Anda di halaman 1dari 17

Penafsiran Buya Syakur Mengenai Hukum Waris dalam Q.

S an-Nisa ayat 11
dalam Channel YouTube Wamimma TV (Analisis teori interpretasi J.E
Gracia)
Oleh;
Achmad Irfan Setiawan
(07020321027)
Mas Rifqi Maha Putra Bintang Pamungkas
(07070323132)

Abstrak
Perkembangan dunia atau zaman semakin membuka peluang bagi setiap manusia
agar bisa mencari jalan kesuksesan di dunia baik itu laki-laki atau perempuan. Hal
itu tidak bisa dipungkiri karena peran perempuan di zaman sekarang tidak bisa
dipandang hanya dengan sebelah mata. Konsep persamaan derajat antara laki-laki
dan perempuan semakin digaungkan oleh para perempuan yang merasa
terdiskriminasi oleh lingkungan sekitar. Fenomena yang terjadi ini sering menjadi
problematika umat Islam, yang mana umat Islam selalu membedakan antara laki-
laki dan perempuan dalam suatu permasalahan. Contohnya seperti masalah
pembagian harta waris. Umat islam pasti sudah tahu pembagian harta waris sudah
ada dan diatur oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat an-Nisa ayat 11. Para ulama
juga sepakat terkait dengan hukum waris yang sudah ditentukan di dalam Al-
Qur’an. Namun hal itu lah yang terus menjadi problematika di zaman sekarang,
karena para perempuan merasa dirinya juga ikut bekerja, ikut mensejahterakan
keluarga, dan terkadang mereka merasa sebagai tulang punggung keluarga nya juga.
Maka dari itu korelasi hukum waris dengan kondisi masyarakat di zaman sekarang
dirasa tidak sesuai karena adanya ketimpangan dan ketidakadilan bagi salah satu
kaum yaitu kaum perempuan. Agama Islam pastinya selalu punya cara untuk
mengatasi setiap permasalahan karena agama ini merupakan satu satunya agama
yang mendapat ridho Allah SWT dan agama yang benar-benar harus diikuti oleh
seluruh umat manusia yang ada di dunia.
Kata Kunci: Perempuan, hak waris, Islam

Abstract
The development of the world or era is increasingly opening up opportunities for
every human being to be able to find a way to succeed in the world, whether male
or female. This cannot be denied because the role of women today cannot be seen

1
with one eye. The concept of equality between men and women is increasingly
being echoed by women who feel discriminated against by their surroundings. This
phenomenon often becomes a problem for Muslims, where Muslims always
differentiate between men and women in certain matters. An example is the problem
of dividing inheritance. Muslims certainly already know that the division of
inheritance exists and is regulated by Allah SWT in the Al-Qur’an, Surah an-Nisa
verse 11. The ulama also agree regarding the inheritance laws that have been
determined in the Al-Qur’an. However, this is what continues to be problematic
nowadays, because women feel that they are also working, contributing to the
prosperity of their family, and sometimes they feel like they are the backbone of
their family too. Therefore, the correlation of inheritance law with the conditions of
society today is deemed inappropriate because of inequality and injustice for one
group, namely women. The Islamic religion certainly always has a way to overcome
every problem because this religion is the only religion that has the blessing of Allah
SWT and a religion that must be followed by all human beings in the world.
Keywords: Women, inheritance rights, Islam

A. Pendahuluan
Penafsiran Al-Qur’an dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tekstual dan
kontekstual. Penafsiran tekstual merupakan penafsiran yang dilakukan oleh para
ulama atau mufasir yang hasil dari penafsirannya sama dengan arti dari kata yang
ada di dalam Al-Qur’an tanpa menambah atau mengurangi sedikitpun makna
sebuah teks. Sedangkan penafsiran kontekstual merupakan penafsiran yang
dilakukan oleh para atau mufasir dengan menggunakan rasio atau akal untuk
menambah atau mengurangi makna sebuah teks. Penambahan atau pengurangan
makna ini pasti didasari oleh maslahat atau dikarenakan adanya fenomena atau
kejadian baru yang belum terjadi di masa Al-Qur’an turun, sehingga penafsiran
kontekstual hadir untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut. Tidak ada sebuah
perbedaan yang mencolok sampai merubah suatu makna antara penafsiran tekstual
dan penafsiran kontekstual. Contoh suatu masalah sehingga diperlukannya
penafsiran kontekstual adalah masalah pembagian harta waris yang sudah diatur
dalam Q.S an-Nisa ayat 11. Ayat tersebut mengatur pembagian antara laki-laki dan
perempuan adalah 2:1, yaitu 2 bagi para laki-laki dan 1 bagi para perempuan.

Masalah ini hangat dibahas di berbagai negara bukan hanya negara


Indonesia, karena pada masyarakat di zaman sekarang stigma bahwa laki-laki sama
kedudukannya dengan perempuan mulai menjalar dan menyebar. Hal itu
dikarenakan perempuan di zaman sekarang sudah banyak yang bisa menghidupi
diri nya sendiri tanpa memerlukan bantuan dari kaum laki-laki. Banyak juga
perempuan yang lebih sukses dan lebih mapan hidupnya daripada kaum laki-laki.

2
Perempuan zaman sekarang lebih giat bekerja karena mereka merasa bahwa “aku
bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari kaum laki-laki”. Para penggiat feminisme di
seluruh dunia juga menyuarakan suara-suara para perempuan agar mereka bisa
lebih merdeka dan derajatnya sama dengan para laki-laki. Bahkan di Indonesia
sendiri pada tahun 2004 muncul gagasan counter legal draft (CLD) kompilasi
hukum islam yang digagas oleh Musdah dan rekan rekannya. Gagasan dari musdah
tersebut dianggap berbahaya oleh para ulama karena sedikit berseberangan dengan
hukum Islam. Landasan yang digunakan oleh Musdah untuk merumuskan KHI
tersebut berdasar pada pluralisme, nasionalitas, penegakan HAM, demokrasi,
kemaslahatan dan kesetaraan gender. Namun Msudah tetap menggunakan Al-
Qur’an dan sunnah sebagai dasar hukum nya.1

Melihat kondisi perempuan di zaman sekarang, terdapat perbedaan kondisi


masyarakat perempuan pada zaman dahulu dirasa terdapat perbedaan yang sangat
jauh, pada zaman dahulu para perempuan tidak boleh bekerja bahkan tidak boleh
keluar rumah tanpa seizin dari suaminya. Intinya perempuan di zaman dahulu hanya
untuk melahirkan, menyusui, mengurus anak, dan mengurusi pekerjaan yang ada di
dalam rumah. Sistem patriarki masih sangat kental di zaman dahulu. Melihat
kondisi perbedaan antara masyarakat perempuan di zaman sekarang dengan di
zaman dahulu, adanya penafsiran kontekstual terhadap Al-Qur’an dirasa perlu
terutama pada kasus hak waris yang terdapat pada Q.S an Nisa ayat 11. Sudah
banyak penelitian yang meneliti terkait pembagian hak waris ini, seperti yang
dilakukan oleh Muhammad Ali Murtadlo dengan judul “Keadilan Gender dalam
Hukum Pembagian Waris Islam Perspektif the Teory of Limit Muhamad Syahrur”,
dan juga ada penelitian dari Idris Rasyid yang berjudul “Eksekusi ‘Ab Intestato’
Warisan Dua Banding Satu: Rasionalisasi Surah an-Nisa ayat 11. Sedangkan
penulis disini juga memilih Buya Syakur untuk membahas perihal hukum waris ini,
karena Buya Syakur memiliki pengalaman dan pemahaman yang banyak mengenai
hal sastra, sejarah dan juga tasawuf. Beliau jug sangat ahli dalam mengartikan
kitab-kitab bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan kemudian disesuaikan
maknanya dengan kondisi masyarakat Indonesia. Beliau juga sering mengisi
pengajian-pengajian yang ada di daerah Indonesia dan pengajian online yang sering
diupload di banyak platform sosial media.2

Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia memiliki


corak tersendiri dalam konsep dakwah yang dilakukan oleh para pemuka
agama istilah yang familiar di Indonesia dikenal dengan sebutan Kiai, dalam
lintasan sejarah konsep dakwah yang dilakukan selalu berubah-ubah. Diawal

1
Idris Rasyid, EKSEKUSI ‘Ab INTESTATO’ WARISAN DUA BANDING SATU:
RASIONALISASI SURAH ANNISA AYAT 11, Jurnal Hukum Diktum, Vol 14 No 2, Hal 204.
2
Apollo, BUYA SYAKUR ANTARA HERMENEUTIKA DAN PSIKOANALITIK, Dalam
https://www.kompasiana.com/balawadayu/64bfb16e4addee2f2d213712/buya-syakur-antara-
hermeneutika-dan-psikoanalitik?page=all&page_images=1, diakses pada tanggal 2 Oktober 2023.

3
keberadaannya Islam di Indonesia dikenalkan oleh para Wali Songo dengan
melakukan akulturasi budaya lokal sehingga Islam cepat diterima dan
dipahami oleh masyarakat kala itu, berjalannya waktu ketika masyarakat
sudah banyak yang mengenal dan memeluk Islam, dirasa perlu satu tempat
khusus untuk pembinaan dan persiapan kader ulama yang siap ditugaskan untuk
mengenalkan Islam lebih luas lagi di masyarakat Indonesia, sehingga di
kemudian banyak didirikan pondok pesantren sebagai tempat mendalami ilmu
agama lebih mendalam, selain pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan
khas Indonesia, para kiai di pelosok-pelosok desa banyak mendirikan
Madrasah, Musholla dan Masjid dengan tujuan mempermudah masyakat Islam
untuk melaksanakan ritual ibadah.

Dalam perjalanannya, musholla dan masjid yang ada dipelosok-pelosok


desa yang semula hanya digunakan sebagai tempat untuk melukan ibadah,
mengalami perubahan yang signifikan, pengajian umum dan tabligh akbar dalam
memperingati hari besar Islam marak dilakukan setiap tahun, para kiai dan
Mubaligh semarak dalam mensyiarkan Islam di tengah-tengah masyarakat.3

Kondisi dakwah dengan menggunakan metodologi ini bertahan ratusan


tahun dan sampai sekarang masih dijumpai hampir di semua daerah yang ada
diIndonesia, kalau dilihat dari konsep dan corak dakwah yang dilakukan,
sangatlah berbeda dengan negara yang berpenduduk Muslim yang lain, di negara
asalnya, yakni timur tengah seperti Arab Saudi, Qatar, Iraq, Mesir dan beberapa
negara yang lain, setiap da’i dan mubalig dalam pengelolan masjid dan
penyampaian dakwah harus ada penunjukan perintah dan mendapat pengawasan
yang ketat. Dan ini menjadi salah satu pembeda dengan kondisi dakwah yang ada
di Indonesia. Dakwah dengan pendekatan ceramah yang dilakukan oleh para
kiai dan mubaligh, sangat berpengaruh besar dalam menanamkan nilai
keislaman di tengah masyarakat.

Di tahun 2000, ketika televesi mejadi saluran publik dan hampir semua
masyarakat bisa mengakses, para da’i mulai mengalihkan konsentrasi dan konsep
dakwahnya dengan diberi kesempatan untuk mengisi ceramah agama di
channel televisi meskipun tidak semua Da’i berkesempatan untuk tampil dalam
menyampaikan dakwahnya. Mamah dede, ust. Yusuf Mansur, Aa Gym menjadi
salah satu da’i papan atas yang ceramah agamanya sering diputar di televisi.

Perjalanan waktu dimana internet mudah diakses oleh semua


masyarakat dan maraknya aplikasi media sosial, menjadi peruntungan tersendiri
untuk para da’i dalam menggelar mimbar dakwahnya, semula pengajian yang

3
Mamik Rosita, “Membentuk Karakter Siswa Melalui Metode Kisah Qurani,” Fitrah2, no. 1
(2016): Hal 70

4
da’i dan para jama’ahnya diharuskan bertatap muka langsung4, serta sulitnya
para da’i untuk tampil di stasiun televisi, sekarang siapapun dari kelompok
manapun bisa menyuguhkan satu ceramah agama dalam bentuk vidio untuk
kemudian diunggah ke Yuotube dan semua orang tanpa bertatap muka bisa
mendengar dan melihat ceramah agama yang disampaikan5.

Tak sedikit para da’i yang memanfaatkan media ini untuk berdakwa
dan mengenalkan islam dalam berbagai sudut pandang. Abdul Somad, Adi
Hidayat dan Buya Yahya merupakan Da’i yang namanya cukup populer dan mejadi
trading topik di youtube.

Selain sebagai media berdakwah yuotube menjadi media paling


berpengaruh dalam menyebarkan paham keagamaan, kita ketahui masyarakat
Islam dalam perjalanannya selama hampir 14 abad yang lalu, terjadi banyak
persengketaan pemikiran, diwaktu Nabi Muhammad saw, benih perpecahan
diantara umat Islam terlihat secara gamblang, akibatnya kondisi umat Islam
pada masa itu terbelah, mereka yang fanatik terhadap sahabat Ali, ra.
Menyebut kelompoknya dengan sebutan syiah, kelompok yang menjadi benper
kekhalifan Muawiyah mendapat julukan Jabariyah, selain dua firqoh tersebut
Indonesia secara mayoritas berpaham ahli Sunnah Wal Jama’ah.

Persengketaan firqoh/kelompok yang semula hanya sebatas berbeda


secara pemikiran atas tafsir keagamaan, berubah menjadi pertumpahan darah,
selama berabad-abad konflik internal umat Islam belum mulai padam, kondisi
negara di Timur tengah seperti Yaman, Mesir, Suriah dan Irak sekarang
kondisinya porak poranda dilanda perang saudara.

Indonesia dengan tingkat populasi umat Islam terbesar, konflik yang


terjadi ditengah umat Islam relatif kondusif, karena sebatas perang
pemikiran dan perbedaan pendapat dalam melihat Ajaran agama Islam.

Akan tetapi dengan terbukanya ruang demokrasi yang semua orang


bebasdalam mengemukakan pendapat di muka umum serta maraknya pengguna
sosial media terutama youtube sebagai penyiaran modern menjadi pintu masuk
untuk memperlebar kondisi konflik ditengah umat Islam. Ketika pelaksanaan
pemilihan presiden tahun 2019, sangat jelas dan gamblang bagaimana realita
umat Islam terbelah menjadi dua kutub yang saling berlawanan, semua tokoh
Ormas Islam, Ulama dan kiai saling tuduh dan tak sedikit yang melakukan
ujaran kebencian sehingga turut memperkeruh kondisi umat Islam pada waktu itu,
bukan sebatas para ulama yang pertengkarannya bisa dilihat di youtube, jama’ah
yang memiliki keberpihakan terhadap ulamanya saling hujat dan caci

4
Ali Miftakhu Rosyad, “Urgensi Inovasi Pembelajaran Islam Dalam PAI,” al-Afkar, Journal for
Islamic Studies2, no. 1 (2019): hal 64-86
5
Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan” (2006).

5
mencaci, misalnya pertengkaran pemikiran antara Said Aqil Siraj dan Habib
Rizieq, diikuti oleh jama’ahnya said Aqil yang refresentasi Ormas Islam
Nahdlatul Ulama (NU) serta Habib Rizieq Dengan Front Pembela Islam (FPI)
selalu menjadi treding topik di Branda youtube dengan jutaan viewer.6

Atas hasil uraian diatas, peneliti berupaya melakukan kajian atas tafsiran
lisan dari Buya Syakur menggunakan Analisis teori interpretasi J.E Gracia. Alasan
peneliti mengangkat diskurus ini, karena kiai yang mendapat julukan Buya
Syakur ini secara konsep dakwah dan pemikiran sangat berbeda dengan tokoh-
tokoh lain dalam mengurai maksud dari ayat al-qur’an dan tak jarang melakukan
reinterpretasi terhadap pemahaman umat Islam yang sudah mapan ditengah
masyarkat.

Selain alasan tadi, pendekatan dakwah yang dilakukan oleh Buya Syakur
lebih menekankan pendekatan logika dibanding dengan tokoh kain yang lebih
tunduk terhadap kekuatan doktrin, sehingga lebih konfrehensif dan cepat
diterima nalar dalam mengurai teks-teks Al-qur’an dan hadis.7

B. Diskursus Gender
Gender mungkin sudah tidak asing di telinga para masyarakat diberbagai
kalangan, biasanya banyak orang yang mengartikan bahwa keadilan gender adalah
keadilan bagi para kaum perempuan, sebenarnya tidak anggapan tersebut kurang
tepat. Karena jika sudah membahas terkait gender, laki-laki juga masuk dalam
konteks gender. Stigma masyarakat terkait gender mengapa kok selalu tentang
perempuan?, mungkin jawabannya para penggiat gender selama ini berasal dari
kaum perempuan. Kaum perempuan sendiri selalu menggiatkan gender karena
kelompok perempuan dirasa menjadi kelompok yang tertinggal dari kelompok laki-
laki dalam proses pengambilan sebuah keputusan posisi penting dalam
pemerintahan, kelompok, maupun dalam rumah tangga. 8 Pada kesimpulannya
gender itu mencakup dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Sebelum
melangkah jauh terkait gender pastinya kita harus mengetahui perbedaan antara
gender, seks, dan feminisme.

Secara garis besar perbedaan antara gender, seks, dan feminisme adalah
gender sebagai sifat sosial yang bisa dirubah, seks merupakan perbedaan alat atau
jenis kelamin sedangkan feminisme merupakan gerakan yang memperjuangkan hak
wanita. Gender merupakan sifat yang mengacu atau yang terdapat pada laki-laki

6
Abdul Hakim, “Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi (Pendekatan
Konvensional Dan Nilai-Nilai Islami),” Semarang: Press Digimedia(2014).
7
Ali Miftakhu Rosyad, “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah Muhammadiyah Se-Kabupaten Indramayu.Al-Afkar,” Journal for
Islamic Studies4 (n.d.)
8
Siti Azisah, dkk, KONTEKSTUALISASI GENDER ISLAM DAN BUDAYA, (Seri Kemitraan
Universitas Masyarakat (KUM), hal 5.

6
dan perempuan yang bisa dirubah, baik sosial maupun kultural. Perempuan yang
dikenal dengan sifat lemah lembut, keibuan, dan kuat secara emosional, sedangkan
laki-laki dikenal memiliki sifat kuat, perkasa, lebih kuat secara rasional. Akan
tetapi, sifat sifat-sifat tersebut bisa ditukar antara perempuan dan juga laki-laki, di
zaman sekarang banyak perempuan yang kuat dan tahan banting sedangkan ada
juga laki-laki yang lemah lembut dan memiliki sifat keibuan.9 Ada juga di salah
satu suku perempuan lebih kuat daripada laki-laki. Sedangkan seks merupakan jenis
kelamin yang sudah diciptakan oleh Allah SWT yaitu laki-laki dan perempuan.
Seks tidak bisa dirubah oleh perkembangan zaman kecuali manusia itu sendiri yang
mengubahnya dengan cara operasi. Sementara itu feminisme merupakan salah satu
aliran yang muncul sebagai ilmu filsafat dan gerakan sosial yang menentang
dominasi para laki-laki dalam segala hal serta melawan atas tindak diskriminasi dan
intervensi terhadap para perempuan.10

Jika kita kembali pada sejarah, gender sendiri muncul di Indonesia pada
abad ke-19, gerakan perempuan pada saat itu sering disebut sebagai gerakan
emansipasi wanita yang pertama kali dipelopori oleh anak bupati Jepara yaitu RA
Kartini. Gerakan RA Kartini sendiri dimulai ketika beliau mendapat pendidikan
yang setara dengan laki-laki, atas banyaknya kontruksi sosial yang mengubah
mindset RA Kartini pada saat itu, namun gerakan dari RA Kartini sendiri belum
sampai pada titik puncak atau sukses namun perjuangannya selalu dikenal karena
pemikiran nya dan banyak tulisannya yang dimuat dalam buku nya yang berjudul
“Habis Gelap Terbitlah Terang” yang di terbitkan pada tahun 1911. Sementara itu
perempuan mulai mendapatkan perhatian dari negara setelah disediakannya posisi
atau jabatan sebuah menteri dalam pemerintahan dengan nama menteri negara
urusan peranan wanita pada tahun 1978 dan sekarang lebih dikenal dengan sebutan
menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.11 Sedangkan pada tahun
2004 muncul presiden perempuan pertama yang ada di Indonesia yang dijabat oleh
ibu Megawati Soekarnoputri, serta banyak posisi atau jabatan di tingkat
pemerintahan pusat maupun daerah sudah menempatkan wanita sebagai pemimpin
dari sebuah kelompok pemerintah. Dalam organisasi sendiri sudah banyak yang
mulai melibatkan peran perempuan dalam semua hal , contohnya dalam hal
pengambilan keputusan dan struktur organisasi. Dalam organisasi Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang diatur dalam AD/ART terbaru nya pasal
26 ayat 1 harus menempatkan 1:3 struktural perempuan dibanding laki-laki.12

9
Ade Kartini dan Asep Maulana, REDEFINISI GENDER DAN SEKS, Jurnal Kajian Perempuan
& Keislaman, Vol. 12 No. 2 Tahun 2019, hal 223.
10
uulfahani Hasan, PEREMPUAN DAN FEMINISME DALAM PERSPEKTIF ISLAM,
MUWÂZÂH, Vol. 4 No. 1 Tahun 2012, hal 71.
11
Syahrul Amar, PERJUANGAN GENDER DALAM KAJIAN SEJARAH WANITA INDONESIA
PADA ABAD XIX, Fajar Historia, Vol. 1 No. 2 Tahun 2017, hal 110.
12
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Hasil Kongres XX PMII 2021, hal 26

7
Jika kita melihat dari segi Islam, Allah menciptakan manusia berdasarkan
ukuran dan sifat-sifat yang telah ditetapkannya atau yang biasa disebut dengan
kudrat. Laki-laki dan perempuan diciptakan Allah SWT memliki kelebihan dan
potensi masing-masing. Meskipun di dalam Al-Qur’an bahwasanya laki-laki adalah
pemimpin bagi para perempuan, Islam tidak serta merta menyelewengkan hak yang
harus didapat oleh para perempuan. Dalam Islam tidak dikenal istilah diskriminasi
terhadap suatu kaum, karena Allah SWT tidak pernah membeda-bedakan derajat
antara laki-laki dengan perempuan. Contohnya dalam Islam sudah banyak para
pemikir wanita yang sudah terbukti kualitas keilmuannya seperti Sutayta al-
Mahamali yang merupakan seorang ahli aritmatika pada abad ke-10. Namun
anggapan bahwa perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki sudah
menjadi stigma buruk umat Islam yang mana dari stigma tersebut muncul tindakan
patriarki di lingkungan masyarakat. Dari banyaknya kekerasan seksual, kekerasan
rumah tangga mungkin bisa jadi disebabkan karena kurangnya pengertian konsep
persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan di mata Allah SWT.13

Konsep gender dirasa sudah sangat relevan baik dari segi agama Islam
maupun segi sosial masyarakat negara Indonesia, tantangan dan keterbukaan
teknologi seakan mendorong para perempuan untuk selangkah lebih maju dan
menyamakan dirinya dengan laki-laki dalam suatu keperluan. Namun gender tidak
bisa menghilangkan kodrat perempuan jika perempuan sudah berumahtangga
dengan laki-laki. Perempuan juga memiliki kewajiban untuk melayani suaminya
karena dalam Islam jika perempuan sudah menikah, maka tanggung jawab nya
sudah menjadi milik sang suami dan sang istri wajib untuk mentaati dan menuruti
semua permintaan sang suami. Jika dalam hal pengambilan keputusan ketika sudah
berkeluarga alangkah baiknya jika keputusan diambil dengan cara diskusi da
melibatkan pihak perempuan, karena banyak pemikiran dari perempuan yang
terkadang bisa memberikan sebuah solusi atas masalah yang menimpa. Kemudian
dalam sektor pemerintahan negara dirasa juga perlu adanya sosok perempuan yang
bisa menyampaikan aspirasi, memberikan gagasan dan ide-ide yang bisa dijadikan
hasil dari musyawarah pemerintah. Faktor pendidikan, lingkungan, dan teknologi
menjadi faktor terpenting yang membuat perempuan merasa dirinya sama dengan
laki-laki. Karena sudah banyak perempuan yang menempa pendidikan bahkan
sampi ke tingkat internasional dan setelah lulus, perempuan bisa mengubah
lingkungannya dengan pengalaman dan ilmu yang didapat selama mengenyam
bangku pendidikan. Sedangkan teknologi di zaman sekarang sudah mudah
dijangkau oleh berbagai pihak yang merasa butuh atas teknologi yang
perkembangannya sangat cepat dan mengikuti arus zaman. Banyaknya literasi
dirasa cukup untuk menambah wawasan masyarakat akan pentingnya peran
perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kasmawati, GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM, Sipakalebbi’, Vol. 1 No. 1 Tahun 2013,
13

hal 64.

8
C. Biografi Buya Syakur
Abdul Syakur Yasin, Lc.MA bin Yasin atau biasa dikenal dengan Buya
Syakur Yasin. Beliau lahir di daerah Indramayu, Jawa Barat pada tanggal 2 Februari
1948. Beliau mengenyam bangku pendidikan mulai dari pendidikan paling bawah
yaitu SD sampai dengan S3 namun tidak diselesaikan. Beliau SD di SD Darul
Hikam yang ada di daerah Cirebon, kemudian MTs di MTs Babakan Ciwaringin,
serta MA di daerah yang sama yaitu MA Babakan Ciwaringin. Setelah lulus MA
beliau melanjutkan pendidikan S1 nya di universitas Al-Azhar Mesir dengan
mengambil jurusan sastra, S1 beliau bukan hanya di Al-Azhar, tapi juga mengambil
di salah satu perguruan tinggi di negara Libia jurusan sastra juga. Setelah lulus dari
S1 beliau lanjut S2 di negara Tunisia dengan jurusan sastra arab kuno dan lanjut di
S3 di London dengan jurusan teater namun tidak diselesaikan oleh beliau. Beliau
dulu bahkan masuk dalam kategori tujuh orang yang menguasai sastra arab kuno di
timur tengah, meskipun beliau asli orang Indonesia.
Beliau kemudian mendirikan pondok pesantren yang awalnya berdiri di
daerah pedesaan pada tahun 1992 dan kemudian pindah ke daerah Cadangpinggan
dengan alasan kondisi tempat yang lebih strategis. Di dalam pondoknya juga
terdapat beberapa sekolah seperti Mts, SMA, MA, SMK, SMP dan lainnya yang
dipimpin langsung oleh Beliau. Selain seorang kyai beliau juga merupakan seorang
penulis yang cukup terkenal, karena beliau memang pada dasarnya merupakan ahli
sastra. Diantara karyanya, seperti buku Renungan Spiritual Buya Syakur Yasin,
Surat Surat Cinta Buya Syakur Yasin, Buku Wamimma: uikir Wamimma dan doa
ya latif serta masih banyak juga karya beliau yang lainnya dan tidak kalah terkenal
juga. 14 Beliau juga sangat mendalami bidang tasawuf dan dari tasawuf itu lah
beliau memiliki banyak jamaah baik yang datang ketika pengajian beliau atau hanya
sekedar melihat lewat berbagai paltform media online.

Buya Syakur selesai dengan skripsi sarjananya yang berjudul Kritik


Sastra Objektif terhadap karya novel-novel Yusuf as-Siba’i (Novelis
Mesir).Kemudian pada tahun 1977, Buya Syakur menyelesaikan ilmu al-Qur’an
di Libya. Pada tahun 1979, beliau menyelesaikan sastra Arab. Dua tahun
selanjutnya, tepatnya pada tahun 1981, beliau telah menyeselesaikan S2-nya
dalam bidang sastra linguistik di Tunisia. Setelah itu, kemudian beliau diangkat
menjadi staff ahli di kedutaan besar Tunisia.

Pada tingkat doktoral, Buya Syakur, mengambil kuliah di London


dengan konsentrasi dialog teater dan lulus pada tahun 1985. Jadi kurang lebih
sekitar 20 tahun lamanya beliau habiskan untuk belajar di Timur Tengah dan
Eropa. Tepat pada tahun 1991, Buya Syakur pulang ke Indonesia
bersamaGusdur,Quraish Shihab, Nurcholis Majid danAlwi Shihab. Setelah

14
Sukarno, dkk, PEMIKIRAN PENDIDIKAN TASAWUF PERSPEKTIF BUYA SYAKUR YASIN
(Studi Pendekatan Biografi), OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam, Vol. 6 No. 2 Tahun 2022, hal. 53.

9
kembali ke Indonesia, beliau membaktikan diri berdakwah di kampung
halamannya, di Indramayu. Lima tahun (1995) setelah Buya Syakur pulang,
beliau kemudian mendirikan pondok pesantren Cadangpinggan yang bertempat
di Jl. By Pass Kertasemaya KM. 37 Rt.01 Rw. 01 Cadangpinggan,
Sukagumiwang, Indramayu.

Keistimewaan yang dimiliki oleh Buya Syakur adalah, seperti yang


pernahGus Durkatakan bahwa di Indonesia ini cuma ada tiga orang yang
berpikir analitis dalam memahami Islam, yaitu Quraish Shihab, Pak Syakur, Cak
Nur. Hal ini terbukti dari tema-tema yang diunggah lewat akun Youtube beliau yang
bertema cukup berat dan banyak yang berbasis kitab kontemporer atau tasawuf,
sebut saja misalnyafi uhilali al-Qur’an, La Tahzan karya ‘Aidh al-Qarni,sampai
al-Hikam Ibn ‘Athaillah as-Sakandari, dan kegemaran beliau pada menulis dan
menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab jugaterlihat pada beberapa video
yang diunggah akun Youtube beliau yang bertema Pembacaan Puisi.
Beberapa puisi yang beliau bacakan seringkali diangkat berdasarkan
keadaan yang sering melanda masyarakat umum, tak sulit dipahami namun
tetap berbobot. Dengan gaya dan logat yang khas bahasa pantura, Buya Syakur
menggambarkan sosok berisi ilmu dalam setiap mengikuti beliau berceramah.
Beliau menjelaskan aneka persoalan.

D. Deskripsi Channel
Channel youtube “Wamimma TV” merupakan salah satu channel yang
cukup terkenal di platform youtube. Channel ini sendiri diisi dengan pengajian atau
pembahasan tentang agama yang dibahas oleh KH Buya Syakur, channel youtube
ini juga bisa dibilang populer dikalangan masyarakat karena bisa menembus 1,13
juta subscriber dan telah ditonton sebanyak 205.491.258 kali penonton. Channel
youtube ini mulai bergabung pada tahun 2017 silam. Channel ini bukan hanya ada
di platform youtube saja, namun juga melebar ke platform lain seperti instagram,
twitter, facebook, bahkan spotify. Jika melihat dari respon para pendengar yang bisa
dilihat dari kolom komentar tiap video yang diupload, para pendengar sangat
antusias ketika mendengar penjelasan dari KH Buya Syakur itu sendiri. Hal itu
terjadi dikarenakan dalam setiap pembahasan yang diterangkan, beliau selalu
menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh masyarakat awam atau masyarakat
yang belum faham akan agama Islam.

Adapun Channel Youtube KH. Buya Syakur Yasin MA atau masyarakat luas
lebih mengenal dengan Label Wamimma TV, dibuat pada tanggal 7 Mei 2017
bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mengikuti kajian/ceramah yang
dibawakan oleh KH. Buya Syakur Yasin, pada awalnya pengajian yang
dilakukan hanya sebatas rutinitas tatap muka seperti Dakwah yang sering
dilakukan oleh Dai yang lain

10
Dakwah merupakan kebutuhan bagi umat manusia bagi seluruh alam,
karena dakwah, merupakan kewajiban bagi setiap muslim. KH. Syakur Yasin
merupakan salah satu pendakwah yang menggunakan gaya retorika yang menarik
ketika berdakwah. Tentu hal ini, akan menjadi ciri khas tersendiri bagi KH. Syakur
Yasin dalam mencontohkan ilustrasi dengan perkataan yang sangat retoris dan
mengena ketika berdakwah.

Kajian-kajian yang dibahas dalam channel ini juga bisa dibilang mengikuti
arus perkembangan zaman dan selalu mengkaji ayat atau sebuah hukum
berdasarkan kontekstualitas sebuah teks. Dengan adanya channel youtube
“Wamimma TV” ini diharapkan bisa memberi pemahaman yang lebih dan
memfilter informasi yang masuk di telinga umat Islam yang saat ini berada di
zaman yang teknologi berkembang secara pesat dan informasi masuk secara terus
menerus. Dengan demikian channel youtube “Wamimma TV” bisa menjadi channel
yang bermanfaat bagi seluruh umat terutama umat Islam dan menjadi channel
favorit dari berbagai kalangan.15

E. Penafsiran Buya Syakur


Dalam video yang diupload di channel youtube “Wamimma TV” yang berdurasi
sekitar tujuh menit tersebut Buya Syakur mencoba membedah hukum yang ada di
zaman dahulu tidak relevan dengan zaman sekarang. Menurutnya, ketika hukum itu
ditetapkan, itu bersifat sangat rasional dan dinamis. Karena hukum berperaan
penting dalam mengatur hubungan manusia, kalau hal itu dibuat sama dengan
zaman dahulu akan lebih menyusahkan manusia. Bahkan UUD pun ada masa nya
untuk diperbaharui.16

Dalam video tersebut, beliau mengutip ayat al qur’an yakni surah al-maidah ayat
44 yang berbunyi :

ُ َ‫الر َّبانِيُّ ْونَ َو ْاْلَحْ ب‬


‫ار بِ َما‬ ْ َ‫اِنَّا ٓ ا َ ْن َز ْلنَا الت َّ ْو ٰرىةَ فِ ْيهَا ُهدًى َّونُ ْو ٌۚر يَحْ ُك ُم بِهَا النَّبِيُّ ْونَ ا َّل ِذ ْينَ ا‬
َّ ‫سلَ ُم ْوا ِللَّ ِذ ْينَ َهاد ُْوا َو‬
‫شت َ ُر ْوا بِ ٰا ٰيتِ ْي ث َ َمنًا َق ِلي ًَْل َۗو َم ْن لَّ ْم‬ ْ ‫اس َو‬
ْ َ ‫اخش َْو ِن َو َْل ت‬ َ َّ‫ش َهد َۤا ٌۚ َء فَ ََل ت َ ْخش َُوا الن‬ُ ‫علَ ْي ِه‬َ ‫ّٰللاِ َوكَانُ ْوا‬‫ب ه‬ ِ ‫ظ ْوا ِم ْن ِك ٰت‬
ُ ‫ستُحْ ِف‬ ْ ‫ا‬
ٰ ْ ۤ ٰ َ ْ
44 َ‫ّٰللاُ فاول ِٕىكَ ُه ُم الك ِف ُر ْون‬
17 ُ َ َ
‫يَحْ ُك ْم بِ َما ٓ انز َل ه‬.
Artinya: Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada
Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan
pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah
dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada
manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku

15
Wamimma TV – Youtube, “accesed September 24, 2023”,
https://youtube.com/@KHBuyasyakurYasinMA?si=tBemawE41uFmGih_
16
https://youtu.be/fW5hkpjzIu8?si=ujL-QQoHJcEzfyFg, diakses pada 24 September 2023.
17
Qur’an Kemenag RI.

11
dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.

Dalam penafsiran ayat ini, beliau berpaham pada bahwasanya kata “yahkum”
diatas bukan berarti menghukumi, diambil dari “ ‫ يحكم‬- ‫ “ حكم‬yang artinya penguasa.
Dalam menafsirkan ayat ini, beliau berpendapat bahwa “barang siapa yang
menguasai satu negara tidak dengan berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, maka tuhan
akan menghukumi”. Jadi hukum menurut beliau harus berkembang mengikuti
zaman dan perubahan yang terjadi di kehidupan manusia. Ringkasnya, apapun
bentuk hukum yang telah ditetapkan, sifatnya penggunaannya tetap kondisional,
disesuaikan dengan perkembangan peradaban. contoh kasus dari hukum ini adalah
seperti pada zaman Nabi yang mana orang yang membuat patung pada zaman itu
bisa disebut orang yang menuju pada kemusyrikan karna telah menciptakan sesuatu
yang bertujuan untuk menduakan Allah SWT. Sedangkan zaman sekarang, seni
patung adalah karya seni yang bernilai tinggi. hal ini menunjukkan bahwa seiring
berjalannya zaman, kebutuhan dan wawasan yang semakin luas dan juga tingkat
toleransi yang tinggi, maka hal tersebut yang membuat hukum menjadi dinamis.
Beliau juga memberikan contoh terkait hukum yaitu hukum waris yang mana sudah
diatur dalam Al-Qur’an surat an-Nisa ayat 11 yang berbunyi:

َ ‫س ۤا ًء َف ْو‬
ْ‫ق اثْنَتَي ِْن فَ َل ُهنَّ ثُلُثَا َما ت َ َركَ ٌۚۚ َوا ِْن كَانَت‬ َ ِ‫ّٰللاُ فِ ْٓي ا َ ْو َْل ِد ُك ْم ِللذَّك َِر ِمثْ ُل ح َِظ ْاْلُ ْنثَيَي ِْن ٌۚۚ فَا ِْن كُنَّ ن‬
‫يُ ْو ِص ْي ُك ُم ه‬
َ
‫ُس ِم َّما ت َ َركَ ا ِْن كَانَ لَه َولَد ٌۚۚ فا ِْن لَّ ْم يَك ُْن لَّه َولَد‬ ُ ‫سد‬ ُّ ‫احد ِم ْن ُه َما ال‬ ِ ‫ْف ۗۚ َو ِْلَبَ َو ْي ِه ِلك ُِل َو‬ ُ ‫اح َدةً َفلَهَا النِص‬ ِ ‫َو‬
ۤ ٰ
‫ُس ِم ْن بَ ْع ِد َو ِصيَّة يُّ ْو ِص ْي بِ َها ٓ ا َ ْو َديْن ۗۚ ابَا ُؤ ُك ْم‬ ُ ‫سد‬ َ ٓ َ
ُّ ‫ث ٌۚۚ فا ِْن كَانَ لَه ا ِْخ َوة ف َِلُ ِم ِه ال‬ ُّ َ ٓ َ
ُ ُ‫َّو َو ِرثه اَبَ ٰوهُ ف َِلُ ِم ِه الثل‬
ً ْ ِ َ ً ْ ِ َ َ‫ّٰللاَ كَان‬
18‫عليما حكيما‬ ۗ
‫ّٰللاِ ۚ اِنَّ ه‬ ً َ ۗ ْ
‫ب ل ُك ْم نَفعًا ۚ ف ِر ْيضَة ِمنَ ه‬ َ ُ ‫َواَ ْبنَ ۤا ُؤ ُك ٌۚ ْم َْل تَد ُْر ْونَ اَيُّ ُه ْم اَق َر‬
ْ

Artinya: Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian


warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan
bagian dua orang anak perempuan. Dan jika anak itu semuanya perempuan yang
jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh
setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-
masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal)
mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia
diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia
(yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat
seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang
dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-
anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak
manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahabijaksana."

18
Qur’an Kemenag RI.

12
Dalam surat an-Nisa ayat 11 menjelaskan terkait hukum pembagian warisan
antara perempuan dan laki-laki. Mungkin pada zaman Nabi, perempuan tidak
banyak berperan di luar rumah karena di zaman tersebut laki-laki lebih dominan
daripada perempuan dalam hal pekerjaan. Akan tetapi jika melihat kondisi di zaman
sekarang, kualitas antara laki-laki dan perempuan dalam bekerja hampirbisa
dikatakan setara. Bikan hanya dalam hal pekerjaan di luar rumah, di dalam rumah
banyak pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan daripada laki-laki. Maka dari hal
tersebut, jika kita masih memakai hukum pada zaman nabi, hal itu bisa disebut
sebagai salah satu keidakadilan bagi kaum perempuan.19

F. Analisis Teori
Dalam teori hermeneutika yang dikemukakan oleh Jorge Gracia disebutkam
bahwa untuk mendalami atau interpretasi sebuah teks harus menggunakan tiga
fungsi, yaitu fungsi historis (historical function), fungsi pengembangan makna
(meaning function), dan fungsi implikasi (Implicative function). Ketiga fungsi
tersebut saling berhubungan untuk menghasilkan sebuah interpretasi yang
maksimal terhadap sebuah teks yang akan dikaji.20

Penulis mencoba menganalisa dari fungsi yang pertama yaitu fungsi


historis. Fungsi historis sendiri memiliki fungsi untuk mengembalikan ingatan para
pembaca atas apa yang menjadi sebab turunnya ayat atau bisa dikatakan dengan
asbab an-nuzul, terutama dalam surat an-Nisa ayat 11 yang sedang dibahas. Dalam
suatu riwayat dijelaskan bahwasanya pada saat itu Jabir ibn. Abdillah sedang sakit
dan Nabi Muhammad SAW beserta Abu Bakar berjalan kaki menengok beliau yang
sudah tidak sadarkan diri, kemudian Nabi meminta air untuk berwudhu dan
memercikkan air tersebut kepada Jabir hingga Jabir tersadar, kemudian Jabir ibn
Abdillah berkata: “Wahai Rasulullah apa yang engkau perintahkan kepadaku
terhadap harta bendaku”, kemudian turunlah Q.S an-Nisa ayat 11 tersebut. Akan
tetapi dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan At-
Tirmidzi disebutkan pada suatu hari istri dari salah satu sahabat nabi yaitu Sa’ad
bin Ar-Rabi menghadap kepada nabi dan berkata “Wahai Rasulullah kedua putri ini
adalah anak dari Sa’ad bin Ar-Rabi. Sa’ad bin Ar-Rabi sendiri telah gugur ketika
menemani engkau berjihad. Kemudian harta dari Sa’ad bin Ar-Rabi diambil semua
oleh sang paman tanpa meninggalkan sedikitpun harta. Kedua putri nya ini tentu
sulit untuk mendapatkan jodoh jika tidak memiliki harta sama sekali”. Kemudian
Rasulullah menjawab “Allah SWT akan memutuskan permasalahan tersebut” dan
tidak lama kemudian turunlah Q.S an-Nisa ayat 11 tersebut.

Salah satu ulama yaitu Al-Hafidz ibn Hajar berpendapat jika ayat tersebut
turun berkenaan dengan kisah dari istri Sa’ad bin Ar-Rabi, bukan kepada Jabir

https://youtu.be/fW5hkpjzIu8?si=ujL-QQoHJcEzfyFg, diakses pada 24 September 2023.


19
20
Nablur Rahman Annibras, HERMENEUTIKA J.E GRACIA (Sebuah Pengantar), Al-Bayan:
Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir, Vol 1 No 1 Tahun 2016, hal 77.

13
karena saat itu kondisi dari Jabir sendiri tidak memiliki seorang anak. Ibnu Jarir
juga berpendapat bahwasanya turunnya ayat tersebut dikarenakan di masa
jahiliyyah orang yang meninggal tidak memberikan hartanya kepada wanita (istri)
dan anak laki-laki yang belum dewasa, dan seorang ayah boleh mewarisi harta
anaknya yang sudah meninggal ketika ayah tersebut masih bisa mengangkat senjata
atau berperang. Ada sebuah kejadian dimana seorang yang bernama Abdurrahman
meninggal dunia dan meninggalkan seorang istri dan lima anak perempuannya,
akan tetapi para laki-laki yang masih memiliki hak waris mengambil semua harta
yang ditinggal oleh Abdurrahman. Kemudian Ummu Khujjah selaku istri dari
Abdurrahman tersebut mengadukan permasalahan ini kepada Rasulullah dan turun
lah ayat yang artinya (..Dan jika anaka itu semuanya perempuan yang jumlahnya
lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan...”)
( QS. An-Nisa ayat; 11). Sedangkan untuk Ummu Khujjah sendiri turun ayat lain
yang artinya (...para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika
kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan ( setelah dipenuhi )
wasiat yang kamu buat atau ( dan setelah dibayar) hutang-hutangmu..” ( QS. An-
Nisa ayat 12).21 Demikian sekilas terkait sebab turunnya ayat Al-Qur’an surat an-
Nisa ayat 11.

Fungsi yang kedua adalah fungsi pengembangan makna, fungsi ini


bertujuan agar membawa para pembaca terhadap pengembangan makna suatu teks
atau ayat berdasarkan kondisi di saat ini. Tentu saja sebelum penulis melanjutkan
terkait pengembangan makna, disini penulis mencoba membedah terkait tipologi
negara. Tipologi negara ini dirasa penting diketahui oleh para pembaca agar bisa
tahu dimana letak penyesuaian sebuah hukum ini berlaku. Terdapat dua topologi
negara yang bisa kita lihat yaitu negara agama dan negara sekuler.22 Negara agama
adalah negara yang menggunakan hukum-hukum agama sebagai landasan hukum
dan tata negara, misalnya seperti agama Islam menjadi agama dominan di suatu
negara, maka jika negara itu tergolong sebagai negara agama, pasti dasar hukum
dan landasan bernegaranya menganut agama Islam juga. Contohnya seperti negara
Arab Saudi yang menerapkan hal tersebut.
Yang kedua yaitu negara sekuler, negara ini membebaskan hak warga nya
dalam memilih suatu agama dan tidak menjadikan agama sebagai landasan hukum
dan tata kelola sebuah negara. Sumber hukum yang dijadikan pedoman pada negara
sekuler biasanya berbeda dengan hukum yang ada di agama. Bisa diambil contoh
yaitu negara Indonesia yang bisa dikategorikan sebagai negara sekuler karena

21
Fuad Abdil Jalil, BAGIAN HARTA WARISAN PEREMPUAN DALAM ALQUR’AN (STUDI
TAFSIR AL-MISBAH), skripsi, hal. 46.
22
Ibnu Dawam Aziz, “Negara Agama, Negara Sekuler, Negara Atheis, dan Negara Pancasila”
Dalam http://www.kompasiana.com/baniaziz/negara-agama-negara-sekuler-negara-atheis-dan-
negara-pancasila, diakses pada tanggal 25 September 2023.

14
Indonesia membebaskan warganya dalam hal beragama karena itu masuk ke dalam
ranah pribadi masing-masing individu. Indonesia juga menggunakan dasar hukum
yang lain bukan dari agama yaitu UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar hukum
bagi negara Indonesia. Lalu kondisi tata negara di masa hidup Nabi Muhammad itu
seperti apa? Pada masa Nabi setiap individu memiliki identitas yaitu suku dan
agama. Siapa yang berasal dari suku yang derajatnya tinggi maka derajat individu
tersebut juga ikut tinggi dan barang siapa yang menganut agama yang sedang
berkembang di suatu tempat maka derajat individu tersebut juga ikut tinggi seiring
dengan perkembangan agama yang dianutnya.23

Pada masa Nabi dimana ayat tersebut turun kondisi bangsa Arab berbeda
dengan kondisi di zaman sekarang, di mana dulu laki-laki ikut berperang atau
berjihad melawan orang kafir untuk memperjuangkan agama Islam. Maka dari itu
laki-laki mendapatkan hak harta waris lebih banyak dari perempuan, sedangkan jika
melihat kondisi sekarang maka penyesuaian tempat tinggal harus menjadi prioritas
utama, maksudnya kita berada di negara mana disitulah kita menganut sumber
hukum yang berlaku. Jika kita berada di negara Indonesia maka harus
menggunakan sumber hukum yang sudah ada di Indonesia, dan dalam konteks
pembagian hak waris harus sesuai dengan hukum yang ada di Indonesia.

Setelah melewati dua fungsi yang telah dibahas, saat ini penulis mencoba
menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan fungsi yang ketiga yaitu fungsi
implikasi. Pada fungsi yang kedua sudah dijelaskan terkait adanya dua tipologi
negara yaitu negara agama dan negara sekuler. Indonesia merupakan negara yang
mayoritas penduduknya adalah umat Islam, bahkan jumlah umat Islam yang ada di
Indonesia lebih banyak daripada jumlah umat Islam di negara timur tengah. Negara-
negara yang mayoritas penduduknya Islam biasanya menggunakan hukum Islam
dalam hal tata kelola negara, akan tetapi negara Indonesia tidak seperti negara-
negara tersebut, meskipun Indonesia mayoritas penduduknya Islam tetapi tidak
menggunakan hukum Islam dalam hal mengatur perundang-undangan. Hal ini bisa
jadi dikarenakan adanya ragam ras, suku, budaya, dan lainnya. Bahkan dalam UUD
1945 tidak ada satu pasal atau ayat pun yang menyebutkan tantang keislaman di
negara Indonesia.24

Semetara itu dalam penafsiran Buya Syakur beliau mengucapkan “perlu


adanya pembaruan hukum fiqih”. Nah dalam konteks kata buya syakur tersebut,
penulis merasa kurang setuju dengan penafsiran buya syakur jika itu ditujukan
kepada seluruh negara penganut agama Islam di seluruh dunia. Apabila penafsiran
beliau tersebut ditujukan untuk negara Indonesia penulis merasa setuju dengan
beliau. Karena dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam) sendiri pembagian hak waris

A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka al Husna Baru, 1992), 61.
23

Munawir Sjadzali, Islam: Realitas Baru dan Orientasi Masa Depan Bangsa (Jakarta: UI Press,
24

1993), 80.

15
antara laki-laki dan perempuan itu sama dengan apa yang ada di Al-Qur’an.
Sementara itu ada juga KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Perdata) yang
mengatur bagian waris juga, akan tetapi itu dijadikan patokan bagi orang-orang non
muslim. Adanya pembaruan hukum seharusnya diperlukan dalam konteks
kehidupan di zaman sekarang yang benar-benar sudah berubah

G. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, pernyataan Buya Syakur terkait diperlukannya
pembaharuan hukum dirasa memang perlu, karena melihat kondisi sosial
masyarakat sekarang yang jauh berbeda dengan zamam dahulu. Hukum yang ada
di Al-Qur’an itu turun di zaman Nabi Muhammad SAW dan pastinya sudah jauh
berbeda dengan zaman sekarang. Peran media juga berpengaruh dalam pemahaman
agama sebuah masyarakat, maka dengan adanya perkembangan zaman mari
manfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya agar tidak terjerumus ke jalan yang
sesat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ade Kartini, A. M. (2019). REDEFINISI GENDER DAN SEKS. Jurnal Kajian


Perempuan & Keislaman, 223.
Amar, S. (2017). PERJUANGAN GENDER DALAM KAJIAN SEJARAH WANITA
INDONESIA PADA ABAD XIX. Fajar Historia , 110.
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Hasil Kongres XX PMII 2021. (n.d.).
Annibras, N. R. (2016). HERMENEUTIKA J.E GRACIA (Sebuah Pengantar). Al-
Bayan:Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir, 77.
Aziz, I. D. (n.d.). Negara Agama, Negara Sekuler, Negara Atheis, dan Negara Pancasila.
Hasan, u. (2012). PEREMPUAN DAN FEMINISME DALAM PERSPEKTIF ISLAM.
MUWÂZÂH, 71.
Jalil, F. A. (n.d.). BAGIAN HARTA WARISAN PEREMPUAN DALAM ALQUR’AN
(STUDI TAFSIR AL-MISBAH). 46.
Kasmawati. (2013). GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Sipakalebbi, 64.
Rasyid, I. (n.d.). EKSEKUSI ‘Ab INTESTATO’ WARISAN DUA BANDING SATU:
RASIONALISASI SURAH ANNISA AYAT 11. Jurnal Hukum Diktum, 14, 204.
Siti Azisah, d. (n.d.). KONTEKSTUALISASI GENDER ISLAM DAN BUDAYA. Seri
Kemitraan Universitas Masyarakat (KUM), 5.
Sjadzali, M. (1993). Islam: Realitas Baru dan Orientasi Masa Depan Bangsa . Jakarta :
UI Press.
Sukarno, d. (2022). PEMIKIRAN PENDIDIKAN TASAWUF PERSPEKTIF BUYA
SYAKUR YASIN (Studi Pendekatan Biografi). OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian
Islam, 53.
Syalabi, A. (1992). Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta : Pustaka al Husna Baru .
Rosita, M. (2016) Membentuk Karakter Siswa Melalui Metode Kisah Qurani,” Fitrah2, no. 1

17

Anda mungkin juga menyukai