Oleh
Rahma Tulsadiah
Rahmatulsadiah1710@gmail.com
Abstrak:
1
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat
semua kalangan membicarakannya dan tidak berbatas tempat dan waktu. Dari
zaman sebelum masehi hingga sekarang, perempuan akan selalu menjadi topik
melebihi kuantitasnya. Hal tersebut dikarenakan pola pikir yang baik maupun
perempuan menuntut kebebasan. Makna kebebasan itu pun bervariasi, mulai dari
kandungan dan lain-lain. Kesadaran dan pemahaman agama yang tepat harus
dimiliki oleh setiap muslim agar tidak keluar dari nilai-nilai yang syumul.
bukan karena pilih kasih dari Allah, salah satunya lebih mulia dan atau satu-
satunya lebih dekat kepada Allah. Satu-satunya yang menjadi pembeda di hadapan
1
Yusuf Qardhawi, “Kedudukan Wanita Islam”, (Jakarta: Global Cipta Damayanti, 2003), hal.3
2
Pandangan mengenai wanita yang bekerja seringkali menimbulkan pro dan
kontra di masyarakat. Hal ini timbul karena stereotip yang beredar di masyarakat
bahwa wanita haruslah dengan baik mengurus rumah tangga, jika seorang wanita
Pernikahan adalah sebuah ikatan lahir batin antara dua belah pihak yang
berlaku di Indonesia adala pernikahan yang tercatat dan sah secara hukum islam
maupun hukum positif. Namun, permasalahan yang ada pernikahan yang tidak
tercatat sebagaimana mestinya peraturan berlaku, yakni nikah siri yang masih
kerab terjadi, baik nikah siri yang biasa atau nikah siri dalam konteks poligami.3
4
Kaum wanita saat ini lebih kritis dalam menuntut dan menyuarakan apa-
apa yang sudah menjadi haknya. Di antaranya adalah hak memperoleh persamaan
dengan kaum pria dalam segala hal, termasuk juga hak untuk turut aktif dalam
lebih berat, di satu sisi ia harus bertanggung jawab atas urusan-urusan rumah
tangga, di sisi lain ia juga harus bertanggung jawab atas pekerjaan kantornya.
Apabila hal demikian terjadi, tidak jarang menimbulkan beban mental tersendiri,
2
Aulia y, “PandanganWanita Dalam Membangun Ekonomi Rumah Tangga Menurut Perspektif
Islam”, (Jakarta: Global Cipta Damayanti, 2021), hal.1
3
Imam Hafas, “Pernikahan Sirri Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif”, (Jakarta:
Salakan baru No.1, 2021) hal.2
4
Di Israel, lebih dari sepertiga dari keseluruhan lawyer yang praktek (pengacara, penasehat
hukum, dan sebagainya) dengan jumlah 14.389 adalah perempuan lihat Bryna Bogoch,
Coartroom Discourse and The Gendered Construction of Professional Identily; Law and Social
Inquiry, (Israel:tp,1999), hal.334
3
karena seorang ibu (istri) senantiasa dipermasalahkan. Misalnya, ketika prestasi
pria maupun wanita yang diharapkan sesuai dengan kodratnya. Pandangan masih
berkisar pada faktor biologis di mana wanita yang berbadan lemah mendapat
pekerjaan yang ringan sedangkan pria yang fisiknya kuat semestinya mendapat
perlu ada suatu perubahan pandangan tentang eksistensi pria dan wanita sesuai
Dalam aksinya diskusi tentang perempuan, agak terkesan selalu dimulai dari
praanggapan bahwa perempuan berada pada lapis bawah, tertindas, dan tidak
berdaya bukti factual sederet kasus seperti TKW, buruh perempuan, termasuka
5
Dr. Parwati Soepangat, “Kesadaran Gender”, (artikel non publikasi:2008 hal.180
4
Kesamaan dalam asal penciptaan artinya adalah bahwa kaum wanita itu
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya
Dia menciptakan istrinya”. (Al-A’raf: 189)
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri, kemudian Dia jadikan
irinya istrinya”. (Az-Zumar:6)
6
Semua ayat di atas memberikan pengertian bahwa wanita tidaklah
diciptakan dari bahan yang berbeda dari bahan penciptaan lelaki. Dia diciptakan
darinya. Dan masing-masing dari keduanya terlahir dari apa yang Allah ciptakan,
diciptakan dari bahan yang bebrbeda adalah agama-agama selain Islam seperti;
Yahudi, Kristen, dan golongan lain yang mengaku dan menganggap drinya sangat
masih ada yang mempertanyakan apakah wanita itu memiliki ruh atau tidak?
Apakah wanita itu dari jenis manusia atau bukan? Dan jenis pertanyaan-
pertanyaan lain yang ada di dalam kitab suci mereka, yang telah diselewengkan.
6
Syaikh imad, “tafsir wanita”, (Jatim:Pustaka al-kautsar, 2004), hal.4-5
5
Antara bukti yang menunjukkan terhadap apa yang saya sebutkan itu
bahwa;”Sesungguhnya wanita itu adalah makhluk yang najis! Tak punya Roh dan
tidak ada keabadian baginya. Sehingga dengan demikian, wajib baginya untuk
unta dan anjing suka mengigit, agar dia tidak bisa tertawa dan berbicara.sebab dia
GANJARAN
dihadapan taklif syariat dan pahala di akhirat, tanpa ada diskriminasi apa pun. Hal
ini bisa kita dapatkab dalam beberapa firman Allah Ta’ala berikut:7
6
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan
perempuan, (akan mendapat) surge yang di bawahnya mengalir sungai-
sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang
bagus di surga Adn. Dan keridhaan Allah itu adalah lebih besar; itu
adalah keberuntungan yang besar”. (At-Taubah:72)
7
ِ ?ضى ٱهَّلل ُ َو َرسُولُ ٓۥهُ َأ ْمرًا َأن يَ ُك??ونَ لَهُ ُم ْٱل ِخيَ? َرةُ ِم ْن َأ ْم
?ر ِه ْم ۗ َو َمن َ ََو َما َكانَ لِ ُمْؤ ِم ٍن َواَل ُمْؤ ِمنَ ٍة ِإ َذا ق
ٰ
ضلَاًل ُّمبِينًا َ ْص ٱهَّلل َ َو َرسُولَهۥُ فَقَ ْد
َ ض َّل ِ يَع
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, aka nada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-
Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, dengansesat yang nyata”. (Al-
ahzab:36)
Demikianlah, dan masih banyak ayat-ayat lain yang serupa dengan ayat-
ayat yang telah disebutkan di atas. Di antara bukti lain yang mengindikasikan
pada kesamaan ini adalah, ternyata ada kalangan wanita yang lebih dahulu
beriman terhadap apa yang diwahyukan kepada Rasulullah. Seperti Khadijah dan
Sumayyah (ibunda Ammar, istri Yasir). Bahkan kita dapatkan juga bahwa wanita
syahid pertama dalam Islam adalah perempuan, yaitu Sumayyah tatkala dia dan
suaminya dibunuh.
8
PERSAMAAN DALAM HUDUD (KETENTUAN HUKUMAN) DAN
SANKSI SYARIAH
Allah berfirman,
هّٰللا هّٰللا ۤ
ِ َّارقَةُ فَا ْقطَع ُْٓوا اَ ْي ِديَهُ َما َج َزا ۢ ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكااًل ِّمنَ ِ َۗو ُ ع
َز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم ُ َّار
ِ ق َوالس ِ َوالس
“laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana”. (Al-Maidah:32)
“perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-
tiap seorang dari keduanya seratus dera, dan janganlah belas kasihan
kamu kepada mereka, mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah
jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-
orang yang beriman”. (An-Nur:2)
Ulama telah sepakat bahwa tidak ada khilaf dalam masalah hukum bagi
mereka yang menuduh dan yang di tuduh. Sebagaimana telah didera secara sama
dalam peristiwa tuduhan keji pada Aisyah (yang dikenal dengan hadist ifki) dua
orang lelaki dan seorang perempuan:Hassan, Misthah dan Hamnah binti Jahsy.
Demikian pula dalam masalah-masalah tindak criminal yang lain (hudud). Oleh
sebab itulah Rasulullah menyamakan hukum rajam bagi Ma’iz dan Al-
9
Sementara bagaimana ternyata mereka yang mengaku sebagai orang-
orang yang memiliki peradaban yang tinggi dan modern, tidak menyamakan
antara wanita dan lelaki dalam masalah ini. Beberapa klausul undang-undang
undang-undang Perancis:
dalamnya hanyalah pertimbangan kehormatan seorang lelaki semata, yang itu pun
juga tidak dianggap berarti, jika ternayata laki-laki itu adalah lelaki yang dayyuts
(yang tidak memiliki rasa dan gairah cemburu), di mana dia menghentikan
eksekusi hukuman itu dan ridha untuk menerima kembali istrinya sebagaimana
sebelumnya.
10
Artinya adalah; Hukum positif-sampai kondisi yang sangat sensitive-
tidak menyatakan adanya keadilan anatara laki-laki dan perempuan dalam hal
Tidak adil (dibedakan) pula dalam hal tempat berzina; di mana seorang
rumah istrinya. Sedangkan bago wanita di mana pun perzinaan itu terjadi, ia
Mungkin hikmah yang diharapkan oleh para pembuat hukum positif ini
adalah; untuk menjaga perkawinan yang remi, dari adanya pelecehan suami yang
jelas disini, bahwa logika pembuatan Undang-Undang positif itu sangat berbeda
menyamakan secara adil antara lelaki dan perempuan dalam sanksi, selama
8
Syaikh imad, “tafsir wanita”, (Jatim:Pustaka al-kautsar, 2004), hal.10-13
11
PERSAMAAN DALAM MEMILIKI HAK MENGGUNAKAN HARTA
MILIKNYA
benda. Setiap laki-laki yang teklah baligh dan berakal memiliki hak secara hukum
untuk menggunakan apa yang dia miliki secara bebas. Seperti dalam hal menjual,
membeli, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harta miliknya. Hal ini
berlaku tak beda dengan wanita yang telah akil baligh, baik dia telah kawin atau
belum. Maka dalam keadaan yang seperti ini, baik ayahnya, saudara laki-lakinya,
suaminya atau anaknya tidak berhak melarang untukb melakukan apa yang dia
intervensi dalam masalah keuangan yang menjadi hak milik istrinya. Karena pada
dasarnya, hak kepemimpinan yang dimiliki laki-laki itu adalah hak-hak yang
bersifat individu (haqqun sahsiyyun) dan bukan yang menyangkut masalah hak-
hak harta kekayaan. Dengan demikian, maka tidak boleh baginya untuk
melakukan intervensi dalam masalah keuangannya hak miliknya, kecuali jika apa
dengan kepemimpinan lelaki dalam masalah itu. Yang jelas, dia tidak boleh
12
Seorang suami tidak boleh mengubah identitas diri istrinya. Sebuah
missal adalah; Nama Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, setelah nikah dengan
makhluk dan penutup para Nabi dan Rasul. Dia tidak dinisbatkan kepada keluarga
dan kerabatnya (yakni tidak menjadi Aisyah Muhammad). Ini tentu berbeda
dengan apa yang terjadi di masyarakat Eropa dan Amerika dan ‘makmum-
makmum’ mereka yang lain, yang menyandangkan nama keluarga suami kepada
istrinya dan sang istri melupakan nama ayah dan keluarganya, seakan-akan
9
Syaikh imad, “tafsir wanita”, (Jatim:Pustaka al-kautsar, 2004), hal.13-24
13
WANITA ITU ADALAH PERHIASAN
Allah berfirman,
ض ? ِة َو ْال َخ ْي? ِل ْال ُم َس ? َّو َم ِة َّ ِب َو ْالف َّ ??ر ِة ِمنَ ال
ِ َ?ذه ِ ?َت ِمنَ النِّ َس ? ۤا ِء َو ْالبَنِ ْينَ َو ْالقَن
َ ?َ?اطي ِْر ْال ُمقَ ْنط َّ ُّاس حُب
ِ الش ?هَ ٰو ِ َُّزيِّنَ لِلن
ٰ ْ ْ هّٰللا ْ ْ ٰ ْ ْ اْل
ِ ع ال َح ٰيو ِة ال ُّدنيَا ۗ َو ُ ِعند َٗه ُحسْنُ ال َما
ب ُ ث ۗ ذلِكَ َمتَا ِ َْوا َن َع ِام َوال َحر
“Dijadiakan indah (pada pandangan) manusia kecintaan kepada apa-
apa yang diingini, yaitu; wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, bintang-bintang ternak, dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surge).” (Ali-Imran:14)
kepada kita, dan menjadikan yang paling puncak dari keindahan-keindahan itu
laki-laki padanya, dank arena wanita adalah jerat-jerat setan dan ‘fitnah’ (ujian)
Fitnah perempuan itu jauh lebih berbahaya dari semua fitnah yang ada.
Dikatakan dalam diri wanita itu ada dua fitnah, sedangkan dalam diri anak-anak
itu ada satu fitnah. Adapun fitnah yang ada pada wanita itu, salah satunya adalah;
atau dengan saudari-saudari mereka. Sedangkan yang kedua adalah; lelaki akan
dicoba dnegan pengumpulan harta, baik yang halal maupun yang haram (demi
menuruti keinginan dan permintaan istri). Adapun anak-anak, maka fitnah yang
akan muncul dari mereka adalah hanya satu, yakni; dicoba dengan pengumpulan
14
BERHIAS YANG HARAM
MENCUKUR ALIS
Yakni mencukur alis dengan tujuan untuk membuatnya kecil dan lancip.
Ada pula yang berpendapat bahwa yang dumaksud adalah; sebuah bentuk
pencukuran bulu yang ada di wajah secara umum. Dalilnya adalah; apa yang
“Allah melaknat wanita yang mentato dan yang minta ditato tubuhnya,
dan yang mencukur alis dan yang minta dicukur alisnya dan wanita-
wanita yang menjarangkan gigi untuk kecantikan, yang mengubah ciptaan
Allah.”
MENYAMBUNG RAMBUT
Hadist riwayat Muslim dan Asma’ binti Abu Bakar, dimana dia berkata,
“Ada seorang wanita yang datang menemui Rasulullah dan dia berkata, ‘wahai
dia jatuh sakit hingga rambutnya rontok. Apakah boleh saya menyambungnya?”
laknat itu bukan hanya berlaku bagi yang menyambungnya sendiri, namun juga
bagi yang menyambungkan untuk orang lain. Sebab, tidak pantas baginya
melakukan perbuatan itu dan tidak pantas pula bagi siapa pun untuk
15
TATO
punggung telapak tangan, atau pergelangan tangan, atau di bibir dan selainnya
dari badan wanita, sehingga darah mengalir dan setelah itu diberi celak atau cap
sehingga menjadi biru. Setelah itu, kemudian diukir, baik sedikit atau dalam
tolong orang lain untuk mentatonya, maka itu adalah perbuatan haram.
MERENGGANGKAN GIGI
Dalilnya adalah; apa yang diriwayatkan oleh Alqamah dari Abdullah bin
“Allah melaknat wanita yang mentato dan yang minta di tato tubuhnya,
dan yang mencukur alis dan yang minta dicukur alisnya, dan wanita-
wanita yang menjarangkan gigi untuk kecantikan, yang mengubah ciptaan
Allah. ‘Maka sampailah berita itu pada seorang wanita dari Bani Asad
bernama Ummu Ya’qub. Dia adalah wanita yang suka membaca AL-
Qur’an. Maka dia pun datang pada Abdullah dan berkata. ‘hadist apakah
yang sampai padaku diamana kamu melaknat wanita-wanita yang mentato
dan yang minta ditato. Dan wanita yang mencukur alis serta wanita yang
menjarangkan giginya untuk kecantikan, yang mebgubah ciptaan Allah!’
maka Abdullah berkata ‘bagaimana saya tidak akan melaknat sesuatu yang
dilaknat oleh Rasulullah, dan itu semua telah ada di dalam kitab Allah?’
maka wanita itu berkata ‘ saya telah membaca lembaran-lembaran Al-
Qur’an, namun aku tidak dapatkan itu!’ maka Abdulah berkata ‘ jika kau
membacanya dengan benar-benar, pasti kaau akan dapatkan. Tidakkah kau
16
bca;’ “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah!” (Al-Hasyr:7) Wanita itu
berkata, ‘Benar’. Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah
telah melarang itu!”
Dapun dalilnya adalah; bahwa pada dasarnya semua perbuatan itu adalah
Selain itu juga ada hadist-hadist yang menyebutkan hal ini secara rinci.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dalam
shahih-nya dari Zainab binti Aslam dari ibunya, Ssesungguhnya ada seorang
wanita yang ditiinggal mati oleh suaminya, meminta ijin kepada Rasulullah agar
dia diizinkan memakai celak. Maka Rasulullah pun tidak mengingkari apa yang
mereka lakukan.
Saat berada di Irak Ali berkata, “Lalu saya pergi menemui Rasulullah
mengadukan apa yang dilakukan oleh Fathimah dan meminta penjelasan dari
Rasulullah tentang apa yang dia lakukan, dan aku beritahukan pada Rasulullah
17
bahwa aku mengingkari apa yang telah dia lakukan itu”. Maka Rasulullah
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang lain yang menunjukkan akan
bolehnya mempergunakan dua hiasan ini; yakni celak dan semir. Dalil-dalil ini
MINYAK WANGI
Bisa kita dapatkan pada riwayat Imam At-Tarmidzi dalam Shahihnya dari
tidak kelihatan warnanya, dan sebaik-baiknya parfum wanita adalah yang tampak
Tidak ada perbedaan pendapat di antara fuqaha, bahwa itu disyariatkan. Ini
berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim
dari Jabir bin Abdullah dia berkata, “saya berada bersama Rasulullah dalam
sebuah peperangan. Tatkala selesai, maka saya segera pergi dengan cepat-cepat
menunggang kendaraan. Dari belakang saya ada seorang penunggang lain yang
Dia bersabda, “Apakah kamu nikah dengan seorang gadis atau seorang
janda?” Saya Katakan, “Dengan seorang janda?”
18
Dia bersabda,”Tidakkah kamu memilih wanita yang dengannya kamu
bercanda, dan dia bisa bercanda denganmu?” Jabir berkata, “Tatkala
kami sampai di tempat, maka kami segera mau berangkat untuk menemui
isteri kami”.
PERHIASAN
Perhiasan, hal ini sudah sama-sama diakui oleh setiap fitrah manusia dan
ditetapkan oleh syariat. Ini dilakukan oleh wanita-wanita yang mulia sejak zaman
Rasulullah hingga zaman kita sekarang. Kita tidak dapatkan perselisihan pendapat
di antara para ulama mengenai masalah ini, kecuali apa yang disebutkan oleh
kalung emas bagi wanita. Namun hujjah yang kuat berada bersama dengan jumhur
fugaha.
Adapun yang menunjukkan bahwa itu boleh adalah apa yang diriwayatkan
oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dalam Shahinya bersama dengan Rasulullah,
Abu Bakar, Umar, dan Utsman mereka semua melakukan shalat idul fitri sebelum
melihatnya tatkala dia memerintahkan kaum laki-laki agara duduk dengan isyarat
tangannya. Lalu dia menuju mereka hingga wanita-wanita datang bersama dengan
19
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang
beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan
mempersekutukan sesuatu pun dnegan Allah; tidak akan mencuri, tidak
akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berdusta
dengan yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka,” (Al-
Mumtahanah:12) hingga dia selesai membaca ayat itu.
10
Syaikh imad, “tafsir wanita”, (Jatim:Pustaka al-kautsar, 2004), hal.253-267
20
DAFTAR PUSTAKA
21