Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Membicarakan kaum wanita dan kedudukannya dalam kehidupan sosial


tentulah menarik. Apalagi dalam masyarakat yang secara umum bersifat
patrilineal (memuliakan kaum lelaki dalam semua aspek kehidupan).
Diketahui bahwa wanita adalah bagian dari eksistesi komunitas basyari
(insan). Kaitannya dengan kaum maskulin, dia adalah sebagai ibu, saudari,
istri, bibi. Kehidupan masyarakat tidak akan ada tanpa perempuan dan laki-
laki, memikul beban kebangkitan bersama sesuai dengan fitrah yang telah
Allah SWT ciptakan dengan bimbingan petunjuk samawi Pada masa jahiliyah
yang beragam, kondisi kaum hawa ini sangat terpojokkan , hak-haknya
dirampas,dan pandangan terhadapnya sangat mendiskreditkan, hingga
datang Islam membebaskannya dari kezaliman Jahiliyah, mengembalikan
dan memuliakannya sebagai insan, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat.

Dan dalam masyarakat modern hal tersebut biasa disebut dengan istilah
“emansipasi”. Dan di Barat hal ini dikenal dengan istilah “feminisme”. Namun
dalam pelaksanaannya, bentuk pemuliaan terhadap perempuan yang terjadi
di dunia Barat dan di dunia Islam sangat jauh berbeda.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan membahas tentang feminisme, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana nasib perempuan pra islam ?

2. Bagaimana konsep islam tentang perempuan ?


3. Bagaimana sejarah dan ragam feminisme ?

4. Bagaimana pandangan islam dalam feminisme ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Memahami pengertian islam, perempuan,dan feminisme.
2. Memahami konsep islam tentang perempuan dan feminisme.
3. Memahami pandangan islam terhadap perempuan dan feminisme.
4. Mengetahui bagaimana berperilaku sesuai dengan pandangan islam tentang
perempuan dan feminisme.
BAB II

PEMBAHASAN

A. NASIB PEREMPUAN PRA ISLAM

Sejarah menginformasikan bahwa sebelum datangnya islam terdapat


sekian banyak peradaban besar, seperti: yunani, romawi, india, dan
china.Dunia juga mengenal agama-agama ,seperti:yahudi, nasrani,
buddha, zoroaster,dan sebagainya.Berikut ini dijelaskan secara singkat
kondisi perempuan di peredaban dan agama-agama tersebut sebagai
perbandingan dengan perlakuan islam terhadap perempuan.

Peradaban pra islam sebagai beriikut:

a. Yunani

· Dikalangan elit, para perempuan di tempatkan(di sekap) dalam istana-


istana.

· Dikalangan bawah, nasib mereka sangat menyedihkan.Mereka di perjual


belikan.

· Dikalangan rumah tangga, sepenuhnya mereka berada di bawah


kekuasaan suaminya dan tidak memiliki hak-hak sipil bahkan hak warispun
tidak ada.

b. Romawi

· Sebelum menikah, wanita sepenuhnya berada di bawah kekuasaan


ayahnya.

· Setelah menikah, kekuasaan tersebut pindah ke tangan sang suami.


Kekuasaan ini mencakup kewenangan menjual, mengusir, menganiaya,
dan membunuh.Keadaan tersebut belangsung terus sampai abad ke-6
Masehi

c. Hindia

Perempuan pada masarakat hindu ketika itu sering di jadkan sesaji bagi para
dewa

d. China

Dalam petuah china kuno di ajarkan, “Anda boleh mendengar pembicaraan


wanita, tetapi sama sekali jangan mempercayai kebenaannya”
(Shibab,1998:296-297).

Ajaran agama pra islam:

a. Ajaran Yahudi

Dalam ajaran yahudi mertabat perempuan sama dengan pembantu. Ayah


berhak menjual anak perempuannya, kalau ia tidak mempunyai saudara laki-
laki.Mereka mengangap prempuan sebagai sumber laknat, karena dia-lah
yang menyebabkan Adam terusir dari surga. Apabila seorang perempuan
sedang mengalami haid, mereka tidak boleh memegang bejana apapun,
karana khawair tersebarnya najis. Bahkan sebagian besar dari mereka
diasingkan hingga selesai haidnya.

b. Ajaran Nasrani

Dalam pandangan pemuka Nasrani ditemukan bahwa perempuan


adalah senjata iblis untuk menyesatkan manusia (al-Barik, 2003:6-7).

Di semenanjung Arabia sebelum datangnya islam,terdapat kebudayaan


yang disebut jahiliyah.Di zaman ini perempuan di pandang sangat
rendah.Seorang bapak merasa malu bila isrinya melahirkan bayi perempuan
sehingga dikalangan mereka terdapat kebiasaan mengubur bayi
perempuan.Perempuan dianggap sebagai benda yang dimiliki laki-laki, di
pertaruhkan dalam sebuah perjudian, di pandang sesuatu yang dapat
diwariskan. Disisi lain, laki-laki dapat menceraikan isterinya berkali-kali dan
kembali padanya sesuai kemauannya dan berhak memiliki isteri sebanyak
yang ia inginkan tanpa batas.

B. KONSEP ISLAM TENTANG PEREMPUAN

1. Pemuliaan islam terhadap perempuan


Islam memandang perempuan sebagai makhluk mulia dan terhormat, yang
memiliki hak dan kewajiban. Dlam islam, haram hukumnya memnganiaya
dan memperbudak perempuan(al-Barik,2003:11). Islam adalah agama
pertama yang menempatkan perempuan sebagai makhluk yang tidak
berbeda dengan laki-laki dalam hakikat kemanusiannya. Meskipun begitu,
dalam beberapa hal prinsipil, terdapat perbedaan antara perempuan
dengan laki-laki. Perbedaan ini bukan untuk merendahkan satu sama lain,
melainkan untuk saling melengkapi sebab Alah SWT menciptakan mereka
saling berpasangan (Q.S.Yasin:36).

a. Kesamaan Kedudukan Perempuan dengan Laki-laki

Kesamaan perempuan dengan laki-laki, antara lain dalam hal bahwa


kedua-duanya adalah manusia beserta segala potensinya. Sebagai makhluk
Allah yang diciptakan dalam bentuk yang sempurna, manusia baik laki-laki
maupun perempuan memilki potensi menjadi khalifah Allah(Q.S. al-
Baqarah:30) dengan tugas memakmurkan bumi.

Kesamaan lain antara perempuan dan laki-laki adalah dalam menerima


beban taklif (melaksanakan hukum) dan balasannya kelak di akhirat. Q.S
al-Mu’min:40 menyebutkan bahwa siapa saja laki-laki dan perempuan
yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka akan memperoleh surga.
Seruan Allah kepada keduanya sebagai hamba Allah juga sama.
Ajaran islam melarang untuk menyakiti dan mengganggu orang beriman, baik laki-laki
maupun perempuan, dan mengancam pelanggarnya dengan siksa yang pedih. Hal ini
di kemukakan dalam Q.S. al-Buruj:10 yang berbunyi:

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang


mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat,maka bagi
mereka azab jahanam, dan bagi mereka azab (neraka)yang membakar”(Q.S. al-
Buruj:10).

Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyebutkan bahwa,”Surga itu terletak di bawah


telapak kaki ibu”.

b) Perbedaan Perempuan dengan Laki-laki

Letak perbedaan perempuan dan laki-laki menurut K.H. Ali Yafie, sebagian
besar menyangkut dua hal, yaitu perbedaan biologis dan fungsional dalam kehidupan
sosial. Perbedan biologis bersifat alamiah, seperti halnya binatang ada jantan dan
betina. Dalam kaitannya dengan proses reproduksi, fungsi perempuan dan laki-laki
berbeda, tidak mungkim sama. Laki-laki adalah pemberi bibit, sedangkan perempuan
berfungsi menampung dan mengembangkan bibit tersebut dalam rahimnya sehingga
mengandung dan melahirkan. Dengan adanya perbedaan fungsional ini, muncul
kewajiban yang berbeda pula, baik berkenaan dengan fungsi, kedudukan maupun
posisi masing-masing dalam masyarakat (Munir (ed.), 1999:67-68).

· Dalam Hal Aurat

Islam mewajibkan perempuan menutup seluruh tubuhnya kecuali wajah dan


telapak tangan, sedangkan aurat laki-laki hanya pusar sampai lutut.

· Dalam Kehidupan Berkeluarga


Laki-laki wajib menafkahkan hartanya untukisteri dan keluarga, serta kelebihan-
kelebihan lain yang Allh berikan kepada laki-laki, maka islam memilih laki-laki (suami)
sebagai pemimpin keluarga (Q.S. al-Nisa’:34). Kelebihan lain yang di maksud disini
adalah laki-laki berada di bawah pertimbangan akal yang rasional dan pragmatis,
sedangkan perempuan berjalan dalam bimbingan perasaan (Shihab, 1998:210-211).

· Dalam konteks kepemimpinan keluarga

Islam memandang isteri bukan hanya mitra suami, melainkan juga sahabatnya.
Artinya suami dan isteri harus saling melengkapi satu sama lain (Q.S al-Baqarah:187).

c) Hak-hak perempuan

Tentang hal ini, Quraish shihab menyebutkan beberapa hak yang dimiliki oleh
kaum peremuan menurut islam yakni:hak politik,bekerja/profesi,dan belajar.
Sedangkan M.Utsman al-Husyti menambahkan hak sipil, hak berpendapat, dan hak
pengajuan cerai.

Terkait dengan hak profesi, dapat di kemukakan bahwa perempuan mempunyai


hak untuk bekerja selama pekerjaan itu atau peempuan itu
membutuhkannya,pekerjaan itu dapat di lakukan dalam suasana terhormat dan tidak
melanggar ajaran islam. Apabila sudah menikah maka harus mendapat izin suami, dan
dapat melaksanakan urusan keluarga.

2. Menyikapi Ayat dan Hadis Misoginis

Ayat dan hadis misoginis adalah hadis dan tafsir al-Qur’an yang di pandang
merendahkan dan meremehkan perempuan.contoh ayat al-Qur’an yang merendakan
perempuan adalah tafsir terhadap Q.S. al-Nisa’:34 yang berbunyi:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahaian mereka (laki-laki) atas sebahagiaan yang lain (wanita), dan
Karena mereka (laki-laki)Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”.

Ayat di atas ditafsirkan sebagai laki-laki harus memiliki kedudukan lebih tinggi
dari pada perempuan dalam segala bidang, dan perempuan di anggap tidak berhak
untuk memimpin (Sulaeman,2004).

2.3 Sejarah Dan Ragam Feminisme

Menurut bahasa, kata feminisme berasal dar bahasa latin, femina yang berarti
perempuan.Menurut Kamla Bhasin an Nighat Said Khan, dua orang feminis dari Asia
selatan, feminisme adalah “suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan
terhadap perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja, dan dalam keluarga, serta
tindakan sadar oleh perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan
tersebut”(Kamla dan Nighat,1995:5).

Dari pengertian di atas, dapat di sebutkan tiga ciri feminisme,yaitu:sebuah


gerakan atau doktrin yang: (a) menyadari adanya ketidakadilan jender di masyarakat
maupun di keluarga, antara lain dalam bentuk penindasan dan pemerasan terhadap
perempuan; (b) memaknai jender bukan sebagai sifat kodrati melainkan sebagai hasil
proses sosialisasi; (c) memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan.

1. Sejarah Singkat Feminisme

Gerakan feminisme muncul di barat, sejak zaman dahulu sampai awal abad
modern,perempuan disamakan dengan budak dan anak-anak, dianggap lemah fisik
maupun akalnya. Paderi-paderi gereja menuding perempuan sebagai pembawa sial
dan sumber malapetaka, penyebab kejatuhan Adam dari surga. Akibatnya peran
perempuan di batasi dalam lingkup rumah tangga saja(Arif,2005).
Kata feminisme diperkenalkan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis,
CharlesFourier pada tahun 1837. Sebagai sebuah gerakan yang di dorong oleh
ideologi pencerahan (Aufklarung) yang menekankan pentingnya peran rasio dalam
mencapai kebenaran. Dalam revolusi perancis, para pemimpin revolusi menegaskan
hak-hak warga negara terhadap raja. Sayangnya revolusi yang diiringi dengan
semboyan liberty (kebebasan), equality (persamaan), an er(persaudaraan) ini tidak
merubah keadaan perempuan. Akibatnya sejumlah kelompok perempuan menuntut
persamaan dengan laki-laki di berbagai bidang. Gerakan ini berkembang sjak perancis
berubah menjadi republik.

Dari latar demikian, di eropa berkembang gerakan untuk “menaikan derajat


kaum perempuan”, tetapi gaungnya kurang keras. Kemudian gerakan ini pindah ke
Amerika dan berkembang pesat di sana sejak publikasi karya John Stuart Mill, the
subjection of women (1969).

Hal lain yang mendorong timbulnya feminisme, menurut Murtadha Muthahari


adalah kepentingan kapitalisme.

3.Ragam Feminisme

Perbedaan persepektif tentang ketidakadilan jender terhadap perempuan di


keluarga dan masyarakat terhadap penindasan perempuan melahirkan empat aliran
besar:

· Feminisme Liberal adalah aliran feminisme yang menuntut agar prempuan


diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki,karena merasa mempunyai
kemampuan yang sama dengan laki-laki, dan bahwa perempuan harus di berikan
kebebasan untuk menentukan nasibnya.

· Feminisme Marxis merupakan aliran yang berpendapat bahwa sumber


ketertindasan perempuan adalah sistem produksi dalam keluarga, dimana laki-laki
bekerja dan menghasilkan uang, sedang perempuan hanya bekerja di sektor rumah
tangga yang tidak menghasilkan uang.

· Femnisme Radikal adalah aliran feminisme yang berpandangan bahwa


penindasan terhadap perempuan terjadi akibat fisik perempuan yang lemah di
hadapan laki-laki, dimana perempuan harus mengalami haid, menopause, hamil, sakit
saat haid dan melahirkan, menyusui, mengasuh anak,dan sebagainya.

2.4 Pandangan Islam Terhadap Feminisme

Dalam pandangan islam, ide dasar dan utama yang di perjuangkan oleh
feminisme berupa kesetaraan kedudukan dan hak antara perempuan dengan laki-laki
adalah semua yang tidak benar dan menyalahi kodrat kemanusiaan.

Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kondisi fisik, biologis,
dan psikologis yang berbeda. Perbedaan ini yang menimbulkan fungsi yang berbeda
pada diri mereka masing-masing. Oleh karena itu sangat bijaksana saat Allah SWT
membedakan hak dan kewajiban mereka.

Perkembangan ilmu pengetahuan, terutama ilmu kedokteran dan fisiologi


bahkan mencatat perbedaan kduanya dengan sangat nyata. Perbedaan fisik dan
biologis menimbulkan watak yang berbeda, sehingga timbullah watak
keperempuanan, seperti: cenderung perasa, impulsif (cepat merespon), sensitif, dan
watak kelaki-lakian.

Adapun isu penindasan terhadap perempuan oleh laki-laki yang menjadi titik
awal menculnya feminisme harus di akui memang terjadi di berbagai tempat sejak
dulu hingga kini, baik di wilayah masyarakat muslim maupun non muslim.

Terkait tugas dan peran perempuan dalam rumah tangga yang lebih banyak
berada di rumah, sebaiknya tidak di pandang dari sisi kesetaraan jender. Tolak ukur
kemuliaan ari keduanya adalah dari ketakwaan yang di ukur secara kualitatif, yaitu
sebaik apa - bukan sebanyak apa –seseorang bertakwa kepada Allah SWT (Q.S. al-
Hujurat:13 dan al-Mulk:2).

Terkait dengan perbedaan peran, dalam Q.S al-Nisa’:32, Allah SWT


mengingatkan dan menyadarkan laki-laki dan perempuan yang berbunyi:

“janganlah kamu iri hati terhadap apa yang di karuniakan Allah kepada sebagian
kamu lebih banyak dari sebagian yang lain, karena bagi lelaki ada bagian dari apa yang
mereka peroleh (usahakan), dan bagi perempuan juga ada bagian dari apa yang
mereka peroleh (usahakan. Bermohonlah kepada Allah dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetaui segala sesuatu”.

Kritik Faktual Terhadap Feminisme

Terlepas dari pro dan kontra, gerakan feminisme di akui telah membawa
banyak perubahan positif pada kondisi perempuan. Banyak undang-undang di
berbagai negara yang lebih mendukung perempuan. Namun, dibalik kemajua ini
muncul berbagai sisi negatif yang di timbulkannya. Contohnya isu pemiskinan
perempuan dan tingginya angka perceraian (Anshori dan Kosasih (ed), 1997:171).
Selain itu, terdapat sejumlah kritik yang ditujukan pada feminisme.

Berbagai eksperimen membuktikan bahwa pria dan perempuan sama


mengalami kegagalan. Conohnya, ketika pada tahun 1997 pemerintah inggris
memberlakukan “pendekatan tanpa memandang jenis kelamin” dalam merekrut
tentaranya dan memberlakukan ujian fisik yang sama kepada kadet pria dan wanita,
maka yang terjadi adalah tingkat cidera yang tinggi dikalangan kadet wanita
(soekanto, 2006).
Eksperimen penerapan persamaan laki-laki dan perempuan juga di lakukan di
negara-negara seperti Skandinavia, Norwegia, Denmark, dan di Swedia. Di Norwegia
pada tahun 1969, perempuan yang bekerja yang memiliki anak kecil meningkat
menjadi 60%, sedangkan di Denmark pada tahun 1985 anak usia di bawah 6 tahun
yang di asuh ibunya hanya 5%. Kebijakan ini berdampak besar pada runtuhnya
keluarga. Masalah-masalah alkohol, obat bius, dan ktivitas kekerasan yang melibatkan
anak-anak meningkat 400% dalam kurun waktu 1970-1980.

Demikianlah berbagai bukti dan kritik yang menunjukkan bahwa feminisme


bukan pilihan yang bijak dan benar untuk memajukan dan mengangkat martabat
perempuan. Meskipun begitu, umat islam perlu mengambil sisi positif mulculnya
feminime. Islam adalah agama yang sempurna, yang didalamnya terdapat konsep
yang utuh tentang perempuan. Menjadi tugas penting umat islam untuk memahami
konsep yang benar tentang perempuan menurut islam, dan menerapkannya dalam
kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dengan demikian umat islam perlu
“melirik” ideologi lain guna memecahkan masalah perempuan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Feminisme sebenarnya sudah ada
sejak dua abad yang lalu jauh sebelum orang-orang Barat mengenal feminisme. Tapi
penggunaan istilah feminisme pertama kali dipopulerkan di barat. Feminisme adalah
suatu bentuk pengakuan atas posisi perempuan di masyarakat yang disejajarkan
dengan kaum pria dengan tidak hanya melihat perbedaan jenis kelamin saja.
Feminisme juga tidak hanya di barat saja, tetapi juga sudah merambah masuk ke
dunia Islam. Menurut feminis muslim menganggap bahwa kesetaraan laki-laki dan
perempuan, otomatis menyebabkan kesetaraan hak-hak antara laki-laki dan
perempuan. Dan dalam Islam sendiri dikatakan bahwa Islam memandang laki-laki
dan perempaun secara setara juga, dan bahwa Allah secara umum memberikan hak
dan kewajiban yang sama antara laki-laki dan perempuan. Tetapi dalam realitanya,
banyak feminis Islam yang lebih mengutaman logika dari pada ajaran agama dalam
menyikapi suatu persoalan.

Kemuliaan perempuan dalam Islam setidaknya bisa kita ketahui dengan bagaimana
Islam menempatkan posisi seorang ibu. Dalam Islam seorang anak yang mesti patuh
pada kedua orang tuanya, namun ketaatan kepada ibu harus didahulukan. Hadits
yang populer yang juga dikutip buku ini menyebutkan bahwa pelayanan terbaik
seorang anak didahulukan kepada ibunya tiga kali dibanding kepada ayahnya. Bahkan
pada hadits lain disebutkan bahwa surga terletak di telapak kaki ibu.

DAFTAR RUJUKAN

http://www.islamcendekia.com/2013/12/pengertian-gender-dan-feminisme.html

http://makrufi-muahammad.blogspot.com/2012/03/gender-feminisme-islam-dan-
barat.html
http://ryrykyuuya.blogspot.com/2014/03/perempuan-dan-feminisme.html

mokhammad nasrulloh di 18.41

Berbagi

1 komentar:

Anonim16 April 2016 01.18

Anda mungkin juga menyukai