MAKALAH
Oleh:
AGUSTANG
NIM. 2021040203007
PASCASARJANA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
tangga. Pondasi utama yang harus diperhatikan adalah aspek agama demi
mempedulikan aspek agama atau dikenal dengan pernikahan antar agama. Baik
pernikahan antara laki-laki muslim dengan wanita non muslimah atau wanita
muslimah dengan laki-laki non muslim. Fakta ini melahirkan berbagai penafsiran
dalam fiqh mengenai hukum pernikahan antar agama yang sampai saat ini
muslim hukumnya haram berdasarkan ijma’ menurut ulama klasik dan ulama
secara khusus, telah terjadi perbedaan antar para fuqaha. Dengan demikian yang
menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah mengetahui istidlal para fuqaha
pada kasus laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab berdasarkan dalil yang
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya:
Apabila ruh-ruh itu dipertemukan (Ibnu Manzur, h. 251)
Artinya:
“Pohon-pohon itu kawin, jika mereka saling condong dan
bergabung antara sebagian mereka dengan bagian yang lainnya”.
Albabarti, h. 33).
h. 403).
3
3. Menurut syafi’iyah nikah adalah suatu akad yang membolehkan وطء
(hubungan seks) dengan lafaz nikah atau attazwij atau dengang lafaz
laki dan perempuan dengan alasan syar’I (Fatimah Abdul Hamid, 2018, h.
demikian, perlu diketahui hukum menikahi wanita ahli kitab yang sebagai
beda agama. Maksud beda agama adalah laki-laki muslim dengan wanita non
muslimah dengan laki-laki non muslim baik itu ahli kitab atau musyrik
dengan wanita yahudi dan nasrani atau wanita ahli kitab telah terjadi
4
jumhur ada yang berpendapat makruh dan ada yang berpendapat haram. Hal
telah membolehkan menikahi wanita ahli kitab. Adapun dalil dari yang
membolehkan ini adalah terdiri dari ayat Al-Qur’an dan atsar dari
Artinya:
Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik.
Makanan (sembelihan) ahli kitab itu halal bagimu, dan
makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan bagimu
menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di
antara perempuan-perempuan yang beriman dan perempuan-
perempuan yang menjaga kehormatan di antara orang-orang
yang diberi kitab sebelum kamu….(Q.S. Al-Maidah: 5).
Dari zahir ayat ini menerangkan kebolehan menikahi wanita ahli kitab,
adalah adanya atsar dari sahabat. Diriwayatkan dari Ishaq dari Habirah
Syaibah, h. 296).
5
Dari istidlal juhmur fuqaha atas bolehnya menikahi wanita ahli
kitab, adalah termasuk hujjah yang kuat. Karena zahir dari surat Al-
adalah atsar dari sahabat yang termasuk salah satu dalil dalam
mengistinbatkan hukum.
Rasyid Ridha. Pada kasus nikah beda agama, Muhammad Rasyid Ridha
membagi nikah beda agama kedalam tiga bagian yaitu Musyrik, Ahli
yang haram dinikahi dalam surat Al-Baqarah ayat 221 hanyalah wanita
ِ ِ
ِ ﺎت ﻣ ْﺸ ِﺮَﻛﺎت اْﻟﻌﺮب ِ ِ
ب َﳍُ ّﻦ
َ اﻟﻼﺗﻰ َﻻ ﻛﺘَﺎ ََ ُ ُ ن اْﳌَُﺮ َاد ﺑﺎْﳌُ ْﺸ ِﺮَﻛ ا
Artinya:
Bahwa yang dimaksud dengan musyrikat adalah wanita musyrik
Arab dimana karena mereka tidak ada kitab.
penganut agama lain yang memiliki kitab suci atau menyerupai kitab
suci selain musyrik dan ahli kitab. Seperti umat Majusi, Shabi’in,
6
dalam kelompok musyrikin, sekalipun Al-Quran dan Sunnah secara
adalah Imam Malik, dan pendapat yang assahih dalam menurut kalangan
Zaidiyah dan Imamiyah (h. 364). Adapun dalil dari pendapat yang
7
أﻟﺌﻚ ﻳﺪﻋﻮن اﱃ اﻟﻨﺎر واﷲ ﻳﺪﻋﻮ اﱃ اﳉﻨﺔ واﳌﻐﻔﺮة ﺑﺬﻧﻪ وﻳﺒﲔ آﻳﺎﺗﻪ ﻟﻠﻨﺎس
ﻟﻌﻠﻬﻢ ﻳﺘﺬﻛﺮون
Artinya:
Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum
mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang
beriman lebih baik dari pada perempuan musyrik
meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan
yang beriman) sebelum mereka beriman. sunggguh
hambah sahaya laki-laki yang beriman lebih baik dari pada
laki-laki musyrik merkipun ia menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak surga dan
ampunan dengan izinnya.
Wajhu addalalah ayat ini adalah ayat ini termasuk ayat yang umum,
kitab dan wanita musyrik. Keumuman ayat ini ditandai dengan ayat
Inti dari perbedaan istidlal tersebut adalah apakah ahli kitab termasuk
kaum musyrikin atau tidak. Bagi yang mengatakan wanita ahli kitab
8
berdalil dengan perkataan ibnu umar ra dengan alasan menghindari
fitnah.
melarang menikahi wanita ahli kitab, adalah rata-rata dari pafa fuqaha
Ahli kitab. Hal ini karena laki-laki merupakan kepala rumah tangga,
menjamin aqidah bagi istri ahli kitab dalam naungan suaminya yang
9
2.3.3 Nikah Dengan Ahli Kitab Konteks Indonesia
Indonesia (MUI). Yang mana lembaga ini pada tanggal 11-17 Rajab
h.45). dari fatwa MUI 1980 dengan redaksi perempuan non muslim
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pembolehan menikahi wanita ahli kitab. Para jumhur fuqaha dari kalangan Hanafi,
Maliki, Syafi’i dan Hanbali beserta para jumhur sahabat telah bersepakat atas
kebolehan menikahi wanita ahli kitab. Pendapat ini didasarkan dengan ayat 2 dari
surah al-maidah. Sedangkan selain jumhur, ada yang berpendapat makruh dan ada
keumuman ayat 221 dari Surah Al-Baqarah. Setelah melihat istidlal dari berbagai
pendapat. Telah tampak bahwa letak perbedaan mereka yaitu apakah kata ahli
kitab dapat digolongkan dengan golongan musyrikat. Letak perbedaan istidlal ini
hukumnya menikahi wanita ahli kitab berdasarkan dengan fatwa MUI tahun 1980.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Fatimah Abdul Hamid. (2018). Zawa>j Al-Muslimi>n Min Gair Al-
muslimi>n fi Al-Fiqh Al-Islami: Vol 30, Edisi 1 No. 30, Majalah Kulliah
Asyariah wa Al-Qanu>n bi Asyut. Al-Azhar University.
Abidin, Ahmad bin Amin bin. (2000). Rad Al-Mukhta>r Ala> Al-Dar Al-Mukhta>r.
Beirut: PT. Dar Al-Fikr. Jilid (3).
Al-Syirazi, Abu Ishaq bin Ibrahim. (1992). Al-Muhazzab. PT. Al-Tura>s| Al-Arabi.
Alqurtubi, Abu Alwali>d Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. (1982). Bida>yah Al-
Mujtahid wa Niha>yah Al-Muqtasid, Beirut: PT. Da>r Al-Qalam, Cet. 1.
Jilid 2.
Ridha, Muhammad Rasyid. S}ala>h Al-Di>n Al-Munjadi, Fata>wa Al-Ima>m, (http: tp,
2005 M/ 1426 H), Jilid. I. diunduh pada 1 Mei 2023).
Sabiq, Sayyid. (2006). Fiqh Al-Sunnah. Cairo: PT. Da>r Al-Fath Lil i’la>m. Jilid 2.
Syaibah, Muhammad bin Abu. (T.th).) Mushannif Ibn Abi Syaibah. Beirut: PT.
Al-Maktabah Al-Isla>mi. Jilid 3.