Anda di halaman 1dari 5

ASMA' BINTI YAZID

"Orator Para Wanita”

Kisah harum kali ini milik salah seorang wanita suci, yang menjadi contoh ideał dałam
iman, ilmu, dan kesabaran. Sehingga, sejarah mengabadikannya dałam cahaya penuh berkah.

Sahabiyah ini masuk Islam bersama para wanita yang lebih dahulu masuk Islam dari
kalangan Anshar lewat sentuhan dakwah Mush'ab bin Umair, yang bertolak dari perkampungan
Anshar paling baik, yaitu Bani Abdul Asyhal; kaumnya Sa'ad bin Mu'adz. Sejarah mencatat,
pada sore hari ketika dia masuk Islam, tak seorang pun laki-laki dan wanita di tengah Bani Abdul
Asyhal, melainkan telah menjadi Muslim dan Muslimah.

Sahabiyah yang menjadi tokoh kita kali ini memiliki keutamaan Yang banyak. Dia
memiliki akal dan agama yang kuat, keberanian, ketegaran, kesabaran dan iman. Ditambah lagi
dia juga termasuk wanita yang meriwayatkan hadits Nabawy yang mulia. Dia memiliki kenangan
yang manis dan jejak yang diberkahi. Dia termasuk golongan terdepan dałam berbagai jenis
keutamaan, termasuk wanita yang menyampaikan cahaya Nabawy kepada kita lewat riveayat-
riwayat haditsnya dari Rasulullah a.

Ibnu Hajar memperkenalkan sahabiyah ini dengan berkata, "Dialah Asma' binti Yazid bin
As-Sakan bin Rafi' bin Imru'ul Qais Al-Anshariyah AlAusiyah. la biasa dipanggil dengan sebutan
Ummu Salamah dan terkadang Ummu Amir. Dia termasuk wanita yang hidup pada permulaan
Islam di Madinah, beruntung menjadi sahabat Nabi dan mendapatkan keridhaan Allah șerta
Rasul-Nya.

Secara keturunan nasabnya bertemu dengan nasab Sa'd bin Mu'adz pada kakek mereka
yaitu Imru'ul-Qais bin Zaid bin Abdul Asyhal.

Sahabiyah yang mulia ini mendapatkan kesaksian kefasihan dari para sahabat. la dikenal
sebagai wanita yang memiliki kebaikan logika, kekuatan perkataan yang fasih dan daya pikat

1
dalam ucapannya. Kelebihannya ini ditambah lagi dengan pendalamannya terhadap Al-Quran Al-
Karim dan hadits Nabawy. Karena kemahirannya berpidato dan mengolah kata, para ahli sejarah
menjulukinya Khathibatun Nisa', Orator Para Wanita. Karena julukan inilah yang
mengangkatnya ke kedudukan yang istimewa di kalangan para wanita Anshar. la menjadi utusan
para wanita untuk menemui Rasulullah. Dia juga berbaiat kepada beliau, mendengar hadits dan
menyampaikan Orasi. Semua ini menunjukkan kecerdasannya, kebaikan bahasa dan susunan
kata-katanya.

Para penulis biografi meriwayatkan Orasi Asma' yang mengagumkan, menyentuh


perasaan, memukau dan menawan. Mereka menyebutkan bahwa dia pernah menemui Rasulullah
yang sedang bersama beberapa sahabat, seraya berkata, "Demi ayah dan ibuku sebagai tebusan
bagi engkau, engkau adalah utusan Allah, sedang aku utusan para wanita Muslimin yang ada di
belakangku. Mereka mengatakan seperti yang kukatakan, yang berpendapat seperti pendapatku.
Sesungguhnya Allah mengutus engkau kepada kaum laki-laki dan wanita. Kami beriman kepada
engkau dan mengikuti engkau. Kami para wanita terkungkung, terpingit, menjadi sandi rumah,
tempat menyalurkan syahwat bagi kaum laki-laki dan mengandung anak-anak mereka. Maka
bisakah kami menyamai mereka kaum lelaki dalam pahala wahai Rasullullah?"

Rasulullah menghadapkan wajah kepada para sahabat dan bersabda,

"Apakah kalian pernah mendengar perkataan seorang wanita, yang pertanyaannya


tentang agama lebih baik duri wanita ini?"

Lalu beliau menengok ke arah Asma' binti Yazid dan bersabda, "Kembalilah wahai Asma'
dan ajarilah para wanita yang ada di belakangmu bahwa kebaikan perlakuan salah seorang di
antara kalian kepada suaminya, mencari keridhaannya dan mengikuti persetujuannya,sama
dengan semua pahala kaum laki-laki yang kamu sebutkan tadi. " Asma’ kembali sambal bertahlil
dan bertakbir, karena merasa gembira denga napa yang disampaikan Rasulullah kepadanya.

Asma' binti Yazid tumbuh di tengah keluarga, yang para anggotanya dikenal suka
berkorban dan melakukan jihad, semenjak pertama kali kalimat tauhid dikumandangkan dan
semenjak cahaya iman merasuk ke dalam hati mereka Yang bersih.

Jika kita menelusuri kembali perjalanan mereka dalam kancah jihad, tentu kita akan
mendapatkan beberapa pahlawan Islam, pembawa bendera, dan penunggang kuda Yang handal,

2
Yang belajar di sekolah Nubuwah, sehingga tiak mengherankan jika mereka memperoleh
fadhilah jika bersama Rasulullah 4, mendapatkan kemuliaan mati syahid ketikaAllah menjadikan
mereka sebagai syuhada. Sesungguhnyya siapa Yang dijadikan Allah sebagai orang yang mati
syahid, maka dia telah mendapatkan keberuntungan Yang besar.

Keluarga As-Sakan memiliki sepak terjang yang mengagumkan sewaktu Perang Uhud,
begitu pula dengan Asma' binti Yazid, yang menunjukkan kepahlawanannya, Yang
menghembuskan keharuman iman dan mengisyaratkan kecintaan memberikan tebusan bagi Nabi
B.

Marilah kita menyaksikan keluarga yang diberkahi ini dan sepak terjang mereka yang
mengagumkan sewaktu Perang Uhud, mari kita lihat bagaimana peranan Asma' dan para
kerabatnya.

Ayahnya adalah Yazid bin As-Sakan AI-Anshari, yang mati syahid bersama anaknya,
Amir bin Yazid. Pamannya adalah Ziyad bin As-Sakan Al-Anshari, salah seorang pahlawan
penunggang kuda yang menjual dirinya bagi Allah hingga mereka mati syahid dalam Perang
Uhud, ketika Rasulullah bersabda, "Siapakah seseorangyang hendak menjual dirinya kepada
kami?"

Ada lima pemuda Anshar yang maju ke depan, salah sorang di antara mereka adalah
Ziyad bin As-Sakaan Mereka bertempur dengan hebat hingga yang tersisa tinggal Yazid bin As-
Sakan. Dia langsung menyerbu musuh hingga mendapatkan luka yang membuatnya tidak
mampu bergerak. Karena itu beberapa orang Muslim melompat ke arahnya dan dapat mengusir
musuh dari sekelilingnya.

Adapun di antara pahlawan wanita saat itu ialah Asma’ binti Yazid. Dia terjun kencah
pertempuran dan berhasil membunuh sembilan orang dari pasukan Romawi, dengan
menggunakan tiang penyangga kemahnya, dan setelah itu dia masih hidup hingga beberapa lama.

Imam Adz-Dzahabi menyebutkan bahwa Asma' binti Yazid menetap di Damaskus dan
dikuburlcan di sana.

Penjelasan ini cukup logis, karena Perang Yarmuk terjadi di Syam, dan seusai Perang
YarmukAsma' pindah ke Damaskus bersama para sahabat Iain yang juga pindah ke sana.

3
Adz-Dzahabi juga menyebutkan yang mirip dengan hal ini, dia berkata, bahwa Asma'
binti Yazid hidup hingga kekuasaan Yazid bin Mu'awiyah. Yazid sendiri hidup hingga 14 Rabiul
Awal 64 H. Perkataan Adz-Dzahabi ini sama dengan pernyataan Ibnu Hajar bahwa Asma' hidup
hingga beberapa lama setelah Perang Yarmuk.71

Asma' binti Yazid termasuk orang-orang beriman yang utama, yang Allah menetapkan
keridhaan bagi mereka. Penetapan keridhaan-Nya ini merupakan dalil bahwa mereka memang
layak menerima keridhaan itu, yang kemudian menuntun mereka ke surga yang Iuasnya seluas
langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Asma' binti Yazid menghimpun beberapa keutamaan dan kemuliaan Yang membuat
dirinya termasuk para wanita yang dikhususkan Rasulullah sebagai orang-orang yang memiliki
kesaksian masuk surga bagi mereka, yang disebutkan tidak hanya di satu kesempatan. Hal ini
terjadi karena kesegeraannya masuk Islam, kesabaran, jihad dan sepak terjang mereka dalam
meninggikan kalimat Allah.

Asma' mendapatkan kabar gembira masuk surga dari Rasulullah tidak hanya sekali.
Dalam Perang Uhud, Rasulullah menyatakan bahwa para syuhada Bani Abdil Asyhal, yang di
antara mereka adalah ayah Asma', semuanya telah beramah-tamah di dalam surga dan mereka
diberi syafaat bagi keluarga mereka.

Hikmah di Balik Kisah

Mengikis penyakit Cinta dunia, dalam hal ini rasa kepemilikan terhadap harta, adalah
komitmen pertama yang harus dipenuhi seseorang ketika berikrar dan bersyahadat. Di zaman
Rasulullah, banyak para sahabat yang menghabiskan hartanya di jalan perjuangan Islam.
Perjuangan memang membutuhkan harta benda. Namun di luar kondisi perang pun,
”membuang” harta adalah terapi pertama untuk memperkuat iman yang baru tumbuh.

Asma' binti Yazid adalah salah satu contohnya. Ia memiliki dua gelang emas yang bisa
jadi bila dikonversi ke nilai saat ini bisa mencapai jutaan rupiah. Namun ia tidak peduli.
Rasulullah pun memerintahkan ia mencopot gelangnya bukan tanpa sebab. Rasulullah sangat
paham bahwa wanita biar bagaimanapun adalah makhluk yang mencintai perhiasan dan harta.

4
Bila ujian seorang lelaki muslim zaman Rasulullah adalah menceraikan istrinya untuk dinikahi
oleh saudara seimannya, maka ujian wanita adalah

kerelaannya dalam melepaskan harta atau perhiasan. Namun Asma' binti Yazid tanpa dan
bimbang langsung mencopot dua gelang perhiasannya. Selain itu modal yang dimiliki Asma'
adalah kemampuan orasinya. Baik di zaman Nabi maupun zaman sekarang, kemampuan berorasi
mutlak harus dimiliki bagi mereka yang ingin membawa pengaruh terhadap masyarakatnya.
Kecerdasan otak atau kecemerlangan ide, bila tidak mampu dikomunikasikan kepada
masyarakat, tentu akan menjadi sia-sia. Karena itulah tidak heran dengan kemampuan
berorasinya yang paripurna, Asma' pun didaulat sebagai penyambung lidah kaum muslimah
kepada Rasulullah.

Selain itu Asma' adalah wanita yang menjadi periwayat hadist terbanyak setelah Aisyah
dan Ummu Salamah. Butuh daya ingat yang kuat untuk meriwayatkan sebuah hadist, dan butuh
kemampuan berkomunikasi yang sempurna agar hadist yang diriwayatkan tidak salah tafsir. Dan
Asma' memiliki modal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai