c. Kelahiran
Abu Bakar al-Shiddiq dilahirkan di Makkah pada tahun 573 M atau
lebih
kurang 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan setelah tahun Gajah. 8 Dari sini
dapat
dipahami bahwa Abu Bakar al-Shiddiq lebih muda dari Rasulullah
SAW karena
beliau lahir pada tahun gajah atau tepatnya pada tahun 571 M.
Ibu Abu Bakar al-Shiddiq bernama Salma binti Sakhar bin Amir bin
Ka`ab
bin Sa`ad bin Tayim bin Murrah. Ia digelari dengan Ummu al-Khair.9
Sedangkan
bapaknya adalah Utsman bin Amir yang masuk Islam pada peristiwa
Fathu
Makkah (Penaklukan kota Mekah).10
d. Wafat
Abu Bakar al-Shiddiq wafat pada Jumadil Akhir tahun 13 (tiga belas)
Hijriyah. Sebelum ia meninggal, Abu Bakar al-Shiddiq menderita sakit
lebih
kurang 15 (lima belas) hari. Pada rentang waktu tersebut ia hanya
terbaring di
tempat tidur dan tidak bisa melakukan shalat berjamaah bersama
sahabat lainnya. Agar shalat jamaah di masjid bisa terus berlanjut,
Abu Bakar digantikan oleh
Umar bin Khattab.
Abu Bakar meninggal pada usianya yang ke-63 (enam puluh tiga)
tahun.
Jenazah Abu Bakar al-Shiddiq dimandikan oleh isterinya yaitu Asma`
binti
Amisy, sesuai dengan wasiatnya sebelum ia meninggal. Jika ada hal-
hal yang
tidak bisa ia lakukan maka ia meminta bantuan kepada putranya;
Abudurrahman
bin Abu Bakar.11 Ada riwayat yang mengatakan bahwa Abu Bakar al-
Shiddiq
menderita sakit yang mengantarkannya pada kematian disebabkan
oleh makanan
yang dibubuhi racun oleh seorang Yahudi. Abu Bakar al-Shiddiq
memakan
makanan teresbut bersama al-Harist bin Kaladah dan al-Atab bin
Usaid. Mereka
mengalami penyakit yang sama dan meninggal pada hari yang
sama.12
Abu Bakar al-Shiddiq memerintah lebih kurang 2 (dua) tahun.
Berbagai
keberhasilan telah ia torehkan dengan tinta emas sejarah. Dan hal ini
tidak akan
bisa dilupakan oleh umat Islam hingga ke akhir zaman.
e. Keluarga
Abu Bakar al-Shiddiq menikah dengan dua orang istri ketika ia masih
di
Makkah. Mereka adalah Qatilah binti al-`Azy dan Ummu Rumman
binti Amir bin
Uwaimar. Dari istrinya yang pertama ia dianugrahi anak Abdullah dan
Asma dan
dari istrinya yang kedua ia dianugrahi dengan Abdurrahman dan
Aisyah Setelah masuk Islam dan hijrah ke Madinah, Abu Bakar al-
Shiddiq
menikah kembali dengan dua orang isteri, yaitu Habibah binti
Kharijah dan
Asma’ binti Umaisy. Dari Habibah ia dianugerahi Ummu Kultsum
yang lahir
setelah ia meninggal. Ummu Kultsum menikah dengan Thalhah bin
Ubaidillah
yang merupakan salah seorang sahabat Rasulullah SAW. Sedangkan
dari Asma’
ia dianugerahi dengan Muhammad.13