Anda di halaman 1dari 19

A A

PERMAINA

BAHASA
KARYA TULIS IlMIAH

BA 01.07.1588

TATA PERMAINAN BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

Oleh Dr. Wahyu Wibowo

Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara


Jl. Sawo Raya No. 18
Jakarta 13220

It.
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan
cara apa pun juga, baik secara mekanis maupun elektronis,
termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis
dari penerbit.

Cetakan pertama, Oktober 2010


Desain cover, Fahmi Shihab
Dicetak oleh Sinar Grall ka Offset

ISBN 978-979-010-313-9

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Wibowo, Wahyu
Tata permainan bahasa karya tulis ilmiah/Dr. Wahyu Wibowo
Editor: Sugiarti. -- Ed. 1, Cet. 1. -- Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
xviii, 154 hlm.; 21 cm.

Bibliograll : hlm. 143

ISBN 978-979-010-313-9

1. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah. 2. Bahasa


I. Judul. II. Sugiarti.
Prakata

BILA KERETA API TANPA MASINIS

GLOBALISASI, yang pada hakikatnya "hanya" ditopang oleh revolusi


di bidang komunikasi dan teknologi informasi, dalam perspektif etis
ternyata membawa dampak yang serius dalam kehidupan bangsa
Indonesia.

Kedatangan nilai-nilai dari luar di tengah kesuburan taman sari


nilai-nilai bangsa yang telah lama kita miliki, contoh konkretnya,
telah menimbulkan dialog panjang yang dialektis. Dialog ini makin
dialektis ketika nilai-nilai lokal yang sehari-hari masih dijadikan
norma oleh suatu masyarakat bercampur-baur dengan nilai-nilai
lokallainnya yang juga masih dijadikan norma oleh masyarakatnya.
Dalam komunikasi antarbudaya dan interbudaya semacam ini,
kehidupan berbangsa dan bernegara kita seolah terbelah. Sebagai
contoh, banyak di antara kita yang masih memandang penemuan
teknologi dengan penuh takjub. Pasalnya, teknologi dianggap
sebagai ciri-ciri kehidupan modern, simbol kemajuan peradaban,
dan oleh karena itu dapat dijadikan alat ampuh pembangunan.
Teknologi, yang tidak dapat dimungkiri lahir berkat perkembangan
ilmu dan pengetahuan Barat, dengan demikian sah-sah saja jika
disebut pula sebagai buah manis globalisasi. Akan tetapi, ditinjau
dari perspektif etis, buah manis itu sering kali terasa pahit, sehingga
membahayakan kehidupan bangsa. Demi alasan ilmiah, bahkan
tidakjarang teknologi diciptakan dengan meniadakan semua sistem
nilai dan moral, kecuali nilai manfaat dan efisiensi. Implikasi dari hal
ini, dunia penelitian akademik di Indonesia terkesan hanya berupa
copy paste belaka dari penelitian akademik Barat.

Dalam ungkapan lain, mung kin perlu segera direnungkan


mengapa kita acap kali terkesima dengan teori dan penelitian yang
dilakukan oleh bangsa asing. Mengapa teor; dan penelitian asing
itu nyaris selalu kita anggap sebagai keniscayaan, sehingga muncul
pemitosan bahwatanpa mengekorbangsaasing kita belumdianggap
ilmiah. Padahal, sebenarnya tidak ada yang salah dengan penemuan
teknologi itu sendiri. Apalagi, andai memahami perkembangan ilmu
di Barat, ujung-ujungnya selalu dapat dipulangkan pada pemikiran
para filsuf Yunani. Sebagaimana kita ketahui, para filsuf Yunani
senantiasa berpikir dan mengembangkan pemikirannya melalui
semangat analitis, verifikasi, dan bahkan falsifikasi. Oleh karena itu,
bertalian dengan dunia penelitian akademikdi Indonesia, sebenarnya
sah-sah saja jika muncul teori made in Indonesia. Pasalnya, apakah
peneliti akademik kita belum menyadari hal tersebut, ataukah
mereka memang kesulitan untuk mengungkapkannya dalam wujud
tulisan ilmiah yang komunikatif?

Buku ini akan"memaksa" Anda untuk memahami tata permainan


bahasa karya tulis ilmiah yang komunikatif. Dikatakan memaksa,
karena karya tulis ilmiah memang harus mengandung prinsip-prinsip
komunikasi, terutama prinsip-prinsip komunikasi massa, yakni pe­

%ta Permainan 13afiasa 1(arya 'Iu(is [(miali


nyebarannya yang luas dan serempak dengan tujuan agar dapat
di pahami pembacanya demi kemaslahatan bangsa. Di sisi hal ini,
buku ini juga berupaya menampilkan suatu paradigma baru perihal
t lis-menulis karya tulis ilmiah, mengingat selama ini dunia tulis­
menulis karya ilmiah dianggap sebagai dunia yang tidak membumi.
Padahal, dunia akademik tanpa diramaikan oleh orang-orang yang
piawai menulis ibarat kereta api tanpa masinis. Artinya, kehidupan
berbangsa dan bernegara kita yang demokratis tidak boleh hanya
diwarnai oleh informasi sepihak dari media massa, sebagaimana
sering kali kita rasakan, tetapi juga harus dimeriahkan oleh pelbagai
penelitian akademikyang diungkapkan oleh para penelitinya melalui
karya tulis ilmiah yang komunikatif. Dengan demikian, "kereta api
demokrasi" kita berjalan di atas rei yang pasti.

Berpijak dari hal di atas, pertama-tama buku ini ditujukan bagi


masyarakat akademis, baik dosen, peneliti, maupun mahasiswa.
Kendati demikian, mengingat buku ini ditulis melalui prinsip aliran
FilsafatBahasa Biasa,dan dima ksudkan lebih sebagai penunjang buku
teks, maka buku ini dapat dibaca pula oleh masyarakat umum yang
meminati dunia tulis-menulis karya tulis ilmiah. Dalam penegasan
lain, pembaca buku ini adalah mereka yang diandaikan hendak
mendapatkan pencerahan dalam hal tulis-menulis karya tulis ilmiah.

Ucapan terima kasih

BUKU ini dapat Anda pegang, sejatinya karena pada 2007 Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Ditjen Dikti
Depdiknas RI, mempercayai penulis untuk menulis naskahnya.
Untuk itu, penulis harus berterima kasih kepada sejumlah pribadi
di lingkungan DP2M Ditjen Dikti Depdiknas RI, terutama Pak
Yudi Agustono, Yuk Nita, Mbak Ichah, Sus Nora, Bung Tober, Mas
Wahyu Setia, dan Kang Hendi. Dalam wujud serupa tapi tak sama,
naskah tersebut juga saya terbitkan dalam judul Penulis Cendekia
yang Komunikatif (Penerbit Kompas, 2010), dengan menekankan
hubungan kausalitas antara intelektualitas dan kepenulisan ilmiah.

Ucapan terima kasihjuga mesti dihaturkan kepada Prof. Dr. Mien


A. Rifai, seseorang yang penulis hormati di jajaran inti tim Pelatihan
Penulisan Artikeilimiah untuk Dosen Perguruan Tinggi se-Indonesia,
DP2M Ditjen Dikti Depdiknas RI, karena telah membiarkan penulis
mengelaborasi dan mengeksplorasi secara eklektik dan heuristik
pandangan Filsafat Bahasa, terutama pandangan Filsafat Bahasa
Biasa sehubungan dengan makna bahasa dan tata permainan bahasa,
sehingga dapat diupayakan suatu konstruksi paradigmatik baru
di bidang penulisan karya tulis ilmiah yang komunikatif. Pak Mien,
demikian sapaan akrabnya, di lingkungan tim pelatihan penulisan
artikel tersebut lebih dikenal sebagai pandit niyata, ilmuwan
sejati, karena sebagai pakar taksonomi kesohor ternyata minat
dan perhatiannya terhadap bahasa Indonesia sungguh luar biasa.
Beliau selalu berpesan kepada penulis, "Bahasa Indonesia jangan
menengok ke belakang melulu:' Pesan ini amat meresap ke dalam
pikiran penulis, sebab bahasa Indonesia memang suka "tertinggal"
misalnya dalam menghadapi "bahasa" komputer. Pak Mien juga tak
pernah bosan berpesan bahwa menggunakan istilah asing yang
telah diindonesiakan adalah wujud nyata kecendekiaan kita sebagai
insan akademik Indonesia.

'Yata Pennainan <13aliasa 1(arya '[u[is I[miali


Mengingat rancangan naskah buku ini dimatangkan selama
penulis mengikuti acara "safari" berkeliling Indonesia, sehubungan
dengan peran penulis sebagai salah seorang narasumber pada
pelatihan penulisan artikel tersebut, penulis harus berterima kasih
pula kepada anggota tim pelatihan lainnya, yaitu Prof. Dr. Was men
Manalu, Prof. Dr. Suminar S. Achmadi, &Dr. Astiana Sastiono (IPB); Prof.
Dr. Munandir & Prof. Dr. Ali Saukah (Universitas Negeri Malang); Dr. A.
LatiefWiyata (Universitas Jember); dan Dr. M.I\lur Kholis Setiawan (UIN
Sunan Kalijaga Yogya). Diskusi informal berkenaan dengan penulisan
naskah buku ini yang digelar di sela-sela acara "safari" itu, yang tidak
jarang diwarnai oleh gelak tawa bahkan terkadang hingga tengah
malam, disadari atau tidak turut mematangkan proses penulisan
naskah buku ini.

Penulis harus berterima kasih pula kepada kolega penulis di


Universitas Nasional (Unas), terutama Mas liliek Sofyan Achmad, M.A.,
Mas Arju Susanto, 55., Rikobidik, 55., Hamdan, 5.5., Bang Drs. Faldy
Rasyidie, Bung Dr. T.B. Masa, Mas Suparman, M5i., & Prof. Dr. Ngadino
Surip. Para"pendekar"dari Unas ini telah memperlihatkan pengertian
yang amat tulus, terutar:na ketika penulis harus "menghilang" dari
kampus untuk "bersafari" keliling Indonesia seraya merampungkan
penulisan naskah buku ini.

Penulis wajib pula berterima kasih kepada sejumlah pribadi


yang telah mencerahkan penulis dalam hal pemikiran akademik,
terutama Dr. Boen S. Oemarjati, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, Prof.
Dr. Budya Pradipta, & Prof. Dr. M. Budyatna (Universitas Indonesia);
juga, kepada Prof. Dr. Lasiyo & Prof. Dr. Kaelan (UGM Yogyakarta).
Untuk para sohib di dunia akademik, penulis ingin pula berterima
kasih atas ikatan persahabatan yang terus mereka jag a, terutama
kepada Mas Margono Sugeng, M.5c. & Mas Adib Chumaidy, M.T.
(lSTN); Kang Dr. Muchayar (Unkris); Bung Dr. Admi Syarif (Universitas
Lampung); Kang Suharto Abdul M., S.5os. (STMT Trisakti); Mas Edy
Sukarno, M.M. (Universitas Pancasila); Bung Joe Harrianto (STIK LSPR
Jakarta); Prof. H. Ahmad Samin s. (USU Medan); Mbak Dewi Winarni
Susyanti, M.5i. & Ceu Nining Tossin, M.5i. (Poltek f\legeri Jakarta); Prof.
Nyoman Musiasa & Bung John Billy, M.M. (BCA Group Jakarta).

Melalui ungkapan Confusius,"di antara orang yang benar-benar


terpelajar tidak bakal ada perbedaan derajat': buku ini memang
harus ditulis. Sebab, tidak sedikit insan akademik kita yang belum
maksimal dalam memahami tata permainan bahasa karya tulis ilmiah
yang komunikatif. Melalui buku ini, sebagaimana telah disinggung,
diharapkan mereka akan tercerahkan dalam hal tulis-menulis karya
tulis ilmiah yang komunikatif. Karya tulis ilmiah, sebagai salah satu
bentuk tata permainan bahasa, agaknya harus sungguh-sungguh
dipahami para insan akademik kita agar di antara mereka tidak lagi
terjadi "perbedaan derajat': Apalagi, fakta membuktikan, selama
ini tidak sedikit karya tulis ilmiah (laporan penelitian, makalah
perkuliahan, skripsi, atau tesis) yang teronggok begitu saja di pojok
ruangan tanpa pernah diolah, misalnya ke dalam bentuk artikel
ilmiah, supaya bisa disebarluaskan ke masyarakat.

Sebagaimana telah disebutkan, buku ini tidak ditulis sebagai


buku teks, tetapi disajikan lebih sebagai bahan penunjang atau
bahan pengayaan buku teks. Oleh karena itu, untuk memudahkan
penggunaannya di dalam proses belajar-mengajar, sepanjang hal
itu dibutuhkan, buku ini disusun dalam lima bab. Tiap-tiap bab buku

'l'ata Permainan 13ahasa 1(arya cruris /[miah


ini diupayakan sedemikian rupa agar dapat diajarkan untuk dua kali
tatap muka (teori dan praktikt sehingga buku ini cukup disajikan
dalam satu semester. Dua belas kali tatap muka dalam satu semester,
mungkin tidakcukup membuat seseorang menjelma menjadi penulis
karya tulis ilmiah yang andal. Kendati demikian, agar mudah dicerna,
buku ini diupayakan hadir kepada pembacanya secara "ringan"
melalui laras bahasa ilmiah-populer. Maksud penulis, agar Anda tidak
perlu berkerut dahi ketika membacanya.

Untuk menjaga terentangnya tali silaturahmi dengan Anda,


penulis membuka pintu kontak melalui pos-el kangbowoz@yahoo.
com.

Selamat membaca!

Depok, Agustus 2010

Dr. Wahyu Wibowo


Daftar lsi

Prakata ..................................................................................................... vii

Bila Kereta Api Tanpa Masinis ....................................................... vii

Ucapan Terima Kasih .............................................................. ix

Bab 1 IImuwan dan Kesadaran Berbahasa ............................ 1

Kritisisme vs Strukturalisme ................................................ 3

Hakikat Bahasa ........................................................................ 9

Bab 2 Bahasa IImiah yang Komunikatif .................................. 26

Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah ..................... 29

A. Koheren ................................................................................ 29

B. Konsisten ......:...................................................................... 32

C. Sistematis ............................................................................ 33

D. Konseptual .......................................................................... 36

E. Komprehensif .................................................................... 38

F. Logis ...................................................................................... 40

G. Bebas .................................................................................... 43

H. Bertanggung Jawab ........................................................ 45

([)ajtar
Bab 3 Kekeliruan Epistemologi dan Tindak Tutur Penu­

lisan ............................................................................................ SO

Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi .............................................. 52

Tulisan yang Jelas dan Efektif ............................................. 56

• Singkat .................................................................................. 57

• Koheren ................................................................................ 58

• Variasi .................................................................................... 59

• Kesatuan Pikiran ................................................................ 60

• Penegasan ........................................................................... 61

• Logika .................................................................................... 61

Bentuk-B entuk Hubungan yang Kohesif ...................... 64

1. Penggunaan Konjungsi .................................................. 64

2. Pemahaman Ejaan ............................................................ 68

3. Pembentukan Kata ........................................................... 74

4. Kecermatan Diksi .............................................................. 76

Bab 4 Kebenaran IImiah dan Common Sense ....................... 80

Struktur Aktivitas IImiah ....................................................... 83

Karya Tulis Ilmiah dalam Komunitas Sosial ................... 87

• Cerminan dari Komunitas Sosial Wacana ................. 88

• Pesan yang Diungkapkan Mengandung Makna

Sosial...................................................................................... 89

• Memiliki Laras dan Sosioretorik Tersendiri ..............


91

'Tata Pennainan lJ3afia.sa 1(arya cru[is I[miaft


(

• Penulisannya Dilandasi oleh Prinsip Pembingkai­

an ............................................................................................ 92

Kategorisasi dan Ideologi .................................................... 96

Iii
Bab 5 Kemampuan Bernalar dan Pengembangan Ali­

nea ................................................................................................ 107

Logika, Rasional, dan Kekeliruan Nalar ........................... 109

• Kekeliruan Nalar dalam Perumusan Masalah ......... 112

• Kekeliruan Nalar dalam Hipotesis ............................... 114

• Kekeliruan Nalar dalam Pengumpulan Data ........... 115

• Kekeliruan Nalar dalam Verifikasi ................................ 116

• Kekeliruan Nalar dalam Falsifikasi ............................... 119

Hakikat Alinea .......................................................................... 122

Syarat Pembentukan Alinea ................................................ 125

Struktur Alinea ......................................................................... 130

• Alinea Pembuka ................................................................ 130

• Alinea Tubuh ...................................................................... 135

• Alinea Penutup ................................................................. 139

Daftar Pustaka ..................................................................................... 143

Tentang Penulis ................................................................................... 151

,q~l ----
(j)aftar I li ~
berhubungan dengan kesadaran (cognitive) . Aktivitas yang dimaksud
adalah segala kegiatan, rangkaian kegiatan, atau proses yang dijalani
ilmuwan untuk membangun pengetahuan ilmiah. Mengingat
tiap-tiap ilmuwan memiliki "filsufnyaff masing-masing dalam hal
"mema hami dunia'~ tidak heran jika kemudian terjadi perbedaan
dan pluralitas dalam tujuan ilmu (Tjahyadi, 2003). Di dalam sejarah
ilmu, hal tersebut tergambar dengan amat jelasnya, misalnya bahwa
pad a awalnya aktivitas ilmiah berkembang dari sekadar hasrat
untuk mengerti, menjelaskan, menguasai, dan memanfaatkan
alam sebagaimana tercermin dari pemunculan ilmu kealaman,
seperti fisika, biologi, dan kosmologi, kemudian berkembang pada
tujuan untuk memahami, mengatasi, dan memanfaatkan daya-daya
kehidupan sebagaimana muncul dalam ilmu-ilmu kehidupan, seperti
kedokteran dan farmasi, hingga pada tujuan untuk memahami dan
memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang bersifat sosial dan langsung
melibatkan manusia, sebagaimana tercermin dalam ilmu-ilmu sosial
dan humaniora. Menurut van Peursen (1990), perkembangan ilmu
menyebabkan manusia kian memfokus hanya pad a dirinya sendiri
dan berdampak pad a kian kompleksnya penelitian ilmiah, sehingga
tujuan ilmu pad a akhi rnya melahirkan pembagian objek formal
ilmu yang menyesuaikan diri dengan objek material yang hendak
diungkapkan melalui ilmu-ilmu tersebut.

Dampak yang dikataka n van Peursen, hemat penulis dalam


konteks ini amat bertalian dengan eksistensi bahasa. Pasalnya, apa
pun j enis aktivit as ilmiah yang dilakukan ilm uwan dan bagaimana
pun kompl eksnya penelitian yang d i!akukannya, tid ak mungkin
dilepaskan dari penggu naan ba hasa. Arti nya, unt uk menyebarluas­

<fata lPermainan rBafiasa 7(arya '!u[is I [miafi


;.zan hasil baik dalam bentuk laporan penelitian,
makalah, skripsi, tesis, artikel ilmiah untuk jurnal, maupun buku
seorang ilmuwan pasti membutuhkan Oleh karena
ilmuwan tidak boleh atau melepaskan kesadaran
"'",,,"',, ilmuwan ibarat ber­
diri di tengah rimba.

KESADARAN berbahasa tidak dapat dilepaskan dari persoalan me­


nafsirkan dikatakan oleh tokoh kunci aliran
Ludwig Wittgenstein, pad a
tidak ditentukan oleh struktu r logisnya,
tetapi bagaimana penggunaannya kehidupan manusia se­
hari-hari. Pasalnya, mengingat semua pemahaman dilakukan
menguasai bahasa akan menghasilkan gambar yang
dunia. Pertanyaan-pertanyaan 11loso11s,
dan juga pertanyaan-pertanyaan akademis, menurut Wittgenstein
itu harus dibingkai ke dalam atau pilihan kata yang
tepat, sehingga jika manusia dapat menemukan batas-batas bahasa
di sanalah manusia juga akan menemukan batas-batas dunia. Itu
bagi ilmuwan identik dengan ke­
dalam berkomunikasi dengan masyarakatnya,
yang dipahami melalui perspektif Biasa me­
rujuk pada kenyataan bahwa bahasa pada dasarnya adalah tindakan
manusia dan bahwa makna kata-kata dalam ungkapan selalu
berbeda makna kata-kata dalam penggunaannya pada

J{muwan d'an
Tentang Penulis

Dr. Wahyu Wibowo dilahirkan


di Kampung Serdang, Kemayoran,
Jakarta Pusat, pada 8 Maret 1957.
Setelah menamatkan S-l dalam IImu
Sastra (1984) dan S-2 dalam Ilmu
Manajemen (1996), ia merampungkan
S-3 dalam Ilmu Filsafat di Sekolah
Pascasarjana · Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2004-2007)
dengan disertasi mengenai Filsafat Bahasa dan relevansinya terhadap
etika pers.

Minatnya berorganisasi, berkesenian, dan berjurnalistik tumbuh


subur selama menjadi mahasiswa FSUI kampus Rawamangun,
Jakarta (1976-1984). Sebagai aktifis, ia adalah pendiri Ikatan Keluarga
Sastra Indonesia (gaya baru) FSUI (1978) dan penggagas berdirinya
Ikatan Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa FSUI (1979). Wahyu Wibowo
pernah aktif sebagai sekjen BPM FSUI (1978), ketua Bengkel Sastra
Ibu Kota (1980), dan anggota MPM-UI (1983). Sebagai penyair, ia
dikelompokkan ke dalam Sastrawan Indonesia Angkatan 2000.
Sebagai kritikus, ia membidani Aliran Kritik Sastra Sawo Manila di
Kampus Universitas Nasional (Unas) Jakarta (1988). Sebagai jurnalis,
Wahyu Wibowo adalah anggota PWI Jaya (sejak 1977).la pernah pula
memperoleh Sastra Award sebagai dosen terbaik Fakultas Sastra
Unas (2004 dan 2008).

Karier jurnalistiknya berangkat dari pers kampus, yakni sebagai


redaktur majalah kebudayaan Tifa Sastra (1976-1984), kontributor
koran Salemba (1979-1980), dan redaktur majalah kebudayaan
Bende (1977-1985), kemudian terjun ke pers umum menjadi reporter
majalah berita umum Fokus (1982-1984), redaktur majalah musik IHE
(1984-1985), redaktur majalah Video (1985-1987), redaktur majalah
remaja Monalisa (1987-1989), redaktur majalah berita ekonomi
Prospek (1989-1992), wakil pemimpin umum/pemimpin redaksi
tabloid Paron (1992-1997), redaktur pelaksana harian umum ABRI
(1998-1999), dan wartawan senior majalah So/usi Investasi (sejak
2003). Selama kariernya Wahyu Wibowo sudah berkeliling Indonesia
dan juga sudah melanglang jagat ke sejumlah negara Asean, Asia,
Eropa, dan Australia. Sementara itu, karier akademiknya dibangun
sejak 1985 dengan mengajar di sejumlah PTS Ibu Kota dalam mata
kuliah, di antaranya Bahasa Indonesia, Komunikasi Bisnis, Penulisan
Kreatif, Kemahiran Menulis, Manajemen Pers, Kapita Selekta
Kebudayaan Betawi, dan Filsafat Bahasa.

Karyanya yang sudah diterbitkan, di antaranya kumpulan puisi


(bersama Hendry Ch. Bangun) Ken Mokar Ikan da/am Kaca (lKSI-FSUI,
1980); Katarsis: Kumpu/an Esai Sastra (Nusa Indah, 1984); Menyingkap
Dunia Kepenyairan Subagio Sastrowardoyo (Balai Pustaka, 1984);
novel Merajut Angan-angan (Serajaya, 1986); kumpulan puisi Liang
Luka (Serajaya, 1989); kumpulan puisi Cinta Batu, Batu Cinta (Serajaya,
1992); Mitos Bahasa (Pa ron pers, 1994); Konglomerasi Sastra (Pa ron pers,

'rata Permainan <Bafiasa 1(arya 'Yu[is f[miafi


1995); Model Waktu dalam Perahu Kertas Sapardi Djoko Damono (Balai
Pustaka, 1997); kumpulan cerpen Glasnots (Balai Pustaka, 1999);
Manajemen Bahasa (Gramedia Pustaka Utama, 2001), Otonomi
Bahasa (Gramedia Pustaka Utama, 2001); Enam Langkah Jitu Agar
Tulisan Anda Makin Hidup dan Enak Dibaca (Gramedia Pustaka Utama,
2002); Sihir Iklan (Gramedia Pustaka Utama, 2003), Membangun Kultur
Perusahaan Melalui Kesadaran Komunikasi Adab (Gramedia Pustaka
Utama, 2004), Berani Menulis Artikel Jurnalistik (Gramedia Pustaka
Utama, 2006), Menjadi Penulis & Penyunting Sukses (Bumi Aksara,
2007), Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi (Bumi Aksara, 2008), dan
Menuju Jurnalistik Beretika (Penerbit Kompas, 2009).

Sambil terus menulis dan berjurnalistik, kini Wahyu Wibowo


adalah dekan pada Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional,
Jakarta, sekaligus mengepalai Jakarta forWittgemstain Studies. Sejak
2006 ia aktif pula sebagai anggota Tim Pelatihan Penulisan Artikel
bagi Dosen Perguruan Tinggi se-Indonesia, dikoordinasikan oleh
DP2M Ditjen Dikti Depdiknas Rio
ISBN 979-010-313-1

I ~IIIIIIIII

Anda mungkin juga menyukai