Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANDUNG
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa.Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”KEDUDUKAN WANITA DALAM
Lewat bagian pengantar ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak- pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini ataupun dalam hasil jadi
makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan, sehingga makalah inipun masih
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dengan tujuan dapat diadakannya perbaikan
kepada makalah ini sehingga makalah ini pun dapat menjadi lebih baik dan dapat
berguna bagi siapapun yang membacanya.
Terima Kasih
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam Islam wanita sangat dimuliakan sekali, wanita memiliki banyak
keistimewaan. Di dalam al-quran wanita telah banyak memberitahukan
kepada kita semua tentang kedudukan wanita dan emansipasinya. Selain itu di
dalam keluarga wanita juga sangat di hormati, karena wanita memilki peran
yang sangat penting dalam keluarga yaitu peran sebagi ibu, dimana ia akan
selalu mengayomi dan mempedulikan keluarganya. Namun dunia semakin
jahat, orang-orang semakin tak karuan elakuannya. Memang hal-hal yang
mengdiskriminisasikan wanita telah banyak yang di hapus, namun masih
banyak saja oknum-oknum yang menyepelekan wanita. Padahal wanita begitu
terhormat dalam agama dan tentu saja di keluarganya sendiri.
Banyak manusia sekarang yang tak memperlakukan wanita dengan
sebagaimanamestinya, mereka memperlakukan wanita seenaknya saja. Hak-
hak wanita hilang begitu saja dirampas oleh kaum yang tak beriman. Banyak
kasus yang terjadi belakangan ini, bahkan sampai ada yang menjadikan
wanita sebagai budak seks. Padahal hal itu sangat dilarang keras baik dalam
pandangan masyarakat apalagi dalam segi pandangan agama.
Pada kasus yang telah kami pilih dan analisis, kami mengambil berita dari
Tribun News pada tanggal 14 Juni 2017. Kasus yang terjadi di Spartanburg,
Carolina Selatan ini melaporkan mengenai seorang budak seks yang bernama
Kala Brown (30). Wanita ini menjadi korban penculikan dan pemerkosaan oleh
Todd Kohlhepp yang merupakan seorang pembunuh berantai. Ia ditemukan dalam
keadaan terantai dalam sebuah kontainer pengiriman barang.
Dalam Islam, kedudukan perempuan sama mulia dan setara dengan laki –
laki. Pengakuan kedudukan perempuan yang mulia telah diatur dalam Al Qur’an
juga dibuktikan dengan penghapusan tradisi – tradisi yang bersifat diskriminatif
terhadap kaum perempuan. Keluarga adalah sendi masyarakat yang paling
mendasar. Keluarga muslim dibangun atas dasar aturan – aturan Allah, sehingga
asas utama dalam keluarga adalah keimanan. Keimanan seseorang berdampak
pada sikap yakin akan kekuasaan dan kebenaran aturan Allah. Dalam keluarga,
seorang perempuan memiliki peran sebagai ibu rumah tangga yang bertugas
merawat anak dan melayani suami. Selain itu juga, Islam menjamin hak – hak
perempuan diantaranya, hak untuk mendapatkan warisan, hak mendapat
pendidikan, hak memilih pasangan.
Selain itu juga, Islam telah mengatur dan memberikan hak – hak
reproduksi yang seimbang antara laki – laki dan perempuan. Dalam masyarakat
jahiliyah perempuan dianggap sebagai the second creation yang harus
diperlakukan sebagai the second sex. Mitologi perempuan pra Islam
mempresepsikan perempuan tidak layak menyejajarkan diri dengan laki – laki.
Hak reproduksi adalah hak perogatif laki – laki dan menjadi kewajiban suci
perempuan melayani hak laki – laki tersebut5.
Ketika islam datang, kaum perempuan memperoleh kemerdekaan sejati.
Kaum laki – laki tidak dapat lagi seenaknya memilih pasangan dan menentukan
jodoh hanya karena dibatasi oleh keserasian dan keselarasan. Laki – laki juga
tidak dapat lagi seenaknya mengawini perempuan tanpa batasan tetapi dibatasi
hanya sampai empat orang. Sehingga hak – hak seksual tidak lagi merupakan hak
utama laki – laki.
a. Menentukan perkawinan
Dari hasil analisis yang telah dipaparkan diatas jelas bahwa kedudukan
perempuan dalam Islam sangat mulia, baik sebagai istri, ibu maupun anak.
Perempuan memilik hak dan kewajiban sebagaimana lelaki tetapi kewajiban dan
hak berbeda sesuai yang telah diatur oleh Allah dan demi kebaikan semua.
Oleh karena itu Islam memandang laki – laki baik perempuan, semua
manusia sama derajatnya. Maka, ketika hak – hak yang didapat oleh wanita
maupun pria ditunaikan dengan benar dan adil jumlah perceraian akan berkurang,
kehormatan perempuan terjaga, dan kenyamanan baik laki – laki khususnya
perempuan akan tetap terlindungi.
DAFTAR PUSTAKA
1
HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471.
2
Yunahar Ilyas, Feminisme dalam Kajian
3
Qur’an surat Al-Luqman ayat 15. Pada ayat ini menjelaskan wajib taat kepada orang tua
kcuali orang tua menyuruh maksiat kepada Allah.
4
Musnad Ahmad, hadits nomor 9081
5
Evra Willya, Hak – Hak Reproduksi Dalam Pandangan Islam, (Manado : ejournal uin
suka), hal : 5.