Anda di halaman 1dari 4

Kisah 4 Ummul Mukmin Wanita Terbaik di Dunia yang mendapat Jaminan Surga

Rasulullah SAW pernah menyebutkan empat wanita utama  di muka bumi sekaligus mereka adalah penghuni
surga. Keempat wanita tersebut dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni (ahli) surga.

 Rasulullah SAW membuat empat garis di tanah, kemudian berkata, “Tahukah kalian, garis apakah ini?” Para
sahabat menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.” Beliau berkata, “Wanita  yang paling utama
adalah  Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryan binti ‘Imran, Asiyah binti Muzahim  (istri
Fir’aun).” (HR. Ahmad)

Sangat jelas kiranya hadits tersebut menetapkan empat wanita yang jadi pemimpin di surga kelak.

Biografi 4 wanita pemimpin surga sebagaimana dikutip dari buku ‘4 Pemimpin Wanita Surga’ karya Fuad
Abdurahman:

Namun, Nabi Muhammad SAW masih membuat strata lagi.  Dari empat wanita itu, terpilih dua wanita yang
disebut sebagai wanita sempurna, yaitu Asiyah dan Maryam.

Dari Anas bin Malik mengatakan bahwa Nabi bersabda, Pemuka wanita ahli surga ada empat. Ia adalah
Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulallah SAW, Khadijah binti Khawailid dan Asiyah, istri Firaun." (HR
Muslim dan Hakim)."

1. Maryam Binti Imran

Maryam menjadi urutan pertama yang disebutkan pertama karena dia merupakan wanita lajang yang mendapat
rahmat dari Allah SWT. Ibu Maryam bernama Hannah dan ayahnya bernama ‘Imran. Ayahnya seorang ulama
Bani Israil keturunan Nabi Dawud AS dan imam salat Bani Israil pada zamannya. Sedang ibunya
merupakan wanita ahli ibadah.Maryam adalah sebuah nama dalam bahasa Arab, yang asalnya Mary Ama.
Mary artinya Tuhan. Jika disingkat menjadi Mar berarti tuan. Adapun Ama  semakna dengan amatun (dalam
bahasa Arab) artinya hamba perempuan. Nama Mary Ama memiliki arti hamba (perempuan) Tuhan.
Maryam menjadi satu-satunya anak perempuan Israil yang menjadi pelayan di Baitul Maqdis. Allah SWT
memilih pengasuh yang shalih yaitu Nabi Zakaria AS. Ia dididik dalam lingkungan pendidikan
para shiddiqin dan para Nabi. Pelajaran yang ia dapat ilmu yang bermanfaat, amal shalih, akhalak terpuji,
perilaku luhur, keikhlasan dan kebersihan hati.

Maryam menaiki tingkatan para ahli ibadah sehingga mencapai


tingkatan qanitah dan shiddiqiyyah. Tingkatan qanitah dan shiddiqiyyah merupakan tingkatan tertinggi setelah
tingkatan kenabian. Maryam memiliki tugas yang berat, yakni mengandung kalimat Allah (Nabi Isa AS) tanpa
disetubuhi oleh seorang pria pun, lalu melahirkannya, kemudian menghadapi kaummnya dengan membawa
bayinya. Selanjutnya ia memelihara sang putra yang masih kanak-kanak, menjaganya, dan mendidiknya untuk
melaksanakan tugas yang dibebankan atas dirinya kelak.

Maryam binti Imran merupakan salah seorang wanita terbaik yang pernah diciptakan  Allah SWT. Sejak kecil
memiliki kedekatan kepada Allah SWT. Membiasakan dirinya dengan banyak beribadah. Munajat dan doa
tidak pernah ia lupakan. Ketakwaannya juga begitu sempurna. Dia pun biasa puasa sehari dan berbuka dua hari.
Tak heran mukjizat diberikan berupa makanan yang berasal langsung dari sisi Allah. Dia dipilih untuk menjadi
ibunda bagi Nabi Isa AS dan tetap terjaga kegadisannya. Bahkan dia harus berjuang sendiri ketika hamil dan
ditindas  kaumnya karena fitnah kehamilannya.  Ketika dia mengetahui hamil tanpa seorang laki-laki, dia
mengasingkan diri. Hal ini dilakukannya demi keselamatan bayinya. Dia pun seorang beriman yang malu,
karena hamil padahal dia belum menikah. Dia masih memiliki perasaan yang peka.  Perjalanan hidup seorang
Maryam tidaklah mudah. Setelah kelahiran Nabi Isa AS, Maryam mendidiknya dengan sangat baik dan penuh
kesabaran. Kemuliaan Maryam ini pula yang menjadi salah satu sosok wanita yang dijamin akan menghuni
surga.

2. Fatimah Az – Zahra binti Rasulullah SAW

Wanita selanjutnya yang dijamin masuk surga adalah Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW. Ia merupakan
putri Rasulullah SAW yang sangat taat dan patuh kepada orangtuanya. Fatimah dilahirkan pada hari Jum’at di
Makkah pada tanggal 20 Jumadil Akhir, lima tahun sebelum diutusnya sang ayah tercinta, Muhammad, menjadi
Rasul. Ia merupakan putri keempat yang paling dicintai dari Nabi Muhammad SAW dan Khadijah. Sejak kecil
Rasulullah melihat pada diri Fatimah tanda-tanda keberkahan yang tidak dimiliki putri-putrinya yang lain.
Rasulullah memberi nama Fatimah dengan gelar az-Zahra (yang bersinar wajahnya atau bunga). Fatimah juga
bergelar al-Batul, yakni wanita yang dikhususkan untuk beribadah kepada Allah karena banyaknya kesamaan
antara dirinya dan dan Maryam binti ‘Imran, yaitu tindakannya menjaga dan memelihara Nabi Muhammad
SAW.
Fatimah juga diberi gelar Ummu Abiha (ibu bagi ayahnya) karena diusianya yang belia (sepeninggal sang ibu)
dialah yang mengurus keperluan rumah tangga sang ayah.
Fatimah tumbuh di rumah penuh berkah dalam kepribadian yang terpelihara secara sempurna, kemuliaan jiwa,
cinta pada kebaikan, dan akhlak yang memesona. Fatimah juga menjadi pembela sang ayah dalam berdakwah.
Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Pernikahan mereka dilaksanakan dengan sederhana, namun
pernikahan mereka itu sangat indah. Pernikahan tersebut terjadi pada bulan Rajab.
Fatimah wafat pada malam Selasa bulan Ramadan tahun 11 Hijrah, pada usia 29 tahun. Sedangkan, menurut
versi Syiah, Fatimah wafat pada hari Senin, 3 Jumada al-Tsaniyah tahun ke-11 Hijrah, tahun wafat ayahnya.

Fatimah juga dikenal memiliki kecantikan serta kepribadian yang baik, sabar, lembut hati, dan penyayang.
Namanya pun memiliki arti 'Fatimah yang selalu berseri'.
Putri dari Nabi Muhammad SAW ini, diketahui pernah menikah dengan sepupunya, Ali bin Abi Thalib yang
merupakan putra dari ABu Thalib. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak bernama Hassan
dan Hussain. Kisah cinta Fatimah bersama suami menjadi kisah cinta yang begitu mengetuk hati dan menjadi
kisah cinta paling romantis bagi umat Islam.
3. Khadijah binti Khawailid

Selanjutnya, ada Khadijah binti Khawailid. Bagi kaum Muslim, tentu sudah mengenal Khadijah binti
Khawailid, istri pertama Nabi Muhammad SAW.
Khadijah dilahirkan pada tahun 68 sebelum hijrah. Ia adalah putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin
Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyyah. Ibu Khadijah bernama Fatimah binti Zaidah bin Asham bin
‘Amir bin Luay. Kedua orang tua Khadijah merupakan keturunan bangsawan Quraisy yang sangat mulia. Oleh
karena itu Khadijah tumbuh di tengah keluarga kaya, beretika, sangat mulia, dan taat beragama, serta jauh dari
kerusakan moral. Khadijah adalah seorang wanita yang berpikiran tajam, tinggi cita-cita, mempunyai pribadi
luhur dan seorang saudagar kaya yang disegani. Allah SWT melindungi dan menjaga Khadijah sejak kecil
karena dirinya telah dipersiapkan untuk menjadi “Ummul Mukminin” (ibunda orang-orang beriman). Ketika
Nabi Muhammad SAW menikah dengan Khadijah, saat itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun, sedangkan
Khadijah sudah menginjak 40 tahun. Usia perkawinan mereka adalah 25 tahun. Selama Khadijah masih hidup,
beliau tidak mempunyai istri lain.

Khadijah adalah wanita pertama yang meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Serta
Khadijah adalah wanita pertama yang mengerjakan salat. Ia juga menjadi pendukung dan penolong Nabi
Muhammad SAW dalam berdakwah. Khadijah sosok keteladanan sebagai seorang istri, seorang wanita terbaik
dan ibu rumah tangga yang ideal.
Khadijah wafat pada tanggal 17 Ramadan tiga tahun sebelum hijrah dalam usia 65 tahun. Khadijah di
makamkan di dataran tinggi Makkah bernama al-Hajun, yang terkenal dengan pemakaman Ma’la, sebelah
Timur Masjidil Haram.

Berbagai sumber mengatakan, bahwa saat menikah dengan Nabi Muhammad, Khadijah berusia 40 tahun,
sedangkan Nabi berusia 25 tahun. Meski begitu, Khadijah merupakan istri yang tulus membantu Nabi
Muhammad SAW di setiap perjalannya. Bahkan. Khadijah bersedia menikah dengan Nabi meski Nabi tidak
memiliki harta. Padahal Khadijah sendiri merupakan pedagang perempuan yang sukses.
Selama bersama Khadijah, Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan poligami, kecuali setelah Khadijah
wafat. Dari pernikahannya bersama Khadijah, Nabi memiliki enam putra-putri, yaitu Qasim, Abdullah,
Ruqayah, Ummu Kultsum, Zaenab, Fatima.

4. Asiyah

Wanita terakhir yang mendapat jaminan surga adalah Asiyah yang merupakan istri seorang raja yang
memerintah dengan tangan besi, yaitu Raja Ramses II atau yang lebih dikenal dalam al-Qur’an disebut Fir’aun.
Fir’aun adalah raja yang terkenal kejam,sombong, angkuh, sang penindas, bahkan ia mendakwakan dirinya
sebagai Tuhan. Meskipun sang suami terkenal sangat kejam, bahkan mengaku dirinya sebagai tuhan, Asiyah
tetap teguh pada pendiriannya untuk menyembah hanya kepada Allah SWT. Bahkan, ketika Fir'aun mengancam
akan menyiksa dan membunuhnya jika tidak mau menyembah Fir'aun, Asiyah tetap memilih untuk menyembah
Allah SWT. Asiyah merupakan ibu asuh Nabi Musa AS. Asiyah sangat menyayangi Nabi Musa AS. Ia yang
memberi nama Moses atau Musa, yang artinya orang yang dipungut dari sela-sela air dan pohon. Kata Musa
juga dalam bahasa Mesir berarti anak kecil.

Pelajaran yang bisa kita teladani dari Asiyah adalah Ia mencontohkan bahwa godaan harta duniawi dapat
dikalahkan dengan keimanan. Asiyah adalah teladan yang pasrah kepada Allah SWT sehingga mengabaikan
segala pengaruh, beban, rintangan dan tantangan.

Asiyah perempuan yang mampu mengguncangkan singgana orang kafir dan istana para pemuka berhala yang
musyrik. Ia memiliki keimanan yang sangat kuat, ikatan persaudaraan yang sangat kukuh, wawasan dan
pemahaman yang sangat luas, bahasa yang sangat halus, tutur kaya yang sangat lembut, serta sapaan yang
sangat ramah. Asiyah meningal dunia di atas keimanan yang benar. Dan Ia juga memiliki istana di surga.

Allah SWT berfirman dalam QS. At-Tahrim ayat 11 yang artinya:

"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya
Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun
dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim."

Keteguhan inilah yang menjadikan Asiyah tercatat sebagai wanita mukmim yang menjadapatkan jaminan
surga.

Nah, itulah empat wanita-wanita mulia atau Ummul Mukminin yang kisah-kisahnya dapat kita jadikan
pelajaran hidup.

Anda mungkin juga menyukai