Anda di halaman 1dari 17

KISAH NABI ZAKARIA

Masa yang dialami oleh Nabi Zakaria adalah masa yang aneh di mana banyak hal yang
berlawanan yang berhadap-hadapan dan saling bertentangan serta terlibat pertarungan yang tidak
pernah padam. Keimanan kepada Allah SWT bercahaya di mesjid yang besar di Baitul Maqdis,
sedangkan kebohongan memenuhi pasar-pasar Yahudi yang bersebelahan dengan mesjid itu.
Sudah menjadi tradisi dunia bahwa segala sesuatu yang bertentangan mesti saling berhadapan
pada: kebaikan dengan kejahatan, cahaya dengan kegelapan, kebenaran dengan kebohongan,
para nabi dengan para pembangkang. Alhasil, segala sesuatu berhadapan untuk mempertahankan
kehidupan. Di masa yang kuno ini terdapat seorang nabi dan seorang alim yang besar. Nabi yang
dimaksud adalah Zakaria sedangkan seorang alim besar yang Allah SWT memilihnya untuk salat
di tengah-tengah manusia adalah Imran. Imran adalah seorang suami dan istrinya sangat
berharap untuk melahirkan anak. Waktu pagi menyelimuti kota, keluarlah istri Imran untuk
memberikan makan kepada burung dan ia melihat pamandangan yang ada di sekitarnya dan
mulai merenungkannya. Di sana terdapat seekor burung yang memberi makan anaknya dengan
cara menyuapinya dan memberinya minum. Burung itu melindungi anaknya di bawah sayapnya
karena khawatir dari kedinginan. Ketika melihat pemandangan itu, istri Imran berharap agar
Allah SWT memberinya anak. Ia mengangkat tangannya dan mulai berdoa agar Allah SWT
menganugerahinya seorang anak lelaki. Allah SWT mengabulkan doanya dan pada suatu hari ia
merasa bahwa ia sedang hamil lalu kegembiraan menyelimutinya dan ia bersMikur kepada Allah
SWT:

"(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanhu, sesungguhnya aku telah menazarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi anak yang saleh dan berkhidmat (di
Baitil Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.'" (QS. Ali 'Imran: 35)

Ia bernazar agar anaknya menjadi seorang pembantu di mesjid sepanjang hidupnya yang
mengabdi kepada Allah SWT dan mengabdi kepada rumah-Nya, yaitu masjid. Lalu tibalah hari
kelahiran. Istri Imran melahirkan seorang anak perempuan. Istri itu merasa terkejut karena ia
menginginkan seorang anak lelaki yang dapat mengabdi untuk mesjid dan beribadah di
dalamnya. Ketika ia melihat bahwa anaknya seorang perempuan, maka ia tetap menjalankan
nazarnya, meskipun anak lelaki bukan seperti anak perempuan:

"Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya
aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang
dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya ahu telah
menamai dia Maryam." (QS. Ali Imran: 36)

Allah SWT mendengar doa istri Imran; Allah SWT mendengar apa yang kita ucapkan dan apa
yang kita bisikkan dalam diri kita, bahkan apa yang kita inginkan untuk kita ucapkan dan kita
tidak melakukannya. Semua itu diketahui oleh Allah SWT. Allah SWT mendengar bahwa istri
Imran memberitahu-Nya bahwa ia melahirkan anak perempuan dan Allah SWT lebih
mengetahui tentang anak yang dilahirkannya. Allah SWT-lah yang memilihkan jenis kelamin
anak yang lahir di mana Dia menciptakan anak laki-laki atau perempuan. Allah SWT mendengar
bahwa istri Imran berdoa kepada-Nya agar Dia menjaga anak perempuan ini yang dinamakan
Maryam dan juga menjaga keturunannya dari setan yang terkutuk:

"Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan)
Engkau dari setan yang terkutuk. maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan
penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan
Zakaria pemeliharanya." (QS. Ali 'Imran: 36- 37)

Allah SWT mengkabulakn doa istri Imran dan ibu Maryam. Allah SWT menyambut Maryam
dengan penyambutan yang baik dan memberinya keturunan yang baik. Allah SWT berkehendak
melalui rahmat-Nya untuk menjadikan perempuan ini sebagai wanita terbaik di muka bumi dan
menjadikan ibu dari seorang nabi yang kelahirannya merupakan mukjizat terbesar seperti
kelahiran Nabi Adam. Nabi Adam lahir tanpa seorang ayah atau ibu, sedangkan Nabi Isa lahir
tanpa seorang ayah. Nabi Isa berasal dari ibu yang suci yang belum menikah, yang belum
disentuh oleh manusia.

Mula-mula kelahiran Maryam mendatangkan sedikit problem. Imran telah mati sebelum
kelahiran Maryam dan para ulama di zaman itu dan para pembesar ingin mendidik Maryam.
Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan kemuliaan ini, yaitu mendidik seorang
perempuan dari seorang lelaki besar vang mereka hormati. Zakaria berkata: "Biarkan aku yang
mengasuhnya karena ia adalah kerabat dekatku. Istriku adalah bibinya dan aku adalah seorang
Nabi dari umat ini. Aku lebih utama daripada kalian untuk mengasuhnya." Lalu para ulama dan
para guru berkata: "Mengapa tidak seorang di antara kami yang mengasuhnya. Kami tidak akan
membiarkan engkau mendapatkan keutamaan ini tanpa persetujuan dari kami." Hampir saja
mereka berselisih dan bertarung kalau seandainya mereka tidak menyepakati diadakannya
undian. Yakni, seseorang yang mendapatkan undian, maka itulah yang akan mengasuh Maryam.

Diadakanlah undian. Maryam diletakkan di atas tanah dan diletakkan di sebelahnya pena-pena
orang-orang yang ingin mengasuhnya. Kemudian mereka menghadirkan anak kecil lalu anak
kecil itu mengeluarkan pena Zakaria. Zakaria berkata: "Allah SWT memutuskan agar aku
mengasuhnya." Para ulama dan para Syekh berkata: "Tidak, undian harus dilakukan tiga kali."
Mereka mulai berpikir tentang undian yang kedua. Setiap orang mengukir namanya di atas pena
kayu dan mereka berkata, kita akan melemparkan pena-pena kita di sungai, maka siapa yang
penanya menantang arus, itulah yang menang:

"Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah
mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu
tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa." (QS. Ali 'Imran: 44)

Mereka pun melemparkan pena-pena mereka di sungai sehingga pena-pena itu berjalan bersama
arus, kecuali pena Zakaria yang menantang arus. Zakaria merasa bahwa mereka akan puas tetapi
mereka bersikeras untuk mengadakan undian yang ketiga kali. Mereka berkata: "Kita akan
melemparkan pena-pena kita di sungai. Pena yang berjalan bersama arus, maka itulah yang akan
mengasuh Maryam." Mereka pun melemparkan pena-pena mereka dan semua berjalan
menantang arus, kecuali pena Zakaria. Akhirnya, mereka menyerah kepada Zakaria dan mereka
menyerahkan anak itu kepadanya agar Zakaria mengasuhnya. Nabi Zakaria mulai mengasuh
Maryam dan mendidiknya serta menghormatinya sampai ia dewasa. Maryam memiliki tempat
khusus di dalam mesjid. Ia mempunyai suatu mihrab yang di situ ia beribadah. Jarang sekali ia
meninggalkan tempatnya. Ia selalu beribadah dan salat di dalamnya serta berzikir dan bersyukur
dan menuangkan cintanya kepada Allah SWT. Terkadang Zakaria mengunjunginya di mihrab.
Tiba-tiba, pada suatu hari Zakaria menemuinya dan ia melihat sesuatu yang mencengangkan.
Saat itu musim panas tetapi Nabi Zakaria menemui di tempat Maryam buah-buahan musim
dingin, dan pada kesempatan yang lain ia menemui buah-buahan musim panas sedangkan saat itu
musim dingin. Zakaria bertanya kepada Maryam: "Darimana datangnya rezeki ini?" Maryam
menjawab: "Bahwa itu berasal dari Allah SWT." Pemandangan seperti ini berulang lebih dari
sekali:

"Setiap Zakaria masuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya." (QS. Ali
'Imran: 37)

Nabi Zakaria adalah seorang tua dan rambutnya sudah dikelilingi uban. Ia merasa bahwa tidak
lama lagi hidupnya akan berakhir dan istrinya, bibi Maryam, adalah seseorang wanita tua
sepertinya yang belum melahirkan seseorang pun dalam hidupnya karena ia wanita yang mandul.
Nabi Zakaria menginginkan agar ia mendapatkan seorang anak laki-laki yang akan mewarisi
ilmunya dan akan menjadi nabi yang dapat membimbing kaumnya dan berdakwah kepada
mereka untuk mengikuti Kitab Allah SWT.

Zakaria tidak menyampaikan keinginan ini kepada seseorang pun, bahkan kepada istrinya, tetapi
Allah SWT mengetahuinya sebelum pikiran itu disampaikan. Pada pagi itu Zakaria menemui
Maryam di mihrabnya, lalu ia mendapati buah-buahan yang sebenarnya sudah tidak musim.
Zakaria bertanya kepada Maryam:

"Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam
menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa
yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya." (QS. Ali
'Imran: 37-38)

Zakaria berkata pada dirinya Maha Suci Allah SWT dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Lalu kerinduan mulai menyelimuti hatinya dan ia mulai menginginkan keturunan. Nabi Zakaria
berdoa kepada Tuhannya:

"(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya
Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: 'Ya
Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engka u, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku
khawatir terhadap mawaliku sepeningalku, sedang istriku adalah seseorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akmi mewarisi aku dan mewarisi
sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorangyang diridahi. " (QS.
Maryam: 2-6)

Nabi Zakaria meminta kepada Penciptanya tanpa mengangkat suara keras-keras agar Dia
memberinya seorang lelaki yang mewarisi kenabian dan hikmah serta keutamaan dan ilmu. Nabi
Zakaria khawatir kaumnya akan tersesat setelahnya di mana tidak ada seorang nabi setelahnya.
Allah SWT mengkabulkan doa Zakaria. Belum lama Nabi Zakaria berdoa kepada Allah SWT
hingga malaikat memanggilnya saat ia salat di mihrab:

"Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh)
seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang
yang serupa dengan dia." (QS. Maryam: 7)

Zakaria kaget dengan berita ini, bagaimana ia dapat memiliki seorang anak. Karena saking
gembiranya Zakaria sangat terguncang dan dengan penuh keheranan ia bertanya:

"Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul
dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." (QS. Maryam: 8)

Ia heran bagaimana ia dapat melahirkan sementara ia sudah tua dan istrinya pun wanita yang
mandul:

"Tuhan berfirman: 'Demikianlah.' Tuhan berfirman: 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan
sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada
sama sekali." (QS. Maryam; 9)

Para malaikat memberitahunya bahwa ini terjadi karena kehendak Allah SWT dan kehendak-
Nya pasti terlaksana. Tidak ada sesuatu pun yang sulit bagi Allah SWT. Segala sesuatu yang
diinginkan di alam wujud ini pasti terjadi. Allah SWT telah menciptakan Zakaria sebelumnya
dan beliau pun sebelumnya tidak pernah ada. Segala sesuatu diciptakan Allah SWT hanya
dengan kehendak-Nya:

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah herkata kepadanya:


'Jadilah!', maka jadilah ia. " (QS. Yasin: 82)

Hati Nabi Zakaria dipenuhi rasa syukur kepada Allah SWT dan ia pun memuji-Nya. Lalu ia
meminta kepada Allah SWT agar memberinya tanda-tanda:

"Zakaria berkata: Ya Tuhanku, berilah suatu tanda.' Tuhan berfirman: 'Tanda bagimu adalah
bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu
sehat.' Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka;
hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang." (QS. Maryam: 10-11)

Allah SWT memberitahunya bahwa akan terjadi tiga hari di mana di dalamnya ia tidak mampu
berbicara, padahal saat itu ia sehat-sehat saja tidak sakit. Jika hal ini terjadi padanya, maka
hendaklah ia yakin bahwa istrinya hamil dan bahwa mukjizat Allah SWT benar-benar terwujud.
Kemudian hendaklah saat itu ia berbicara kepada manusia melalui isyarat dan banyak bertasbih
kepada Allah SWT di waktu pagi dan sore.

Zakaria keluar pada suatu hari kepada manusia dan hatinya dipenuhi dengan syukur. Ia ingin
berbicara dengan mereka namun ia mengetahui bahwa ia tidak mampu berbicara. Zakaria
mengetahui bahwa mukjizat Allah SWT telah terwujud lalu ia mengisyaratkan kepada kaumnya
agar mereka bertasbih kepada Allah SWT di waktu pagi dan sore. Ia pun selalu bertasbih kepada
Allah SWT dalam hatinya. Zakaria merasakan kegembiraan yang sangat dalam. Malaikat
memberitahunya tentang kelahiran seorang anak lelaki yang Allah SWT menamakannya Yahya.
Untuk pertama kalinya kita di hadapan seorang anak yang ayahnya tidak memberikan nama
kepadanya dan ibunya pun tidak memilihkan nama untuknya, tetapi Allah SWT-lah yang
memberinya nama. Dengan kemuliaan yang agung ini, Allah SWT menyampaikan berita
gembira kepada Zakaria bahwa anaknya Yahya akan membenarkan kalimat Allah SWT dan akan
menjadi seorang yang mulia dan seorang Nabi dari orang-orang yang saleh.

Zakaria gemetar, karena saking gembiranya. Air matanya mulai berlinangan dan jenggotnya
yang putih mulai basah. Ia salat kepada Allah SWT sebagai tanda syukur atas pengkabulan
doanya dan kelahiran Yahya.♦

Nabi Zakaria Alaihissalam mendambakan seorang anak


Nabi Zakaria Alaihissalam adalah pemimpin Bani Israil. Ia sangat mendambakan seorang anak,
namun ia merasa pesimis karena usianya yang sudah sangat lanjut. Nabi Zakaria Alaihissalam
lalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar diberi seorang anak. Akhirnya doanya
terkabul. Di usianya yang ke-90, ia dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Yahya.
Ketika mendengar kabar yang dibawa oleh malaikat bahwa ia akan dikaruniai anak dan istrinya
akan segera mengandung, Zakaria sempat merasa tidak yakin, lalu ia memohon kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala agar diberi tanda untuk mengetahui bilamana istrinya telah hamil. Maka
Allah memberitahukan kepadanya bahwa tandanya ialah dia tidak akan dapat berbicara dengan
manusia dan bertukar pikiran kecuali dengan isyarat tangan, mata, menggoyangkan kepala atau
semacam itu, dan hal itu berlangsung selama 3 hari berturut-turut. Selama 3 hari itu, hendaklah
ia memperbanyak tasbih di waktu pagi dan petang, karena meskipun tidak dapat berbicara
dengan orang lain, namun ia tetap dapat beribadah dan bertasbih.
Kisah ini tedapat dalam surat Maryam: 7-11.
Kelahiran Maryam binti Imran
Zakaria adalah paman dan wali pemelihara Maryam binti Imran. Imran adalah salah seorang
penguasa dan Ulama Bani Israil yang meninggal dunia ketika Maryam masih dalam kandungan
ibunya. Maryam adalah gadis suci yang setiap hari selalu beribadah kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala di mihrabnya di Baitulmakdis. Sesuai nazar yang diucapkan ibunya sejak Maryam
masih dalam kandungan, hak pemeliharaan Maryam diperoleh Nabi Zakaria Alaihissalam
melalui undian karena begitu banyaknya ulama Bani Israil yang ingin menjadi wali gadis suci
itu.
Ketika memelihara Maryam, banyak keanehan yang dialami Nabi Zakaria Alaihissalam yang
semakin meyakinkannya bahwa Maryam berada dalam pemeliharaan Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Antara lain Nabi Zakaria Alaihissalam menyaksikan bahwa dalam mihrab Maryam
terdapat buah-buahan musim panas, padahal tidak seorang pun dapat masuk kesana, lagipula
saat itu adalah musim dingin. Maryam mengatakan bahwa buah-buahan itu datang dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
Kisah kelahiran Maryam dan pemeliharaan Nabi Zakaria Alaihissalam terhadapnya terdapat
dalam surat Ãli-’Imrân: 35-37 dan 42-44.
Wafatnya Nabi Zakaria Alaihissalam
Yahya putra Zakaria meninggal lebih dulu daripada ayahnya. Setelah kematian Yahya, perhatian
orang-orang yang beriman beralih kepada Nabi Zakaria Alaihissalam yang sudah tua. Mereka
meminta pendapat tentang masalah pernikahan antara ayah dan kemenakan yang ingin
dilakukan oleh Raja Hirodus, namun sama seperti Nabi Yahya Alaihissalam, Nabi Zakaria
Alaihissalam juga tetap berpegang teguh pada syariat Taurat bahwa pernikahan semacam itu
diharamkan.
Akibat sikapnya ini, Raja Hirodus menjadi marah dan memerintahkan prajuritnya untuk
menangkap Nabi Zakaria Alaihissalam. Namun rakyat melindungi nabi yang sudah berusia
lanjut itu. Sampai pada suatu hari, Nabi Zakaria Alaihissalam bersembunyi di sebuat hutan,
mendadak hutan itu dikepung oleh bala tentara Hirodus yang dibantu tentara Romawi. Nabi
Zakaria Alaihissalam melihat sebuah pohon besar yang bagian tengahnya membelah. Masuklah
ia ke dalam pohon itu, sehingga tentara Hirodus tak dapat menemukannya.
Tetapi iblis yang menyerupai wujud manusia memberitahukan tempat persembunyian Nabi
Zakaria Alaihissalam ini kepada tentara Hirodus. Para prajurit itu sebenarnya tidak terlalu
percaya, namun mereka menggergaji pula pohon yang dimaksud. Mendadak dari pohon itu
keluar darah. Dengan demikian mereka mengira telah membunuh Nabi Zakaria Alaihissalam.
Benarkah demikian?
Hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Tahu apa sebenarnya yang telah menimpa diri
Nabi Zakaria Alaihissalam.
sumber: http://ahlulhadist.wordpress.com/
Posted by A!sy@h bintu hamZah
Nabi zakaria a.s adalah keturunan nabi sulaiman as. Beliau adalah ulama' besar di kalangan bani
israil. Istri beliau bernama isya, saudara perempuan hannah, sedangkan hannah adalah istri
imran, seorang pembesar di kalangan bani israil juga. Suatu ketika hannah ingin mempunyai
anak sehingga ia bernazar: jika allah swt mengaruniai anak, maka anaknya itu akan diserahkan
untuk rumah suci baitul maqdis. Di dalam Al-Qur'an allah swt berfirman :
"(ingatlah) ketika istri imran berkata : " Ya tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepadamu
anak di dalam kandunganku ini menjadi hamba yang saleh dan berhidmat (di baitul maqdis).
Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya engkaulah yang maha mendengar lagi
maha mengetahui". Maka tatkala istri imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: "Ya allah,
sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan, dan allah lebih mengetahui apa yang
dilahirkannya itu, dan anak laki laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah
menamai dia maryam dan aku melindunginya serta anak anak keturunannya kepada
pemeliharaanmu dari setan yang kutuk" (Ali Imran: 35-36).

Maryam Dipelihara Oleh Nabi Zakaria


Hannah melahirkan anak perempuan, maryam namanya. Sebagaimana nazarnya, putrinya itu
kemudian diserahkan ke baitul maqdis (rumah suci). Di dalam Al-Qur'an, allah swt telah
berfirman : "Maka tuhanku menerimanya sebagai nazar dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan allah menjadikan zakaria sebagai
pemeliharaannya. Setiap kali zakaria masuk untuk menemui maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakaria bertanya: "Hai maryam, dari mana kamu memperoleh makanan
ini?" Maryam menjawab: "Makanan ini dari sisi allah." Sesungguhnya allah memberi rezeki
kepada siapa yang di kehendakinya tanpa perhitungan. (Ali Imran: 37).

Nabi Zakaria Mengharapkan Anak


Usia nabi zakaria a.s sudah mencapai 100 tahun, tapi belum juga mempunyai anak. Istrinya,
sejak muda, tidak pernah melahirkan (mandul). Di dalam al-qur'an allah swt telah berfirman: "Ia
berkata: "ya tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban,
tetapi aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadamu, ya tuhanku, sesungguhnya aku
khawatir terhadap penggantiku sepeninggalku, sedangkan istrinya adalah seorang wanita yang
mandul. Maka anugrahilah aku dari sisi mu seorang putra, yang akan mewarisiku dan mewarisi
sebagian keluarga ya'qub, dan jadikanlah ia, wahai tuhanku, seorang yang di ridhai" (Maryam:
4-6)

Doa nabi zakaria itu diterima oleh allah swt, dengan firmannya: "Hai zakaria, sesungguhnya,
kami memberi kabar gembira kepadamu akan beroleh seorang anak yang namanya yahya, yang
sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia". Zakaria berkata:
"Ya tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul
dan aku sendiri sesungguhnya sudah amat tua?" tuhan berfirman: "Demikianlah!" tuhan
berfirman:" Hal itu mudah bagiku, dan sesungguhnya telah aku ciptakan kamu sebelum itu,
padahal kamu (ketika itu) belum ada sama sekali". (Maryam: 7-9).

Nabi Zakaria mempunyai Anak


Di dalam al-qur'an allah swt telah menceritakan kisah nabi zakaria a.s dengan firmannya :
"Zakaria berkata:"ya tuhanku berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "tandanya adalah
kamutidak dapat bercakap cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat".
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka:
"hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang". (Maryam: 10-11).
Tiga hari setelah itu, datanglah malaikat jibril membawa berita gembira bagi nabi zakaria a.s,
sebagaimana firman allah swt: "Kemudian malaikat jibril memanggil zakaria ketika ia tengah
berdiri bersembahyang di mihrab: "Sesungguhnya allah menggembirakan kamu dengan
kelahiran seorang putramu yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari allah swt,
menjadi ikutan, menahan diri dari hawa nafsu dan seorang nabi keturunan orang-orang saleh".
(Ali Imran:39).

Demikianlah Nabi zakaria as akhirnya memperoleh seorang anak laki laki yang bernama yahya,
dan kelak putranya itu di angkat oleh allah swt menjadi nabi dan rosulullah.

Kesimpulan Dan Hikmah Kisah Nabi Zakaria :

1. Nabi Zakaria a.s adalah keturunan dari nabi sulaiman a.s. Beliau adalah ulama besar di
kalangan bani israil.
2. Nabi zakaria diserahi tugas oleh allah swt sebagai pemelihara wanita suci, maryam anak
imran.
3. Nabi zakaria a.s sendiri, sampai dengan usia 100 tahun, belum juga di karuniai seorang
anak, karena istrinya adalah wanita yang mandul.
4. Akhirnya nabi zakaria memohon kepada allah swt agar diberi seorang anak yang akan
melanjutkan keturunan dan ajarannya. Allah swt mengabulkan doanya, dengan
memberinya seorang anak laki laki yang bernama yahya, yang kelak di angkat menjadi
nabi dan rasul allah.

ssalamu'alaikum wr.wb.

Ustadz, saya ingin bertanya mengenai kisah Nabi Zakaria dan Nabi Yahya. Semoga Allah
memberi saya hidayah melalui jawaban Ustadz.

Saya pernah membaca mengenai akhir hidup Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang menurut saya
sangat tragis. Nabi Zakaria yang bersembunyi di dalam pohon mati digergaji. Sedangkan Nabi
Yahya mati dipenggal kepalanya. Pertanyaan saya:

1. Benarkah kisah mengenai akhir hidup kedua Nabi tersebut?

2. Jika benar seperti itu, apakah hikmah dari Allah dalam kisah akhir hidup/perjuangan Nabi
Zakaria dan Nabi Yahya (maksud saya: dalam pemahaman saya yang awan dalam bidang agama
ini, akhir kisah perjuangan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang sangat tragis tersebut kontras
sekali dengan -misalnya- akhir kisah perjuangan:

- Nabi Nuh ( diselamatkan oleh Allah dari kezaliman umatnya yang durhaka dengan
dihancurkannya umat yang durhaka tersebut melalui banjir besar)

- Nabi Ibrahim (diselamatkan oleh Allah dari hukuman dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud)
- Nabi Musa (diselamatkan oleh Allah dari kejaran Firaun dengan terbelahnya Laut Merah)

- Nabi Daud (diselamatkan oleh Allah dari kekejaman Jalut/Goliath)

- Nabi Yusuf (diselamatkan oleh Allah dari kezaliman/iri hati saudara-saudaranya bahkan
akhirnya saudara-saudaranya menghormat kepada beliau)

- Nabi Isa (diselamatkan oleh Allah dari penyaliban)

- Nabi Muhammad SAW (diselamatkan oleh Allah dari kebiadaban kafir Quraisy dan Yahudi
Madinah bahkan akhirnya berhasil kembali ke Mekkah dengan kemenangan)

Bahkan selain kisah para Nabi yang diselamatkan oleh Allah sebagaimana saya sebutkan di atas,
ada pula kisah Ashabul Kahfi (diselamatkan oleh Allah dengan ditidurkan/disembunyikan dalam
gua)

Saya mengimani bahwa Allah Yang Maha Kuasa dan Penolong akan dengan mudahnya
menyelamatkan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya sehingga beliau berdua dapat terselamatkan dari
kezaliman umatnya. Saya juga mengimani bahwa Allah Yang Maha Tahu juga mempunyai
rahasia dan hikmah dalam setiap peristiwa di dunia ini termasuk kisah akhir hidup kedua Nabi
tersebut. Itulah yang ingin saya tanyakan kepada Ustadz mengenai hal tersebut : Rahasia atau
Hikmah apakah dalam kisah akhir hidup Nabi Zakaria dan Nabi Yahya tersebut sehingga
pertolongan Allah "tidak tampak secara kasat mata" dibandingkan kisah para Nabi lain +Ashabul
Kahfi? (Saya yakin pertolongan Allah pasti ada untuk Nabi Zakaria dan Nabi Yahya, tapi saya
belum dapat memahami bagaimana bentuk pertolongan Allah untuk kedua nabi tersebut).

Terima kasih untuk perhatian dan jawaban Ustadz

Wassalamu'alaikum wr.wb.

SIP
Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb

Allah swt memerintahkan Rasulullah saw untuk menceritakan tentang Zakaria kepada manusia
termasuk kisah ketika dirinya dikaruniai seorang anak laki-laki pada usianya yang sudah lenjut
sementara istrinya adalah seorang wanita tua yang mandul dengan maksud agar manusia tidak
pernah berputus asa terhadap karunia dan rahmat Allah swt, sebagaimana firman-Nya :

٢﴿ ‫﴾ ِذ ْك ُر َرحْ َم ِة َربِكَ َع ْبدَهُ زَ ك َِريَّا‬


٣﴿ ‫﴾ ِإذْ نَادَى َربَّهُ نِدَاء َخ ِفيًّا‬

Artinya : “(yang dibacakan Ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-
Nya, Zakaria, Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS.
Maryam : 2 – 3)

Sebagian salaf mengatakan bahwa Zakaria bangun pada saat malam hari lalu berdoa kepada
Tuhannya dengan diam-diam tanpa diketahui banyak orang dan berdoa,”Wahai Robb, wahai
Robb, wahai Robb” Allah berkata,”labbaik, labbaik, labbaik.” Zakaria mengatakan,
"Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban.” (QS. Maryam 4)

Firman Allah swt :

َ ‫َيا زَ ك َِريَّا ِإنَّا نُ َبش ُِركَ ِبغُ ََل ٍم ا ْس ُمهُ َيحْ َيى لَ ْم نَجْ َعل لَّهُ ِمن قَ ْب ُل‬
‫س ِميًّا‬

Artinya : “Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh)
seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang
yang serupa dengan Dia.” (QS. Maryam : 7) ayat ini ditasirkan oleh firman Allah swt yang lain :

Artinya : “Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan
shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran
(seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi
ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang
saleh". (QS. Al Imron : 7)

Keshalehan Nabi Yahya ini sudah terlihat sejak masa anak-anak, Abdullah bin al Mubarok
mengatakan : Ma’mar mengatakan bahwa suatu ketika ada seorang anak yang mengatakan
kepada Yahya bin Zakaria,”Mari kita bermain bersama.” Lalu Yahya menjawab,”Sesunguhnya
kita diciptakan bukan untuk bermain.”, ada yang mengatakan bahwa ini adalah maksud dari
firman Allah swt :

َ ‫َاب ِبقُ َّوةٍ َوآت َ ْينَاهُ ْال ُح ْك َم‬


‫ص ِبيًّا‬ َ ‫َيا َيحْ َيى ُخ ِذ ْال ِكت‬

Artinya : “Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.” (QS. Maryam :
12)

Ibnu Katsir juga menyebutkan riwayat dari Qotadah bahwa al Hasan berkata bahwa ketika Isa
dan Yahya bertemu lalu Isa berkata kepada Yahya,”Mohonkanlah ampunan (kepada Allah)
untukku sesungguhnya engkau lebih baik dariku.” Yahya berkata,” ,”Mohonkanlah ampunan
(kepada Allah) untukku sesungguhnya engkau lebih baik dariku.” Lalu Isa pun mengatakan
kepadanya lagi,”Engkau lebih baik dariku, aku memberikan salam kepada diriku sendiri
sementara Allah memberikan salam kepadamu.” Dan Allah pun memberikan keutamaan kepada
mereka berdua.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang
anak Adam kecuali dia akan melakukan sebuah kesalahan atau berkeinginan untuk melakukan
kesalahan namun tidak pada diri Yahya bin Zakaria..”
Sedangkan tentang kematian ayahnya, Nabi Zakaria, maka terjadi perbedaan riwayat dari Wahab
bin Munbih : Apakah Nabi Zakaria mati secara wajar ataukah ia dibunuh? , terdapat dua riwayat.

Abdul Mun’im meriwayatkan dari Idris bin Sinan dari ayahnya dari Wahab bin Munbih
mengatakan bahwa Zakaria lari dari kaumnya lalu masuk ke sebuah pohon, lalu mereka pun
mendatanginya dan menggergaji pohon itu. Tatkala gergaji itu mengenai otot-ototnya dan ia pun
merintih lalu Allah mewahyukan kepadanya,”Jika rintihanmu tidak mereda pasti aku akan
jungkalkan bumi dan apa-apa yang ada diatasnya maka Zakaria pun menghentikan rintihannya
sehingga dirinya terpotong dua”, ini diriwayatkan didalam hadits yang marfu’. Namun terdapat
riwayat Ishaq bin Basyar dari Idris bin Sinan dari Wahab bahwa dia mengatakan bahwa orang
yang terbelah didalam pohon itu adalah Sya’ya , adapun Zakaria meninggal secara wajar,
wallahu A’lam.

Sedangkan tentang pembunuhan putranya, Yahya, mereka banyak menyebutkan sebab-sebabnya


sementara yang paling masyhur menurut Ibnu Katsir adalah bahwa sebagian raja di Damaskus
pada zaman itu ingin menikahi wanita-wanita yang menjadi mahram mereka atau wanita-wanita
yang tidak halal untuk mereka nikahi. Hal ini mendapat penentangan dari Yahya as.

Sehingga terdapat seorang wanita yang meminta kepada seorang raja yang menyukainya agar
memberikan hadiah kepadanya darah Yahya. Lalu dikirimlah seseorang untuk membunuh Yahya
serta membawakan kepala dan darahnya diatas sebuah nampan kehadapan wanita itu.

Namun demikian, ada pula yang mengatakan bahwa cerita pembunuhan Nabi Yahya tersebut
bersumber dari israiliyat yang tidak pernah disebutkan didalam Al Qur’an maupun sunnah-
sunnahnya bahkan bertentangan dengan firman Allah swt :

Artinya : “Keselamatan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan
pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam)

Mereka juga merujuk kepada pengertian dari kata salam (keselamatan) disitu termasuk
diselamatkannya dari kematian yang tidak menyenangkan.

Al Qodhi, ketika menjelaskan firman-Nya :

ُ َ‫ي يَ ْو َم ُو ِلدتُّ َويَ ْو َم أ َ ُموتُ َويَ ْو َم أ ُ ْبع‬


‫ث َحيًّا‬ َّ َ‫َوالس َََّل ُم َعل‬

Artinya : “(Isa berkata) Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku
dilahirkan, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali".(QS.
Maryam : 33), bahwa kata salam merupakan ungkapan yang memberikan keamanan, seperti
keamanan didalam berbagai kenikmatan dan dihindarkannya dari hal-hal yang tidak
menyenangkan (merusak). Seakan-akan dia (Isa as) bertanya kepada Tuhannya dan meminta
dari-Nya tentang Apa yang diberitakan Allah swt terhadap Yahya.

Dan pastinya para nabi akan mendapat pengabulan doa, dan ada tiga keadaan terbesar manusia
yang membutuhkan keselamatan, yaitu : hari kelahiran, hari kematian dan hari kebangkitan.
Ketiga keadaan tersebut membutuhkan keselamatan dan terkumpulnya kebahagiaan dari Allah
swt agar terlindungi dari berbagai rasa sakit dan hal-hal yang mengerikan dalam setiap keadaan
itu. (Tafsir ar Rozi juz III hal 303)

Dengan begitu, mereka berpendapat bahwa pembunuhan yang dialami Nabi Yahya adalah
sesuatu yang mustahil, karena Yahya adalah seorang Nabi yang dijaga dan dilindungi Allah swt
dan berita tersebut adalah berasal dari israiliyat dan sebagaimana kebiasaan orang-orang israil
adalah ingin merendahkan dan mengecilkan para nabi Allah swt.

Namun demikian yang pasti bahwa didalam kisah-kisah para Nabi dengan segala keunikan dan
kesabaran mereka semua—termasuk kisah Nabi Zakaria dan Yahya—didalam memikul beban
kenabian sebagai pelita umat-umatnya ada banyak pelajaran yang bisa diambil oleh manusia,
sebagaimana firman Allah swt :

Atinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf : 111)

Diantara hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari mereka adalah kesabaran mereka dalam
mengemban amanah risalah dan da’wah, kesabaran terhadap perlakuan buruk kaumnya ketika
mendengar da’wah mereka, kesabaran untuk tidak tergoda oleh berbagai tarikan-tarikan dunia
yang dapat menyimpangkan mereka dari jalan risalah dan da’wah serta sifat-sifat mulia lainnya
yang ada didalam diri orang-orang mulia itu.

Tentunya Allah swt juga senantiasa memberikan pertolongan dan bantuan-Nya kepada mereka
semua ketika mendapatkan kesulitan didalam menyampaikan risalah-risalah-Nya yang hal itu
sudah menjadi janji-Nya kepada mereka sebagaimana firman-Nya :

Artinya : “Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Ghofir : 51 – 52)

Bagaimana Allah menolong para Rasul dan Nabi-Nya serta orang-orang yang bersamanya?
tentunya Allah swt lebih mengetahui hal ini, karena ditangan-Nya lah segala kebaikan dan Dia-
lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Sementara manusia hanya dituntut untuk bisa
mengambil pelajaran dari kisah-kisah kepahlawanan mereka dan menghiasi kehidupannya
dengan itu semua.

Wallahu A’lam
Ustadz Sigit Pranowo, Lc.
www.eramuslim.com
0

ssalamu'alaikum wr.wb.

Ustadz, saya ingin bertanya mengenai kisah Nabi Zakaria dan Nabi Yahya. Semoga Allah
memberi saya hidayah melalui jawaban Ustadz.

Saya pernah membaca mengenai akhir hidup Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang menurut saya
sangat tragis. Nabi Zakaria yang bersembunyi di dalam pohon mati digergaji. Sedangkan Nabi
Yahya mati dipenggal kepalanya. Pertanyaan saya:

1. Benarkah kisah mengenai akhir hidup kedua Nabi tersebut?

2. Jika benar seperti itu, apakah hikmah dari Allah dalam kisah akhir hidup/perjuangan Nabi
Zakaria dan Nabi Yahya (maksud saya: dalam pemahaman saya yang awan dalam bidang agama
ini, akhir kisah perjuangan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang sangat tragis tersebut kontras
sekali dengan -misalnya- akhir kisah perjuangan:

- Nabi Nuh ( diselamatkan oleh Allah dari kezaliman umatnya yang durhaka dengan
dihancurkannya umat yang durhaka tersebut melalui banjir besar)

- Nabi Ibrahim (diselamatkan oleh Allah dari hukuman dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud)

- Nabi Musa (diselamatkan oleh Allah dari kejaran Firaun dengan terbelahnya Laut Merah)

- Nabi Daud (diselamatkan oleh Allah dari kekejaman Jalut/Goliath)

- Nabi Yusuf (diselamatkan oleh Allah dari kezaliman/iri hati saudara-saudaranya bahkan
akhirnya saudara-saudaranya menghormat kepada beliau)

- Nabi Isa (diselamatkan oleh Allah dari penyaliban)

- Nabi Muhammad SAW (diselamatkan oleh Allah dari kebiadaban kafir Quraisy dan Yahudi
Madinah bahkan akhirnya berhasil kembali ke Mekkah dengan kemenangan)

Bahkan selain kisah para Nabi yang diselamatkan oleh Allah sebagaimana saya sebutkan di atas,
ada pula kisah Ashabul Kahfi (diselamatkan oleh Allah dengan ditidurkan/disembunyikan dalam
gua)

Saya mengimani bahwa Allah Yang Maha Kuasa dan Penolong akan dengan mudahnya
menyelamatkan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya sehingga beliau berdua dapat terselamatkan dari
kezaliman umatnya. Saya juga mengimani bahwa Allah Yang Maha Tahu juga mempunyai
rahasia dan hikmah dalam setiap peristiwa di dunia ini termasuk kisah akhir hidup kedua Nabi
tersebut. Itulah yang ingin saya tanyakan kepada Ustadz mengenai hal tersebut : Rahasia atau
Hikmah apakah dalam kisah akhir hidup Nabi Zakaria dan Nabi Yahya tersebut sehingga
pertolongan Allah "tidak tampak secara kasat mata" dibandingkan kisah para Nabi lain +Ashabul
Kahfi? (Saya yakin pertolongan Allah pasti ada untuk Nabi Zakaria dan Nabi Yahya, tapi saya
belum dapat memahami bagaimana bentuk pertolongan Allah untuk kedua nabi tersebut).

Terima kasih untuk perhatian dan jawaban Ustadz

Wassalamu'alaikum wr.wb.

SIP
Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb

Allah swt memerintahkan Rasulullah saw untuk menceritakan tentang Zakaria kepada manusia
termasuk kisah ketika dirinya dikaruniai seorang anak laki-laki pada usianya yang sudah lenjut
sementara istrinya adalah seorang wanita tua yang mandul dengan maksud agar manusia tidak
pernah berputus asa terhadap karunia dan rahmat Allah swt, sebagaimana firman-Nya :

٢﴿ ‫﴾ ِذ ْك ُر َرحْ َم ِة َربِكَ َع ْبدَهُ زَ ك َِريَّا‬


٣﴿ ‫﴾ ِإذْ نَادَى َربَّهُ نِدَاء َخ ِفيًّا‬

Artinya : “(yang dibacakan Ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-
Nya, Zakaria, Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS.
Maryam : 2 – 3)

Sebagian salaf mengatakan bahwa Zakaria bangun pada saat malam hari lalu berdoa kepada
Tuhannya dengan diam-diam tanpa diketahui banyak orang dan berdoa,”Wahai Robb, wahai
Robb, wahai Robb” Allah berkata,”labbaik, labbaik, labbaik.” Zakaria mengatakan,
"Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban.” (QS. Maryam 4)

Firman Allah swt :

َ ‫َيا زَ ك َِريَّا ِإنَّا نُ َبش ُِركَ ِبغُ ََل ٍم ا ْس ُمهُ َيحْ َيى لَ ْم نَجْ َعل لَّهُ ِمن قَ ْب ُل‬
‫س ِميًّا‬

Artinya : “Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh)
seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang
yang serupa dengan Dia.” (QS. Maryam : 7) ayat ini ditasirkan oleh firman Allah swt yang lain :

Artinya : “Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan
shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran
(seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi
ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang
saleh". (QS. Al Imron : 7)

Keshalehan Nabi Yahya ini sudah terlihat sejak masa anak-anak, Abdullah bin al Mubarok
mengatakan : Ma’mar mengatakan bahwa suatu ketika ada seorang anak yang mengatakan
kepada Yahya bin Zakaria,”Mari kita bermain bersama.” Lalu Yahya menjawab,”Sesunguhnya
kita diciptakan bukan untuk bermain.”, ada yang mengatakan bahwa ini adalah maksud dari
firman Allah swt :

َ ‫َاب ِبقُ َّوةٍ َوآت َ ْينَاهُ ْال ُح ْك َم‬


‫ص ِبيًّا‬ َ ‫يَا يَحْ يَى ُخ ِذ ْال ِكت‬

Artinya : “Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.” (QS. Maryam :
12)

Ibnu Katsir juga menyebutkan riwayat dari Qotadah bahwa al Hasan berkata bahwa ketika Isa
dan Yahya bertemu lalu Isa berkata kepada Yahya,”Mohonkanlah ampunan (kepada Allah)
untukku sesungguhnya engkau lebih baik dariku.” Yahya berkata,” ,”Mohonkanlah ampunan
(kepada Allah) untukku sesungguhnya engkau lebih baik dariku.” Lalu Isa pun mengatakan
kepadanya lagi,”Engkau lebih baik dariku, aku memberikan salam kepada diriku sendiri
sementara Allah memberikan salam kepadamu.” Dan Allah pun memberikan keutamaan kepada
mereka berdua.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang
anak Adam kecuali dia akan melakukan sebuah kesalahan atau berkeinginan untuk melakukan
kesalahan namun tidak pada diri Yahya bin Zakaria..”

Sedangkan tentang kematian ayahnya, Nabi Zakaria, maka terjadi perbedaan riwayat dari Wahab
bin Munbih : Apakah Nabi Zakaria mati secara wajar ataukah ia dibunuh? , terdapat dua riwayat.

Abdul Mun’im meriwayatkan dari Idris bin Sinan dari ayahnya dari Wahab bin Munbih
mengatakan bahwa Zakaria lari dari kaumnya lalu masuk ke sebuah pohon, lalu mereka pun
mendatanginya dan menggergaji pohon itu. Tatkala gergaji itu mengenai otot-ototnya dan ia pun
merintih lalu Allah mewahyukan kepadanya,”Jika rintihanmu tidak mereda pasti aku akan
jungkalkan bumi dan apa-apa yang ada diatasnya maka Zakaria pun menghentikan rintihannya
sehingga dirinya terpotong dua”, ini diriwayatkan didalam hadits yang marfu’. Namun terdapat
riwayat Ishaq bin Basyar dari Idris bin Sinan dari Wahab bahwa dia mengatakan bahwa orang
yang terbelah didalam pohon itu adalah Sya’ya , adapun Zakaria meninggal secara wajar,
wallahu A’lam.

Sedangkan tentang pembunuhan putranya, Yahya, mereka banyak menyebutkan sebab-sebabnya


sementara yang paling masyhur menurut Ibnu Katsir adalah bahwa sebagian raja di Damaskus
pada zaman itu ingin menikahi wanita-wanita yang menjadi mahram mereka atau wanita-wanita
yang tidak halal untuk mereka nikahi. Hal ini mendapat penentangan dari Yahya as.

Sehingga terdapat seorang wanita yang meminta kepada seorang raja yang menyukainya agar
memberikan hadiah kepadanya darah Yahya. Lalu dikirimlah seseorang untuk membunuh Yahya
serta membawakan kepala dan darahnya diatas sebuah nampan kehadapan wanita itu.

Namun demikian, ada pula yang mengatakan bahwa cerita pembunuhan Nabi Yahya tersebut
bersumber dari israiliyat yang tidak pernah disebutkan didalam Al Qur’an maupun sunnah-
sunnahnya bahkan bertentangan dengan firman Allah swt :

Artinya : “Keselamatan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan
pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam)

Mereka juga merujuk kepada pengertian dari kata salam (keselamatan) disitu termasuk
diselamatkannya dari kematian yang tidak menyenangkan.

Al Qodhi, ketika menjelaskan firman-Nya :

ُ َ‫ي يَ ْو َم ُو ِلدتُّ َويَ ْو َم أَ ُموتُ َويَ ْو َم أ ُ ْبع‬


‫ث َحيًّا‬ َّ َ‫َوالس َََّل ُم َعل‬

Artinya : “(Isa berkata) Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku
dilahirkan, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali".(QS.
Maryam : 33), bahwa kata salam merupakan ungkapan yang memberikan keamanan, seperti
keamanan didalam berbagai kenikmatan dan dihindarkannya dari hal-hal yang tidak
menyenangkan (merusak). Seakan-akan dia (Isa as) bertanya kepada Tuhannya dan meminta
dari-Nya tentang Apa yang diberitakan Allah swt terhadap Yahya.

Dan pastinya para nabi akan mendapat pengabulan doa, dan ada tiga keadaan terbesar manusia
yang membutuhkan keselamatan, yaitu : hari kelahiran, hari kematian dan hari kebangkitan.
Ketiga keadaan tersebut membutuhkan keselamatan dan terkumpulnya kebahagiaan dari Allah
swt agar terlindungi dari berbagai rasa sakit dan hal-hal yang mengerikan dalam setiap keadaan
itu. (Tafsir ar Rozi juz III hal 303)

Dengan begitu, mereka berpendapat bahwa pembunuhan yang dialami Nabi Yahya adalah
sesuatu yang mustahil, karena Yahya adalah seorang Nabi yang dijaga dan dilindungi Allah swt
dan berita tersebut adalah berasal dari israiliyat dan sebagaimana kebiasaan orang-orang israil
adalah ingin merendahkan dan mengecilkan para nabi Allah swt.

Namun demikian yang pasti bahwa didalam kisah-kisah para Nabi dengan segala keunikan dan
kesabaran mereka semua—termasuk kisah Nabi Zakaria dan Yahya—didalam memikul beban
kenabian sebagai pelita umat-umatnya ada banyak pelajaran yang bisa diambil oleh manusia,
sebagaimana firman Allah swt :

Atinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf : 111)

Diantara hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari mereka adalah kesabaran mereka dalam
mengemban amanah risalah dan da’wah, kesabaran terhadap perlakuan buruk kaumnya ketika
mendengar da’wah mereka, kesabaran untuk tidak tergoda oleh berbagai tarikan-tarikan dunia
yang dapat menyimpangkan mereka dari jalan risalah dan da’wah serta sifat-sifat mulia lainnya
yang ada didalam diri orang-orang mulia itu.
Tentunya Allah swt juga senantiasa memberikan pertolongan dan bantuan-Nya kepada mereka
semua ketika mendapatkan kesulitan didalam menyampaikan risalah-risalah-Nya yang hal itu
sudah menjadi janji-Nya kepada mereka sebagaimana firman-Nya :

Artinya : “Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Ghofir : 51 – 52)

Bagaimana Allah menolong para Rasul dan Nabi-Nya serta orang-orang yang bersamanya?
tentunya Allah swt lebih mengetahui hal ini, karena ditangan-Nya lah segala kebaikan dan Dia-
lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Sementara manusia hanya dituntut untuk bisa
mengambil pelajaran dari kisah-kisah kepahlawanan mereka dan menghiasi kehidupannya
dengan itu semua.

Wallahu A’lam
Ustadz Sigit Pranowo, Lc.
www.eramuslim.com

Anda mungkin juga menyukai