Anda di halaman 1dari 4

1.

Pada masa kekhalifahan abbasiyah, peradaban mengenai ilmu pengetahuan sangat


pesat bahkan banyak lahir ilmuan muslim dan banyak negara barat datang untuk
mengembangkan keilmuannya. Bagaimana pendapat kalian saat ini justru yang
menjadi kiblat negara barat? apakah memungkinkan ummat muslim kembali meraih
kejayaannya dalam bidang sains ? bagaimana menurut kalian kiat-kiat untuk
mewujudkannya ?

Jawaban :

Dengan cara, menjadikan bahasa Arab, Indonesia dan Inggris sebagai bahasa agama
dan ilmiah sekaligus. Agama harus dijadikan sebagai titik pijak pembelajaran ketiga
bahasa ini.

· Memaksimalkan dibidang ilmu pengetahuan yang didampingi dengan ilmu agama

· Membangun ilmu yang mapan

· Membangun iman yang mendalam

· Membangun ukhuwah/persaudaraan yang kokoh sesmaa muslim

sebagai pemateri kedua, Drs. Suwarsono, M.A. mengawali pemaparannya dengan


membandingkan antara peradaban Arab Kuno dan Arab Islam. Peradaban Arab Kuno
maju karena penguasaan kompetensi dasar yang mereka miliki. Militer dan kapitalisme
perdagangan menjadi faktor kebangkitan Arab Kuno. Namun kapitalisme religius
diidentifikasi sebagai faktor kebangkitan peradaban Arab Islam.

2. Budaya lahir dari hasil pemikiran manusia. Sehingga budaya mempunyai pengaruh
yang besar apabila terbiasa dilakukan di lingkungan sosial. Dengan kata lain, budaya
menjadi ciri khas dan sebuah identitas bagi daerah tertentu. Bagaimana Islam
memandang budaya yang berkembang di masyarakat? Uraikan bentuk integrasi antara
Islam dan budaya sehingga terjadi peradaban baru?

Jawaban :

budaya dalam islam adalam hasil karya cipta manusia yang diolah melalui fikirannya.
biasanya budaya menjadi ciri khas daerah tertentu. budaya diperbolehkan dalam islam,
asal tidak bertentangan dengan aqidah dan ajaran islam.

Perkembangan budaya Islam tidak dapat menggantikan atau memusnahkan kebudayaan


yang sudah ada di Indonesia. Karena kebudayaan yang berkembang di nusantara sudah
begitu kuat di lingkungan masyarakat. Sehingga terjadi akuturasi antara kebudayaan Islam
dengan kebudayaan yang sudah ada.
Hasil proses akulturasi antara kebudayaan masa pra-Islam dengan masa Islam masuk
berbentuk fisik kebendaan (seni bangunan, seni ukir atau pahat dan karya sastra) serta pola
hidup dan kebudayaan non fisik. Bentuk lain akulturasi kebudayaan pra-Islam dan
kebudayaan Islam adalah upacara kelahiran, perkawinan, kematian, selamatan pada waktu
tertentu berbentuk kenduri pada masyarakat Jawa. Misal selamatan (kenduri) 10 Muharam
untuk memeringati Hasan-Husen (putra Ali bin Abu Thalib), Maulid Nabi (untuk memeringati
kelahiran Nabi Muhammad), dan Ruwahan (Nyadran) untuk menghormati para leluhur atau
sanak keluarga yang sudah meninggal.

3. . Jelaskan pemahaman kalian mengenai moderasi bergama ? bagaimana peran kalian


menerapkan moderasi beragama di lingkungan kampus dan di masyarakat ?

Jawaban :

Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni
memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan
maupun ekstrem kiri.

· membangun citra sebagai manusia yang kamil dan umat yang khair
secara pribadi maupun kolektif yang bersedia dan mampu mengemban
amanah : amar ma’ruf nahi munkar

· menumbuh kembangkan sikap dan perilaku sosial

· Belajar dan belajar dari dan dengan sumber yang otoritatif

· Selalu klarifikasi setiap ada info yang diterima

· Tidak memproduksi atau mereproduksi berita yang hoaks

· Selalu silaturrahim dan silatul fikri

· Menginisiasi kegiatan-kegiatan yang memfasilitasi interaksi umat

· dapat merajut harmoni

· Menjunjung nilai dan norma ajaran Islam

· Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan

· pribadi

· Menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan serta nilai kasih

· sayang

· Menjunjung tinggi kejujuran dalam berpikir, bersikap dan

· bertindak
· Menjunjung tinggi kesetiaan kepada agama, bangsa dan negara

· Menjunjung tinggi kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan

· Bernegara

3. bagaimana pandangan Islam yang moderat terkait dengan isu kesetaraan gender
(gender equality)? Dan bagaimana menurut kalian keperbihakan pemerintah terhadap
perempuan ?

Pertama, Dimana posisi kaum laki-laki berada di atas kaum perempuan.


perempuan adalah makhluk kelas dua setelah laki-laki yang diciptakan Tuhan,
sebab penciptaan perempuan pertama (Hawa) berawal dari tulang rusuk laki-laki
(Adam) sehingga pada aliran ini perempuan merupakan subordinat. Perempuan
berada pada posisi inferior dan laki-laki superior. Posisi ini diyakini oleh beberapa
kalangan sebagai fitrah, kodrat, hakikat, dan hukum Tuhan yang berlaku yang
tidak dapat diubah. Perubahan terhadap hal tersebut sama halnya dengan
menyalahi hukum-hukum Allah sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an
dan Hadis yang berlaku sepanjang masa untuk segala tempat.

Atas dasar ini hak dan kewajiban perempuan tidaklah sama dengan laki-laki, baik
dalam hukum-hukum ibadah, hukum-hukum keluarga maupun hukum-hukum
publik. Dapat dikatakan dalam pemahaman aliran ini hak perempuan adalah
sebagian hak laki-laki. Kelompok ini menentang keras persamaan kedudukan
(kesetaraan gender) antara laki-laki dan perempuan.

Kedua, Posisi laki-laki dan perempuan adalah sama dan setara. Perempuan
memiliki kesempatan yang sama dengan kesempatan yang dimiliki oleh kaum
laki-laki, sebab antara keduanya terdapat potensi kemanusiaan yang sama baik
dalam hal intelektual, fisik maupun mental-spiritualnya. Perbedaan dari sisi
biologis tidaklah menjadi penghalang yang membatasi gerak seorang perempuan
untuk mengekpresikan hak dan kewajibannya di mata hukum dan sosial.
Berdasarkan hal ini, perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam
menjalankan kehidupan mereka baik dalam ranah pribadi maupun publik.

Menurut saya keberpihakan pemerintah kepada perempuan sudah benar,


mengingat masih banyaknya ketimpangan dan budaya yang merendahkan
terhadap perempuan di negara kita. Maka dari itu Perlu adanya dukungan dari
pemerintah serta masyarakat sendiri dalam hal ini
5.
https://www.republika.co.id/berita/mhu2ib/enam-prinsip-rasulullah-saw-untuk-pele
starian-lingkungan

Anda mungkin juga menyukai