Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ana Hamimatul Mangdhuroh

NIM : 170312612003
Offering : T-DT

ARTIKEL
Menikah Muda sebagai Usaha Efektif
Menjaga Kesucian Diri (‘Iffah)

Islam merupakan agama sekaligus pandangan hidup yang sempurna. Adanya bukan
hanya mengatur hubungan hamba dengan Sang Pencipta (hablu minallah), tetapi juga
mengharmonikan hubungan hamba dengan sesamanya (hablu minannas) juga hamba dengan
dirinya sendiri (hablu minafsi).

Begitupun dengan konteks pernikahan. Islam memandang pernikahan sebagai


aktivitas mulia untuk menggenapkan agama. Apalagi jika sepasang muda-mudi yang sudah
memiliki kecenderungan suka satu sama lain, maka pernikahan dapat menjadi solusi
terbaiknya.

Menurut pendapat dari Imam Muhammad Syirazi dan juga Asadullah Dastani Benisi,
budaya pernikahan dini dibenarkan dalam Islam dan ini sudah menjadi norma Muslim sejak
mulai awal Islam. Pernikahan dini menjadi kebutuhan vital khususnya akan memberikan
kemudahan dan tidak dibutuhkan studi terlalu mendalam untuk melakukannya.

Reaksi Pemerintah lewat adanya upaya untuk kembali merevisi batas usia dalam
pernikahan adalah kebijakan yang jauh dari pandangan Islam. Justru jika hal ini terealisasi,
perzinaan bisa terjadi lebih marak lagi. Indonesia akan dikotori oleh generasi rapuh yang tak
menjaga kesucian diri. Untuk menyikapi hal tersebut, marilah kita sebagai kaum Muslim
untuk kembali menjadikan Islam sebagai solusi dari setiap permasalahan hidup. Hanya
dengan penerapan syariat Islam secara menyeluruhlah negeri ini akan dinaungi berkah.

Dasar Pemikiran

Dari Al Qur’an dan Al Hadits :

 "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. jika mereka miskin allah akan mengkayakan mereka dengan karunianya.
Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) :
32).

 "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat


kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
 Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui¨ (Qs. Yaa Siin(36) : 36).

 Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
(Qs. At Taubah (9) : 71).

 Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untukwanita yang
baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan rezki yang melimpah
(yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).

 Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang
dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah
berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah
seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan
hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR.Baihaqi).

 "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan
Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.Budak yang menebus
dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari
yang haram."

 "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah,
karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara."(HR. Bukhari dan
Muslim dari Ibnu Mas’ud).

 Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70
rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al
Kamil dari Abu Hurairah).

Pro Menikah Muda

 Di usia muda, wanita lebih enerjik. Mengurusi pekerjaan, urusan rumah tangga, suami
dan anak-anak bisa dilakukan dengan penuh semangat.

 Wanita muda belum terlalu banyak pengalaman hidup dan pemikirannya juga masih
polos sehingga secara psikologis lebih tidak terbeban. Segala tanggung jawab rumah
tangga bisa dilakukannya tanpa berpikir macam-macam.

 Kondisi kesehatan wanita biasanya paling baik saat dia berada di usia muda sehingga
lebih tidak berisiko untuk melahirkan. Selain itu, interval kelahiran anak juga lebih
bisa diatur karena tidak terbatas oleh umur.
 Wanita muda memiliki lebih banyak orang di sekelilingnya. Teman-temannya masih
segar dalam ingatan, orang tuanya juga masih belum lanjut usia, apalagi jika nenek
dan kakeknya masih sehat. Semakin banyak orang yang mendampingi, semakin
banyak orang yang bisa dijadikan konsultan dalam pernikahannya.

Tujuan Pernikahan

 Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.

 Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.

 Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.

 Mendapatkan cinta dan kasih sayang.

 Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari


perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).

 Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).

 Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahim / menguatkan ikatan


kekeluargaan)

Berjuang Menjaga Kesucian

Tak dapat dipungkiri, kebutuhan seksual adalah fitrah manusia yang harus terpenuhi. Siapa
saja, pria atau wanita boleh mendapatkannya. Tentu saja melalui prosedur KUA, yakni
penikahan yang sah menurut agama.

Makanya, Islam tidak pernah melarang siapapun untuk menikah. Mau itu ustadz, profesor,
ulama, guru, pengurus masjid, semuanya boleh nikah tanpa terkecuali.

Dengan pernikahan, hasrat seksual akan lebih mudah diatasi. Tentu saja lebih melindungi diri
dari maksiat kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallalahu `alahi wassalam:

‫ وأحصن‬، ‫ من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر‬، ‫يا معشر الشباب‬
‫ ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء‬، ‫للفرج‬
Wahai para pemuda! Siapa saja di antara kalian berkemampuan untuk nikah, maka
menikahlah, karena pernikahan itu dapat menundukkan pandangan dan lebih membentengi
farji (kemaluan). Siapa saja yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu
perisai bagi dirinya. (al-Bukhari)

Secara otomatis, melalui pernikahan, potensi untuk melakukan maksiat akan


berkurang. Jangankan zina, melamun saja sudah menjauhkan kita dari mengingat Allah,
terlebih ngelamunin lawan jenis. Kalau sudah punya pasangan kan bisa ngelamunin
suami/istri.

Dengan menikah, nilai ketakwaan kita di hadapan Allah juga bertambah. Secara tidak
langsung, pernikahan menjaga diri kita sekaligus agama Islam.

Sebagaimana sabda Rasulullah

‫من تزوج فقد أحرز شطر دينه فليتق ا في الشطر الثاني‬


Siapa saja menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Hendaklah ia
bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (Thabarani dan Hakim)

Meskipun hadits di atas dianggap dhaif atau hasan li ghairihi, tapi kandungan maknanya
benar. Imam al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumiddin berkomentar:

“Ini adalah isyarat tentang keutamaan menikah, dalam rangka melindungi diri dari
penyimpangan, agar terhindar dari kerusakan. Karena pada umumnya yang sering merusak
agama manusia adalah kemaluan dan perutnya. Dengan menikah, maka salah satunya telah
terpenuhi.”

Al-Qurthubi menlanjutkan:

“Makna hadits ini bahwa nikah akan melindungi orang dari zina.”

Indahnya Masa Muda Akan Hilang Karena Mengasuh Anak?

Banyak yang menyangka bahwa memiliki anak di usia muda, hanya akan melenyapkan
indahnya masa muda, karena direpotkan dalam mengasuh bayi.

Ini adalah pola pikir pengecut dan pemalas, karena menyerah sebelum mencoba.

Jika logika kita dipenuhi oleh hegemoni hura-hura, keluyuran, dan buang waktu. Tentu, masa
muda yang berisi kesenangan sesaat akan pudar. Tapi kalau pikiran kita berisi visi dan misi ke
depan, mengasuh anak tidak akan menghilangkan masa muda. Sebagai mana dijelaskan
dalam poin-poin di atas.

Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak tidak boleh dijadikan beban. Bahkan Rasulullah
–shallallahu ‘alaihi wa sallam- menganjurkan kita untuk memperbanyak anak.

Nikahilah perempuan yang penyayang lagi subur. Sungguh aku akan berbangga dengan
sebab banyaknya jumlah kalian (Ummat Nabi Muhammad) dihadapan para Nabi nanti pada
hari kiamat. (Shahih riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin
Malik)

Banyak anak, adalah sunnah Nabi. Kalau mau banyak anak, menikahlah selagi muda.

Juga, Rasulullah menerangkan akan keutamaan yang paling agung dari mempunyai anak,
yakni:
“Ketika manusia mati maka terputuslah dari semua amal kebaikannya kecuali tiga:

 Shadaqah jariyah [sedekah jangka panjang]


 ilmu yang bermanfaat [diamalkan], dan

 Anak shalih yang mendo’akannya” (Imam Muslim)

Jangan pernah terbesit di pikiran kita bahwa banyaknya anak akan membuat sempit
kehidupan ekonomi, karena tidaklah Allah menciptakan seorang manusia ke permukaan bumi
melainkan telah Allah jamin rezekinya, Allah ta`ala berfirman:

Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami lah yang akan
memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah dosa yang besar. (al-Isra : 31)

Banyak anak, banyak rezeki adalah fakta. Karena setiap anak dilahirkan bersama rizkinya
masing-masing. Jadi, jangan takut punya banyak anak.

Salah satu diantara mereka akhirnya memutuskan untuk tekun ibadah dan menjauhi
pernikahan. Menurutnya, menikah dan memiliki pasangan hanya akan menambah beban
kehidupan. Setelah mengetahui kabar tiga sahabatnya ini, bukannya memberikan dorongan
dan semangat, justru Nabi Muhammad melarangnya dan mengatakan bahwa beliau
beribadah, juga menikah. (al-Bukhari: 5063, Muslim: 1401)

Hadits ini menunjukkan bahwa, lebih baik kurang ibadah tapi menikah, daripada bertahan
membujang meskipun tekun ibadah.

Lagi pula, siapa kita? Apa bisa ibadah 24 jam penuh tanpa tidur dan makan karena puasa dan
tahajjud?

Makanya, kalau gak bisa ibadah 7X24 jam, lebih baik menikah aja. Tidak mengekang diri,
ibadah lebih longgar karena nilainya lebih baik dari ibadah seharian penuh.

Bagaimana tidak asyik dan menyenangkan; menatap pasangan dapat rahmat Allah
berpegangan tangan menghapus dosa, suap-suapan dapat pahala.

Anda mungkin juga menyukai