Anda di halaman 1dari 14

- Kajian Islam dan Muamalah-

“ISLAM DAN PEREMPUAN”


Kelompok 9 :

Salsabila Hanifah Anggraini (2018111350005)


Asryana Rasyid (1262201246)

Dosen Pengampu :

Ruhamah, M.Ag
PENGERTIAN ISLAM AGAMA RAMAH BAGI
PEREMPUAN DAN KEMANUSIAAN
Islam begitu memuliakan kaum perempuan. Dalam ajaran Islam,
perempuan maupun laki-laki, memiliki derajat atau kedudukan sama, yang
membedakan adalah tingkat ketakwaannya. Memang, ada sederet tanggung
jawab yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, tapi bukan lantas
menjadikan para lelaki seenaknya menganggap rendah atau remeh pada
kaum perempuan
Dalam buku Islam Agama Ramah Bagi Perempuan dijelaskan, Islam
menegaskan bahwa penilaian Tuhan terhadap manusia tidaklah dilihat dari
aspek fisik material dan jenis kelaminnya, tetapi pada aspek kualitas
ketakwaannya. Jika laki-laki yang beriman dan beramal saleh berhak
mendapatkan surga, maka perempuan juga mempunyai hak yang sama.
Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang sangat mulia.
Agama Islam sendiri pun sangat meninggikan derajat
seorang perempuan sehingga menjadi salah satu aspek
penting dalam beribadah kepada Allah.

Perempuan sendiri ialah sebuah nama/sebutan yang di pakai


untuk setiap insan yang berjenis kelamin wanita dan itu sudah
menjadi kodrat dari allah yang sudah di tetapkan. Pada
dasarnya, perempuan memiliki hak khusus di mana ia harus
dimuliakan semulia – mulianya seorang wanita dan jangan pula
untuk kaum laki-laki ataupun bagi perempuan itu sendiri yang
menganggap bahwasanya wanita itu ialah makhluk lemah
,makhluk yang tidak bisa melakukan banyak hal ,dll.
ISLAM AGAMA NON DISKRIMINATIF : MENGHARGAI
KESETARAAN LAKI – LAKI DAN PEREMPUAN
Semua agama sejatinya mengajarkan kebaikan, dan makhluk hidup adalah setara di
mata Sang Pencipta. Sama halnya dengan laki-laki, Agama Islam memandang kaum
perempuan setara bahkan memuliakannya. Hal tersebut terbukti tidak hanya tercantum
di dalam ayat suci Al-Quran, namun juga melalui perlakuan Rasulullah SAW terhadap
kaum perempuan, dan hak-hak kaum perempuan yang diberikan setelah datangnya
Agama Islam di muka bumi.

“Dalam Al-Quran menyebutkan orang yang paling mulia adalah orang yang paling
bertaqwa. Jadi, hal ini tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin, kewarganegaraan, warna
kulit, dan lainnya. Agama Islam sangat menjunjung tinggi kaum perempuan dan
kesetaraan,” tegas KH. Nasaruddin Umar.
Prinsip-prinsip Kesetaraan Gender
Nasaruddin Umar mengemukakan bahwa ada beberapa variabel yang
dapat digunakan sebagai standar dalam menganalisa prinsip-prinsip
kesetaraan gender dalam al-Qur’an. Variabel-variabel tersebut antara lain
sebagai berikut:

a. Laki-laki dan perempuan Sama-sama sebagai Hamba Salah satu tujuan


penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Tuhan
b. Laki-laki dan perempuan sebagai Khalifah di Bumi Maksud dan tujuan
penciptaan manusia di muka bumi ini adalah, disamping untuk menjadi
hamba (âbid) yang tunduk dan patuh serta mengabdi kepada Allah Swt.,
juga untuk menjadi khalifah di bumi (khalifah fî al-ard).
c. Laki-laki dan perempuan Menerima Perjanjian Primordial Laki-laki dan
perempuan sama-sama mengemban amanah dan menerima perjanjian
primordial dengan Tuhan. Seperti diketahui, menjelang seorang anak
manusia keluar dari rahim ibunya, ia terlebih dahulu harus menerima
perjanjian dengan Tuhannya
ISLAM MEMBERIKAN AKSES KEHIDUPAN YANG LUAS BAGI
PEREMPUAN: PENDIDIKAN, EKONOMI, SOSIAL – POLITIK
A. Pendidikan
Dalam konteks sejarah paling tidak peran perempuan di bidang pendidikan telah
dilakukan oleh isteri Nabi Muhammad SAW, seperti peranan siti Aisyah RA, yang terkenal
kan kecerdasannya dan jasanya dalam meriwayatkan beberapa hadits. Kemudian pada
masa Dinasti Fatimiyyah di Mesir, yang merepresentasikan kekuatan politis representasi
gender dalam politik Islam. Dinasti ini tercatat sebagai Dinasti yang mengembangkan
kajian KeIslaman madzhab Syiah di Mesir dengan mendirikan Jami’ al-Azhar sebagai cikal
bakal Universitas Al-Azhar menjadi pusat pengembangan pendidikan dan keilmuan pada
masanya.
Begitu juga al-Sakhawi menulis beberapa kamus biografi tokoh-tokoh abad ke15
terutama al-Daw’ al-Lami’, khusus tentang perempuan yang diberi judul Kitab al-Nisa’.
Dalam terakhir diberikan biografi sekitar 1075 perempuan, 411 orang diantaranya
mempunyai pendidikan agama yang tinggi.
B. Ekonomi
Berbicara tentang sosok perempuan tak lepas dari dinamika para
perempuan Indonesia dalam mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perempuan masa lampau yang cenderung terbatas untuk bekerja di ranah
pemerintahan, terbatas untuk berpendidikan tinggi. Banyak perempuan yang
memiliki yang memiliki karir yang tinggi karena pendidikan yang diperolehnya.
Banyak perempuan yang menjadi bisnis women yang mewarnai kehidupan.
Dilihat dari sejarah Islam, ada juga tokoh perempuan yang berjiwa bisnis,
seorang yang kaya raya, seorang saudagar yakni Siti Khadijah, istri Rasulullah
SAW.
Peran perempuan di tengah masyarakat pada hakekatnya adalah
membantu keluarga dalam mencapai sejahtera. Dengan kata lain, peran
perempuan melalui pemberdayaan koperasi pada hakekatnya adalah untuk
membantu suami dalam menafakahi keluarga atas dasar semangat saling
tolong menolong dalam kebaikan.
B. Sosial – Politik
Dalam sejarah Islam, banyak perempuan yang tampil sebagai pemimpin
dengan menggunakan hak politiknya, seperti, Aisyah, isteri Nabi, diakui
sebagai mufti, bahkan menjadi panglima perang Jamal. Al-Syifa‟, seorang
perempuan yang pandai menulis ditugaskan oleh khlaifah Umar bin Khatab
sebagai petugas uang menangani kota Madinah. Bahkan dimasa Nabi
saw., perempuan digambarkan sebagai perempuan yang aktif, sopan dan
terpelihara akhlaknya.
Dengan demikian, al-Qur‟an menggambarkan betapa Islam
memberikan tempat yang sangat tinggi terhadap perempuan, sehingga di
masa Nabi tidak mengherankan jika ditemukan sejumlah perempuan
memiliki kemampuan dan prestasi cemerlang seperti yang diraih kaum laki-
laki. Hal ini, dikarenakan jaminan al-Qur‟an dibuktikan dan perempuan
leluasa memasuki berbagai macam sector kehidupan masyarakat,
termasuk politik, ekonomi dan berbagai sektor publik lainnya.
PEREMPUAN – PEREMPUAN TELADAN DALAM AL-
QURAAN DAN SEJARAHNYA
 Asiyah (Istri Firaun)
Dalam Islam, sosok Asiyah sudah sangat familiar. Asiyah adalah istri Firaun yang disebutkan di
dalam Al Quran sebagai salah satu wanita mulia yang telah dijamin surga oleh Allah. Asiyah
memiliki sejumlah kemuliaan. Disebutkan dalam Al-Qur'an, Allah SWT menjadikan Asiyah binti
Muzahim perumpamaan bagi orang-orang beriman. Tidak hanya Al-Qur'an, Nabi Muhammad
SAW memuji budi luhur dan iman yang dimiliki Asiyah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah
menyebut bahwa kemuliaan Istri Fir'aun sejajar dengan Siti Khadijah dan Fatimah.

“Dan Allah menjadikan istri Fir'aun (Asiyah) sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang
beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam
firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum
yang zhalim". Kemurahan hati Asiyah istri Firaun juga disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-
Qashash ayat 9
“Dan berkatalah istri Fir'aun, '(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu
membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak',
sedang mereka tiada menyadari.”
 Hannah binti Faquda
Keluarga Imran dikepalai oleh Imran bin Matsan bin Al-Azar bin Al-Yud
yang kemudian pada akhirnya bernasab ke Sulaiman bin Daud
‘alaihissalam. Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Hannah adalah
wanita solehah yang rajin beribadah. Saking salehnya, istri Imran pernah
bernazar bahwa anak yang dikandungnya akan dinazarkan untuk
mengabdi dan beribadah kepada Allah secara penuh di Baitul Maqdis. Hal
ini diceritakan pada ayat Al Quran.

“(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku


menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba
yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar)
itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. (QS. Ali Imran: 35)
 Maryam
Maryam adalah wanita terbaik sepanjang masa. Wanita terbaik
dalam kurun sejarah wanita, dari Hawa hingga kelak yang terakhir,
entah siapa. Banyak kaum hawa mencari idola dan suri teladan. Namun
mereka tidak tahu siapa kiranya yang pantas diteladani. Yang lain, ada
yang punya idola, tapi terkadang hanya latah dan salah langkah.
Apakah wanita muslimah tahu tentang Maryam? Tahukah wanita
muslimah bahwa Allah telah memujinya sebagai wanita dalam
peradaban manusia? Allah berifman:

“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam,


sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan
melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan
kamu).” (QS. Ali Imran: 42). Maryam sangat menjaga kesucian dirinya. Ia
tidak sembarangan berdekatan dengan laki-laki yang bukan
mahramnya. Ia tidak menggoda laki-laki dan juga menjauhi godaan
mereka. Dan wanita yang baik adalah yang menjaga diri untuk
membuat laki-laki tergoda dan menjaga diri dari godaan laki-laki.
PEMBELAAN NABI MUHAMMAD SAW TERHADAP
PEREMPUAN
Nabi Muhammad SAW lahir dalam kondisi masyarakat di mana perempuan telah
mengalami banyak kekerasan. Anak perempuan dianggap sebagai beban sehingga
banyak yang dengan tega mengubur anak-anak perempuan mereka hidup-hidup.
Nabi Muhammad SAW sangat baik dan sopan terhadap perempuan. Pada saat
mereka diperlakukan dengan sangat buruk, Nabi memberi perempuan kehormatan dan
martabat yang setara dengan laki-laki. Nabi Muhammad SAW berusaha membebaskan
perempuan dari segala bentuk ketidakadilan, penganiayaan dan penindasan.

Di sisi lain, Rasulullah SAW tidak hanya menaruh perhatian terhadap hak hidup
perempuan, tetapi juga berkontribusi besar dalam perkembangan pendidikannya. Beliau
berpesan, “menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah”, hadis yang
diriwayatkan oleh Imam al-Thabrani ini menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki
kewajiban yang sama dengan laki-laki, yaitu menimba ilmu pengetahuan dan
memperkaya wawasan.
Kesimpulan
Islam menegaskan bahwa laki-laki adalah pelindung bagi kaum perempuan. Laki-
laki dan perempuan diberikan Allah swt kelebihan dan kekhususan untuk saling
melengkapi. Keunggulan fisik laki-laki dan organ reproduksi perempuan seyogyanya tidak
dipahami sebagai kelebihan ataupun kekurangan, tetapi keduanya harus diarahkan untuk
menjalankan fungsinya secara proporsional. Dari aspek kemanusiaan dan potensial yang
dimiliki antara lakilaki dan perempuan secara konseptual, tidak ada perbedaan antara
keduanya. Sejak awal penciptaan, perempuan menduduki posisi sama dengan laki-laki.
Ketika Allah memerintahkan sesuatu kepada laki-laki, maka hal itu juga berlaku untuk
perempuan. Sebaliknya ketika Allah memerintahkan sesuatu kepada perempuan, maka
hal itupun berlaku pada laki-laki. Penetapan peran domestik perempuan dalam Islam
dipandang bias laki-laki, hanya benar bila itu dipandang per-individu perempuan, bukan
sebagai suatu mekanisme rasional yang harus ditempuh bila kita menginginkan
terciptanya struktur keluarga yang kuat di mana hubungan antara laki-laki dan
perempuan saling menunjang demi terwujudnya keluarga harmonis dan bahagia serta
upaya penataan hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat agar etika
pergaulan terjaga demi terwujudnya masyarakat yang mulia.
Thanks!
Credits: This presentation template was created
by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai