Anda di halaman 1dari 2

Persoalan di Indonesia

Diunduh dari <arielheryanto.wordpress.com>

Bahasa, ~ustaka dan IIml


!(O"'lp"'-¥ i 'ioL"./ V} ..:..l d..............i 'qg-2... - I ~ , .
Saya sering bin~ng bila memo membacaapayangpernahditulis-
baca naskah sknpsi mahasiswa nya dalam makalah tersebut:
Oleh Ariel Heryanto yang ditulis dalam bahasa nasio- "Saya yakin bahwa seluruh ma-
nal. Tetapi pada waktu berkonsul- syarakat kita ini dari dulu hingga
BELUM lama ini Dr Sudjoko dan memun~t sebatang puntung tasi, saya minta mahasiswa yang kini berilmu, bahkan yang dlang-
dosen senirupa ITB itu, mengeluh. rokok di pmggir jalan dengan bersangkutan untuk menjelaskan gap 'tidak berseni' pun berilmu"
Ia menyebut jaman ini untuk tangan kosong. Roda me· uraiannya secara lisaII, dan saya (hal. 8). Yah, ini salah satu risiko
IndoneSIa sebagai jaman "alpa nyambung kaki kita. Busana me- langsung paham! yang tidak enak kalau orang harus
sulra atau wisastra atau hina nyambung kulit kita. Teropong Mungkin semua orang setuju menulis!
sutra. Artinya, zaman yang ogah. dan kacamata menyambung mata dengan pendapat, membaca buku· Mungkin sekali karena sadar
an terhadap bacaan dan yang kita. Telepon Inenyambung teli· buku ilmiah sangat penting untuk akan risiko tulis-menulis, ada yang
dunia bacaannya menderita rna· , nga kita. . meningkatkan ilmu pengetahuan. dipertanyakan Thomas Aquinas
cam·macam kekurangan. Apalagi Bahasa (lisan) juga sebuah karya Tetapi saya belum yakin ada dalam bukun~a Summa Theologi·
kalau ini menyolok pada bacaan teknologi di bidang komunikasi. banyak orang yang setuju, kalau ca (Taurini, Italy: Marietti, 1932),
terpel~ar, maka sekarang ini bisa Ia dapat menyambung tlikiran dan ada yang ber{>endapat bahwa guru.guru besar seperti Socrates,
juga dlsebut zaman alpa widya perasaan kita. Sebagal alat sam· membaca buku ItU penting untuk Yesus, atau Pythagoras tidak mau
atau hina widya atau "widya sepi" bung, bahasa masih dapat disam· ilmu pengetahuan bukan karena berepot.repot menyebarkan <lia.
(Kompas, 9 Juni 1982). bung lagi untuk menembus keter· . isi buku ilmiah itu, melainkan rannya lewat tulisan.
Kritiknya berawal dari praktek batasannya. Dibatasi ruang, baha· karena membaca itu sendiri. Arti· Di Indonesia, Bung Kamo men·
perayaan hari Kartini yang dinilai· sa disambung oieh mikrofon dan ny'a memakai bentuk tulisan yang jadi tokoh yang penting, bukan
nya kuran~ mendidik, dan terus pengeras suara, ju~a telepon. Di- dlbaca sebagai penghantar Hmu saja karena ia menjadi presiden
berlanjut hmg~a brengseknya duo batasi waktu, ia dlsambung oleh yang diserapnya. Sebab, seperti, pertama republik ini. Ia juga
nia ilmu pendldikan kita. Semua piringan hitam, pita kaset, dan ... yang dinyatakan Marshall McLu· seorang manusia Indonesia yang
ini dilihatny'a dari gejala (dan tulisan! han medium is the message. suka dan yang mahir bicara ber·
sekaligus aklbat dari) kurang giat· Nyatanya, pada masa ini bahasa Saya jadi teringat ketika Dr jam.jam tanpa henti untuk jutaan
nya dunia baca-tulis kaum muda tulisan tidak banyak dipakai seba· Sudjoko menyampaikan makalah telinga rakyatnya. Tetapi untuk
dan kaum terpelajar masa kini. 1a gai teknologi komunikasi rna· berjudul "lImu Di Masa Gemah menulis riwayat hidupnya, beliau
tidak setuju kalau hal ini dianggap syarakat indonesia. Artinya, tulis· Ripah" dalam Seminar llmu, Seni meminta jasa Cindy Adams.
sebagai kelanjutan dari tradisi an tidak banyak dipakai untuk dan Masyarakat yang diadakan
generasi sebelumnya. Baik itu menyambung keterbatasan badan Pusat Penelitian dan Studi Kebu· Lisan,
generasi muda yan~ dialaminya dan hati anggota masyarakat ini. dayaan UGM, Yogyakarta bulan tulisan, ilmu
tempo dulu sampai laman Sriwi· Termasuk pula kelom~ok rna· Agustus 1981. Katanyailmiah. atau Dalam beberapa tahun terakhir
jaya, Majapahit dan Kediri. syarakat yang sudah diaJar memo tidak ilmiah, itu hanya cara atau para cendekiawan kita sibuk
Antara isi dan bentuk selama baca dan menulis hUNf di sekolah metoda, sedang maksud, hakekat, b' k '
bertahun·tahun. dan nilainya sarna. Ucapan itu di memper mcang an cara menm\{.
Tulisan ini tidak bermaksud katkan peran bahasa IndoneSia
Berkali·kali saya menjadi saksi. telinga saya menimbulkan kesan agar mampu mengembangkan iI.
membantah pendapatnya tentang Untuk menyampaikan suatu pes· penutumya tidak berpikir dan mu dan teknologi Indonesia. Ter.
keogahan masyarakat kita terha· an, seorang sarjana sekali pun percaya bahwa medium is the mas uk di antaranya Prof Dr Amr.
dap kegiatan baca·tulis jaman ini. lebih suka datang menemui sasar· message. an Halim, Prof Dr Slamet Iman
Tulisan ini dimaksudkan seba~ai an pesannya. Betapa pun sibuknya Sementara Dr Sudjoko dengan Santoso, Prof Dr Andi Hakim
bahan pembanding untuk memn· yang memberi atau menerima bersemangat menunjukkan ke· Nasoetion, Prof Sutan Takdir Ali.
jau persoalan yang Si\ma dengan pesan itu. Walau pun keduanya ~ayaan Hmu dan universitas pada syahbana SH, juga Ir Jujun S.
cara yang berbeda. tidak tinggal sekampung, sekantor jaman kerajaan Sriwijaya dengan Suriasumanlri. Pandangan mere.
Setiap karya teknologi adalah kerja, atau seorganisasi. Walau perpustakaan yang he bat. Saya k .. H .
kepanjangan tubuh dan hati kita. pesan itu mendesak. Walau kedua· terkesan dengan apa yang ditulis. a sangat mmp. amplr semua·
Ketika seorang bocah menyadari nya dinyatakan melek·huruf oleh nya dalam makalah terse but: "Ca. nya sependapat untuk memper.
tangannya tak cukup panjang perhitungan statistik Indonesia. ra dl'skusi (tukar pikiran, berban. soalkan miskmnya kosa kata baha·
sa Indonesia. Hampir semua memo
untuk memetik mangga yang Bila yang dicari tak berhasil di· tah) ialah cara sang Budha sendiri' persoalkan isi bahasa dan tidak
menggantung di pohon tetangga jumpai, bukan secarik catatan dalam mengajar selama 42 tahun" bentuknya.
atau untuk meraih layangan putus, yang ditinggalkan. Ia berusaha (garis bawah imbuhan saya). K'ta' k . k M
ia memakai tong kat atau galah mencari sasaran pesannya lagi di Sementara itu Dr Sudjoko me. I sIma sejena gagasan ar·
penyambung tangan. Hal serupa tempat lam atau pada kesempatan nyebut masyarakat Indonesia jam· shall McLuhan, bahwa rahasia
kejayaan bangsa Barat atas alam
diker.iakan pemungut puntung roo lain. Hal. yang sama terjadl bila an ini alpa sastra, wisastra, hina dan manusia bersumber dari ke.
kok yang akan keletihan bila r.enerima pesan hendak member· sastra, alpa widya, hina widya, mampuannya memecah setiap
~etiap kali harus membungkuk lkan Jawaban. , widya sepi, sa!~ masih dapat pengalaman hidup menjadi satu.
an·satuan yang seragam (Under-
standing Media, New York:
McGraw· Hill, 1964, hal.88).
Begitulah bahasa yang tadinya
berbentuk alunan suara yang
menguap di udara, ditangkap di·
beri rupa di atas kertas, dis us un
menjadi barisan huruf·huruf seta·
ra yan~ lurus. Setiap huruf dapat
berwujud sendirian di atas kertas,
tanpa membutuhkan kehadiran
yang lain.
Dalam contoh di atas, seorang
Indonesia tidak tega meninggal·
kan pesan kepada orang lain di
atas kertas. Pesan itu terasa perlu
dihadirkan bersama pemben dan
penerima pesan. Bahkan pesan itu
pada akhlmya diwujudkan oleh
pemberi bersama·sama penerima
pesan sesuai dengan situasi dan
reaksi satu sarna lain. Hal yang
sarna terjadi dengan pementasan
sandiwara rakyat kita; belum
'mel\iadi' selama belum diteriaki
penon ton pada saat pertunjukan
berlangsung.
Masyarakat lisan beraul dan
bereaksi pada saat yang bersama·
an. Dalam gedung bioskop di kota
seperti Salatiga, saya bisa me·
nyaksikan bagaimana penon ton
bertepuk·tangan bila pendekar pe·
nyelamat hadir di layar putih,
ketika para tokoh baik sedang
diancam para penjahat.
Hal yang sarna tidak dapat
dikerjakan bila kita sedang meng·
hadapi halaman·halaman buku iI·
miah. Sedang di Eropa kita bisa
menyakslk(lll bagaimana seol'ang
dewasa mempersetankan ling.
kungallnya sambil membaca bu·
ku, biar pun dia sedang antri karcis
kereta·api. '
Diunduh dari <arielheryanto.wordpress.com>
Masyarakat lisan tidak meng-
hayati waktu sebagai garis (yang Bahasa - - (Sambungan dari hala.man IV)
dapat digambar di atas kertas)
yang dapat dipotong-potong men- Beberapa persoalan prosa, yang tidak ditulis menjadi
Jadi enam puluh, dan setiap po- novel dandibaca masyarakatnya,
tongan dianggap seragam dan Mungkin MeLuhan tidak salah melamkan dldongengkan dan di-
seharga. Bahkan setiap potongan ketika membuka rahasia kejayaan pertunjukkan lewat sandiwara,
masih dibagi lagi oleh orang Barat bangs a Barat dan menunjuk per- . Sebelum kita dapat menggarap
'menjadi enam puluh potongan kembangan budaya baca-tulis di mdustn penerbitan buku-buku
yang lebih ~ecil. Karena itu pula Barat padajamannya. Tal?i pi! bagi puisi, prosa, atau sandiwara kita
bahasa klta tldak memerlukan apa . 51 Badu adalah raeun bagl!li Polan boleh bertanya lagi: perlukah usa-
tang dalam bahasa Inggris disebut dan sebaliknya. ' ha ke arah itu diteruskan? Ma-
e~s•. Etok ~an kemarin adalah Semen tara bangsa kita belum syarakat tidak suka ke toko buku
har: m:, ~ata ...:mn.ra. (seandainya cenderung akan) be- untuk mcncari antologi puisi, lalu
j',1asyalakat lisan lnakan k~lrena kerJa se-etlsien dan se-efektif me- membacanya. Tetapi aeara pem-
lapar. Masyarakat baea-tulis rna- sin, atau huruf abjad, Dr Daoed bacaan PUISI, sebagal tonto nan, di
kan ~arena jarum jam menun,iuk- Joesoef sudah dapat mengeeam hadapan khalayak sclalu laris.
kan .Jam-makan. Juga kerja, Juga cara berpikir "pendidikan hanya Putu Wijaya getol menulis cerita
berbbur dan bermain. Pemakai urusan guru, kemiskinan adalah pcndek untuk disampaikan seeara
lalu-lintas kita bergerak dan ber- urusan ahli ekonomi, keadilan lisan di hadapan khalayak. Para
henti bukan karena ada lampu urusan ahli hukum, moralitas u- penulis nov~1 (populer) kita tidak'
merah atau lampu hijau, tetapi rusan ahli agama". . merasa terlalu perlu berharap
menurut situasi dan kondisi. Per- Semen tara kita belum (Dr.Su-
djoko mengatakan pernah untuk bukunya· b~kal. dibaea banyak
sis seperti pesan atau sandiwara orang, tetapl kemglllannya ialah
yang disamJ?aikan menurut situasi Jaman Sriwijaya, Majapahit dan blla bukunya Hapat difilmkan.
~an kondi~1 setempat dan sesaat Kediri, tapi tak dijelaskan untuk Dan masyarakat memilih menon-
ItU! Seperti Juga bahasa Indonesia kasta apa) memakai baca-tulis ton film daripada membaea novel
yang tidak memiliki tenses dan sebagai teknologi komunikasi ki- yang dijadikan sumber cerita film
tetapjelas maksudnya, berkatjasa ta kebanjiran radio, kaset, film dan terse but. Radio kita pun mulai giat
situasi dan kondisi setempat dan televisl. Klta hampir-hampir mera- menyiarkan puisi, prosa dan san-
sesaat. sa tak perlu membaca buku. Apa diwara.
Mas~arakat juga tidak dihayati yang dimaksudkan dengan mata Merajalelanya medium komuni-
seb~gaJ kumpulan kepingan- kuliah Teknologi Pendidikan un- kasi elektronik bergambar dan
kepmgan seorang demi seoran~.· tuk para mahasiswa IKIP dan bersuara kembali mendudukkan
~ka . spesialisasi profesi, indl- FKIP, seringkali adalah bagaima- pentingnya telinga dan mata da-
Vldualisme, dan hak asasi tidak na menelpta dan memanfaatkan lam. situasi yang mirip dengan
men.jadi gaya hidup kita, tidak audio-visual aids. Bukan bagai- kehldupan masyarakat lIsan. Du-
mel1Jadi teknologi organisasi ber- mana meneipta dan membaca ma bacaan terdesak mundur. Teta-
.. ma~arakat kita. karya tulis ilmiah!
. Rakyat jelata pada jam an Sri wi- pi dunia baru yang bakal kita
~adahal kemajuan ilmu, tekna- Jaya, M8japahit dan Kediri berpui- songsong ini sebenarnya tidak
logl, dan ekonomi yang menjadi si dalam bentuknya yang lis an benar-benar sama dengan dunia
sasara,n utama pembangunan In- (kadang-kadang dilagukan) bu- lama kita yang lisan. Dulu dengan
doneSia pada masa illi menuntut , kan sebagai tulisan dan b~eaan. Randai, Memcndu, Lenong, Getuk
efisiensi dan efektivitas dengan Mereka juga mempunyai cerita Tllu, Ketoprak, Wayang, Ludruk
resep beraksi tanpa bereaksi pada atau Arja ma~yarakat kita berko-
saat yang bersamaan, pembagian munikasi dengan bentuk akhir
waktu dan spesialisasi. . yang dicipta bersama-sama di
Seora.ng dokter yang membedah antara aksi dan reaksi. Tergantung
(beraksl) seorang pasien, tidak sltuasl dan kondisi. Dunia baea-
boleh ~eladem perasaan iba atau tulis yang oleh sebagian besar
pendentaan paslennya (bereaksi) . masyarakat kita jaman ini baru
pada saat yang bersamaan. Begitu dicicipi sedikit, merupakan' dunia
pul!l pedagang yang berebut pem- komunikasi yang berciri indi-
bell d~ lab~. Ada saatnya bekerja vidualisme, obyektif dan univer-
seP,erti mesm, ada saatnya ber- ·sa1.Ia tidak mau tergantung situasi
malO seperti binatang. Keduanya ,dan kondisi tempat dan waktu
tak boleh dieampur. Setiap orang 'yang berbeda-beda. Kita sekaran!1'
harus dihargai menurut hakekat :memasukl Jaman berkomunikasl
dan harkatnya sendiri-sendiri se- yang tidak dapat perduli kondisi
lanju~nya i~ diberi tugas kh~sus setempat, walau kadang-kadang
(speslaiisasl) yang disahkan seeara perduli pada kondisi sesaat. Jarak
resml dengan hukum dan ijazah. dunia menycmpit, sementara per-
Maka hanya hakim yang boleh .ubahan sltuasi-kondisi berlang-
menghakimi, hanya dokter yang sung dalam waktu yang semakin
boleh membedah, hanya pendeta cepat.
ya.n~ boleh membaptis, hanya Akhir kata, bangsa Indonesia
kntikus yang boleh mengeeam mesti bersiap-siap mengandalkan
dan sebagainya dan seterusnya. bahasa Indonesia yang lisan. Ba-
hasa Indonesia yang diikrarkan
dalam Sumpah Pemuda dan juga
(Bersambung ke hal V kol 4·5) dlmasukkan VVD 1945 sebagai
bahasa negara (Bab XV, Pasal 36),
ternyata baru berarti bahasa Indo-
nesia tertulis. Roda pembangunan
bangsa 101 berbentuk radio, pita
kaset, film dan televisi yang be rbi-
eara dan tidak menulis huruf
(selain koran dan majalah). Roda
llli akan berputar lebih gencar
esok dan lusa. *••
• Drs A riel Heryanto - seorang Sarja-
: naBahasa/llggris-k;mmellga}ardi
UnIVersItas Knsten Satya Wacana
Salatigo. •

Anda mungkin juga menyukai