Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK LDK

( LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN )

KELOMPOK NUSAIBAH BINTI KA’AB AL-ANSHARIYAH

 Nurul Naffa Lutfia


 Amanda Nur Ajijah
 Faza Fauziah Faturrizki
 Naziely Noeril Haslah
 Nurkasmilah
 Salsabila Umi Safira
Sejarah Nusaibah Binti Ka’ab Al-Anshariyah

Nusaibah binti Ka’ab Al-Anshariyah adalah seorang sahabat wanita yang agung lagi pemberani.
Banyak jasa yang telah ia ukir dalam pejuang dakwah islam. Ummu Imarah demikian ia biasa
dipanggil, adalah salah satu contoh keberanian yang abadi.

Ia merupakan sosok pahlawan yang tidak pernah absen melaksanakan kewajiban bilamana ada
panggilan untuknya, semua target pejuangannya ditujukan untuk kemulian dunia dan akhirat. Ummu
Imarah adalah seorang sahabat wanita yang agung. Ia termasuk satu dari dua wanita yang bergabung
dari 70 orang laki-laki Anshar yang hendak berbaiat kepada Rasulullah dalam Baiat Aqabah Kedua.
Pada waktu itu, ia berbaiat bersama suaminya, Zaid bin Ashim, dan dua orang putranya.

Kisah kepahlawanan Nusaibah yang paling dikenang sepanjang sejarah adalah pada saat Perang
Uhud, dimana ia dengan segenap keberaniannya membela dan melindungi Rasulullah. Pada perang
itu, Nusaibah bergabung dalam pasukan islam untuk mengemban tugas penting dibidang logistic dan
medis. Bersama para wanita lainnya, Nusaibah ikut memasok air kepada para prajurit Muslim dan
mengobati mereka yang terluka. Ketika kaum muslimin dilanda kekacauan karena para pemanah di
atas bukit melanggar perintah Rasulullah, nyawa beliau berada dalam bahaya. Ketika melihat
Rasulullah menangkis berbagai serangan musuh sendirian, Nusaibah segera mempersenjatai dirinya
dan bergabung dengan yang lainnya membentuk pertahanan untuk melindungi beliau.

Dalam berbagai riwayat disebutkan, bahwa ketika itu Nusaibah berperang penuh keberanian dan tidak
menghiraukan diri sendiri ketika membela Rasulullah. Saat itu, Nusaibah menderita luka-luka
disekujur tubuhnya. Sedikitnya ada sekitar12 luka di tubuhnya, dengan luka di leher yang paling
parah. Namun hebatnya, Nusaibah tidak pernah mengeluh, mengadu, atau bersedih. Ketika Rasulullah
melihat Nusaibah terluka, beliau bersabda, “ Wahai Abdullah ( putra Nusaibah ), balutlah luka ibumu!
Ya Allah, jadikanlah Nusaibah dan anaknya sebagai sahabatku di dalam surga.” Mendengar doa
Rasulullah, Nusaibah tidak lagi menghiraukan luka di tubuhnya dan terus berperang, membela
Rasulullah dan agama Allah. “ Aku telah meninggalkan urusan duniawi,” ujarnya.

Dalam sejarah islam, Nusaibah juga disebut-sebut sebagai seorang wanita yang memiliki kesabaran
luar biasa dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain. Ketika salah seorang putranya syahid
dalam sebuah pertempuran, Nusaibah menerimanya dengan penuh keyakinan bahwa putranya
mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah. Ia menerima berita kematian anaknya dengan penuh
serta kebanggaan.

Selain Perang Uhud, Nusaibah bersama suami dan putra-putranya juga ikut dalam peristiwa
Hudaibiyah, Perang Khaibar, Perang Hunain,dan Perang Yamamah. Dalam berbagai pertempuran itu,
Nusaibah tidak hanya membantu mengurus logistik dan merawat orang-orang yang terluka, tapi juga
memanggul senjata menyambut serangan musuh.

Setelah Rasulullah SAW wafat, sebagian kaum muslimin kembali murtad dan enggan berzakat.
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq segera membentuk pasukan untuk memerangi mereka. Abu Bakar
mengirim surat kepada Musailamah Al-Kadzab dan menunjuk Habib, putra Nusaibah, sebagai
utusannya. Namun, Musailamah menyiksa Habib dengan memotong anggota tubuhnya satu persatu
sampai syahid. Meninggalnya Habib meninggalkan luka yang dalam di hati Nusaibah dan putranya,
Abdullah, ikut memerangin Musailamah hingga tewas di tangan mereka berdua.
Beberapa tahun setelah Perang Yamamah, Nusaibah meninggal dunia. Semoga Allah mencurahkan
rahmat kepada Nusaibah binti Ka’ab Al-Anshariyah dengan curahan rahmat-Nya yang luas, serta
memuliakan kedudukannya.

Anda mungkin juga menyukai