Anda di halaman 1dari 11

Kelompok

ISLAM BERKEMAJUAN DAN PEREMPUAN BERKEMAJUAN

Anggota
1. Hafifah Mufaizah 2011001035
2. Hoirur rosikin 2011001037
3. Yayah asriyah suparman 2011001038
4. Muhammad banu harawanto 2011001039
5. Shania rahmanngtyas 2011001040
6. Eva oktavia ramuli 2011001042
Makna Islam Berkemajuan dan Perempuan berkemajuan
Muhammadiyah pertama kali mengusung “Islam berkemajuan” pada Muktamar yang
ke 46 di Yogyakarta pada tahun 2010.
Islam berkemajuan artinya Islam adalah agama yang membawa misi kemajuan dan
membangun peradaban manusia. Selain itu agama islam sendiri selalu bisa mengikuti zaman
dalam segala bentuk perubahan. Konsep Islam berkemajuan adalah untuk memurnikn ajaran
islam dari segala campuran budaya dan adat yang tidak tertera dalam Al Quran dan hadist,
Islam berkemajuan mengandung nilai kebaikan, kebenaran dan keadilan serta kedamaian.
Muhammadiyah memiliki 5 pondasi Islam berkemajuan
1. Menegakkan tauhid murni dan menjauh dari hal hal yang menjurus kemusyrikan.
Tauhid sendiri memiliki arti mengEsakan yaitu tidak mendukan Allah dalam hal
apapun
2. Pemahaman Alquran dan sunah secara mendalam, dan menjadikanya sebagai
pedoman hidup
3. Amal soleh yang fungsional dan solutif. Rosul pernah bersabda sebaik baik manusia
adalaah yang bermanfaat bagi sesamanya. Oleh sebab itu kita sebagai umat sudah
sehsarusnya melakukan amalan yang tak berupa ibadah mahdah saja tetapi juga
melaksanakan amalan yang bermanfaat bagi umat
4. Berorientasi pada kekinian dan masa depan, artinya kita dituntut untuk melakukan
sesuatu dengan memikirkan kedepanya agar selalu bias mengikuti arus perkembangan
zaman.
5. Toleran, moderat, menjunjung tibggi kerja sama, umat islam boleh bekerja sama
denga siapa saja asal tidak melanggar syariat agama, Hal itu dilakukan agar terjadi
kehidupan masyarakat yang Makmur.
Kedudukan Perempuan Dalam Islam
Kedudukan wanita dalam masyarakat atau kesetaraan gender menjadi salah satu isu
prioritas. Kerap kali perempuan dianggap lemah sehingga menjadi salah satu faktor hambatan
dalam aspek pekerjaan dan kehidupan bermasyarakat lainnya. Seiring dengan meningkatnya
kesadaran kaum perempuan akan haknya, perlu sikap yang arif dari para ulama atau tokoh
agama dalam memberikan pencerahan. Lantas bagaimanakah Islam menyikapi isu ini?

Sebagai bentuk kepedulian, Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Seminar


Moderasi Islam ke-4 bertajuk “Kemuliaan Perempuan dalam Islam”. Pembicara utama dalam
acara ini adalah Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. (Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta).
Acara berlangsung pada Jumat (20/12) di Masjid Ulil Albab UII.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni UII, Dr. Drs. Rohidin, S.H.,
M.Ag dalam sambutannya berpesan, “Agar perempuan mampu memperjuangkan kepentingan
dirinya tanpa tergantung pada orang lain, maka dari ini diperlukan upaya pemberdayaan
perempuan”.
Menurut Rohidin perempuan berkewajiban membungkam mitos-mitos filsafati bias laki-laki,
seperti pandangan bahwa hidup perempuan hanya sekedar di dapur, sumur, mengurus
keluarga dan anak. Yang dianggap membuat kaum perempuan tertindas bahkan menjadikan
perempuan manusia terbatas.

Sedangkan, KH. Nasaruddin Umar dalam ceramahnya mengatakan, “Asmaul Husna yang 99
itu sesungguhnya memberikan tempat yang istimewa kepada kaum perempuan, karena 80%
asmaul husna itu sebagai nama-nama wanita dan hanya 20% nama laki-laki” ujarnya.

Ia pun mengutip pandangan Syaikh Ibnu Arabi yang pernah menjelaskan kepada muridnya
jika ingin mendapatkan ketinggian martabat cepat di sisi Allah SWT maka kalian terlebih
dahulu harus “menjadi perempuan”.

“Maksud di sini bukan berarti kaum laki-laki harus berubah menjadi perempuan namun
menciptakan jati diri yang lebih menonjol seperti yang dicirikan asmaul husna dan karakter
yang dicontohkan Nabi besar kita Muhammad SAW”, terangnya.

Al-Quran juga lebih menonjolkan sebagai feminis book daripada maskulin book. Terlihat dari
banyaknya kata Ar-Rahman juga Ar-Rahim terulang sebanyak 114 kali dalam Al-Quran dan
berasal dari satu akar kata yang sama yaitu Rahim yang artinya cinta dan kasih sayang yang
menggambarkan sosok perempuan sekali. Ada juga kata-kata maskulin seperti Al-Mutakabbir
(Sombong) dan Al-Mutaqim (Pendendam) tapi itu hanya terulang satu kali saja.

“Femiliti is a super power, surga berada dibawah telapak kaki ibu yang berarti perempuan.
Kepada siapa kami mengabdi Allah menyebutkan ibumu sebanyak tiga kali baru setelah itu
ayahmu” jelasnya.

Hal yang Memojokkan Perempuan


Menurut Nasaruddin Umar, ada empat puluh dua faktor yang membuat perempuan
terpojokkan. Di antaranya yakni bercampurnya mitos dan penafsiran agama yang salah.
Seperti mitos bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki sebelah kiri yang
paling bengkok dan itu menyebabkan perempuan dipandang rendah dari laki-laki.

Padahal Al-quran maupun Hadist tidak pernah menyebutkan sama sekali bahwa perempuan
tercipta dari tulang rusuk. Pendapat ini justru muncul dari kitab Talmud yaitu tafsirnya kitab
Taurat di dalam perjanjian lamanya.
Perempuan juga boleh menjadi pemimpin, Allah SWT menyebutkan Ratu Balqis dan
ceritanya dalam tiga surat yang panjang. Yang maksudnya Allah memberikan contoh bahwa
ada perempuan hebat yang menjadi pemimpin.

KH. Nasaruddin menekankan bahwa yang bias gender itu bukan Islam bukan juga Al-Quran
namun tafsirannya yang keliru. “Justeru dengan hadirnya Al-Quran itu membawa keadilan
seperti sebelum Islam datang wanita tidak mendapat waris tapi setelah Islam datang wanita
berhak menerima waris”, pungkasnya. (CSN/ESP)

Keistimewaan perempuan dalam islam


Islam menjadikan wanita makhluk yang istimewa dan diangkatkan derajadnya dari
kaum laki-laki. Bahkan dalam Alquran sendiri ada surat An Nisa yang artinya wanita. berikut
ada beberapa keistimewaan wanita dalam pandangan Islam.

1. Wanita dalam islam sama dengan laki-laki

Islam menciptakan wanita sebagai pasangan dari laki-laki. Sebagaimana terdapat dalam
Alquran surat Al Hujarat :

“ Hai manusia, sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang
perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sungguh yang mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling
bertaqwa. Sungguh Allah maha mengetahui, maha teliti. (QS : Al Hujarat, ayat 13)
Dalam ayat di atas menjelaskan posisi dari wanita muslimah menurut islam dan laki-laki
muslim sebagai berikut: bahwa Posisi wanita dalam Islam adalah pendamping laki-
laki. Kodrat wanita dalam islam bukan bawahan atau pun atasan yang bisa diperlakukan
sekehendak hati atau dituruti layaknya boss. Namun wanita adalah teman hidup yang sejajar. 
Pada akir ayat Allah menegaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah, tergantung
dari tingkatan iman dalam islam atau ketaqwaannya pada Allah

2. Kedudukan ibu lebih tinggi dari ayah 3 derajad

Ini merupakan bentuk dari Islam mengistimewakan wanita. dalam suatu riwayat dijelaskan
tentang seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang harus dicintainya
lebih dulu, maka Rasulullah SAW menjawab  ibumu, pertanyaan tersebut diulang sampai tiga
kali dengan jawaban yang sama, dan setelah ditanya keempat kalinya baru kemudian Rasul
menjawab ayahmu. Begitu tinggi penghargaan Islam kepada pengorbanan seorang wanita.
Sehingga ketika  menjadi seorang ibu maka wanita mendapat derajad tiga kali lebih tinggi
dibanding ayah. Baca juga, kedudukan wanita dalam islam

3. Melindungi wanita dalam perang

Agama Islam melarang membunuh wanita dan anak-anak dalam perang.  Dalam hadist
Rasulullah SAW berkata :
“Rasulullah telah melarang orang-orang  yang telah membunuh Ibnu Abu Al Huqaiq untuk
membunuh wanita dan anak-anak. Abdurahman berkata, salah seorang dari mereka berkata
“ istri dari Ibnu Abu Al Huqaiq telah menyusahkan kita dengan teriakannya, aku lalu
mengangkat pedangku untuk membunuhnya, namun aku teringat dengan larangan
Rasulullah. Maka akupun mengurungkan niatku, seandainya tidak ada larangan itu, niscaya
aku akan membunuhnya ( HR. Malik)

4. Mendapat bagian dalam warisan

Pada masa Jahiliyah wanita dianggap sama seperti barang yang bisa diwariskan. Namun
Islam memperlakukan wanita layaknya manusia. Islam memberi wanita  hak atas warisan
terhadap harta dalam islam dengan pembagian yang telah ditentukan, sebagaimana dalam
Alquran surat An Nisa.

“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan kerabatnya. Dan
bagi perempuan juga ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu bapak dan
kerabatnya. Baik sedikit atau banyak dari harta yang telah ditetapkan.” ( QS. An Nisa, ayat
7)

5. Wanita shalehah bebas masuk surga dari pintu manapun

Wanita sholehah adalah wanita yang bertaqwa pada Allah, yang mengerjakan amal baik dan
meninggalkan larangan-Nya. Untuk itu Allah membalasnya dengan jaminan masuk surga dari
pintu manapun yang diinginkanya. Sebagai mana terdapat dalam hadist berikut :

“Dari Abi Hurairah RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda” apabila seorang wanita
telah melaksanakan sholat lima waktunya, menjalankan puasa, menjaga kemaluannya, dan
taat pada suaminya, maka dia akan masuk surga dari pintu manapun yang disukainya.”

6. Islam melindungi kehormatan wanita

Dalam Islam, Allah mengatur wanita untuk menutup aurat agar terhindar dari pandangan
syahwat laki-laki,Sebagaimana terdapat dalam surat Al Ahzab ayat 59:

“ Hai Nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, serta pawa wanita
orang-orang mukmin. Agar mereka mengulurkan atas diri mereka jilbab mereka. Hal itu
menjadikan mereka mudah dikenal ( sebagai wanita muslimah yang terhormat dan
merdeka ), sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa maha pengampun lagi
maha penyayang. “ (QS. Al Ahzab ayat 59)

Allah juga mengatur wanita yang baik dinikahi menurut islam  sebanyak 4 orang maksimal,
dengan syarat harus adil. Hal ini bertujuan agar perilaku Jahiliyah tidak terulang lagi, yaitu
menikahi wanita sesuka hati sebanyak yang dikehendaki.
Dan suran An Nisa Allah SWT berfirman :

“ Nikahilah perempuan yang kamu senangi dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu kawatir
tidak bisa berlaku adil maka nikahilah seorang saja. Atau hamba sahaya yang kamu miliki,
yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim” (QS. An Nisa ayat 3)

Hak dan kewajiban perempuan dalam islam


• Hak Perempuan Dalam Islam
Dalam Islam perempuan memiliki hak menuntut ilmu yang tidak membeda-bedakan apakah
dia seorang wanita merdeka atau budak. Dalam satu riwayat dari Abu Burdah disebutkan
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa saja yang memiliki satu
budak perempuan lalu dia mengajarkan ilmu dan adab dengan sebaik-baiknya. Kemudian, dia
merdekakan dan menikahinya maka dia mendapat dua pahala.”
Menurut Islam, ilmu memang menjadi hak mendasar yang tidak boleh dihilangkan. Karena
satu masyarakat tidak akan maju karena makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal
saja. Semua adalah hak materi, harus ada hak maknawi dan spiritual, yaitu ilmu pengetahuan.
Itu sebabnya hati, ruh, dan nalar harus terus “diremajakan” dengan ilmu.
Dalam sejarah Islam, pendidikan khusus para wanita telah dipraktikkan oleh Rasulullah
SAW. Dimana beliau meluangkan satu hari khusus untuk mengajari kaum wanita. Disamping
secara khusus beliau mendidik para ibu kaum Mukminin – istri beliau – (ummahat al-
Mu’minin).

• Kewajiban Perempuan Dalam Islam


Dalam Islam perempuan memiliki kewajiban diantara lain sebagaimana berikut:
- Pertama, menjaga shalat lima waktu dan melaksanakannya di awal waktu. Salat tidak boleh
dilalaikan sebab merupakan rukun kedua dalam agama Islam, barangsiapa yang
meninggalkannya maka ia telah merobohkan tiang agamanya sendiri. Selain salat wajib
seorang wanita juga dianjurkan untuk melaksanakan salat-salat sunat misalnya sunat rawatib,
tahajud, witir, duha, wudu dan lainnya.
- Kedua, melaksanakan rukun-rukun Islam lainnya seperti puasa, zakat , dan haji jika mampu
yang merupakan amalan sangat penting dan banyak pahalanya di sisi Allah baik bagi laki-laki
maupun wanita. Ibadah haji sangat besar keutamaannya atas kaum wanita yang bisa
melaksanakannya.
- Ketiga, bagi wanita yang telah menikah diwajibkan untuk menaati dan memuliakan suami,
berkhidmat kepadanya dengan penuh keikhlasan, dan tidak berbicara kasar atau durhaka,
karena seperti diketahui bahwa salah satu sebab kenapa kaum hawa akan menjadi ahli neraka
yang terbanyak adalah adanya kedurhakaan terhadap suami.
- Keempat, menjaga kehormatan dan kemuliaan diri: menjauhi zina dan hal-hal yang bisa
menjerumuskan ke dalamnya seperti pacaran dan pergaulan bebas. Memakai jilbab syar’i dan
menutup aurat dari yang bukan mahram. Syarat menutup aurat: Pakaian harusnya longgar dan
kainnya agak tebal, menutupi seluruh aurat serta tidak menyerupai pakaian laki-laki atau
wanita-wanita kafir.
- Kelima, mendidik putra putri dengan pendidikan agama dan akhlak yang baik, karena
mereka adalah nikmat sekaligus amanat dari Allah.Dalam hadis disebutkan: “Setiap kalian
adalah penanggungjawab dan akan dimintai pertanggungjawaban. Istri adalah
penanggungjawab atas rumah suami (dan anak-anaknya) dan akan dimintai
pertanggungjawaban atasnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Barangsiapa yang mendidik mereka dengan baik sehingga mereka menjadi anak yang shalih
dan shalihah maka ia telah menjalankan amanat ini dengan sebaik-baiknya, dan Allah akan
menjadikan mereka sebagai salah satu sebab keselamatan orang tua di akhirat kelak.
- Keenam, banyak berzikir mengingat Allah dan menjauhi ghibah, karena zikir dapat
menenangkan hati dan menentramkan jiwa. Allah ta’ala berfirman: “Ingatlah hanyalah
dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (Qs. Ar ra’d ; 28). Selian itu juga, wanita yang
terbiasa berzikir kepada Allah, akan membuatnya menjaga diri dari menyebut-nyebut aib
orang lain.
- Ketujuh, banyak bersabar dan tidak mudah mengeluh. Seorang muslimah seharusnya bisa
mengendalikan dirinya ketika tertimpa musibah sehingga tidak melakukan larangan-larangan
Allah ta’ala seperti cepat mengeluh, berteriak-teriak , menampar pipi, menyobek pakaiannya,
atau perbuatan buruk lainnya yang menandakan adanya ketidaksabaran dalam dirinya.
- Kedelapan, senantiasa menjaga keikhlasan dalam setiap amalan, dan tidak beribadah kecuali
sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW, karena dua perkara ini merupakan syarat sahnya
suatu amalan ibadah seorang muslim. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya amalan itu
tergantung niatnya ” (HR Bukhari Muslim).
- Kesembilan, selalu berakhlak baik dan berteman dengan muslimah yang baik-baik. Bisa
menjaga nilai-nilai Islam dalam diri dan akhlaknya dalam bergaul, menjauhi wanita yang
berperangai buruk karena teman yang buruk bisa saja menjerumuskan seorang muslimah
dalam kemaksiatan dan dosa. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Setiap
orang tergantung dari agama (akhlak) saudaranya, maka hendaknya kalian memilih siapa
yang hendak dijadikan sebagai sahabatnya” (HR Muslim).

Larangan larangan perempuan dalam islam


Islam mengharamkan semua sebab yang membawa kepada hubungan tidak halal
antara laki-laki dan perempuan
Dalam rangka mencegah keburukan dan kerusakan besar akibat hubungan yang tidak halal
ini, agama Islam mengharamkan semua sebab yang menjerumuskan ke dalam perbuatan
buruk ini, di antaranya (Hiraasatul fadhiilah, hlm. 101-102),
1- Diharamkannya menemui perempuan yang tidak halal dan berduaan dengannya, termasuk
berduaan dengan sopir di mobil, dengan pembantu di rumah, dengan dokter di tempat
prakteknya dan lain-lain.
Banyak dalil yang menunjukkan hal ini, di antaranya sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
“Tidaklah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan kecuali setan
akan menjadi yang ketiga.” ((HR Tirmidzi 2165, Ahmad (1/26), dan dishahihkan al-Albani)
2- Diharamkannya bersafar (melakukan perjalanan jauh) bagi perempuan tanpa laki-laki yang
menjadi mahramnya (suami, ayah, paman atau saudara laki-lakinya).
Dalil yng menunjukkan hal ini juga banyak sekali, di antaranya sabda Rasulullah : “Janganlah
sekali-kali seorang perempuan bersafar kecuali bersama dengan mahramnya.” (HR. Bukhari
2844 dan Muslim 1341)
3- Diharamkannya memandang dengan sengaja kepada lawan jenis, berdasarkan firman Allah
:
‫نَ ِم ْن‬P ‫ُض‬ ْ ‫ت يَ ْغض‬ ِ ‫ َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬. َ‫ك أَ ْز َكى لَهُ ْم إِ َّن هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما يَصْ نَعُون‬
َ ِ‫ار ِه ْم َويَحْ فَظُوا فُرُو َجهُ ْم َذل‬
ِ ‫ص‬َ ‫قُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ يَ ُغضُّ وا ِم ْن أَ ْب‬
ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬
‫ َواَل يُ ْب ِدينَ ِزينَتَه َُّن إِاَّل َما ظَهَ َر ِم ْنهَا‬ ‫ظنَ فُرُو َجه َُّن‬ ِ ‫ص‬ َ ‫أَ ْب‬
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan
mereka, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.  Dan katakanlah kepada
wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara
kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang
(biasa) nampak dari mereka” (QS an-Nuur: 30-31).
4- Diharamkannya menemui seorang perempuan tanpa mahram, meskipun dia saudara suami
(ipar), berdasarkan sabda Rasulullah : “Waspadalah kalian (dari perbuatan) menemui
perempuan (tanpa mahram)”. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah , bagaimana dengan al-
hamwu (ipar dan kerabat suami lainnya)? Rasulullah  bersabda “al-Hamwu adalah
kebinasaan.” (HR Bukhari 4934 dan Muslim 2172)
Artinya: fitnah yang ditimbulkannya lebih besar karena bisanya seorang perempuan
menganggap biasa jika berduaan dengan kerabat suaminya. (Simak Fathul Baari, 9/332).
5- Diharamkannya laki-laki menyentuh perempuan, meskipun untuk berjabat tangan.
Pembahasan ini akan kami uraikan dengan lebih rinci insya Allah.
Berdasarkan sabda Rasulullah : “Sungguh jika kepala seorang laki-laki ditusuk dengan jarum
dari besi lebih baik baginya dari pada dia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal
baginya” (HR Thabarani dalam al-Kabiir 486 dan ar-Ruyani al-Musnad (2/227), dihasankan
al-Albani).
6- Diharamkannya laki-laki yang menyerupai perempuan dan sebaliknya. Berdasarkan hadits
berikut: Dari shahabat yang mulia, Abdullah bin ‘Abbas , beliau berkata: “Rasulullah 
melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan melaknat perempuan yang menyerupai
laki2″[14].
7- Disyariatkan dan dianjurkannya bagi kaum perempuan untuk shalat di rumah dan itu lebih
baik/utama daripada shalat mereka di masjid, dalam rangka menghindari fitnah yang timbul
jika mereka sering keluar rumah. Rasulullah  bersabda: “Janganlah kalian melarang para
wanita (untuk melaksanakan shalat) di masjid, meskipun (shalat mereka) di rumah-rumah
mereka lebih baik bagi mereka.” (HR al-Bukhari 5546).
8- Diharamkannya perempuan sering keluar rumah tanpa ada keperluan yang dibenarkan
dalam syariat dengan syarat tidak berdandan dan bersolek karena akan menimbulkan fitnah
bagi laki-laki. Allah  berfirman,
‫ب‬ َّ ‫ َوأَقِ ْمنَ ال‬،‫َوقَرْ نَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َواَل تَبَرَّجْ نَ تَبَرُّ َج ْال َجا ِهلِيَّ ِة اأْل ُولَى‬
َ ‫ذ ِه‬Pْ Pُ‫ ُد هَّللا ُ لِي‬P‫ا ي ُِري‬PP‫ إِنَّ َم‬،ُ‫ولَه‬P‫صاَل ةَ َوآَتِينَ ال َّز َكاةَ َوأَ ِط ْعنَ هَّللا َ َو َر ُس‬
ْ ‫ت َويُطَهِّ َر ُك ْم ت‬
‫َط ِهيرًا‬ ِ ‫س أَ ْه َل ْالبَ ْي‬ َ ْ‫َع ْن ُك ُم الرِّج‬
“Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian dan janganlah
kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti
(kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai ahlul bait (istri-istri Nabi) dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (QS
al-Ahzaab:33).
Dan dalam hadits yang shahih Rasulullah  bersabda: “Sesungguhnya wanita adalah aurat,
maka jika dia keluar (rumah) setan akan mengikutinya (menghiasainya agar menjadi fitnah
bagi laki-laki), dan keadaanya yang paling dekat dengan Rabbnya (Allah ) adalah ketika dia
berada di dalam rumahnya.” (HR Ibnu Khuzaimah 1685), Ibnu Hibban 5599) dan
dishahihkan al-Albani).
9- Diharamkannya perempuan keluar rumah dengan memakai wangi-wangian dalam bentuka
apapun, karena akan menimbulkan fitnah yang besar. Rasulullah  betrsabda: “Seorang wanita,
siapapun dia, jika dia (keluar rumah dengan) memakai wangi-wangian, lalu melewati kaum
laki-laki agar mereka mencium bau wanginya maka wanita adalah seorang pezina.” (HR. an-
Nasa’i 5126), Ahmad (4/413), dihasankan al-Albani)

Feminisme dalam islam


Orang masih sibuk bertanya. Orang juga masih saja sibuk berdebat, melontarkan
berbagai argumentasi yang bisa jadi dibangun dari interpretasi pribadi. Isu feminimisme
memang tidak habis-habisnya diperbincangkan. Tapi sesungguhnya, sudahkah kita
bersepakat koridor feminisme yang diperdebatkan? Bahwa feminisme tidak sama dengan
emansipasi, kita harus bisa memahami hal tersebut. Jika emansipasi diterjemahkan sebagai
pandangan yang mengusung peran serta wanita di ruang publik. Maka sesungguhnya
feminisme lebih dari itu. Apa yang diperkenalkan oleh Charles Fourier; aktivis sosialis utopis
pada tahun 1837 mengenai feminisme adalah bentuk emansipasi secara lebih radikal. Dengan
latar belakang kejenuhan akan nasib kaum wanita yang terjadi di barat, feminisme lahir dan
mendukung persamaan mutlak hak serta kewajiban antara laki-laki dan perempuan di
belbagai bidang. Mulai dari sosial, politik, hingga ekonomi. Jika feminisme disamaartikan
dengan emansipasi maka dalam koridor itu Islam sama sekali tidak mempermasalahkannya.
Karena ajaran yang dibawa Islam sama sekali tidak merendahkan martabat wanita. Islam juga
tidak datang untuk mengungkung dan memenjarakan mereka dalam sel-sel penjara imajiner
di luar batas kemanusiaan. Feminisme dalam Islam Orang masih sibuk bertanya. Orang juga
masih saja sibuk berdebat, melontarkan berbagai argumentasi yang bisa jadi dibangun dari
interpretasi pribadi. Isu feminimisme memang tidak habis-habisnya diperbincangkan. Tapi
sesungguhnya, sudahkah kita bersepakat koridor feminisme yang diperdebatkan? Bahwa
feminisme tidak sama dengan emansipasi, kita harus bisa memahami hal tersebut. Jika
emansipasi diterjemahkan sebagai pandangan yang mengusung peran serta wanita di ruang
publik. Maka sesungguhnya feminisme lebih dari itu. Apa yang diperkenalkan oleh Charles
Fourier; aktivis sosialis utopis pada tahun 1837 mengenai feminisme adalah bentuk
emansipasi secara lebih radikal. Dengan latar belakang kejenuhan akan nasib kaum wanita
yang terjadi di barat, feminisme lahir dan mendukung persamaan mutlak hak serta kewajiban
antara laki-laki dan perempuan di belbagai bidang. Mulai dari sosial, politik, hingga ekonomi.
Jika feminisme disamaartikan dengan emansipasi maka dalam koridor itu Islam sama sekali
tidak mempermasalahkannya. Karena ajaran yang dibawa Islam sama sekali tidak
merendahkan martabat wanita. Islam juga tidak datang untuk mengungkung dan
memenjarakan mereka dalam sel-sel penjara imajiner di luar batas kemanusiaan. Islam justru
memuliakan mereka. Menempatkan mereka sewajarnya manusia bukan barang dagangan,
apalagi binatang. Islam juga mendorong mereka untuk ikut berpartisipasi dalam ruang
lingkup publik yang lebih luas seperti halnya laki-laki. Bandingkan dengan peradaban-
peradaban lain di masa lalu. Romawi menempatkan wanita ibarat barang. Kepemilikan atas
hak kehidupannya dimilliki seutuhnya oleh ayah mereka. Kebudayaan Cina dan Hindu pun
tidak lebih baik daripada itu. Hak kehidupan mereka dimiliki selagi suaminya masih hidup.
Saat suaminya meninggal, maka ia juga tidak memiliki hak untuk hidup. Ajaran agama Islam
tidak seperti itu. Al-quran sebagai landasan berpikir dan bertindak dalam agama Islam justru
melegitimasi eksistensi keberadaan wanita. Wanita diberikan porsi hak, kewajiban serta
hukum yang sama dengan laki-laki. Dalam salah satu ayat, Tuhan menyampaikan pesan
bahwa ganjaran kebaikan yang diterima wanita sama persis dengan ganjaran yang laki-laki
terima dalam mengamalkan kebaikan. Islam memberikan ruang lingkungan dan sosial yang
layak bagi perempuan. Tidak seperti kebudayaan elite Yunani. Yang mengharuskan wanita
selalu berada di dalam istana. Islam memberikan ruang bagi wanita untuk keluar dan
berinteraksi. Namun dengan beberapa catatan yang memang harus dipertimbangkan demi
kemaslahatan bersama. Wanita juga mendapatkan kebebasan untuk ikut andil dalam
menjalankan perputaran roda ekonomi. Mereka memiliki hak untuk mengatur perdagangan
seperti halnya kaum laki-laki. Tidakkah apa yang dilakukan Khadijah semasa hidupnya
adalah sebuah dalih bagaimana bebasnya wanita mengatur ekonominya? Islam juga
memberikan ruang gerak wanita untuk berpartisipasi dalam ruang publik. Sudah menjadi
maklum; bahwa Aisyah-istri nabi Muhammad yang paling muda merupakan salah seorang
perawi hadis yang terkenal. Ia mendapatkan ruang publik untuk bebas bergerak dalam bidang
pendidikan. Bahkan, ia juga pernah berpartisipasi dalam bidang peperangan sebagai satu dari
tiga orang komandan perang di awal kepemimpin khalifah Ali bin Abi Thalib.

Anda mungkin juga menyukai