Anda di halaman 1dari 11

Tuntunan Pernikahan dalam Islam

Tujuan Pernikahan dalam Islam – Agama Islam adalah agama fitrah, dan manusia
diciptakan Allah SWT cocok dengan fitrah ini, karenanya, Allah SWT memerintahkan
manusia untuk menghadapkan diri ke agama fitrah agar tidak terjadi penyelewengan dan
penyimpangan, sehingga manusia berjalan di atas fitrahnya. Semua aturan yang Allah
tetapkan semata-mata untuk kebaikan hidup kita kok. Iya, kan? Coba deh kamu renungkan
kembali.

Kali ini, kita akan membahas tentang tujuan dalam Islam, hemm.. ini pastinya menarik dan
wajib untuk diketahui, terutama bagi kamu-kamu yang masih mudah dan lajang, suatu saat
kamu akan melewati dan menjalaninya. Ya, semoga saja disegerakan Allah untuk
dipertemukan dengan jodohnya dan membangun rumah tangga. Aamiin..!

Tujuan Pernikahan dalam Islam adalah Memenuhi Fitrah


Manusia
yerleske-campus.info

Perkawinan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan untuk menikah.
Karena menikah merupakan ghazirah insaniyah (naluri kemanusiaan). Jika naluri tersebut
tidak terpenuhi dengan jalan yang diridhoi oleh Allah yaitu pernikahan, maka ia akan mencari
jalan-jalan syetan yang banyak menjerumuskan ke lembah dosa. Sebagaimana firman Allah
SWT

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), tetaplah di atas fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. Itulah agama yang lurus. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Ruum:
30).

Daripada kamu terjerumus ke dalam pergaulan yang nggak jelas dan berlumur dosa, lebih
kamu menyegerakan untuk menikah. Dengan menikah, jusrtu kamu akan punya ladang
meraih pahala bersama pasangan halalmu.

Islam Memuliakan Ikatan Pernikahan


dramahidupwafi.blogspot.co.id

Islam telah memuliakan manusia dengan menjadikan ikatan pernikahan yang sah berdasarkan
Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntutan naluri
manusia yang sangat asasi  dan sarana untuk membina keluarga yang Islami.

Islam sangat memuliakan ikatan pernikahan, sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding
dengan separuh agama. Anas bin Malik ra: “Telah bersabda Rasulullah SAW yang artinya:

“Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah
ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara yang separuh lagi.” (Hadits Riwayat Thabrani
dan Hakim).

Nah, tahu kan sekarang kalau menikah itu sangat penting. Ayo..ayoo.. segerakan!

Menikah Adalah Sunnah Nabi


daryeelmagazine.com

Rasulullah SAW memerintahkan untuk menikah dan melarang keras kepada orang yang tidak
mau menikah. Anas bin Malik ra. berkata:

“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menikah dan melarang kami membujang
dengan larangan yang keras. Dan Rasulullah SAW bersabda lagi yang artinya: “Nikahilah
wanita yang banyak anak dan memiliki sifat penyayang, karena aku akan bangga dengan
banyaknya jumlah umatku di hadapan para nabi kelak di hari kiamat.” (Hadis riwayat
Ahmad dan disahihkan oleh Ibnu Hibban).

Pernah suatu ketika tiga orang sahabat datang bertanya kepada istri-istri nabi SAW tentang
amalan beliau, kemudian setelah diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan kualitas
ibadah mereka. Salah seorang berkata: “Adapun aku, akan berpuasa sepanjang masa tanpa
putus. Dan yang lain berkata: “Adapun aku akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah
selamanya.”

ketika Nabi SAW mendengar hal itu, beliau keluar lalu bersabda:

“Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu? Sungguh demi Allah, akulah yang paling
takut dan taqwa di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan
aku juga tidur dan aku juga menikahi wanita. Maka barang siapa yang tidak menyukai
sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (HARI. Bukhari dan Muslim).

Ini hadis yang shahih loh, salah satu isinya mengatakan jika tidak menikah berarti tidak
menyukai sunnah, tidak menyukai sunnah berarti bukan termasuk golongan atau ummat
Rasulullah. Kamu mau menjadi orang yang tidak diakui sebagai ummatnya Nabi? Nggak
kan? Makanya, menikahlah!
Celaan Bagi Orang Yang Enggan Menikah

marieclaire.com

Orang yang mempunyai akal dan bashirah tidak akan mau menjerumuskan dirinya ke jalan
kesesatan dan hidup membujang. Menurut Syaikh Hussain Muhammad Yusuf, Hidup
membujang adalah suatu kehidupan yang kering dan gersang, hidup yang tidak mempunyai
makna dan tujuan. Suatu kehidupan yang hampa dari berbagai keutamaan insani yang pada
umumnya ditegakkan atas dasar egoisme dan mementingkan diri sendiri serta ingin terlepas
dari semua tanggung jawab.

Pada umumnya, orang yang membujang hanya hidup untuk dirinya sendiri. Mereka
membujang bersama hawa nafsu yang selalu bergelora, hingga kemurnian semangat dan
rohani menjadi keruh. Jiwa mereka senantiasa dalam pergolakan melawan fitrahnya,
walaupun ketakwaan mereka dapat diandalkan, namun godaan yang terjadi secara terus
menerus lama kelamaan akan melemahkan iman dan ketahanan jiwa serta mengganggu
kesehatan dan akan membawanya ke lembah kenistaan.

Jadi, orang yang enggan menikah baik itu laki-laki ataupun perempuan, maka mereka itu
sebenarnya tergolong orang yang paling sengsara dalam hidup ini. Mereka itulah golongan
orang yang tidak menikmati kedamaian dan kesempurnaan hidup, baik kesenangan yang
bersifat sensual maupun spiritual. Mungkin mereka kaya, namun mereka miskin dari karunia
Allah.
Allah Akan Memudahkan Rezeki Bagi Orang yang
Menikah

dom-td.ru

Islam menolak sistem ke-rahib-an seperti yang dianut oleh beberapa agama tertentu karena
sistem tersebut bertentangan dengan fitrah kemanusiaan, dan bahkan sifat itu berarti melawan
sunnah dan kodrat Allah AWT yang telah ditetapkan bagi makhluknya.

Salah satu alasan orang untuk menunda-nunda bahkan enggan menikah adalah karena alasan
kekurangan harta dan takut miskin. Sikap enggan membina rumah tangga karena takut miskin
adalah sikap orang jahil dan tidak paham agama. Semua rezeki sudah diatur oleh Allah sejak
manusia berada di dalam rahim, dan manusia tidak akan bisa menteorikan rezeki yang
dikaruniakan Allah. Misalnya berkata, “Bila saya hidup sendiri gaji saya cukup, tapi bila
punya istri tidak cukup.”

Perkataan ini adalah perkataan yang batil karena bertentangan dengan ayat-ayat Allah SWT
dan hadis-hadis Rasulullah SAW. Allah memerintahkan untuk menikah, dan jika seandainya
mereka fakir pasti Allah akan mencukupkan rezekinya dengan berbagai jalan. Allah
menjanjikan suatu pertolongan kepada orang-orang yang menikah, dalam firman-Nya,
“Dan Nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak
(menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin,
Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-
Nya) lagi maha mengetahui,” (An-Nur: 32)

Kriteria Calon Pasangan yang Ideal Menurut Islam

islamicblog.in

Menikah dalam Islam juga telah memberikan beberapa kriteria tentang calon pasangan yang
ideal, yaitu kafa’ah dan salihah bagi setiap muslim dan muslimah yang ingin membina rumah
tangga secara Islami.

1. Kafa’ah Menurut Konsep Islam

Pengaruh materialisme yang telah banyak menimpa orang tua. Kebanyakan orang tua saat ini
memiliki pandangan dan pemikiran bahwa dalam mencari calon jodoh putra-purinya, selalu
mempertimbangkan keseimbangan kedudukan, status sosial, dan keturunan. Sementara
pertimbangan agama kurang diperhatikan. Masalah kufu’ (sederajat, sepadam) hanya diukur
lewat materi saja.

Menurut Islam, kafa’ah atau kesamaan, kesepadanan atau derajat dalam pernikahan
dipandang sengat penting. Jika suami istri memiliki kesamaan, maka usaha untuk mendirikan
dan membina rumah tangga yang bahagia dan Islami, insya Allah terwujud.

Tetapi kafa’ah menurut Islam diukur melalui kualitas iman dan takwa, serta akhlak
seseorang. Bukan status sosial, keturunan dan lainnya. Di mata Allah SWT, derajad semua
makhluk sama, baik itu orang miskin atau kaya, orang arab maupun non Arab, kecuali
derajad ketakwaannya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 13:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah
orang-orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
lagi maha mengenal.”

Bagi para pemudi ataupun orang tuanya yang masih mengutamakan materi dan
mempertahankan adat istiadat, wajib untuk mengubah pemahamannya dan kembali kepada
Al-Qur’an dan sunnah Nabi yang sahih. Sabda Rasulullah SAW:

“Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (ke-
Islamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka.” (hadis Shahih Riwayat
Bukhari 6: 123, Muslim 4: 175)

2. Memilih yang Shalihah

Orang yang mau menikah harus memilih wanita yang shalihah dan wanita harus memilih
laki-laki yang shalih.

Menurut Al-Qur’an wanita yang shalihah ialah:

“Wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri bila suami tidak
ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa: 34)

Menurut al-Qur’an dan Al-Hadits yang shahih di antara ciri-ciri wanita yang shalihah adalah:

“Taat kepada Allah, taat kepada Rasul, memakai jilbab yang menutup seluruh auratnya dan
tidak pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah (Al-Ahzab: 32), tidak berdua-
duaan dengan laki-laki yang bukan mahramnya, taat kepada kepada orang tua dalam
kebaikan, taat kepada suami dan baik kepada tetangganya dan lain sebagainya.”

Bila kriteria pernikahan dalam Islam di atas dipatuhi dan dipenuhi, insya Allah rumah tangga
yang Islami akan terwujud. Sebagai tambahan juga,

Rasulullah SAW menganjurkan untuk memilih wanita yang peranak dan penyayang agar
dapat melahirkan generasi penerus umat.
Tujuan Pernikahan dalam Islam

thoughtco.com

1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi

Perkawinan merupakan fitrah setiap manusia, maka satu-satunya cara yang sah untuk
memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (lewat jenjang pernikahan), bukan dengan
cara yang amat kotor menjijikkan seperti cara-cara orang sekarang ini dengan berpacaran,
berzina, melacur, dan lain sebagainya yang menyimpang dari pranata sosial yang beradab dan
diharamkan oleh Islam.

2. Untuk Membentengi Akhlak yang Luhur

Tujuan utama dari disyariatkannya pernikahan dalam agama Islam di antaranya adalah untuk
membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang telah menurunkan dan
meninabobokan martabat manusia yang luhur. Islam memandang pernikahan dan
pembentukan keluarga sebagai sarana efektif untuk memelihara pemuda dan pemudi dari
kerusakan moral, dan melindungi masyarakat dari kekacauan serta masa depan generasi.
Rasulullah SAW bersabda,
“Wahai pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu menikah, maka menikahlah
karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih membentengi kemaluan. Dan
barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat
membentengi dirinya.” (Hr. Sahih Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirdmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu
Jarud dan Baihaqi).

3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga yang Islami

Dalam Al-Qur’an disebutkan pula bahwa Islam membenarkan adanya thalaq atau perceraian
jika pasangan suami istri sudah tidak bisa lagi menegakkan rumah tangga. Sebagaimana
firman Allah dalam ayat berikut:

“Thalaq (yang dapat dirujuk) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara ma’ruf atau
menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagimu untuk mengambil kembali sesuatu
yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya mengenai bayaran
yang diberikan oleh istri  untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka
janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka
itulah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah: 229).

Jadi, tujuan yang mulia dari pernikahan dalam Islam adalah agar pasangan suami istri
menjalankan syariat Islam dalam kehidupan rumah tangganya. Wajib hukumnya menegakkan
rumah tangga berdasarkan syariat Islam.

4. Untuk meningkatkan ibadah kepada Allah

Menurut konsep dalam agama Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah SWT
dan berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, tujuan pernikahan dalam
Islam adalah rumah tangga sebagai salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal-amal
shalih di samping ibadat dan amal-amal shalih yang lain, sampai-sampai menyetubuhi istri 
pun termasuk ibadah (sedekah).

Rasulullah SAW bersabda:

“Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah.” Mendengar sabda
Rasulullah SAW tersebut, para sahabat keherangan dan bertanya: ‘Wahai Rasulullah,
seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya akan mendapat pahala?”
Nabi SAW menjawab: “Bagaimana menurut kalian bila mereka (para suami) bersetubuh
dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa?” Jawab para shahabat: “Ya, benar”.
Beliau bersabda lagi: “Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di tempat
yang halal), mereka akan  memperoleh pahala!“(Hadits shahih riwayat Muslim 3:82, Ahmad
5: 167-168 dan Nasai dengan sanad yang shahih).

5. Untuk Mencari Keturunan yang Shalih


smartfinance.sg

Di antara tujuan pernikahan dalam Islam ialah untuk melestarikan dan mengembangkan bani
Adam, Allah SWT berfirman:

“Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami istri dan menjadikan bagimu
dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki yang baik-baik.
Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?”
(An-Nahl: 72).

Dan yang terpenting lagi tujuan pernikahan dalam Islam bukan hanya sekadar memperoleh
anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu melahirkan
anak yang shalih dan bertaqwa kepada Allah. Keturunan shalih tentunya tidak akan diperoleh
melainkan dengan pendidikan Islam yang benar dari keluarga

Anda mungkin juga menyukai