yaitu
cincin para nabi, telapak tangannya yang terbagus, dadanya yang paling bidang, yang
paling jujur bicaranya, yang paling memenuhi perlindungan, yang paling lembut
perangainya, yang paing mulia pergaulannya, siapa pun yang tiba-tiba memandanganya
tentu segan kepadanya, siapa yang bergaul dengannya tentu akan mencintainya.”
Kemudian dia berbicara lagi, “Aku tidak pernah melihat orang yang seperti beliau,
sebelum maupun sesudahnya.”

Dalam sebuah riwayat darinya disebutkan, “Kepalanya besar, tulang-tulang sendirnya


besar, bulu matanya panjang, jika berjalan seperti sedang berjalan di jalanan yang
menurun.”Jabir bin Samurah berkata, “Mulutnya besar, matanya lebar dan tidak banyak
tumpukkan dagingnya.”

Abu Thufail berkata, “Kulitnya putih, wajahnya berseri-seri dan perawakannya sedang-
sedang (tidak gemuk dan tidak kurus, tidak tinggi dan tidak pendek)”

Anas bin Malik berkata, “Kedua telapak tangannya lebar.” Dia juga berkata, “Warna
kulitnya elok, tidak putih sopak dan tidak terlalu coklat, kuat kepalanya, di kepala atau
jenggotnya hanya dua puluh helai uban,Dia juga berkata, “Ada beberapa helai uban di
pelipisnya.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Di kepalanya beberapa helai uban yang
berpencar-pencar.”

Abu Juhaifah berkata, “Kulihat uban di bawah bibirnya yang bawah, yang disebut al-
anfaqah.”

Abdullah bin Bisri berkata, “Di bawah bibirnya yang bawah ada beberapa helai uban.”

Al-Barra berkata, “Perawakannya sedang, dua bahunya bidang, memiliki rambut


mencapai daun telinga. Kulihat beliau mengenakan jubah warna merah, tidak pernah
kulihat yang sebagus itu.”

Al-Barra berkata, “Beliau adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling bagus
akhlaknya.”
18

Al-Barra pernah ditanya, “Apakah wajah beliau seperti pedang?” Dia menjawab, “Tidak,
tetapi wajah beliau seperti rembulan. Dalam suatu riwayat disebutkan, “Wajahnya bulat.”

Ar-Rubayyi bin Mu’awwidz berkata, “Saat melihat beliau seakan-akan aku sedang
melihat matahari yang sedang terbit.”

Jabir bin Samurah berkata, “Aku pernah melihat beliau pada suatu malam yang cerah
tanpa ada mendung. Kupandangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ganti
kupandang rembulan. Ternyata menurut penglihatanku beliau lebih indah daripada
rembulan.”Saat sedang berada di dekat Aisyah, beliau berkeringat, hingga membuat raut
muka beliau berkilau. Kemudian hal ini digambarkan Abu Kabir Al-Hudzali dalam
syairnya.

“Jika kulihat raut mukanya ada kilauan yang memancar di sana.”

Setiap kali Abu Bakar melihat beliau, maka dia berkata, “Yang terpercaya dan pilihan,
kepada kebaikan dia menyeru. Seperti bulan purnama yang mengenyahkan kegelapan.”

Jika sedang marah, muka beliau memerah, seakan-akan kedua tulang pipinya terbelah
buah delima.

Jabir bin Samurah berkata, “Kedua lengannya halus dan lembut, jika tertawa hanya
tersenyum, dan setiap kali aku memandangnya, maka kukatakan, “Dua mata yang
bercelak, tetapi tidak layaknya celak.”Ibnu Abbas berkata, “Ada celah di antara gigi-gigi
serinya. Jika sedang berbicara, terlihat ada semacam cahaya yang memancar dari gigi-
gigi seri itu.”

Leher beliau seperti leher boneka yang terbaut dari perak yang mengkilat, mulutnya indah
dan lebar, jenggotnya lebat, keningnya lebar, hidungnya indah, kedua pipinya lembut dan
empuk, dari leher depannya hingga ke pusarnya melajur seperti tongkat, hanya di dada
dan perutnya yang ada bulunya, lengan dan betisnya juga ada rambutnya, perut dan dada
sama-sama bidang, pergelangan tangannya panjang, telapak tangannya lebar, bentuk
tulang lengan dan betisnya bagus, telapak kakinya yang tengah melengkung, anggota-
anggota badannya panjang, jika badannya condong, maka condongnya itu kuat, langkah-
langkah kaki itu lebar dan berjalan dengan tenang.

2. Kesempurnaan Jiwa dan Akhlak

Kesempurnaan Jiwa dan Kemuliaan Akhlak


19

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lain daripada yang lain karena kefasihan bicaranya, kejelasan
ucapannya, yang selalu disampaikan pada kesempatan yang paling tepat dan di tempat yang tidak
sulit diketahui, lancar, jernih kata-katanya, jelas pengucapan dan maknanya, mengkhususkan pada
penekanan-penekanan hukum, mengetahui logat-logat bangsa Arab, berbicara dengan kafilah
bangsa Arab menurut logat masing-masing, berdialog dengan mereka menurut bahasa masing-
masing, ada kekuatan pola bahasa Badui yang cadas berhimpun pada dirinya, begitu pula
kejernihan dan kejelasan cara orang bicara orang yang sudah beradab, berkat kekuatan datang dari
Ilahi dan dilantarkan lewat wahyu.Beliau adalah orang yang lembut, murah hati, mampu
menguasai diri, suka memaafkan ketika memegang kekuasaan dan sabar saat ditekan. Ini semua
merupakan sifat-sifat yang diajarkan Allah.

Orang yang murah hati bisa saja tergelincir dan terperosok. Tetapi sekian banyak gangguan yang
tertuju kepada beliau justru menambah kesabaran beliau. Tingkah pola orang-orang bodoh yang
berlebih-lebihan justru menambah kemurahan hati beliau. Aisyah berkata, “Jika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam harus memilih di antara dua perkara, tentu beliau memilih yang
paling mudah di antara keduanya, selagi itu bukan dosa. Jika suatu dosa, maka beliaulah orang
yang paling menjauh darinya. Beliau tidak membalas untuk dirinya sendiri kecuali jika ada
pelanggaran terhadap kehormatan Allah, lalu beliau membalas karena Allah. Beliau adalah orang
yang paling tidak mudah marah dan paling cepat ridha.”Di antara sifat kemurahan hati dan
kedermawanan beliau yang sulit digambarkan bahwa beliau memberikan apa pun dan tidak takut
menjadi miskin. Ibnu Abbas berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling
murah hati. Kemurahan hati beliau paling menonjol adalah pada bulan Ramadhan saat dihampiri
Jibril beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, untuk mengajarkan Alquran kepada beliau.
Beliau benar-benar orang yang paling murah hati untuk hal-hal yang baik lebih hebat.”

Jabir berkata, “Tidak pernah beliau dimintai sesuatu, lalu menjawab, “Tidak.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kebenaran, patriotisme, dan kekuatan yang sulit
diukur dan tidak terlalu sulit untuk diketahui di mana keberadaannya. Beliau adalah orang yang
paling pemberani mendatangi tempat-tempat yang paling sulit. Berapa banyak para pemberani dan
patriot yang justru lari dari hadapan beliau. Beliau adalah orang yang tegar dan tidak bisa diusik,
terus maju dan tidak mundur serta tidak gentar. Siapa pun orang pemberani tentu akan lari
menghindar dari hadapan beliau. Ali berkata, “Jika kami sedang dikepung ketakutan dan bahaya,
maka kami berlindung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tak seorang pun yang
lebih dekat jaraknya dengan musuh selain beliau.”Anas berkata, “Suatu malam penduduk Madinah
dikejutkan oleh sebuah suara. Lalu orang-orang semburat menuju ke sumber suara tersebut.
Mereka bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah kembali dari sumber suara
tersebut. Beliau lebih dahulu datang ke sana daripada mereka. Saat itu beliau menunggang kuda
milik Abu Thalhah dan di leher beliau ada pedang. Beliau bersabda, “Kalian tidak usah gentar.
Kalian tidak usah gentar!”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling malu dan suka menundukkan mata.
Abu Sa’id Al-Khudri berkata, “Beliau adalah orang yang lebih pemalu daripada gadis di tempat
pingitannya. Jika tidak menyukai sesuatu, maka bisa diketahui dari raut mukanya.” Beliau tidak
pernah lama memandang ke wajah seseorang, menundukkan pandangan, lebih banyak memandang
ke arah tanah daripada memandang ke arah langit, pandangannya jeli, tidak berbicara langsung di
20

hadapan seseorang yang membuatnya malu, tidak menyebut nama seseorang secara jelas jika
beliau dengar sesuatu yang kurang disenanginya, tetapi beliau bertanya, “Mengapa orang-orang itu
berbuat begitu?” Beliau memang pas seperti yang dikatakan Al-Farazdaq dalam syairnya,

“Menunduk karena malu dan menunduk karena enggan tiada berbiacara dengan seseorang kecuali
saat tersenyum.”Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling adil, paling mampu
menahan diri, paling jujur perkataannya, dan paling besar amanatnya. Orang yang mendebat dan
bahkan musuh beliau pun mengakui hal ini. Sebelum nubuwah beliau sudah dijuluki Al-Amin
(orang yang dipercaya). Sebelum Islam dan pada masa Jahiliyah beliau juga ditunjuk sebagai
pengadil. At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ali, bahwa Abu Jahl pernah berkata kepada beliau,
“Kami tidak mendustakan apa yang engkau bawa.” Karena itu kemudian Allah menurunkan ayat
tentang orang-orang yang mendustakan itu.

َ‫هللا يَجْ َح ُدون‬


ِ ‫ت‬ ±ِ ‫َك َولَ ِكنَّ الظَّا ِل ِمينَ ِبَئايَا‬
±َ ‫فَِإنَّهُ ْم الَ يُ َك ِّذبُون‬

“Mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari
ayat-ayat Allah.” (QS. Al-An’am: 33)

Heraklius mengajukan pertanyaan kepada Abu Sufyan, “Apakah kalian menuduhnya dusta
sebelum mengatakan apa yang dia katakan?” Abu Sufyan menjawab, “Tidak.”Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling tawadhu’ (rendah hati) dan paling jauh dari sifat
sombong. Beliau tidak menginginkan orang-orang berdiri saat menyambut kedatangannya seperti
yang dilakukan terhadap para raja. Beliau biasa menjenguk orang sakit, duduk bersama orang
miskin, memenuhi undangan hamba sahaya, duduk di tengah para sahabat, sama seperti keadaan
mereka. Aisyah berkata, “Beliau biasa menambal terompahnya (sandal), menjahit bajunya,
melaksanakan pekerjaan dengan tangannya sendiri, seperti yang dilakukan salah seorang di antara
kalian di dalam rumahnya. Beliau sama dengan orang lain, mencuci pakaiannya, memerah air susu
dombanya, dan membereskan urusannya sendiri.”Beliau adalah orang yang paling aktif memenuhi
janji, menyambung tali persaudaraan, paling menyayangi dan bersikap lemah lembut terhadap
orang lain, paling bagus pergaulannya, paling lurus akhlaknya, paling jauh dari akhlak yang buruk,
tidak pernah berbuat kekejian dan menganjurkan kepada kekejian, bukan termasuk orang yang
suka mengumpat dan mengutuk, bukan termasuk orang yang suka membuat hiruk pikuk di pasar,
tidak membalas keburukan dengan keburukan serupa tetapi memaafkan dan lapang dada, tidak
membiarkan seseorang berjalan di belakangnya, tidak mengungguli hamba sayaha dan
pembantunya dalam masalah makan dan pakaian, membantu orang yang justru seharusnya
membantu beliau, tidak pernah membentak pembantunya yang tidak beres atau tidak mau
melaksanakan perintahnya, mencintai orang-orang miskin dan suka duduk-duduk bersama mereka,
menghadiri jenazah mereka, tidak mencela orang miskin karena kemiskinannya.Dalam sebuah
perjalanan, beliau memerintahkan untuk menyembelih seekor domba. Seseorang berkata, “Akulah
yang akan menyembelihnya.” Yang lain berkata, “Akulah yang akan mengulitinya.” Yang lain
berkata, “Akulah yang akan memasaknya.” Lalu beliau bersabda, “Akulah yang akan
mengumpulkan kayu bakarnya.” Mereka berkata, “Kami akan mencukupkan bagi engkau.”Beliau
bersabda, “Aku sudah tahu kalian akan mencukupkan bagiku. Tetapi aku tidak suka berbeda dari
kalian. Sesungguhnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berbeda di tengah-tengah rekan-
rekannya. Setelah itu beliau bangkit lalu mengumpulkan kayu bakar.”
21

Kita beri kesempatan kepada Hindun bin Abu Halah untuk menggambarkan sifat-sifat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti tampak
berduka, terus menerus berpikir, tidak punya waktu untuk istirahat, tidak berbicara jika tidak perlu,
lebih banyak diam, memulai dan mengakhiri perkataan dengan seluruh bagian mulutnya dan tidak
dengan ujung-ujungnya saja, berbicara dengan menggunakan kata-kata yang luas maknanya,
terinci tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, dengan nada yang sedang-sedang, tidak terlalu
keras dan tidak terlau pelan, mengagungkan nikmat sekalipun kecil, tidak mencela sesuatu, tidak
pernah mencela rasa makanan dan tidak terlalu memujinya, tidak terpancing untuk cepat-cepat
marah jika ada sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran, tidak marah untuk kepentingan
dirinya,lapang dada, jika memberi isyarat beliau memberi isyarat dengan seluruh telapak
tangannya, jika sedang kagum beliau dapat membalik kekagumannya, jika sedang marah beliau
berpaling dan tampak semakin tua, jika sedang gembira beliau menundukkan pandangan matanya.
Tawanya cukup dengan senyuman, yang senyumnya mirip dengan butir-butir salju.

Beliau menahan lidahnya kecuali untuk hal-hal yang dibutuhkan, mempersatukan para sahabat dan
tidak memecah belah mereka, menghormati orang-orang yang memang dihormati di setiap kaum
dan memberikan kekuasaan kepadanya atas kaumnya, memperingatkan manusia, bersikap
waspada terhadap mereka, tanpa menyembunyikan kabar gembira yang memang harus
diberitahukan kepada mereka.Beliau mengawasi para sahabat, menanyakan apa yang terjadi di
antara manusia, membaguskan yang bagus dan membenarkannya, memburukkan yang buruk dan
melemahkannya, sederhana dan tidak macam-macam, tidak lalai karena takut jika mereka lalai dan
bosan, setiap keadaan bagi beliau adalah normal, tidak kikir terhadap kebenaran, tidak berlebih-
lebihan kepada orang lain, berbuat lemah lembut kepada orang yang paling baik. Orang yang
paling baik di mata beliau adalah orang yang paling banyak nasihatnya, dan orang yang paling
besar kedudukannya di mata beliau adalah orang yang paling baik perhatian dan
pertolongannya.Beliau tidak duduk dan tidak bangkit kecuali dengan dzikir, tidak membatasi
berbagai tempat dan memilih tempat yang khusus bagi beliau, jika tiba di suatu pertemuan
beberapa orang, beliau duduk di tempat yang paling akhir di dalam pertemuan itu dan beliau
memerintahkan yang demikian itu, memberikan tempat kepada setiap orang yang hadir dalam
pertemuan beliau sehingga tidak ada orang yang hadir di situ bahwa seseorang merasa lebih
terhormat dari beliau. Siapa pun yang duduk bersama beliau atau mengajaknya bangkit untuk
keperluan, maka dengan sabar beliau melayaninya sehingga orang itulah yang beranjak dari
hadapan beliau. Siapa pun yang meminta suatu keperluan, maka beliau tidak pernah menolaknya.
Beliau selalu membuka diri kepada manusia, sehingga beliau layaknya bapak bagi mereka.Mereka
selalu berdekatan dengan beliau dalam masalah kebenaran, menjadi utama di sisinya karena takwa.
Majelisnya adalah majelis yang dipenuhi kemurahan hati, malu, sabar, dan amanat, tidak ada suara
yang melengking, tidak dikhawatirkan ada pelanggaran terhadap kehormatan, mereka saling
bersimpati dalam masalah ketakwaan, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda,
menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan mengasihi orang asing.

Beliau senantiasa gembira, murah hati, lemah lembut, tidak kaku dan keras, tidak suka mengutuk,
tidak berkata keji, tidak suka mencela, tidak suka memuji, pura-pura lalai terhadap sesuatu yang
tidak menarik dan tidak tunduk kepadanya, meninggalkan tiga perkara dari dirinya: riya, banyak
bicara, dan membicarakan sesuatu yang tidak perlu. Beliau meninggalkan manusia dari tiga
perkara: tidak mencela seseorang, tidak menghinanya, dan tidak mencari-cari kesalahannya.
Beliau tidak berbicara kecuali dalam hal-hal yang beliau mengharapkan pahalanya.Jika beliau
berbicara, orang-orang yang hadir di majelisnya diam, seakan-akan di atas kepala mereka ada
burung. Jika beliau diam, maka mereka baru bicara. Mereka tidak berdebat di hadapan beliau. Jika
ada seseorang berbicara saat beliau berbicara, mereka menyuruhnya diam sehingga beliau selesai
berbicara. Beliau tersenyum jika ada sesuatu yang membuat mereka tersenyum, mengagumi
22

sesuatu yang membuat mereka kagum, sabar mengahadapi kekasaran orang asing. Beliau
bersabda, ‘Jika kalian melihat orang yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya, maka bantulah
ia.’ Beliau tidak mencari pujian kecuali dari orang yang memang pantas.”Kharijah binti Zaid
berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling mulia di dalam majelisnya,
hampir tidak ada yang keluar dari pinggir bibirnya. Beliau lebih banyak diam, tidak berbicara yang
tidak diperlukan, berpaling dari orang yang berbicara dengan cara yang tidak baik. Tawanya
berupa senyuman, perkataannya terinci, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Para sahabat
tertawa jika beliau tersenyum, karena mereka hormat dan mengikuti beliau.”

Secara umum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah gudangnya sifat-sifat kesempurnaan
yang sulit dicari tandingannya. Allah membimbing dan membaguskan bimbingan-Nya sampai-
sampai Allah berfirman terhadap beliau seraya memuji beliau,

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS Al-Qalam: 4) Sifat-sifat
yang sempurna inilah yang membuat jiwa manusia merasa dekat dengan beliau, membuat hati
mereka mencintai beliau, menempatkan beliau sebagai pimpinan yang menjadi tumpuan harapan
hati. Bahkan orang-orang yang dulunya bersikap keras terhadap beliau berubah menjadi lemah
lembut, hingga akhirnya manusia masuk ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong.

Sifat-sifat yang sudah disebutkan di sini hanya sebagian kecil dari gambaran kesempurnaan dan
keagungan sifat-sifat beliau. Hakikat sebenarnya yang menggambarkan sifat dan ciri-ciri beliau
adalah sesuatu yang tidak bisa diketahui secara persis hingga detil-detilnya. Adakah orang yang
mengaku bisa mengetahui hakikat diri manusia yang paling sempurna dan mendapat cahaya
Rabbnya sehingga akhlaknya pun adalah Alquran?Ya Allah, rahmatilah Muhammad dan keluarga
Muhammad, sebagaimana engkau merahmati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya
engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
lagi Maha Mulia.

PENUTUP
23

A. Kesimpulan
Dari perjalanan sejarah nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di
sampingsebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan
administrasi yangcakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik,
beliau berhasil menundukanseluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.Kita dapat
membagi masa dakwah Muhammad SAW menjadi dua periode, yang satu
berbedasecara total dengan yang lainnya, yaitu:1.

Periode Mekah, berjalan kira-kira tiga belas tahun.2.

Periode Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.Setiap periode memiliki


tahapan-tahapan tersendiri, dengan kekhususannya masing-masing.Periode mekah
dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:1.

Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun.2.

Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah, yang dimulai


sejaktahun keempat dari kenabian hingga akhir tahun kesepuluh.3.

Tahapan dakwah di luar Mekah, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari kenabian
hinggahijrah ke Madinah.Sedangkan periode Madinah dapat dibagi menjadi tiga
tahapan fase:1.

Fase yang banyak diwarnai cobaan dan perselisihan, banyak rintangan yang muncul
daridalam, sementara musuh dari luar menyerang Madinah untuk menyingkirkan para
pendatangnya. Fase ini berakhir dengan dikukuhkannya perjanjian Hudaibiyah.2.

Fase perdamaian dengan para pemimpin paganisme, yang berakhir dengan Futuh
Makah pada bulan Ramadhan tahun kedelapan dari Hijriyah. Ini juga merupakan fase
berdakwahkepada para raja agar masuk Islam.3.

Fase masuknya manusia ke dalam Islam secara berbondong-bondong, yaitu


masakedatangan para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke Madinah. Masa
inimembentang hingga wafatnya Rasulullah SAW
24

B. Saran
agar kita dapat lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW,
proses turunnya wahyu yang pertama, hijrahnya nabi ke Madinah, dan proses
pembentukan Negara Madinah sekaligus dapat mengetahui proses penyebaran
agama islam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Selain dari pada
itu, bila terdapat kesalahan kami mohon maaf karena masih dalam proses
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi


Pekerti Kelas XI. Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.

Syukur, Asep Puji &Evi Susanti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah
Menengah Atas Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulumdan
PerbukuanKementerian Pendidikan Nasional.

Thoyar, Husni. 2011.Pendidikan Agama Islamuntuk SMA Kelas XI.Jakarta: Pusat


Kurikulumdan PerbukuanKementerian Pendidikan Nasional.
Sumber bacaan:
• Al-Isti’ab, karya Al-Imam Ibnu „Abdil Barr (4/1701-
1704,1853-1854)
• Ath-Thabaqatul Kubra, karya Al-Imam Ibnu Sa‟d (8/30-
35)
• Mukhtashar Sirah Ar-Rasul, karya Asy-Syaikh Muhammad
bin „Abdil Wahhab (hal. 110-117)
• Shahih As-Sirah An-Nabawiyah, karya Ibrahim Al-„Ali
(hal. 192)
• Siyar A’lamin Nubala, karya Al-Imam Adz-Dzahabi
(2/246-250)
RUQAYSumber: Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahma al-Mubarakfuri, Pustaka
Al-Kautsar, Cetakan 2 2009

25

Anda mungkin juga menyukai