Anda di halaman 1dari 11

Dava Raydhika

Fawaz F
Ihsan Nurizal Adi P
Ihsan rijal P
Menurut Menurut Al pandangan
Hukum qur’an dan 4 mazhab
hadits
Terkait perkawinan beda agama, maka secara tegas ia
mengungkap bahwa telah diatur dalam Pasal 2 Ayat (1) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Disebutkan
bahwa “Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu”. Oleh
karena itu, lanjutnya, perkawinan beda agama akan kembali
kepada agama dan kepercayaannya masing-masing. Lebih
lanjut juga telah diatur dalam Pasal 40 huruf (c) Kompilasi
Hukum Islam yang menyebutkan bahwa dilarang melangsungkan
perkawinan antara seorang pria kepada seorang wanita yang
tidak beragama Islam. Pada Pasal 44 Kompilasi Hukum Islam
menyebutkan, seorang wanita Islam dilarang melangsungkan
perkawinan dengan seorang pria yang tidak beragama Islam.
Keputusan fatwa MUI dalam Munas II tahun 1400/1980 tentang perkawinan
campuran. Pendapat Sidang Komisi C bidang fatwa pada Munas VII MUI 2005:

"Dengan bertawakkal kepada Allah memutuskan dan menetapkan bahwa


perkawinan beda agama adalah haram dan tidak sah."
Artinya: "Dan janganlah kamu menikahi
wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak
Dalil Larangan Pernikahan Beda Agama yang mukmin lebih baik dari wanita
Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 221 Allah musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
SWT berfirman tentang anjuran menikah antar Dan janganlah kamu menikahkan
sesama muslim. orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita mukmin) sebelum mereka
‫َو اَل َتنِكُحو۟ا ٱْلُم ْش ِرَٰك ِت َحَّتٰى ُيْؤ ِم َّن ۚ َو َأَلَم ٌة ُّم ْؤ ِم َنٌة َخْي ٌر ِّم ن‬ beriman. Sesungguhnya budak yang
ۚ‫ُّم ْش ِرَك ٍة َو َلْو َأْع َجَبْت ُكْم ۗ َو اَل ُتنِكُحو۟ا ٱْلُم ْش ِرِكيَٰٓلَن َحَّتٰى ُيْؤ ِم ُنو۟ا‬ mukmin lebih baik dari orang musyrik,
‫ َو َلَع ْب ٌد ُّم ْؤ ِم ٌن َخْي ٌر ِّم ن ُّم ْش ِرٍك َو َلْو َأْع َجَبُكْم ۗ ُأ۟و ِئَك َيْد ُع وَن ىَل‬walaupun dia menarik hatimu. Mereka
‫ِإ‬
‫ِتِه‬ ‫ٱلَّناِرۖ َو ٱلَّلُه َيْد ُع ٓو ۟ا ِإىَل ٱْلَجَّنِة َو ٱْلَم ْغ ِف َرِة ِبِإْذ ِنِه ۖ َو ُيَبِّيُن َء اَٰي‬ mengajak ke neraka, sedang Allah
‫ۦ‬ ‫ۦ‬
‫ِللَّناِس َلَع َّلُه ْم َيَت َذ َّك ُروَن‬ mengajak ke surga dan ampunan
dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
perintah-Nya) kepada manusia supaya
mereka mengambil pelajaran."
“Allah telah mengharamkan perempuan musyrik bagi kaum muslimin, dan
saya tidak tahu jika ada dosa syirik yang lebih besar melebihi dosa
perempuan yang dengan keyakinannya mengatakan bahwa tuhannya
adalah Isa, atau salah satu hamba Allah lainnya.” (H.R. Ibnu Umar)

“Perempuan mana saja yang menikah tanpa restu walinya maka nikahnya
batil, maka nikahnya batil.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
menurut ulama Maliki meyakini bahwa
pernikahan laki laki muslim dengan
perempuan kafir ataupun sebaliknya
hukumnya haram. Namun, ulama Maliki
sepakat dengan ulama Hanafi yakni laki laki
menurut para ulama bermadzhab Hanafi meyakini muslim dapat menikah dengan perempuan
bahwa pernikahan agama laki laki muslim dengan ahli kitab. Terdapat perbedaan sedikit
perempuan non muslim tersebut haram. Namun, pendapat dengan Madzhab Hanifah, yakni
mereka meyakini bahwasannya laki laki muslim ulama Maliki memperbolehkan laki laki
dengan perempuan ahli kitab (orang yang meyakini muslim menikahi perempuan ahli kitab yang
agama samawi atau kitab yang Allah pernah tinggal di daerah yang tunduk terhadap
turunkan) dapat menikah. Tentunya terdapat Islam dan memperbolehkan juga laki laki
ketentuan untuk hal itu, menurut ulama Hanafi muslim menikahi perempuan ahli kitab yang
perempuan ahli kitab yang tinggal di wilayah tunduk tinggal di daerah yang sedang berperang
terhadap hukum islam makruh untuk dinikahi, sedang Islam dengan syarat, perempuan ahli
sedangkan perempuan ahli kitab yang tinggal di kitab tersebut diyakini tidak akan
wilayah yang sedang terjadi berperang dengan mempengaruhi anak anaknya untuk
Islam naka tidak boleh dinikahi laki laki muslim menjauhi agama yang dianut oleh ayahnya
karena akan menimbulkan fitnah. yang seorang muslim.
Madzhab Syafi'i memiliki Madzhab Hanbali: memiliki
pandangan yang serupa padangan bahwa Pernikahan
dengan Hanafi dan Maliki, antara seorang Muslim
yaitu bahwa pernikahan dengan seorang non-Muslim
antara seorang Muslim tidak diperbolehkan menurut
dengan seorang non-Muslim madzhab Hanbali. Hanya jika
tidak sah kecuali jika pasangan non-Muslim
pasangan non-Muslim tersebut mengkonversi ke
tersebut menjadi Muslim Islam sebelum pernikahan,
sebelum pernikahan. pernikahan tersebut dapat
dilaksanakan
Menurut kami dengan secara konsisten, Al-Qur'an, hadits, dan
pandangan empat madzhab besar Islam menyatakan ketidaksetujuan
terhadap pernikahan beda agama. Ini bukan hanya persoalan hukum
agama, tetapi juga melibatkan prinsip-prinsip fundamental keimanan dan
kepercayaan. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk menghormati dan
memahami kedalaman pandangan agama ini, serta mempertimbangkan
implikasi sosial dan spiritualnya dalam kehidupan kita. Dengan
menghormati nilai-nilai ini, kita dapat membangun jalan menuju
pemahaman dan harmoni yang lebih besar dalam masyarakat yang
multikultural

Anda mungkin juga menyukai