Setiap pria di dunia ini pasti menginginkan wanita yang baik sebagai pendamping hidupnya. Dalam Islam
selain sebagai penyempurna separuh agamanya, pernikahan juga sebagai tempat untuk membina rumah tangga
tidak hanya satu atau dua tahun saja melainkan hingga akhir hayat bahkan dinyatakan bahwa kelak di akhirat
kita masih memiliki peluang untuk bisa berkumpul kembali bersama keluarga kita termasuk wanita yang kita
nikahi. Termasuk membangun rumah tangga dalam islam yang Allah ridhoi.
Oleh karena itu, pernikahan bukanlah hal yang main-main. Sebagai seorang pria yang ditakdirkan menjadi
seorang pemimpin dalam rumah tangga harusnya mampu untuk memilih wanita yang baik untuk dinikahinya.
Wanita yang bukan hanya akan mendampinginya di kehidupan dunia, tetapi juga kehidupan di akhirat kelak
atas izin dan ridho Allah SWT. (baca juga: cara memilih calon pendamping hidup sesuai syariat agama)
Lantas seperti apakah wanita yang baik untuk dinikahi oleh seorang pria menurut islam?
Banyak sekali ciri-ciri wanita tersebut yang telah disebutkan, baik dalam firman Allah SWT (Al-Qur’an),
sabda Rasulullah SAW (Hadits) maupun kitab-kitab karangan para ulama yang mengacu kepada kedua sumber
tersebut. Berikut beberapa ciri wanita yang baik untuk dinikahi menurut Islam, diantaranya:
1. Shalihah
Wanita shalihah adalah wanita yang taat menjalankan ajaran agamanya, memiliki akhlak mulia serta mampu
menjaga dirinya dari berbuatan tercela (maksiat). Sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Qur’an:
َّ َّللا ُ َو
الَّلتِي َّ ظ ِ ظاتٌ ل ِْلغَ ْي
َ ب بِ َما َح ِف َ ِصا ِل َحاتُ قَانِت َاتٌ َحاف
َّ فَال..…
“……. maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena
itu Allah memelihara mereka ….” (QS. An-Nisa’: 34)
Dan juga sabda Nabi Muhammad SAW:
“Wanita dinikahi karena empat hal; hartanya, nasabnya (keturunannya), kecantikannya, dan agamanya.
Maka pilihlah karena faktor agamanya niscaya engkau beruntung.” (HR. Al Bukhari)
Dari hadits tersebut meskipun urutan agama terdapat pada urutan terakhir, tetapi Rasulullah SAW tetap
merekomendasikannya sebagai faktor yang utama, yang menandakan bahwa wanita yang shalihah memang
sangat dianjurkan untuk dinikahi.
2. Penyayang dan Subur
Pria mana yang tidak menginginkan wanita yang sayang pada dirinya dan keluarganya? Tentu saja semua pria
menginginkan wanita yang penyayang. Dan pria mana yang tidak menginginkan wanita yang bisa melahirkan
anak-anaknya kelak? Tentu semua pria menginginkannya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW pun
menganjurkan kepada kita (pria) selaku umatnya untuk menikahi wanita yang penyayang dan subur (bisa
melahirkan):
“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan banyaknya umatku pada hari
kiamat.” (HR. Abu Dawud, senada dengan An Nasa’i dan Ahmad)
“Nikahilah ibu-ibu dari anak-anak (yaitu wanita-wanita yang bisa melahirkan) karena sesungguhnya aku
akan membanggakan mereka pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
3. Cantik
Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits pada poin 1 bahwa wanita yang direkomendasikan untuk
dinikahi oleh Rasulullah SAW adalah wanita yang cantik. Cantik yang dimaksud di sini dijelaskan oleh Imam
Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin bahwa wanita cantik adalah wanita yang memiliki wajah dengan
paras cantik, menawan, dan elok untuk dilihat.
Namun Imam Ghazali juga menegaskan bahwa jangan semata-mata karena cantik saja, tetapi juga harus
memperhatikan agamanya. Itu artinya agama tetap menjadi faktor pertama yang utama dalam memilih calon
pendamping hidup. (baca juga: cara memilih pendamping hidup dalam islam)
Artinya wanita yang berasal dari keluarga yang baik-baik (taat menjalankan agamanya) karena orang tua atau
keluarga yang baik pasti akan mendidik anaknya dengan baik pula termasuk soal agamanya. Hal ini dijelaskan
dalam Kitab Fathul Mu’in karya Syeh Zainuddin bin Abd. Azis Al Maliiariy.
7. Ringan maharnya
Memilih wanita yang mahal maharnya adalah hal yang sah-sah saja kalau memang itu layak atau setara dengan
wanita yang akan dinikahi. Karena wanita yang baik memang layak untuk itu. Namun, jangan sampai
menjadikan mahar sebagai pembeban dalam sebuah pernikahan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang cantik parasnya dan murah maharnya.” (HR. Ibnu Hibban dari
Ibnu Abbas r.a)
Dari hadits di atas, kita dapat ambil pelajaran bahwa sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang rela menerima
mahar apapun dari pria yang menikahinya dan tentunya mahar tersebut sudah memenuhi syarat secara hukum
syar’i.
8. Kaya hartanya
Menikahi wanita karena hartanya juga direkomendasikan oleh Rasulullah SAW seperti hadits pada poin 1.
Maksud di sini bukannya lantas apabila pria menikahi wanita kaya menandakan bahwa dia adalah pria matre’.
Tentu saja bukan.
Ini diharapkan agar tidak lagi terpancing akan kegelamoran dunia semata karena sudah memiliki harta yang
berkecukupan dari pihak wanita. Tetapi sebagaimana yang dijelaskan jangan jadikan ini sebagai prioritas
utama, agamalah yang harus tetap menjadi faktor pertama yang diutamakan.
“Pandai-pandailah memilih untuk tempat seperma kalian. Nikahilah wanita-wanita yang setara dan
nikahkanlah mereka.” (HR. Sunan Ibnu Majah)
Kalau masalah darah keperawanan bisa keluar kapan saja meskipun belum pernah melakukan persetubuhan
karena lapisan pelindung dari darah tersebut bisa saja sewaktu-waktu pecah disebabkan sebuah benturan,
seperti terjatuh.
Mengapa pria yang belum pernah menikah dianjurkan demikian? Tiga faktor penyebabnya adalah:
Dia akan sangat menyayangi suaminya, lebih mengutamakan cintanya kepada suami daripada yang lainnya.
Pihak pria akan semakin cinta karena sifat dasar pria yang tidak suka kalau pasangan wanitanya tersentuh
orang lain.
Wanita yang masih gadis memiliki kerinduan akan kehadiran suami pertamanya, yang pada dasarnya cinta
yang dalam itu terjadi pada cinta pertama.
Hal ini dijelaskan secara lengkap pula di dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali.
Demikian ciri wanita yang baik untuk dinikahi menurut Islam. Semoga kita bisa mendapatkan wanita yang
demikian sebagai pendamping hidup kelak. Amin. Wallahu a’lam bish shawab.