Anda di halaman 1dari 5

Ujian Akhir Semester

"Studi Kesilaman"

Dosen Pembimbing :
Koja Iswanto, M. Pd, S.sy, MH

Nama : Riski Dwi Anggraini


Nim : 2230201217
Kelas : PGMI 7

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH


PALEMBANG 2022/2023
Soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Al-Qur'an dan Hadist sebagai sumber hukum Islam, dan
bagaimana cara pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari!
2. Jelaskan mengapa pada perkembangan filsafat tidak terlepas dari dasar-dasar Yunani!
3. Jelaskan bagaimana fungsi ijtihad Islam pada kehidupan bernegara di Indonesia!
4. Apa yang melatar belakangi dalam penyebaran budaya islam di Indonesia tanpa adanya gesekan
sentimen terhadap kebudayaan lokal di Indonesia!
5. Jelaskan hak-hak kesetaraan perempuan pada pandangan Islam dan HAM!

Jawaban
1. * Al-qur’an merupakan sumber hukum dalam islam. Kata sumber dalam artian ini
hanya dapat digunakan untuk Al-qur’an maupun sunnah, karena memang keduanya
merupakan wadah yang dapat ditimba hukum syara’, tetapi tidak mungkin kata ini
digunakan untuk ijma’ & qiyas karena memang keduanya memang merupakan wadah
yang dapat ditimba norma hukum. Ijma’ & qiyas juga termasuk cara dalam
menemukan hukum. Sedangkan dalil adalah bukti yang melengkapi atau memberi
petunjuk dalam Al-qur’an untuk menemukan hukum Allah, yaitu larangan atau
perintah Allah.
*Hadist dalam Islam menempati posisi yang sacral, yakni sebagai sumber hukum
setelah hadis haruslah suatu hal yang pasti. Rasulullah saw. adalah orang yang
diberikan amanah oleh Allah swt untuk menyampaikan syariat yang diturunkannya
untuk umat manusia, dan beliau tidak menyampaikan sesuatu terutama dalam bidang
agama, kecuali bersumber dari wahyu. Oleh karenanya kerasulan beliau dan
kemaksumannya menghendaki wajibnya setiap umat Islam untuk berpegang teguh
kepada hadis Nabi saw.
* Cara pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari
1. Meyakini dan Memahami bahwa al-Qur’an dan Hadis adalah Ajaran yang
Sempurna

2. Menerapkan Hukum Al-Qur’an dan Hadis dalam Kehidupan Sehari-hari

3. Menyebarluaskan Ajaran Al-Quran dan Hadis

2. karenanya Yunani kuno sangat identik dengan filsafat yang merupakan induk dari
ilmu pengetahuan. Padahal filsafat dalam pengertian yang sederhana sudah
berkembang jauh sebelum para filosof klasik Yunani menekuni dan
mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat berharga
bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya. Ia ibarat
pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga
sekarang. Menurut Bertrand Russel, diantara semua sejarah, tak ada yang begitu
mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban di Yunani
secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban yang telah ada ribuan tahun di
Mesir dan Mesopotamia. Namun unsur-unsur tertentu belum utuh sampai kemudian
bangsa Yunanilah yang menyempurnakannya.
Secara teoritis perkembangan ilmu pengetahuan selalu mengacu kepada peradaban
Yunani. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, di antaranya adalah mitologi bangsa
Yunani, kesusastraan Yunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu yang
sudah sampai di Timur Kuno. Terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan di setiap
periode ini dikarenakan pola pikir manusia yang mengalami perubahan dari
mitos-mitos menjadi lebih rasional. Manusia menjadi lebih proaktif dan kreatif
menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian.

3. Untuk fungsi ijtihad sendiri sebagai sumber hukum Islam dipandang sebagai
sumber hukum ketiga setelah Alquran dan hadits. Fungsi ijtihad sebagai sumber
hukum adalah untuk mendapatkan sebuah solusi jika ada suatu masalah yang harus
ditetapkan hukumnya, akan tetapi tak ditemukan jelas di Alquran atau hadits.
Sedangakan fungsi ijtihad islam pada kehidupan bernegara ialah sebagai metode
penemuan hukum yang bersandar pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Mu’adz
bin Jabal ketika diutus sebagi seorang hakim ke Yaman, yang bunyi hadits tersebut;
Artinya: "Dari Mu'adz bin Jabal bahwasanya Rasululloh SAW, ketika mengutusnya ke
Yaman Bersabda: "bagaimana kamu menetapkan hukum jika diajukan kepadamu
sesuatu yang harus diputuskan, Muadz menjawab saya akan memutuskan berdasarkan
kitab Allah, Rasulullah berkata:"jika kamu tidak menemukan dalam kitab Allah ?
Muadz menjawab: "saya akan memutus berdasarkansunnah Rasulullah. Rasululloh
berkata: "jika kamu tidak menemukan dalam sunnah Rasululloh, Muadz menjawab
saya akan berijtihad dengan pendapatku dan dengan seluruh kemampuanku. Maka
Rasulullah merasa lega dan berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq
kepada utusan Rasulullah (muadz) dalam hal yang diridhoi oleh Rasulullah. Hadits ini
dijadikan oleh para ulama sebagai dasar pijakan eksistensi ijtihad sebagai sumber
dalam tatanan hukum Islam dan menggambarkan sumber hukum Islam secara
hirearkis yang meliputi al-Qur'an, Hadits dan Ijtihad.

4. Metamorfosa perkembangan Islam pada masa awal di Indonesia selalu menarik


untuk dikaji dan diteliti. Hal tersebut dikarenakan Islam yang hadir di perairan
Nusantara ini mampu dengan cepat beradaptasi sehingga tidak memunculkan
benturan budaya dengan adat istiadat dan tradisi lokal yang sudah ada sebelumnya.
Hal tersebut merupakan usaha untuk memperluas agama Islam, karena sebelumnya
masyarakat Indonesia menganut kepercayaan Hindu dan Budha. Setelah ada
kerajaan-kerajaan yang rajanya menganut agama Islam seperti di Demak dan
Mataram II, pada dasarnya yang memiliki peranan dalam menyebarkan agama Islam
adalah para wali yang tergabung dalam wali sanga. Para wali benar-benar menjadi
penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Karena pulau itu menjadi pusat pemerintahan
dari keseluruhan kepulauan di Indonesia, maka ketika Mataram II menjadikan agama
Islam sebagai agama kerajaan, dengan sendirinya penyebaran Islam itu secara teratur
tersiar ke daerah-daerah di seluruh kepulauan. Para wali memiliki peranan yang
sangat penting dalam penyebaran Islam di Nusantara, khususnya di Jawa. Kegiatan
Islamisasi di Jawa sejak awal selalu mengahadapi benturan dengan tradisi Jawa yang
banyak dipengaruhi agama Hindu, sehingga selalu terjadi ketegangan dan dialog yang
panjang. Penyebaran Islam di Jawa disesuaikan dengan budaya local. Salah satu wali
yang menggunakan pendekatan kebudayaan dalam syiar agama Islam adalah Sunan
Kalijaga. Sunan Kalijaga mempunyai peranan yang sangat amat penting dalam
penyebaran agama Islam di Jawa. Beliau sangat aktif dalam menyebarkan agama
Islam dengan menggunakan kultur Jawa sebagai medianya. Dalam menyebarkan
agama Islam, Sunan Kalijaga melakukan pendekatan langsung dengan masyarakat
Jawa yang pada saat itu kebanyakan masyarakat memeluk agama Hindu dan Budha.
Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara bertahap dan perlahan-lahan, sehingga
masyarakat banyak yang tertarik untuk memeluk agama Islam dengan suka rela.

5. Dalam pandangan Agama Islam Hak Asasi Manusia bukanlah hasil dari evolusi
apapun dari pemikiran manusia Namun merupakan hasil dari wahyu Ilahi yang telah
diturunkan kepada para nabi dan rasul sejak manusia di atas bumi. Hak Asasi Manusia
(HAM) atau juga sering disebut Human Right merupakan istilah statemen empat
dasar hak dan kewajiban yang fundamental bagi seluruh umat manusia yang ada di
permukaan bumi ini, baik laki-laki atau perempuan tanpa membedakan
ras,keturunan,Bahasa,dan agama. menetapkan dan menjelaskan Sedangkan fuqaha
memberikan pengertian hak sebagai suatu kekhususan yang padanya ditetapkan
hukum Sya’ri atau suatu kekhususan yang terlindungi.

* Hak perempuan dalan HAM


Hak Perempuan Ialah Suatu hak yang dimelekat pada setiap kaum perempuan karena
sebagai manusia dan perempuan Pengakuan serta penghormatan terhadap perempuan
sebagai makhluk sejatinya diakui sebagai hak yang inheren yang tidak bisa dipisahkan.
Pemahaman ini menjadi point penting Untuk Perempuan sebagai manusia yang
bermartabat. Perbedaan biologis dengan laki-laki bukan Alasan Untuk serta merta
menjadikannya sebagai Manusia Kasta Kedua. Hak perempuan ialah hak Asasi
Manusia Yang pengaturan secara eksplistif terdapat dalam UU Hak Asasi Manusia RI
No. 30 Tahun 1999 Pada Pasal 46 sampai dengan pasal 51. Dari pasal-pasal tersebut
dapat dintikan mengenai hak-hak perempuan dalam bidang politik dan pemerintahan,
kesehatan, Pendidikan, pengajaran. Ketenagakerjaan, dalam ikatan dan putusannya
perkawinan serta dalam melakukan perbuatan hukum.

*Hak perempuan dalam Islam


Dalam islam perempuan juga mempunyai hak sebagaimana kaum laki-laki, namun
pada hal-hal tertentu ada yang tidak sama, hal ini disebabkan fungsi dan tugas utama
yang diemban kaum laki-laki. Diantara hak-hak perempuan itu adalah: hak
mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan mahar dan nafkah, hak minta cerai
apabila telah cukup syarat-syaratnya dan kalau diteruskan akan menimbulkan
kemudharatan, hak dalam bidang kewarisan dan hak materi. Secara umum tidak ada
perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan, hal ini di jelaskan dalam surat An-Nisa’
ayat 32, Artinya:
Bagi laki-laki ada hak/ bagian dari apa yang diusahakannya, dan bagi perempuan ada
hak/bagian dari apa yang diusahakanya. Ayat ini menjelaskan bahwa antara laki-laki
dan perempuan tidak ada bedanya dalam apa yang diusahakannya. Perbedaan yang
dijadikan ukuran untuk meninggikan dan merendahkan derajat mereka hanyalah nilai
pengabdian dan ketaqwaanya kepada Allah (QS. Al-Hujurat:13). Bagi islam
perempuan yang baik adalah perempuan yang menjalankan kehidupan seoptimal
mungkin menurut Al- Quran dan Hadits, mampu menjalankan fungsi, hak, dan
kewajibanya, baik sebagai hamba Allah. Hal ini terdapat dalam surat An-Nahl, Ayat 97,
Artinya:
Barang siapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan. Ayat ini juga menjelaskan bahwa di dalam amal
shaleh dan iman itu sama kedudukanya antara laki-laki dengan perempuan.
Masing-masing sama-sama sanggup menumbuhkan iman dalam hati dan berbuat amal
kebaikan seoptimal mungkin. Maka tidak kurang tanggung jawab perempuan daripada
laki-laki didalam menegakkan iman kepada Allah dan berbuat amal shaleh. Oleh
sebab itu maka keduanya sama-sama dijanjikan Allah akan di beri kehidupan yang
baik (Hayatan Thayyibah), karena laki-laki dan perempuan adalah sama di hadapan
Allah, yaitu sama-sama hambaNya. Dan yang mulia diantara keduanya adalah yang
lebih bertaqwa.

Anda mungkin juga menyukai