1. Pengertian nikah
bersenggama (wathi’). Menurut istilah syari’at Islam adalah akad yang menghalalkan
pergaulan antara laki laki dan perempuan yang tidak ada hubungan mahram sehingga
dengan akad tersebut terjadi hak dan kewajiban antara kedua insan.
mendefinisikan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa.
4. Untuk menghasilkan keturunan yang sah secara biologis dan secara syari’at
Dalam Islam, menikah bukan hanya menyatukan dua manusia, melainkan ada
aturan atauran yang harus diperhatikan, sehingga dengan aturan aturan itu
1
menimbulkan adanya pernikahan yang sah dan tidak sah, serta pernikahan yang
agama ?
kondisi seorang Muslim laki-laki menikah dengan wanita Ahli Kitab (Nasrani dan
pendapat apakah selain wanita Ahli Kitab, seorang Muslim boleh menikahinya?
non Kitabiyah sebagai berikut, “Yang dimaksud dengan ahlul kitab adalah orang-
orang Yahudi dan Nasrani yang berasal dari keturunan bangsa Israel asli. Adapun
umat-umat lain yang menganut agama Yahudi dan Nasrani, rnaka mereka tidak
termasuk dalam kata ahlul kitab. Sebab, Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa a.s. tidak diutus
kecuali untuk Israil dan dakwah mereka juga bukan ditujukan bagi umat-umat setelah
Bani israil.”
agama dalam keadaan seperti ini, yakni laki laki muslim menikahi wanita muslim,
kitabiyah, diantaranya adalah Umar bin Al-Khattab, Ustman bin Affan, Jabir,
Thalhah, Huzaifah. Bersama dengan para shahabat Nabi juga ada para tabi`Insya
Allah seperti Atho`, Ibnul Musayib, al-Hasan, Thawus, Ibnu Jabir Az-Zuhri.
2
Adapun jika keadaannya terbalik, wanita muslim menikahi laki laki non
Muslimannya. Entah itu dia seorang Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu atau agama pun,
Yang sedikit berbeda pendapatnya hanyalah Imam Malik dan Imam Ahmad
bin Hanbal, dimana mereka berdua tidak melarang hanya memkaruhkan menikahi
Pendapat yang mengatakan bahwa nasrani itu musyrik adalah pendapat Ibnu
Umar. Beliau mengatakan bahwa nasrani itu musyrik. Selain itu ada Ibnu Hazm yang
mengatakan bahwa tidak ada yang lebih musyrik dari orang yang mengatakan bahwa
tuhannya adalah Isa. Sehingga menurut mereka menikahi wanita ahli kitab itu haram
Namun jumhur Ulama tetap mengatakan bahwa wanita kitabiyah itu boleh
lebih utama dan lebih layak bagi seorang muslim dibanding wanita ahli kitab. Juga
apabila ia khawatir terhadap akidah anak-anak yang lahir nanti, serta apabila jumlah
pria muslim sedikit sementara wanita muslimah banyak, maka dalam kondisi
demikian ada yang berpendapat haram hukumnya pria muslim menikah dengan
Secara ringkas hukum nikah beda agama bisa kita bagi menjadi demikian :
3
2. Suami Islam, istri kafir bukan ahli kitab = haram
tidak sebaliknya karena laki-laki adalah pemimpin rumah tangga, berkuasa atas
isterinya, dan bertanggung jawab terhadap dirinya. Namun perlulah diketahui masih
adakah yg namanya wanita ahlul kitab zaman sekarang? wallahu`alam itu seperti
mencari jarum dalam tumpukan jerami dan untuk hal satu ini adalah sulit laki laki
dan kehormatannnya dengan syariat dan bimbingannya. Akan tetapi, agama lain
seperti nasrani dan yahudi tidak pernah memberikan jaminan kepada isteri yang
berlainan agama.
ْوال ت ُ ْن ِك ُحوا ْال ُم ْش ِركِينَ َحتَّى يُؤْ ِمنُوا َولَعَ ْبد ٌ ُمؤْ ِم ٌن َخي ٌْر ِم ْن ُمش ِ َِّركٍ َولَ ْو أ َ ْع َجبَ ُك ْم أُولَئِكَ يَدْعُونَ ِإلَى الن
َ ْ ار
mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik
4
dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu, mereka mengajak ke neraka,….”
“…mereka (wanita-wanita mukmin) tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan
orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka… “ (QS: Al-Mumtahanah: 10)
Dua ayat ini secara tegas mengatakan bahwa wanita Muslimah itu haram dinikahkah
dengan orang kafir bagaimana pun alasannya. Dan ulama telah mengatakan bahwa
Jika suatu hukum itu sudah dihukumi oleh sebuah Ijma’, maka sudah tidak
ada lagi perselisihan pendapat didalamnnya. Begitu suatu masalah dihukumi, dan
hukum itu tidak diperselisihkan oleh ulama yang lain, maka itu menjadi ijma’. Dan
ketika sudah menjadi Ijma’, sudah tidak perlu lagi dipertanyakan. Ini prinsip yang
Adapun ayat yang terkandung dalam surah Al-Maidah ayat 5, seperti dibawah
ini:
orang-orang Ahli kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi
5
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
Ayat ini ialah takhshish [ ]تخصيصuntuk ayat 221 surah al-Baqarah diatas.
Disebutkan bahwa wanita non-Muslim (musyrik) itu tidak boleh dinikahi oleh laki-
laki Muslim. Pada ayat ini terjadi pengkhususan, bahwa larangan yang ada di surah
al-Baqarah itu untuk wanita musyrik saja, sedangkan Ahli Kitab, dibolehkan.
Artinya bahwa kalau wanita itu Ahli Kitab, tetap boleh. Walaupun ia seorang
wanita kafir. Karena yang dilarang itu ialah wanita kafir yang selain Ahli Kitab.
tetap berlaku. Karena ayat ini ialah takhshish [ ]تخصيصbukan naskh [ ]نسخyang
menghapus kandungan hukum dalam ayat. Ini hanya pengkhususan saja. Maka yang