Anda di halaman 1dari 3

KISAH PERJALANAN HIDUP NABI ZAKARIA AS

Nabi Zakaria as adalah putera Daan bin Muslim bin Shaduq bin Hasyban,
silsilahnya bertemu dengan nabi Sulaiman dari keturunan Yahudza bin Yaqub. Beliau
ulama besar dari kalangan Bani Israil. Isterinya bernama Isya saudara perempuan
Hannah Isteri Imran bin Matsan. Imran bin Matsan adalah ayah Maryam yang
melahirkan nabi isa as.

Hannah, ibu Maryam, ingin mempunyai anak, maka ia mohon kepada Allah
dengan nazar Kalau kami memperoleh anak, akan kami berikan ke Baitul Maqdis,
untuk memelihara rumah Tuhan, yakni rumah tempat beribadah kepada Tuhan.

(ingatlah) ketika isteri Imran berdoa: Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku


menazarkan kepadaMu, anak yang dalam kandungan menjadi hamba yang shaleh dan
berkhidmat (di baitul maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Ali Imran 3:35).

Permintaannya dikabulkan Allah, ia pun hamil namun suaminya meninggal


sebelum bayinya lahir. Hannah melahirkan anak perempuan, dan karena nazarnya
kalau melahirkan seorang anak diserahkan kepada Baitul maqdis, maka nadzar itu
dilaksanakan, dan bayinya diberi nama Maryam.

Karena ayahnya meninggal maka dibuatlah undian untuk memilih siapa yang
akan memelihara Maryam. Berkali-kali undian itu dikeluarkan, maka nama nabi
Zakarialah yang keluar sebagai pemenangnya. Bayi yang kecil itupun diserahkan
kepada Zakaria untuk dipeliharanya.

Maka Allah menerimanya (Maryam, sebagai naar) itu dengan penerimaan


yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan mendidiknya dengan
pendidikan yang baik, dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria
masuk ke mihrab untuk menemui Maryam didapatinya makanan disisi Maryam.
Zakaria berkata:Hai Maryam! Dari manakah engkau memperoleh makanan ini?
Maryam menjawab:Makanan ini dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberikan
rizqi kepada siapa saja yang dikehendakiNya tanpa dapat dikita (QS. Ali Imran 3:37).
Senada dengan ini QS. Maryam 19:18-21.

Melihat Maryam yang mendapat anugerah Allah sedemikian rupa, nabi


Zakaria as yang sudah lanjut usianya ingin pula mendapatkan seorang anak, sedangkan
waktu itu umurnya sudah 100 tahun. Dengan suara lemah lembut beliau berdoa: Ya
Tuhanku! Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalku telah penuh dengan uban,
dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan
sesungguhnya aku khawatir siapakah orang yang menggantikan aku, sepeninggal aku
nanti sedangkan isteriku seorang yang mandul. Karena itu anugerahkan aku seorang
putera yang akan menerima pusakaku dan pusaka keluarga Yaqub. Jadikanlah puteraku
itu, wahai Tuhan, seorang anak yang Engkau sukai.

Doa nabi Zakaria as dikabulkan ALlah, walaupun usianya sudah lanjut dan
isterinya perempuan yang mandul, tetapi jika Allah berkehendak maka apapun akan
terjadi.

Hai Zakaria! Sesungguhnya Kami memberikan kabar gembira kepadamu,


(dengan) seorang anak namanya Yahya yang belum pernah Kami menciptakan orang
yang serupa dengan dia. Berkata Zakaria:Bagaimana aku mendapat anak, sedang
isteriku perempuan yang mandul dan aku sendiri sudah tua? Allah berfirman
Demikianlah halnya Allah berfirman:Perkara itu mudah saja bagiKu
Sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, sedangan engkau belum ada sama
sekali (QS. Maryam 19:7-9)

Kemudian nabi Zakaria memohon kepada Allah agar memberi tanda kelahiran
anak itu. Maka Allah memberi tanda-tanda kelahiran anak tersebut kepada Zakaria.

Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia
selama tiga malam, padahal kamu sehat. Maka Zakaria keluar kepada kaumnya dari
mihrab, ia memberi isyarat kepada mereka agar mereka bertasbih di waktu pagi dan
petang (QS. Maryam 19:10-11).

Setelah itu Zakaria tidak berbicara kepada siapapun selama tiga hari dan kalau
ia ke tempat shalat disuruhnya orang-orang beribadah dengan isyarat saja, sementara ia
dalam keadaan sehat. Diwaktu ia akan sembahyang, datanglah Malaikat
memberitahukan kepadanya, seraya berkata: Hai Zakaria Allah akan memberi kepada
engkau seorang anak, namanya Yahya.

Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakaria sedang ia tengah berdiri


melakukan sholat di mihrab (katanya):Sesungguhnya Allah menggembirakan kmu
dengan lahirnya seorang anak, namanya Yahya, yang membenarkan kalimat Allah, dan
sangat enggan kepada wanita lagi menjadi Nabi yang shaleh (QS.Ali Imran 3:39).

Setelah Yahya lahir, maka sejak kecilnya ia menjadi seorang yang shaleh,
terpelihara dari perbuatan syirik dan maksiat, kemudian setelah dewasa diangkat Allah
untuk menjadi utusanNya. Nabi Yahya bertali saudara dengan Nabi Isa AS dari pihak
ibunya, dan ia lebih tua beberapa tahun darinya.

Hai Yahya! Ambillah (pelajarilah) kitab itu dengan sungguh-sungguh dan


kami berikan kepadanya hikmah (pemahaman Taurat dan pendalaman agama) selagi ia
anak-anak. Dan (kami beri kepadanya) belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami,
dan kesucian (dari dosa) dan adalah ia seorang yang bertakwa. Dan banyak berbakti
kepada orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka (QS. Maryam
19:12-14).

Zakaria meninggal dunia karena terbunuh dalam mempertahankan


keyakinannya. Beliau mati syahid bersama Nabi Yahya yang melarang raja mengawini
anak tirinya.

Mula-mula nabi Yahya terlebih dahulu dibunuh, kemudian atas izin Allah
Zakaria masuk ke dalam pohon yang waktu itu membelah diri menjadi dua, dan Zakaria
masuk ke dalam pohon itu, kemudian setelah Zakaria masuk ke dalam pohon itu, lalu
tertutuplah ia seperti biasa.

Pegawai raja mencari-cari Zakaria, tetapi di tempat persembunyiannya tidak


ada. Maka mereka berpendapat bahwa ia pasti mempunyai sihir, dan tentulah ia berada
dalam pohon itu untuk bersembunyi.

Pohon itupun digergaji, maka matilah nabi Zakaria didalamnya tergergjai


belah dua. Raja yang lalim itu adalah Herodes yang berhati serigala, ia bersekutu
dengan syetan melawan nabi-nabi Allah

Anda mungkin juga menyukai