Anda di halaman 1dari 2

Qultum tentang shahabiya rasul

Asma’ binti Yazid merupakan salah satu shahabiyah yang dikenal berani, kritis dan piawai dalam
berbicara. Ia kerap menjadi wakil kaum perempuan jika ingin menanyakan sesuatu kepada Nabi
Muhammad SAW, namun mereka tidak berani atau sungkan mengutarakannya.

Suatu ketika, Asma binti Yazid mendatangi majelis Nabi Muhammad untuk menanyakan suatu
perkara.Di tengah-tengah acara, ia mengangkat tangan dan mengungkapkan isi pikirannya,
sebagaimana pikiran kaum hawa lainnya.

Kepada Rasulullah SAW, ia mengajukan protes karena merasa kaum laki-laki lebih diutamakan
dalam hal beribadah dari pada kaum perempuan. Mereka (laki-laki) dapat shalat berjamaah di
masjid, berperang di jalan Allah, menyaksikan jenazah, maupun mengerjakan amal lainnya yang
tidak dikerjakan perempuan.

Sementara, kala itu perempuan ‘hanya’ menjadi penunggu rumah, menjadi pelepas nafsu laki-
laki, mendidik anak dan menjaga harta benda suami. Padahal, bukan kah Nabi Muhammad SAW
diutus Allah untuk laki-laki dan perempuan. "Apakah kami mendapatkan pahala yang sama
dengan mereka, wahai Rasulullah?" tanya Asma binti Yazid saat itu.

Disebutkan Nizar Abazhah dalam Sejarah Madinah (2017), Nabi Muhammad kagum dengan
ucapan, pikiran dan pertanyaan Asma binti Yazid tersebut. Nabi menilai, apa yang disampaikan
Asma itu sangat bagus.

Kepada para sahabatnya, Nabi Muhammad lantas kembali bertanya, "Apakah mereka pernah
mendengarkan seorang perempuan bertanya tentang agamanya dengan pertanyaan yang lebih
baik dari pada Asma binti Yazid tersebut?". Mereka menjawab tidak.

"Kembalilah Asma, katakan kepada wanita-wanita di belakangmu bahwa bergaul baik dengan
suami, mencari ridhanya dan mengikuti petunjuknya setara pahalanya dengan semua yang kau
sebutkan tadi," jawab Nabi Muhammad.

Dituliskan dalam situs resmi PBNU, mendengar jawaban ini Asma pun menjadi bahagia usai
mendengar. Ia kemudian meninggalkan majelis dan pulang dengan mengucapkan ‘La ilaha illa
Allah’ dan takbir.

Tidak hanya saat itu, Asma binti Yazid juga langsung mendatangi Nabi Muhammad SAW manakala
ada persoalan keagamaan yang ia atau kaum perempuan lainnya hadapi saat itu. Misalnya, dia
pernah bertanya kepada Nabi Muhammad perihal tata cara bersuci dari dari haid bagi
perempuan. Ia tidak malu menanyakan hal itu karena menganggapnya sebagai sebuah hak dan
kesucian.

Tidak hanya dikenal berani mengutarakan pemikirannya sendiri dan ‘unek-unek’ shahabiyah
kepada Nabi, Asma binti Yazid juga seorang perempuan yang berani turun ke medan perang. Dia
tercatat menjadi salah satu shahabiyah yang ikut ambil bagian dalam Perang Yarmuk, yang ketika
itu dia diriwayatkan berhasil membunuh sembilan tentara Romawi.

Asma binti Yazid wafat pada 30 H atau 17 tahun setelah mengikuti Perang Yarmuk. Sepanjang
hidupnya, dia berhasil meriwayatkan 81 hadits Nabi Muhammad. Di antara ulama hadits
terkemuka yang meriwayatkan hadits dari Asma binti Yazid di antaranya Abu Daud, At-Tirmidzi,
An-Nasai dan Ibnu Majah.

Anda mungkin juga menyukai