Anda di halaman 1dari 2

`

3. Meneladani Sifat Abu Bakar As Siddiq

Sebagai sahabat Nabi tentu Abu Bakar memiliki ahlak yang luhur dan dapat diteladani oleh kita
semua. Sifat yang patut kita teladaani dari Abu Bakar antara lain:

1. Kasih sayang, suka menolong dan dermawan.


Abu Bakar adalah salah satu sahabat kaya raya yang dermawan. Bahkan sejak masuk Islam, dia telah
mempersilahkan Rasulullah menggunakan harta bendanya untuk berdakwah demi kejayaan agama
Islam. Abu Bakar adalah sosok yang pengasih. Hal ini dibuktikan dengan penebusan kepada seorang
budak yang disiksa oleh majikannya karena masuk Islam, dialah Bilal bin Rabbah. Tidak hanya Bilal,
masih banyak lagi budak-budak beragama Islam yang dibebaskan oleh Abu Bakar.

Kasih sayang, suka menolong dan dermawan merupakan ahlak yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Salah satu asmaul husna adalah ar rahman dan ar rahim, artinya pengasih dan penyayang. Dalam Al
Quran dan hadis kita juga dianjurkan untuk saling menolong. Allah menyuruh kita tolong menolong
dalam hal kebaikan dan taqwa, namun dilarang tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.
Mendermakan sebagian harta kita untuk orang lain yang membutuhkan akan dapat mengurangi dosa
kita, menjadikan harta kita bersih dan rizki akan bertambah banyak.

2. Rendah hati
Sikap rendah hati Abu Bakar terlihat ketika berpidato di awal pemerintahannya. Abu Bakar berkata
kepada umat Islam, Bantulah aku jika aku berada di jalan yang benar, dan bimbinglah aku jika aku di
jalan yang salah. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jika aku mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya maka janganlah engkau mengikutiku.
Penyebab iblis menjadi musuh kekal manusia dan diturunkan dari surga adalah karena sifat sombong
iblis. Allah sangat menyukai orang yang rendah hati, sebaliknya Allah sangat mengutuk orang yang
sombong. Dalam hadis dijelaskan bahwa orang yang sombong tidak akan dapat mencium wanginya
surga.

3. Berjiwa tenang.
Ketika Rasulullah meninggal dunia, semua orang begitu sedih karena merasa kehilangan orang
yang sangat dicintai. Bahkan Umar bin Khattab sangat marah dan menghunuskan pedang ketika ada
orang yang memberi kabar bahwa Rasululllah meninggal. Namun tidak demikian dengan Abu Bakar,
dia menampakkan kepasrahannya, dia menerima dengan ikhlas atas meninggalnya rasulullah.

4. Suka bermusyawarah
Sebagai seorang pemimpin Abu Bakar jauh dari sifat otoriter. Dia selalu memutuskan persoalan
yang dihadapi umat Islam dengan jalan musyawarah. Hal ini bisa dilihat ketika Abu Bakar jatuh sakit
dan merasa ajalnya sudah dekat. Dia memanggil para tokoh Islam dari berbagai suku untuk diajak
musyawarah menentukan siapa pengganti khalifah setelah dia meninggal. Meskipun pada akhirnya
Abu Bakar menunjuk sendiri Umar bin Khattab sebagai penggantinya namun dia tetap
menawarkannya kepada para sahabat yang lain.

5. Setia
Saat Rasulullah berturut-turut ditinggal wafat oleh orang-orang yang disayanginya, Abu Bakar
adalah orang yang pandai menghibur Rasulullah. Abu Bakar juga selalu mendampingi dakwah
Rasulullah, baik dalam keadaan bahagia maupun bahaya. Ketika Nabi mendapatkan perlawanan dari
kaum kafir Quraisy, Abu Bakar selalu membela Rasulullah, bahkan beberapa kali Abu Bakar berhasil
menghentikan perbuatan orang kafir Quraisy yang akan membunuh Rasulullah. Kesetiaan Abu Bakar
terhadap Rasulullah juga dibuktikan ketika Abu Bakar mendampingi Rasulullah saat hijrah ke Madinah.
Padahal kejaran kaum kafir Quraisy adalah bahaya yang mengancam ketika itu, namun Abu Bakar
telah membuktikan kesetiaannya untuk menemani Rasulullah sampai di Madinah.

terjadi pada 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 Hijriah[5]), dekat kampung yang bernama Mu'tah, di
sebelah timur sungai Yordan dan Al Karak, antara pasukan Khulafaur Rasyidin yang dikirim
oleh Nabi Muhammad dan tentara Kekaisaran Romawi timur (bashra)

Anda mungkin juga menyukai