2
Misalnya, Joannes Philoponus yang lebih dikenal sebagai John
the Grammarian. Kritik itu lalu dikembangkan lebih jauh oleh
cendekiawan Muslim Ibnu Sina, Barakat, dan Ibnu Bajja dari Andalusia
pada abad ke-12.
Dalam konteks ini, Barakat menyatakan ada tenaga dorong dari
meriam untuk melontarkan proyektil. Hingga proyektil itu terdorong dan
mencapai jarak tertentu. Bukan seperti yang dilontarkan oleh
Aristoteles bahwa proyektil akan langsung jatuh ke bumi.
Hal itu tak akan terjadi, kata Aristoteles, jika ada penggerak yang
berhubungan dengan objek yang sedang bergerak. Saat penggerak tak
ada, objek itu akan langsung jatuh ke bumi. Pada kenyataannya,
proyektil itu tak langsung jatuh, tapi bergerak meniti garis lengkung.
Konsep yang diajukan oleh Barakat dan Ibnu Sina mengenai
gerakan proyektil ini, kemudian menjadi acuan pula bagi
pengembangan konsep dorongan dan momentum. Terutama, pada
pemikiran yang dikembangkan Galileo Galilei pada abad ke-17.
Pemikiran lain Barakat adalah mengenai akselerasi atau
percepatan. Ia mengatakan, percepatan gerak benda jatuh disebabkan
adanya gaya gravitasi yang menghasilkan kecenderungan alami benda
tersebut untuk jatuh.
Konsep pemikiran Barakat digunakan untuk mengantisipasi
hukum dasar mekanika klasik. Ia juga menjelaskan, percepatan yang
dialami benda berat yang jatuh merupakan kecenderungan alami.
Pemikiran dia ini mendorong lahirnya hukum dasar dinamika modern.
Paling tidak melalui pemikiran-pemikiran itu, Barakat telah
menyumbangkan banyak ide baru mengenai fisika yang berkaitan
dengan gerak. Selain mengemukakan hukum percepatan, dia juga
menyatakan gerak itu relatif.
3
Dalam Kitab al-Mu'tabar, Barakat memberi perhatian atas kondisi
yang saling memengaruhi antara kata-kata dan konsep. Misalnya, ia
mengembangkan teori inovatifnya tentang waktu. Ini terlontar setelah
ia menemukan sebuah kesimpulan.
Menurut Barakat, kata waktu yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari merupakan sebuah konsep fundamental. Ia mengatakan,
waktu merupakan sebuah entitas. Ia menegaskan pula bahwa waktu
adalah ukuran sesuatu yang terjadi bukan ukuran gerak seperti kata
Aristoteles.
Barakat memiliki pula kontribusi pemikiran dalam bidang
psikologi. Ia membahas tentang kesadaran diri. Hal ini pernah pula
diangkat oleh Ibnu Sina, terutama yang berkaitan dengan kegiatan ini.
Namun, Barakat melakukan kajian lebih dalam.
Kehidupan Barakat
Barakat hidup di abad ke-11 hingga abad ke-12. Ia lahir di Balad,
sebuah kota di wilayah Tigris, dekat Mosul, Irak. Ia dilahirkan di sebuah
keluarga Yahudi. Lama Muslim Heritage dan Wikipedia
mengungkapkan akhirnya Barakat memutuskan untuk memeluk Islam.
Saat menjalani profesinya sebagai seorang dokter, Barakat
memiliki saingan berat, yaitu seorang dokter Kristen bernama Ibn al-
Tilmidh. Di sisi lain, ia pun memiliki teman karib bernama Ishaq bin
Ibrahim bin Erza yang menulis sebuah buku berisi kata-kata sanjungan
terhadapnya.
Ibn Abi-Usyabi'a in juga menulis sebuah karya yang berisi
sejumlah anekdot dan ungkapan, serta daftar sejumlah karya Barakat
dalam bidang kedokteran. Ini dianggap sebagai sebuah karya biografi
tentang Barakat yang lengkap.
4
Setumpuk Karya Barakat
Harus diakui, karya fenomenal Abu'l-Barakat al-Baghdadi
adalah Kitab al-Mu'tabar. Karya ini berisikan beragam pemikiran
Barakat dalam sejumlah bidang, terutama filsafat dan sains. Namun,
ada sejumlah karya lain yang ditulis Barakat.
Di antaranya adalah karya dalam bidang kedokteran. Barakat
memang dikenal pula sebagai seorang dokter. Karyanya dalam bidang
kedokteran adalah risalah mengenai farmakologi yang berjudul Sifat
Barsha'tha, dan berisi resep obat-obatan dari India.
Terdapat tiga salinan karya tersebut yang tersimpan di
perpustakaan Turki. Selain itu, ada risalah lain tentang farmakologi
yang ditulis oleh Barakat, yaitu risalah yang ia beri judul Tiryaq Amir al-
Arwah.
Salinan karya tersebut tersimpan di Perpustakaan Kitapsaraydi
Manisa, Turki. Ada pula risalah lain mengenai pemikiran intelektual
yang berjudul Maqala fi'l-'Aql. Karya tersebut disimpan di perpustakaan
di Iran dan Leipzig, Jerman.
Ada pula risalah Barakat yang diberi judul Risala fi Sabab Zuhur
al-Kawa-kib Laylan wa Khafa'iha Naharan. Dalam risalahnya ini, ia
menjelaskan mengapa bintang bisa terlihat di langit pada malam hari.
Karya ini ditulis untuk menjawab pertanyaan Sultan Muhammad Tapar.
Manuskrip tentang karyanya itu disimpan di perpustakaan di
Berlin, Jerman, dan Hiderabad, Pakistan. Juga, ada risalah mengenai
kajian astronomi soal piring universal. Risalah ini berjudul Risala fi al-
Amal bi al-Safiha al-Afaqiyyah.
Naskah risalah itu tersimpan di perpustakaan di Nidge, Turki.