Anda di halaman 1dari 7

KISAH UMAR BIN KHATTAB R.

A
DAN
SAYYIDAH AISYAH R.A

NAMA : DWI KURNIA NUR AINI (10)


KELAS : IX-K
MATA PELAJARAN : AKIDAH AKHLAK
GURU PENGAJAR : IBU Hj. ROSYIDATUS SAADAH, S.Ag

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1


LAMONGAN
2022
KISAH UMAR BIN KHATTAB MASUK ISLAM
DAN MENJADI KHALIFAH

Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi
khulafaur rasyidin. Umar adalah khalifah kedua yang meneruskan perjuangan
Rasulullah setelah Abu Bakar ash-Shiddiq. Umar menjadi khulafaur rasyidin
selama 10 tahun pada 634-644 Masehi atau tahun 13-23 Hijriah.
Nabi Muhammad SAW memberikan julukan Umar bin Khattab dengan
sebutan Al-Faruq yang artinya pembeda. Umar mampu membenakan kebenaran
dan kebatilan. Gelar Umar bin Khattab lainnya adalah Amirul Mukminin yang
berarti pemimpin orang-orang beriman.\
Umar bin Khattab terkenal sebagai sosok yang keras dan pemberani.
Bahkan sebelum masuk Islam, Umar sangat menentang Nabi Muhammad. Dia
ditakuti kaum Muslimin karena kerap menyiksa pengikut Rasulullah.
Pada suatu hari, amarah Umar pun pecah. Dengan gagah berani, Umar membawa
pedang hendak membunuh Rasulullah. Namun, di perjalanan dia justru bertemu
Nu'aim bin Abdillah yang memberi tahu bahwa adik Umar, Fathimah telah masuk
Islam.
Umar pun berbalik dan bergegas menemui adiknya dengan emosi yang
membuncah. Di depan rumah, Umar justru mendengar Fathimah dan suaminya
membaca Alquran.
Umar menampar Fathimah. Sang adik lantas tersungkur dan menangis.
Umar pun melihat bacaan Alquran yang sedang dibaca adiknya. Dia tersentuh
dengan bacaan surat Taha itu. Hatinya pun luluh.
Seketika Umar ingin bertemu Muhammad.
“Tunjukkan aku keberadaan Muhammad,” kata Umar, kali ini, Umar tak
ingin membunuh Nabi Muhammad melainkan hendak masuk Islam. Umar menuju
Darul Arqam, tempat Nabi Muhammad berkumpul dengan para sahabat.
Saat Umar datang, para sahabat panik dan takut Umar bakal menyerang. namun,
Rasulullah justru membukakan pintu untuk Umar.
“Apa yang membawamu datang kemari wahai Umar?” tanya Rasulullah.
Umar pun menjawab dia beriman kepada Allah. Umar pun mengucapkan
kalimat syahadat. Rasulullah dan para sahabat menyambut bahagia keislaman
Umar dengan bertakbir.
Umar bin Khattab mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda
mempercayai Allah SWT dan Nabi Muhammad sebagi utusannya. Umar bin
Khattab adalah Khulafaur Rasyidin kedua, dia juga sahabat nabi yang dekat
dengan Rasulullah.
Setelah Umar masuk Islam, Umar menyarankan Rasulullah agar tak lagi
menyiarkan Islam dengan sembunyi-sembunyi. Rasulullah dan para sahabat mulai
berdakwah dengan terang-terangan. Pengikut Nabi Muhammad pun semakin
berkembang.
Umar juga orang yang paling terdepan membela dan melindungi Nabi
Muhammad. Umar selalu setia berada di sisi Rasulullah. Dia ikut dalam setiap
peperangan. Umar bahkan disebut sebagai sahabat utama Nabi Muhammad
setelah Abu Bakar.
Saat Rasulullah meninggal, Umar merupakan salah satu orang yang paling
terpukul. Umar dan sahabat nabi lainnya bertekad melanjutkan perjuangan sang
Baginda. Ketika itu Abu Bakar ditunjuk menjadi khalifah dan Umar dipercaya
menjadi salah satu penasihatnya.
Setelah Abu Bakar meninggal, Umar pun ditunjuk menjadi khalifah kedua.
Di bawah pimpinan Umar, Islam semakin berkembang pesat. Umar mampu
mengambil alih Mesopotamia, sebagian Persia dari Kekaisaran Sassanid. Umar
juga juga mengambil alih Mesir, Palestina, Suriah, Afrika Utara, dan Armenia
dari Kekaisaran Romawi
Umar juga banyak mengubah tatanan pemerintahan. Umar mulai melakukan
sensus dan mulai menghitung penanggalan Islam saat peristiwa Hijrah. Inilah asal
usul nama tahun Hijriah.
Umar bin Khattab meninggal dunia karena dibunuh oleh Abu Lukluk saat akan
menjadi imam salat Subuh. Setelah Umar meninggal dunia, posisi khalifah
diduduki oleh Utsman bin Affan.
KISAH AISYAH BINTI ABU BAKAR

“Aisyah adalah sepasang mata…”


“Aisyah adalah sepasang telinga…”
Aisyah binti Abu Bakar bin Utsman, yang memiliki sebutan Ummu
Abdillah, dikenal dan digelari Ash-Shiddiqah yang memiliki arti “wanita yang
membenarkan”. Ia adalah perempuan yang lahir empat tahun setelah Muhammad
diangkat sebagai seorang nabi. Aisyah dijuluki Ummul Mukminin (ibunda kaum
mukmin) sebab kehebatannya dalam keilmuan Islam. Juga Al-Humaira’,
panggilan yang sering diberikan pada anak-anak perempuan yang pipinya terlihat
kemerah-merahan. Humaira adalah sebuah kata yang bersumber dari kata “hamra”
yang berarti putih, merah muda, merah, kemerah-merahan. Warna-warna yang
menghiasi kehidupan Aisyah.
Aisyah kecil merupakan Aisyah yang mengenal baik ayahnya, Abu Bakar.
Ayah yang selalu terlihat baru baginya. Aisyah kecil adalah seseorang yang
mampu membaca setiap kekhawatiran ibunya, Ummu Rumanbinti Amir bin
Uwaimir, yang berharap agar sang Suami segera pulang dengan selamat. Aisyah
kecil adalah seseorang yang mampu membaca simpulsimpul kebahagiaan kakak
perempuannya, Asma, saat menunggu ayahnya pulang sebagai hadiah.
Aisyah memang berbeda dari kawan-kawannya. Ia jadikan setiap detik
kesabaran menunggu kepulangan ayahnya kembali ke rumah sebagai puisi,
dongeng, atau bintang di hati kecilnya. “Ayah adalah penyelamat kami. Bertemu
dengan ayah dalam keadaan sehat adalah harapan kami,” adalah puisi yang selalu
dikutip Aisyah untuk menjawab setiap tanya kabar dari sang Ayah ketika sampai
di rumah. Keinginan Aisyah yang besar terhadap puisi adalah sebuah warisan dari
keluarga. Keluarganya menjadi tempat pertama yang membantunya tumbuh
menjadi perempuan istimewa.
Tak hanya laki-laki yang tahu bagaimana membaca dan menulis serta
menghitung dan pengetahuan sejarah, para perempuan di keluarganya juga dididik
untuk belajar membaca, menghafal, dan mengetahui adab berbicara sopan-santun
seperti yang diajarkan kepada lakilaki. Tak heran jika Aisyah tumbuh menjadi
seseorang yang penuh rasa ingin tahu. Asma, kakak perempuannya, selalu
menganggap Aisyah sebagai pertanyaan yang tak akan pernah selesai akan
sejumlah rintangan yang tak mudah dilewati para perempuan.
Aisyah hidup pada suatu masa ketika hak berkata dan berpendapat hanya
ada pada orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kekuatan. Sama halnya
dengan kebebasan dan harga diri. Namun, Aisyah tak pernah merasakan
kesusahan dalam menyampaikan tanya dan pendapatnya. Ia percaya bahwa
selamanya ia adalah putri kata-kata. Ia jadikan sebagian besar kekuatannya dalam
berkata sebagai tanda syukurnya kepada Allah dan sekuat tenaga memohon
pertolongan kepada-Nya. Ia cerdas dan mencerdaskan. Ia baik dan menyebarkan
banyak kebaikan.
Banyak keutamaan yang ada pada diri Aisyah, sampai-sampai
Rasululullah SAW mengatakan dalam sabdanya:
“Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, namun yang mulia dari
kalangan wanita hanyalah Maryam binti Imron dan Asiyah istri Fir’aun, dan
keutamaan Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid atas segala
makanan.”(HR. Bukhari (5/2067) dan Muslim (2431))
Beberapa di antara banyaknya keutamaan yang dimiliki oleh Aisyah:
1. Aisyah adalah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dari kalangan wanita.
Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?”
Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau
menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari (3662) dan Muslim (2384))
2. Aisyah adalah wanita yang paling alim daripada wanita lainnya.
Berkata az-Zuhri, “Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh
para wanita lain, maka ilmu Aisyah lebih utama.” (Lihat Al-Mustadrak Imam
Hakim (4/11))
Berkata Atha’, “Aisyah adalah wanita yang paling faqih dan
pendapatpendapatnya adalah pendapat yang paling membawa kemaslahatan
untuk umum.” (Lihat al-Mustadrok Imam Hakim (4/11)).
Berkata Ibnu Abdil Barr, “Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya
yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kesehetan,
dan ilmu syair.”. Aisyah menjadi seorang Ummul Mukminin, ibunda kaum
mukmin, sebab keutamaannya dalam ilmu. Aisyah sejak kecil selalu ingin
tahu dan seiring berjalannya waktu ia punmenjadi perempuan pembelajar.
Hidup bersama Rasulullah menjadi pemantik semangat Aisyah dalam mencari
dan menyiarkan ilmu. Aisyah selalu merasa bahwa ia tahu ia merupakan
seorang yang memiliki utang untuk memberikan semua yang ia pelajari dari
Rasulullah kepada generasi setelahnya— seiring perjalanan ilmu dan
kesaksian mengenai Rasulullah. Ia menyadari bahwa seluruh jawaban
Rasulullah atas pertanyaan dunia darinya merupakan penjelasan jalan menuju
Illah, tafsir ketakwaan.
3. Aisyah adalah wanita yang dibela kesuciannya dari langit ke tujuh.
Bagaimana masa kesedihan Aisyah sebab fitnah yang datang kepadanya
menjadikan ia mulia di hadapan manusia. Fitnah yang datang demi
menjatuhkan Rasulullah dan menyakiti Rasulullah dengan mempertanyakan
kesucian istrinya. Aisyah menghabiskan malam-malam bersama ayah dan
ibunya dengan menangis dan jatuh sakit. Meratap dan berdoa. Aisyah segera
sadar tidak ada tempat untuk bersandar selain kepada Allah.Terbesit dalam
pikirannya Ibunda Maryam yang berlindung pada kesucian. Bagaimana ia
mengingat sosok Maryam sebagai contoh utama bagi semua kehormatan,
kesucian, dan ketaatan kepada Allah pun tak luput dari fitnah. Ketika
penduduk bumi di seluruh bagian dunia ini pun ragu pada dirinya. Aisyah pun
menyadari bahwa ujian paling berat di dunia ini bagi seorang wanita adalah
fitnah mengenai kesucian dan kehormatannya.
Barirah, kerabat Aisyah, yang ketika ditanya Rasulullah tentang kabar
yang menimpa Aisyah ia menjawab, “Aku bersumpah kepada Allah yang
mengutusmu dan agama kebenaran ini, ya Rasulullah! Aku tak menemukan hal
buruk pada diri Aisyah. Jika ada keburukan pada dirinya, di antaranya ialah
kadang dia tertidur ketika bekerja karena kelelahan. Ketika dia tertidur, kambing
masuk, memakan tepung, kemudian pergi melarikan diri. Sungguh, aku tak
memiliki apa-apa selain berkata mengenai kebaikan dirinya. Hal-hal yang aku
tahu mengenai dirinya tak lain ialah mengenai emas-emas kebaikan seorang
pemilik emas.”
Aisyah telah menjadi jawaban sebaik-baiknya teladan bagi perempuan.
Ibunda yang cerdas dan penuh kesabaran. Seseorang yang memilih tinggal
bersama Rasulullah meninggalkan harta dunia sebagai upaya meyakinkan diri
untuk bertahan. Perempuan yang juga tak pernah dijanjikan kemudahan, menjadi
perempuan istimewa sebab ceritanya disucikan dalam Al-Qur’an. Cemburu
Aisyah adalah cemburu pada kebaikan. Keingintahuan Aisyah adalah investasinya
untuk peradaban di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai