hubungan seksual dengan lafaz nikah atau tazwi>j atau yang semakna dengan
yang ada pada diri seorang wanita yang boleh nikah dengannya. 1
pun hanya dianggap sah apabila rukun dan syarat yang telah ditetapkan dalam
Islam telah terpenuhi. Apabila salah satu dari rukun atau syarat tersebut tidak
terpenuhi atau tidak dilaksanakan, maka perkawinannya pun akan menjadi tidak
sah.
Para ulama berbeda pendapat mengenai apa saja yang menjadi rukun nikah.
Ulama Ma>likiyah berpendapat bahwa rukun nikah itu ada lima, yaitu wali dari
perempuan, dan s}i>gat akad nikah. Sedangkan menurut Ulama Sya>fi’iyah lima
rukun itu adalah calon pengantin laki-laki, calon pengantin perempuan, wali dari
pihak perempuan, dua orang saksi, dan s}i>gat akad nikah. Adapun Ulama
H}anafiyah meyakini bahwa rukun nikah itu hanya ijab dan kabul saja. 2
1
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2008), 8-9
2
Ibid, 47-48
22
23
Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat diketahui bahwa ada satu hal
yang menjadi kesepakatan tentang rukun nikah tersebut, yaitu ijab dan kabul
alias s}i>gat akad nikah. Tiap hal yang diangkat para ulama menjadi rukun nikah
2. Wali dari keluarga pihak perempuan dengan bapak sebagai urutan pertama,
jika tidak ada maka diganti dengan kakek dan seterusnya ke atas, saudara
sekandung dan seterusnya ke bawah, anak dari saudara laki-laki seayah dan
dari ayah) seayah, anak laki-laki dari paman sekandung, dan anak laki-laki
3
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana, 2003), 89
4
Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,
2004), 101
24
Apabila wali nasab yang tersebut di atas tidak ada, baik karena bepergian
jauh atau tidak di tempat, tetapi tidak memberi kuasa kepada wali yang lebih
halangan lain secara agama yang membuat wali nasab tersebut tidak dapat
Selain urutan kewalian diatas, ada syarat lain bagi wali tersebut, yaitu
Islam, balig, berakal sehat, merdeka, adil, dan tidak sedang melakukan
ihram.6
3. Saksi, dengan persyaratan yaitu Islam, balig, berakal sehat, minimal dua
orang laki-laki atau satu laki-laki dan dua perempuan menurut mazhab
dengan jelas.
b. Materi dari ijab dan kabul tidak boleh berbeda. Seperti nama lengkap si
5
A. Zuhdi Mudhor, Memahami Hukum Perkawinan, (Bandung: Al-Bayan, 1994), 63
6
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, 94
25
Khusus dalam hal akad ini, bentuk serta nilai mahar boleh disebutkan
perkawinan apabila ada kesepakatan antara kedua belah pihak untuk itu.
Adapun keterangan yang lebih rinci mengenai mahar serta perjanjian nikah
Salah satu dari sekian banyak kehormatan dan kemuliaan yang diberikan
Islam kepada kaum perempuan adalah mahar, dimana pada masa jahiliyah
pernikahan, khusus untuk wanita yang akan dinikahi tersebut, bukan untuk
ayahnya, bukan untuk saudara terdekatnya, atau siapapun. Oleh karena itulah
kamu nikahi dengan sesuatu yang baik, namun apabila mereka berbaik hati
7
Sayyid Sa>biq, Fiqh as-Sunnah, Juz II, (Kairo: Da>r Al-Fath Li Al-I’la>m Al-Arabiy, 1999), 101
26
untuk memberikan sebagian dari mahar tersebut setelahnya, maka ambil lah
1. Pengertian Mahar
Kata ‚Mahar‛ berasal dari bahasa Arab, yang mana dalam Kamus Besar
mahar, s}ada>q, nih}lah, fari>d}ah, haba>’, ajr, ‘uqr, ‘ala>’iq, t}aul, dan nika>h.
kepada mempelai perempuan diluar akad nikah, atau apa yang ia berikan
8
Jala>luddi>n Al-Mahalli dan Jala>luddi>n As-Suyu>thi, Tafsi>r Jala>lain, (TP: Dar At-Taqwa, TT),
77
9
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 895
10
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i, Juz II (Jakarta: Almahira, 2010), 547
11
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Minha>j Al-Muslim, (Kairo: Da>r Al- Hadi>ts, 2004), 351
27
dalam al-Qur’an, al-Hadis}, dan Ijma’. Dalam al-Qur’an surah an-Nisa>’ ayat
24 Allah berfirman:
fardu (wajib). Keterangan ini sekaligus menjadi penguat (tauki>d) dari nas}
12
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), 85
13
Muh}ammad ‘Ali As-S}a>bu>ni, Sofwa>tut Tafa>si>r, Juz I, (Beirut: Da>r Al-Fikr, 2001), 237
28
berupa cincin dari besi, atau mengajarkan al-Qur’an. Bahkan Fatimah, putri
Nabi sendiri, dinikahi oleh Ali bin Abi Talib hanya dengan baju besi:
،َ َع ْن ِع ْك ِرَمة،وب ِ
َ ُّ َع ْن أَي، َحدَّثَنَا َسعي ٌد،ُ َحدَّثَنَا َعْب َدة،ُّيل الطَّالََق ِاِن
ِ ِ ُ حدَّثَنَا إِسح
َ اق بْ ُن إ ْْسَاع َْ َ
ِ ِ
"اَ ْعط َها: صلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم ِ ِ ِ ٍ ََّع ْن ابْ ِن َعب
َ ال لَوُ َر ُس ْو ُل اهلل َ َ لَ َّما تَ َزَّو َج َعل ّّى فَاط َم َة ق: ال
َ َاس ق
ُاْلَطْ ِميَّة
ْ ك ِ َ َ ق،اعْن ِدى َشْي ٌئ
َ ُ اَيْ َن د ْرع:ال ِ م:ال
َ َ َ ق،َشْيئًا
Artinya : Ketika Ali menikah dengan Fatimah, Rasulullah berkata ‚berilah
ia sesuatu‛. Ali berkata ‚saya tidak memiliki apapun‛. Lantas
Nabi bersabda: ‚dimana baju besimu?‛.14
Nabi pun dalam pernikahannya senantiasa memberikan mahar kepada
ِ ِ ٍ
ُ َح َّدثَِن يَِز،َخبَ َرنَا َعْب ُد الْ َع ِزي ِز بْ ُن ُُمَ َّمد
ِ ِ ُ حدَّثَنا إِسح
َ يد بْ ُن َعْبد اهلل بْ ِن أ
ُس َام َة ْ أ،يم
َ اق بْ ُن إبْ َراى َْ َ َ
َ َع ْن يَِز، َحدَّثَنَا َعْب ُد الْ َع ِزي ِز،ُظ لَو ُ َواللَّ ْف،وح َّدثَِن ُُمَ َّم ُد بْ ُن أَِب عُ َمَر الْ َم ّْك ُّي ِ
َع ْن،يد َ ،بْ ِن ا ْْلَاد
ُصلَّى اهلل َ َِّب
ِ
ّْ ِت َعائ َشةَ َزْو ُج الن ُ ْ َسأَل: ال َّ َع ْن اَ ِىب َسلَ َمةَ بْ ِن َعْب ِد،يم
َ َالر ْْح ِن اَنَّوُ ق ِ ِ ِ
َ ُُمَ َّمد بْ ِن إبْ َراى
ص َداقُوُ أل ْزَو ِاج ِو َ َكا َن:ت
ِ
ْ َصلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلّ َم؟ قَال
ِ ِ ُ َكم َكا َن ص َد،علَي ِو وسلَّم
َ اق َر ُس ْول اهلل َ ْ َ ََ َْ
ِ ِ
كَ ف اَْوقيَّ ٍة فَتِْل ُ ص ْتن
ِ ََّش؟" قُ ْلت "ل" قَال
ْ ُ ُّ "اَتَ ْد ِر ِى ماَ الن:ت ِ
ْ َ قَال.ثْن َ َْت َع ْشَرَة اَْوقيَّةً َو نَ ِّشا
صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلّ َم أل ْزَو ِاج ِو ِ ِ ُ فَه َذ ص َد،َخَْس ِمائَِة ِدرى ٍم
َ اق َر ُس ْول اهلل َ َْ ُ
Artinya: ‚Dari Abu> Salamah bin Abdurrah}ma>n r.a sesungguhnya ia berkata:
‚Aku pernah bertanya kepada Aisyah r.a: ‚Berapakah mas kawin
Rasulullah? Ia menjawab maskawin rasulullah SAW kepada istri-
istrinya adalah sebesar dua belas ‚uqiyah‛ atau satu nasy‛.
Aisyah r.a bertanya: ‚Tahukah satu nasy?. Abu> Salamah
menjawab :‛tidak‛. Aisyah r.a berkata :‛Yaitu setengah uqiyah
sama dengan 500 dirham. Itulah maskawin rasulullah SAW
kepada istrinya‛.15
14
Abu> Da>wud, Sunan Abi> Daw>ud, Juz II, (Beirut: Maktabah Al-‘As}riyyah, TT), 240
15
Muslim Ibn al-H}ajja>j, S}ah}i>h} Muslim, Juz II, (Beirut: Da>rul Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1991), 1042
29
suatu hadis} yang menjelaskan adanya konsekuensi bagi mereka yang tidak
semata, namun lebih kepada penghormatan dan pemuliaan dari calon suami
kepada calon istri sebagai awal dari sebuah pernikahan. Selain itu ia juga
16
Ah}mad ibnu H}anbal, Musnad Ah}mad Ibnu H}anbal, (Riyadh: Baitul Afka>r Ad-Dauliyyah,
1998), 1384
17
Wahbah Zuhaili, Fiqh Al-Isla>m wa Adillatuhu, Juz IX, (Damaskus: Da>r Al-Fikr, 2004), 6760
30
3. Bentuk Mahar
Bentuk mahar pada umumnya berupa materi, ada yang berbentuk uang
" َجاءَ ِت:ال َ َ ق، َع ْن َس ْه ِل بْ ِن َس ْع ٍد، َع ْن أَِب َحا ِزٍم،كٌ َِخبَ َرنَا َمال
ْ أ،ف
َ وس
ِ
ُ َُحدَّثَنَا َعْب ُد اللَّو بْ ُن ي
ِ ِ ِ إِ ِّْن وىب:ول اللَّ ِو فَ َقالَت ِ امرأَةٌ إِ َل رس
ْ َزّْو ْجن َيها إِ ْن َل:ال َر ُج ٌل
َ فَ َق،ت طَ ِو ًيًل
ْ ت م ْن نَ ْفسي فَ َق َام
ُ َْ َ ْ َُ َْ
18
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, 91
31
:ال َ فَ َق، َما ِعْن ِدي إَِّل إَِزا ِري:الَ َص ِدقُ َها؟ ق ٍ ِ ِ ِ َتَ ُكن ل
ْ ُ َى ْل عْن َد َك م ْن َش ْيء ت:ال َ َ ق،ٌاجة َ ك ِبَا َح َ ْ
ِ َ فَ َق، ما أ َِج ُد َشيئًا:ال ِ َ َت َل إَِز َار ل
س َولَ ْوْ الْتَم:ال ْ َ َ س َشْيئًا؟ فَ َق ْ فَالْتَم،ك َ إِ ْن أ َْعطَْيتَ َها إِيَّاهُ َجلَ ْس
ورةُ َك َذا ِ ك ِمن الْ ُقر َ فَ َق، فَلَ ْم ََِي ْد،يدٍ خاْتًَا ِمن ح ِد
َ ورةُ َك َذا َو ُس
َ ُس، نَ َع ْم:ال
َ َآن َش ْيءٌ؟ ق ْ َ َ أ ََم َع:ال َ ْ َ
ِ ك ِمن الْ ُقر ِ ِ
" آن ْ َ َ قَ ْد َزَّو ْجنَا َك َها ِبَا َم َع:ال َ َّل ُس َوٍر َْس
َ فَ َق،اىا
Artinya: Suatu saat Nabi didatangi seorang perempuan yang menginginkan
agar Nabi berkenan menikahinya. "Saya pasrahkan diri saya pada
tuan", kata si perempuan. Namun lantas Nabi berfikir agak
panjang. Pada saat itulah berdiri seorang sahabat dan
memberanikan diri menyatakan kepada Nabi, "Wahai Rasulullah,
jika paduka tidak berkenan menikahinya, nikahkan saja
perempuan itu denganku". "Apakah kamu memiliki sesuatu untuk
dijadikan maharnya?" "Saya tidak mempunya apa-apa kecuali
kain sarung saya ini". "Lantas kamu nanti mau pakai apa jika
sarung itu kamu jadikan mahar? Carilah sesuatu"."Sama sekali
saya tak punya apa-apa"."Carilah, walau hanya cincin besi".
Lelaki tadi lantas mencari-cari, namun memang dia tak punya
apa-apa. Lalu kata Nabi: "Apakah kamu hafal beberapa (surat)
dari al-Qur’an?". "Oh ya, surat ini dan surat ini", dia mengatakan
surat-surat yang dihafalnya. Maka lantas Nabi menikahkan
mereka, "Saya nikahkan kamu dengan perempuan itu dengan
mahar apa yang kamu hafal dari al-Qur’an".19
Selain itu dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Nabi ketika
19
Bukha>ri, S}ah}i>h} Bukha>ri, Juz VII, (Boulaq: Al-Mat}ba’ah Al-Kubra> Al-Ami>riyyah, 1312 H),
17
20
Ibid., 6
32
Hanya saja mahar berupa pemerdekaan budak ini dilarang oleh ahli-ahli
kemungkinan hal yang disebutkan dalam hadis} tersebut adalah sesuatu yang
4. Syarat Mahar
Apabila mahar adalah berupa materi, maka ada beberapa syarat yang
a. Mahar harus sesuatu yang bernilai. Memang tidak ada ketentuan syar’i
diperjual belikan dan bisa diambil manfaatnya. Maka tidak sah mahar
harus jelas dan dapat diserahkan pada waktu akad. Dengan demikian
21
Ibnu Rusyd, Bida>yatul Mujtahid wa Niha>yatul Muqtasid, Juz II, (Beirut: Da>r Al-Fikr,
2008),18
22
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, 87-88
33
tidak sah mahar yang berupa burung yang sedang terbang di udara.
disyaratkan ia haruslah sesuatu yang biasa diberi upah untuk itu, seperti
mengambil upah dari padanya. Oleh karena itu tidak diperbolehkan mahar
jasa yang pada dasarnya adalah suatu bentuk pendekatan kepada Allah
5. Nilai Mahar
nafkah, oleh karena itulah kewajiban mahar dibebankan kepada pihak laki-
ض َوِِبَآ أَنْ َف ُقواْ ِم ْن أ َْم َواْلِِ ْم ِ ِ ال قَ َّوامو َن علَى ٱلن
َ َّل ٱللَّوُ بَ ْع
ٍ ض ُه ْم َعلَى بَ ْع
َ ّْسآء ِبَا فَض
َ َ ُ ُ ٱلر َج ّْ
23
Muhyiddi>n ‘Abdul Ham>id, Al-Ahwa>l As-Syakhs}iyyah, (Beirut: Al-Maktabah Al-‘Ilmiyyah),
142
24
Muhammad ‘Abdul Hami>d Abu> Zaid, Muka>natul Mar’ah fi> Al-Isla>m, (Da>run Nahd}ah Al-
‘Arabiyyah, 1979), 100
34
Artinya: ‚Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka.‛
Walaupun dalam Islam kewajiban pemberian mahar sangat ditekankan,
namun tidak ada dalil khusus mengenai pembatasan nilai mahar tersebut,
meminta jumlah mahar kepada suami. Hal ini diutarakan dalam suatu hadis
yang berbunyi:
ِ عن الْ َق، عن ابِن سخب رة، اَخب رنَا َْحَّاد بِن سلَمة،ِ حدَّثَنَا ي ِزيد، حدَّثَنَا اَِب،حدَّثَنَا عب ُد اهلل
اس ْم ْ َ ََ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َْْ ْ َ َ َ َْ َ
ِ اِ َّن اَ ْعظَ َم النِ َك: صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلّ َم قاَ َل
ًاح بََرَكةً اَيْ َس ُره ُم ْؤنَة ِ
ّْ ِ َع ْن َعائ َش ْة اَ ّن الن،بِ ْن ُُمَ َّمد
َ َِّب
Artinya : ‚Sesungguhnya perkawinan yang paling besar barakahnya adalah
yang paling murah maharnya.‛25
Para ulama pun bersepakat bahwa tidak ada batas maksimal bagi suatu
tersebut adalah empat ratus dirham. Lalu berdirilah seorang perempuan dari
Quraisy dan berkata; ‚Hal ini bukanlah urusanmu wahai Umar. Bagaimana
25
Ah}mad ibnu H}anbal, Musnad Ah}mad Ibnu H}anbal, 1836
26
Nas}r Fari>d Muh}ammad Wa>sil, Fiqh al-Usrah fi> Al-Isla>m, (Al-Maktabah At-Taufi>qiyyah,
1998), 206.
35
lalu beliau pun berkata; ‚perempuan itu benar, dan Umar telah salah‛.27
batasan mengenai jumlah maksimal mahar. Hanya saja para ulama berbeda
nilainya, karena beratnya yang kecil dan jenis logamnya yang tidak terlalu
bernilai jika dibandingkan dengan dirham ataupun dinar yang terbuat dari
emas dan perak.29 Selain itu dalam hadis yang lain juga disebutkan:
" " ل َم ْهَر أَقَ َّل ِم ْن َع َشَرةِ َد َر ِاى َم:روى عن جابر عن النِب قال
Artinya: ‚Tidak dianggap mahar sesuatu yang lebih sedikit nilainya dari
sepuluh dirham‛.31
Selain ulama H}ana>fiyyah, ada pula pendapat Imam Ma>lik yang
meyakini bahwa paling sedikit mahar adalah seperempat dinar atau tiga
dirham. Sedangkan Sa’i>d bin Ja>bir dari ulama Tabi’in meyakini mahar
minimal adalah lima puluh dirham. Ada pula pendapat lainnya yang
mengatakan lima dirham, dua puluh dirham, dan empat puluh dirham,
30
Ah}mad ibnu H}anbal, Musnad Ah}mad Ibnu H}anbal, 1035
31
Nas}r Fari>d Muhammad Wa>sil, Fiqh Al-Usrah fi> Al-Isla>m, 207
37
adalah kerelaan kedua belah pihak, dan tanpa adanya unsur keterpaksaan.
ِ يا أَيُّها ٱلَّ ِذين آمنُواْ لَ تَأْ ُكلُواْ أَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم بِٱلْب
ٍ اط ِل إِلَّ أَن تَ ُكو َن ِِتَ َارًة َعن تَ َر
اض ّْمْن ُك ْم َ ْ َْ ْ َ ْ ۤ َ َ َ َ
Artinya: ‚Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu‛.
6. Waktu Pembayaran Mahar
tersebut dilaksanakan.33 Hal ini disandarkan kepada dua buah hadis yang
َع ْن،َ َع ْن َخْيثَ َمة،َ َع ْن طَْل َحة،صوٍر ُ َع ْن َمْن،يك ٌ َحدَّثَنَا َش ِر،اح الْبَ َّز ُاز ِ َّالصب
َّ َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن
" ول اللَّ ِو أَ ْن أ ُْد ِخ َل ْامَرأًَة َعلَى َزْوِج َها قَ ْب َل أَ ْن يُ ْع ِطيَ َها َشْيئًا
ُ " أ ََمَرِِن َر ُس:ت ِ
ْ َ قَال،ََعائ َشة
Artinya : Aisyah berkata ‚Rasulullah memerintahkanku untuk membiarkan
seorang laki-laki untuk melakukan dukhul kepada istrinya
walaupun ia belum memberikan (mahar) sedikitpun‛.34
32
Ibid.
33
Muhyiddin ‘Abdul Hamid, Al-Ahwal As-Syakhsiyyah, 140
34
Abu Da>wud, Sunan Abu Da>wud, Juz II, 241.
38
pembayaran mahar. Namun pada saat ‘Ali bin Abi> T}o>lib menikah dengan
Fat}i>mah sebelum memberikan mahar.35 Pada waktu itu memang tidak ada
mahar, oleh karena itu Rasulullah merujuk kepada budaya yang berlaku di
Madinah saat itu (tahun ke-2 hijriah) dimana mereka terbiasa menyerahkan
َحدَّثَنَا، َحدَّثَنَا َعْب َدةُ بْ ُن ُسلَْي َما َن،ُاْلَ َس ُن بْ ُن َْحَّ ٍاد َس َّج َادة
ْ َحدَّثَنَا:ال َ َ ق،َحدَّثَنَا أَبُو يَ ْعلَى
ِ َ لَ َّما تَزَّوج علِي ف:ال ٍ َّ َع ِن ابْ ِن َعب،َ َع ْن ِع ْك ِرَمة،وب ُ َِسع
،َاط َمة ّّ َ َ َ َ َ ق،اس َ ُّ َع ْن أَي،َيد بْ ُن أَِب َع ُروبَة
" ُاْلُطَ ِميَّة
ْ ك ِ َ َ ق،ٌ َما ِعْن ِدي َش ْيء:ال
َ ُ فَأَيْ َن د ْرع:ال َ َ ق، " أ َْع ِط َها َشْيئًا:َِّب
ُّ ِال الن
َ َق
Artinya : Ketika ‘Ali menikah dengan Fatimah, Nabi bersabda ‛Berikanlah
sesuatu kepadanya (Fat}i>mah)‛. Namun kata ‘Ali ‚Saya tidak
memiliki apa-apa‛. Lalu Rasulullah bertanya ‚Lantas dimanakah
baju besimu?‛.37
Berdasarkan kedua hadis} tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
mengakhirkan pembayaran mahar maka hal itu sah-sah saja dan sudah halal
35
Sayyid Sa>biq, Fiqh As-Sunnah, Juz II, 104
36
Muhyiddi>n ‘Abdul Hami>d, Al-Ahwa>l As-Syakhsiyyah, 141
37
Abu> H}a>tim Ibnu H}ibba>n, S}oh}ih} Ibnu H}ibban, (Beirut: Muassatur Risa>lah, 1993), 2564
39
berhubungan badan.38
7. Pemegang Mahar
dalam pernikahan. Hal ini dapat dipahami karena setelah akad nikah akan
kedatangan Islam tersebut ayah dan ibu perempuan yang mereka nikahkan
menganggap bahwa mahar adalah hak mereka atas jasa orang tua yang telah
menghapus kebiasaan itu dan menjadikan mahar sebagai hak penuh istri,
38
Sayyid Sa>biq, Fiqh Al-Sunnah, Juz 2, 104
39
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, 87
40
apalagi jika ia adalah gadis dewasa dan sehat akalnya, bahkan ayahnya
Demikian pula ketentuan mahar yang berlaku bagi para janda. Namun
terdapat pengecualian dalam hal pemegang mahar ini, yaitu jika istri masih
tetapi jika istri tidak punya ayah karena telah meninggal dunia dan
menyimpannya.41
Salah satu rukun yang pokok dalam perkawinan sebagai salah satu bagian
Karena persamaan ridha itu bersifat kejiwaan yang tidak dapat dilihat
dengan mata, maka harus ada simbol yang jelas untuk menunjukkan
kata-kata oleh kedua belah pihak yang berupa akad. Akad merupakan rukun
paling mendasar dalam pernikahan dan disepakati oleh seluruh ulama madzhab,
40
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Minha>j Al-Muslim, 351
41
Sayyid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah juz 2, 108
41
untuk menguatkan akad tersebut. Hal ini dimaksudkan agar sang istri
akibatnya jika istri diperlakukan demikian dan ia tidak ridha atas perlakuan
tersebut, maka ia dapat mengajukan gugatan perceraian. Hal ini dalam istillah
42
Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga di Dunia Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005), 96
43
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Minha>j Al-Muslim, 353
44
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan islam di Indonesia, 145
42
suami dan istri, memang patut atau layak diadakan, karena bertujuan
perjanjian dan boleh juga tidak. Namun apabila perjanjian tersebut sudah
45
Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islam wa ‘Adilatuhu, Juz VII, (TP: Dar al-Fikr, 1989), hal
53.
46
Bukha>ri, S}ah}i>h} Bukha>ri, Juz III, 191
43
nama baik suami, tidak berpuasa sunnah kecuali kalau diizinkan suami,
dan lain sebagainya, selama syarat tersebut tidak menyalahi syariat dan
47
Al-Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), 70
48
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, 33-36
44
tanpa mahar, tidak tidur seranjang, istrinya yang harus memberi nafkah,
tidak bepergian bersama istri, atau tidak mau dipoligami, dan lain
akibat hukumnya.
َحدَّثَنَا َكثِ ُي بْ ُن َعْب ِد اللَّ ِو بْ ِن،يُّ َحدَّثَنَا أَبُو َع ِام ٍر الْ َع َق ِد،اْلًََّل ُل
ْ اْلَ َس ُن بْ ُن َعلِي
ْ َحدَّثَنَا
امل ْسلِ ُمو َن َعلَى:ال َ َول اللَّ ِو ق
َ َن َر ُس َّ أ،ِ َع ْن َجدّْه، َع ْن أَبِ ِيو،ُّف الْ ُمَزِِن ٍ عم ِرو ب ِن عو
َْ ْ ْ َ
ِ ِ
َ أ َْو أ،ُش ُروط ِه ْم إَّل َش ْرطًا َحَّرَم َح ًَلًل
َح َّل َحَر ًاما
Artinya : ‚Orang Islam itu terikat dengan syarat yang mereka buat
kecuali kalau syarat tadi menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal‛.49
Ulama H}ana>fiyyah dan Syafi’iyyah mengatakan bahwa syarat-
boleh poligami atau tidak boleh berpergian bersama istri, padahal kedua
dan persyaratannya sah dan jika tidak dipenuhi maka boleh difasakh.
Ada dua syarat yang termasuk dalam kategori ini. Pertama yaitu
syarat yang diajukan oleh seorang istri kepada suaminya agar suami
akad nikahnya pun menjadi rusak. Hal ini didasarkan pada hadis}:
49
Tirmiz|i, Jami’ at-Tirmiz|i, Juz III, (Mesir: Mus}t}afa Al-Babiyyilhalbi, 1968), 626
46
anaknya itu juga menikahkan putri yang ia miliki dengannya, dan tidak
ada mahar bagi perempuan tersebut. Hal ini sama sekali tidak
No. 1 Tahun 1974, istilah syarat nikah yang sesuai dengan pengertian diatas
50
Ah}mad ibnu H}anbal, Musnad Ah}mad Ibnu H}anbal, 503
51
Muslim, S}ah}i>h} Muslim, Juz II, 1035
47
bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk merubah dan
52, dimana perjanjian tersebut dibagi dalam dua kategori. Dua kategori
tersebut yaitu taklik talak, dan perjanjian lain yang tidak bertentangan
dengan hukum Islam. Adapun ketentuan untuk taklik talak yaitu sebagai
berikut:
52
Undang-Undang Perkawinan No. 01 Tahun 1974.
48
c. Taklik talak tidak wajib diadakan pada setiap perkawinan, akan tetapi
kembali.
53
Kompilasi Hukum Islam.