Anda di halaman 1dari 11

TOKOH-TOKOH WANITA MUSLIM DALAM SEJARAH ISLAM

ENOH ZAENAH

(211410034)

UIN SMH BANTEN

ABSTRAK

Tokoh-tokoh wanita dalam sejarah Islam dari zaman Nabi Muhammad Saw, hingga
pada masa Khilafah Bani Abbas tercatat sebagai naskah sejarah penting. Bagaimana
tidak para tokoh perempuan tersebut menjadi media untuk membantu menyebarkan
Syiar Islam. Seperti siti Khadizah yang menjadi Istri Nabi Muhammad Saw sekaligus
tokoh perempuan yang ada dibelakang layar kaca menyemangati, dan sangat
mendukung perjuangan Rasulullah Saw.

Kontribusi para tokoh perempuan dalam periwayatan Hadis dan ilmu


pengetahuan lainnya pada masa Rasulullah Saw ternyata sangatlah besar. Sebagian
besar penyusun hadis penting dari periode awal menerima banyak masukan dari
sejumlah guru perempuan sebagai otoritas langsung. Ibn Hajar belajar dari 53 wanita.
As-Sakhawi memiliki ijazah dari 68 wanita, sementara As-Suyuti belajar dari 33 wanita,
seperempat dari jumlah shuyukh-nya.
Pada abad keempat, ada Fatima binti Abdur-Rehman yang dikenal sebagai as-
sufiyyah karena kesalehannya yang besar. Fatima adalah perempuan terpelajar yang
majelisnya selalu padat hadirin. Dia merupakan cucu dari ahli hukum terkemuka al-
Muhamili, Umm al-Fath Amat As-Salam dan putri dari Abu Bakar Ahmad, seorang
hakim terkemuka.
Jika bicara tentang perempuan cerdas dan berjasa besar pada masa Rasulullah, nama
Khadijah binti Khuwailid tentu tak luput disebut. Khadijah adalah istri Nabi
Muhammad SAW, dikenal sebagai pengusaha sukses, perempuan berpendidikan, dan
istri saleh yang selalu mendukung suaminya dalam berdakwah.

Khadijah juga dikenal sebagai perempuan yang berpikiran maju. Dia suka berinovasi
dalam berbisnis, tapi tak pernah meninggalkan kejujuran dalam berniaga. Perbuatan-
perbuatannya dituliskan dalam banyak risalah dan menjadi teladan dalam berperilaku
bagi muslimah. Figur-figur perempuan menjadi teladan sepanjang masa dan abadi
dalam sejarah. Ada pepatah mengatakan bahwa rahhim perempuan adalah pintu
peradaban, para tokoh-tokoh perempuan dari zaman Rasulullah Saw hingga masa
pemerintahan Bani abbas banyak memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan,
kesehatan dan ekonomi.

Kata Kunci : perempuan dalam sejarah Islam, kontribusi dalam peradaban, ilmu
pengetahan

A. Pendahuluan
Sayyid Qutub mengatakan bahwa perempuan adalah penyangga peradaban. 1
Pentingnya perempuan dalam berkontribusi memperjuangkan kemajuan bangsa,
perjuangan Dakwah dan lainnya karena dari merekalah peradaban itu disangga,
dan mereka adalah tihang peradaban dan kedaulatan.
Partisipasi dan keterlibatan perempuan adalah keniscayaan. Nabi
Muhammad Saw selama mengemban Kerasulan telah memberikan kesempatan
kepada laki-laki dan perempuan untuk berperan aktif dalam memberikan
kontribusi di ranah da'wah Nabi. Siti Khadizah selain sebagai pendamping Nabi
beliau juga adalah seorang perempuan pengusaha suskes. Selain Khadizah,
aisyah, hafshan dan figure lainnya juga turut berkontribusi dalam sector
pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
B. Tinjauan Pustaka
Kondisi perempuan pada masa awal mula Islam sangat memprihatinkan 2 hal ini
dikarenakan masyarakat Arab pada masa itu belum mengenal adanya norma-
norma dan hukum yang dapat membawa mereka ke jalan yang lurus. 3 Sudah
menjadi tradisi apabila bangsa arab memiliki banyak anak laki-laki, dan merasa
hina apabila memiliki anak perempuan. Sehingga terjadilah pembunuhan pada
bayi perempuan apabila mereka lahir, bahkan ada yang dikubur hidup hidup
1
Kaheron Shirin, "Membangun Masyarakat Qur'ani: Rekontruksi Pemikiran dan Gerakan Perempuan
Menuju Keluarga Anti Kekerasan" Jurnal al-Burhan, no 7, (2007), 92
2
Husein Alkaff, Kedudukan Wanita Dalam Pandangan Imam Khomeini (Jakarta: Lentera Basritama,
2004),124.
3
Fauziyah, Ririn. "Perempuan Persfektif Pemikiran Islam Moderen". AL MAQASDHI 3, no. 2 (2020)
tatkala sijabang bayi sudah keluar dari penjagaan Rahim ibunya. Setelah bangsa
arab mengenal Islam dan mau memeluk nya menjadikannya pedoman dalam
kehidupan maka perempuan memiliki derajat yang baik dan dimulyakan. Tidak
dihinakan dan diperlakukan semena-mena oleh para kaum laki-laki sehingga ini
membawa perubahan besar dalam peradaban bangsa arab.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat
pospositivisme, yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek alamiah, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan) dan analisis data bersifat induktif, serta hasil penelitian kualitatif ini
lebih menekankan pada makna daripada genereliasis. 4 Dalam penelitian ini
pendekatan yang digunakan bersifat library research (penelitian kepustakaan)
atau disebut juga content analysis (analisis isi). Adapun teknis pengumpulan
data yang dilakukan yaitu mencatat datadata yang diambil dari berbagai sumber
dari bahan-bahan tertulis kemudian mengidentifikasi bukti-bukti kontekstual
yaitu dengan mencari hubungan antara data dengan realitas yang penulis teliti.
Pengolahan data dalam penelitian ini bersifat kualitatif maka dilakukan dengan
analisis kritis, komparasi, serta interpretasi atas berbagai hasil penelusuran dari
sumbersumber primer dan sekunder. Dengan demikian pendekatan data
penelitian ini substansinya adalah kualitatif dan korelasi jaringan variabelnya
juga kualitatif.Untuk itu dalam pengolahan analisis data, penulis melakukan
seleksi terhadap data yang dikumpulkan kemudian setelah diseleksi peneliti
mulai melakukan pengkodean sesuai dengan pembahasan dan topik.
D. Pembahasan
Sebelum Islam hadir, pandangan masyarakat mengenai perempuan sangat
menyedihkan. Hal ini dapat diketahui dari berbagai sumber referensi yang menjelaskan
bahwa perempuan dalam kurun waktu yang lama mendapatkan diskriminasi dan
kekerasan dari lingkungan keluarga dan masyarakat, bahkan berbagai perspektif kaum
beragama memandang perempuan sebagai makhluk yang hina. Di Jerman istri menjadi

4
asanah, Ulfatun, and Najahan Musyafak. "Gender and Politics: Keterlibatan Perempuan dalam
Pembangunan Politik." Sawwa: Jurnal Studi Gender 12, no. 3 (2017): 409-432.
pertaruhan suami di meja judi. Di China seorang istri yang ditinggal mati suami tidak
boleh menikah lagi sepanjang hayatnya, lain lagi perlakuan perempuan di wilayah
Sparte, perempuan boleh bersuami lebih dari satu. Beberapa negara bagian di Perancis
menyelenggarakan pertemuan pada tahun 586 M yang membahas tentang keberadaan
perempuan dianggap sebagai manusia atau bukan, hasil dari pertemuan tersebut
menyimpulkan bahwa perempuan adalah manusia, tetapi manusia hina yang hanya
diciptakan untuk melayani laki-laki semata.5 Setelah Islam Hadir para perempuan telah
mendapatkan haknya yang telah dirampas dan diperlakukan tidak manusiawi. Berkat
dari Islam inilah lahir para tokoh perempuan cerdas, hebat yang bisa membuat
cakrawala peradaban menjadi maju.6 Berikut para tokoh-tokoh perempuan dari masa
Nabi Muhammad Saw hingga masa Bani abbasiyah.
 Tokoh Perempuan pada masa Nabi Muhammad Saw
a. Khadijah binti Khuwailid
Jika bicara tentang perempuan cerdas dan berjasa besar pada masa
Rasulullah, nama Khadijah binti Khuwailid tentu tak luput disebut. Khadijah
adalah istri Nabi Muhammad SAW, dikenal sebagai pengusaha sukses,
perempuan berpendidikan, dan istri saleh yang selalu mendukung suaminya
dalam berdakwah. Khadijah juga dikenal sebagai perempuan yang berpikiran
maju. Dia suka berinovasi dalam berbisnis, tapi tak pernah meninggalkan
kejujuran dalam berniaga. Perbuatan-perbuatannya dituliskan dalam banyak
risalah dan menjadi teladan dalam berperilaku bagi muslimah 7
b. Fatima binti Abdur-Rahman
Kontribusi kaum perempuan dalam pelestarian hadis ternyata sangat besar.
Sebagian besar penyusun hadis penting dari periode awal menerima banyak
masukan dari sejumlah guru perempuan sebagai otoritas langsung. Ibn Hajar
belajar dari 53 wanita. As-Sakhawi memiliki ijazah dari 68 wanita, sementara
As-Suyuti belajar dari 33 wanita, seperempat dari jumlah shuyukh-nya.8

5
Ukasyah Abdulmanan Athibi," Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya" (Jakarta: Gema Insani Press,
1998) 75.
6
Mufidah Ch, Pradigma Gender (Malang: Bayumedia, 2003), 37.
7
Mahmud al-Misri, Sahabat- Wanita Rasulullah ( Jakarta: Zaman, 2011),355.
8
Husein Muhammad, Perempuan, Islam, dan Negara (Yogyakarta: Qalam Nusantara, 20160),140.
Pada abad keempat, ada Fatima binti Abdur-Rehman yang dikenal
sebagai as-sufiyyah karena kesalehannya yang besar. Fatima adalah
perempuan terpelajar yang majelisnya selalu padat hadirin. Dia merupakan
cucu dari ahli hukum terkemuka al-Muhamili, Umm al-Fath Amat As-Salam
dan putri dari Abu Bakar Ahmad, seorang hakim terkemuka.
c. Fatimah binti Muhammad
Fatimah adalah anak perempuan dari Nabi Muhammad SAW dan
Khadijah. Perempuan satu ini dikenal berkat sifat lemah lembut dan
kecerdasan yang dimilikinya. Fatimah juga dikenal sebagai shahdah, Sang
Penulis dan menerima gelar kehormatan dari Musnida Asfahan. Fatimah
mendirikan sebuah pondok sufi dan memberikan ceramah tentang Sahih al-
Bukhari yang dihadiri banyak pelajar.
d. Amra binti Abdurrahaman

Amra binti Abdurrehaman adalah salah satu ulama besar abad


kedelapan yang dikenal sebagai seorang ahli hukum, mufti, dan ulama hadis.
Selama masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, dia dianggap sebagai otoritas
penting terkait hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah, istri Rasulullah.
Amra binti Abdurrahaman memiliki cukup banyak murid. Salah satunya
adalah Abu Bakar bin Hazim, hakim terkenal Madinah yang diperintahkan
oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz untuk menyusun hadis.9
e. Aisyah

Aisyah RA merupakan istri Rasulullah yang dijuluki ummul


mukminin atau ibunya orang-orang mukmin. Perempuan yang sangat
dicintai Rasulullah ini adalah putri dari khalifah pertama, Abu Bakar Ash-
Shiddiq. Aisyah dikenal cerdas dan berpengaruh dalam politik. Abu Amr bin
Abdul Barr pernah menyebutkan bahwa dia merupakan satu-satunya
perempuan yang menguasai tiga keilmuan pada masanya, yaitu ilmu fikih,
kedokteran, dan syair.
 Pada Masa Khulafaur Rasyidin
a. Fatimah Az-Zahra

9
Umar, Nasaruddin. Paradigma Baru Teologi Perempuan. (Jakarta: Fikahati Aneska, 2000).
Fatimah lahir di Makkah, ketika orang-orang Quraisy merehab
bangunan Ka'bah, yaitu lima tahun sebelum kenabian, pada
jum'at, 20 Jumadil Akhir tahun 613M.10
Sebagian hidupnya ia abdikan untuk menopan dan
mendukung perjuangan da'wah ayahnya Rasulullah Saw. Hingga
ia juga turut berkontribusi dan berperan penting dalam bidang
ilmu pengetahuan. Fatimah adalah objek untuk menyampaikan
risalah-risalah tentang perempuan oleh Rasulullah Saw. Selain
memiliki nalar cerdas ketika menerima ajaran-ajaran ayahnya
tentang perempuan dia juga seorang yang sangat pemberani di
medan jihad. Sejarah telah mencatat sepak terjangnya dalam
berbagai pertempuran bersama Rasulullah. Fatimah juga turut
membantu menyediakan makanan untuk pasukan Islam yang
sedang menggali parit dalam rangka menyusun taktik dalam
perang khandaq. Bersama 14 perempuan lainnya yaitu, Ummu
Sulaym binti Milhan dan Ummul Mukmin Aisyah, untuk
membawakan pasokan air dan makanan kedalam Qirbah dan
membawa pembekalan dipungggungnya, seta turut membantu
merawat para pasukan yang terluka. Sepeningal Rasulullah
Fatimah Az-Zahra tetap mengabdikan hidupnya pada dakwah
Islam dengan turun aktif di balik Front, satu jiwa dan satu
pemikiran dan membantu Amirul Mukminin as dalam hal-hal
yang berhubungan dengan jihad, memndirikan pertemuan
pendidikan dan pengajaran.
b. Aisyah binti Abu Bakar as-Shiddiq
Ia terkenal dengan gelar ash-Siddiqah perempuan yang berhati
lurus. Ia juga dikenal dengan Ummul Mukminin dan juga
memiliki kuniyah Ummu Abdillah. Ada juga riwayat yang
menyebut bahwa panggilannya adalah Humaira.
Aisyah adalah salah satu istri Rasulullah Saw, ia memiliki
perangai yang terpuji dan juga sangat cerdas. Ayahnya Abu
Bakar ash-Shiddiq, dengan nama asli Abdullah, sedang ibunya
bernama Ummu Ruman. Aisyah lahir pada bulan syawwal, tahun
kesembilan sebelum hijrah, bertepatan dengan bulan juli, tahun
614M. Aisyah adalah perempuan yang memiliki rasa ingin tahu,
ia terkenal suka mengajukan pertanyaan dan tidak pernah puas
sebelum persoalan terselesaikan. Ia sangat cerdas dan tertarik
dalam dunia pendidikan, selain itu aisyah juga dikenal dengan
ketertarikannya pada sastra dan genealogi. Tercatat ia belajar dari
ayahnya. Hikmah dan kontribusi aisyah dalam dunia Islam pada
masa Khalafaur Rasyidi sebagai media untuk menjelaskan
riwayat hadis Rasulullah Saw. Ia dipinang Rasulullah pada usia 7
tahun sepeninggal Khadizah wafat. Aisyah di didik langsung dan
memiliki waktu belajar serta memahami hadis-hadis Nabi secara
10
Muhammad Amin, Fatimah: The True Story of Muhammad And Khadijah's Boloved Daughter, hal. 18
langsung. Dengan demikian kontribusi Aisyah dalam dunia
pendidikan dan periwayatan Hadis sangatlah besar pada masa
Khalafaur Rasyidin sepeninggal Rasulullah Saw.11
c. Ummu Salamah
Ummu Salamah dikenal sangat tajam analisinya sering dan
memberikan advokasi dalam berbagai strategi perjuangan Islam.
Selain itu ia juga dikenal sangat cerdas sehingga banyak
menghafal dan meriwayatkan Hadis. Ummu salamah juga
beberapa kali menjadi mediator dalam konflik yang dialami para
sahabat Rasul dengan istrinya. Ia juga memiliki kepribadian yang
kuat dan mampu berdebat dengan sahabat Rasulullah.12
 Pada Masa Bani Umayah
a. Rabiah al-Adawiyah
Pada masa Daulah Abbasiyah terkenal seorang tokoh sufi
perempuan yaitu Rabiah al-Adawiyah. Nama lengkapnya yaitu
Ummu al-Khair bin Isma'il al-Adawiyah al-Qisysyiyah. Diberi
nama Rabi'ah karena anak keempat dari empat bersaudara.
Rabi'ah dilahirkan di kota Basrhah, Iraq pada tahun 94 H. juga
wafat di kota basrah, Iraq tahun 185 H. Rabi'ah adalah salah satu
took sufi wanita yang memberi nuansa tersendiri dalam dunia
tasawuf dengan pengenalan konsep mahabbah. Sebuah
pendekatan konsep pendekatan diri kepada Allah berdasarlan rasa
cinta bukan takut disiksa.
Rabi'ah dalam perkembangan mistisme dalam Islam
tercatat sebagai peletak dasar Tasawuf berdasarkan cinta kepada
Allah Swt. 13
Cinta Ilahi (al-Hubb al-Illah) dalam pandangan kaum
sufi memiliki nilai tertinggi. Bahkan kedudukan mahabbah dalam
sebuah maqamat sufi tak ubahnya dengan maqamat ma'rifat, atau
antara mahabbah dan ma'rifat merupakan kembar dua yang satu
sama lain tidak bisa dipisahkan. Abu Nasr as-Sarraj ath-Thusi
mengatakan, cinta dan ma'rifat itu timbul dari pandangan dan
pengetahuan mereka tentang cinta abadi tanpa pamrih kepada
Allah.
 Pada Masa Khilafah Bani Abbas
a. Khaaizuran
Khaaizuran adalah seorang wanita cantik dan cerdas ia berhasil
melepaskan diri dari perbudakan dan menjadi istri al-Mahdi, outra al-
11
Sulaiman An-Nadawi, Aisyah: The True Beauty, hal.17
12
Najma Sa'idah dan Husnul Khatimah, Revisi Politik Perempuan: Bercermin pada Shabiyat r.a hal.213
13
Charis Waddy, Wanita dalam Sejarah Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1987) h, 74
Mansur dan menjadi ibu dari dua khalifah berturut-turut al-Hadi dan
Harun ar-Rasyid. Khaizuran adalah seorang yang sangat ambisius
dalam politik.14 Tatkala al-Mansyur , yang akan membelinya
bertanya apakah ia masih memiliki keluarga ia spontan langsung
menjawab telah lama hidup sebatang kara. Namun ketika
kedudukannya telah mantap ia membawa beberapa kerabatnya ke
istana dan mendapatkan kedudukan yang baik. Khuraizan bukan
hanya cerdik namun juga cerdas. Ia beruntung karena telah
melahirkan dua putra laki-laki, wanita ini memanfaatkan pengaruh
sebaik-baiknya ketika putra-putra mereka memerintah.
b. Zubaidah binti Ja'far
Zubaidah binti Ja'far merupakan perempuan berdarah bangsawan
dan menikah dengan saudara sepupunya yaitu, Harun al-Rasyid.
Zubaidah adalah ibu dari khalifah al-Amin dan al- Ma'mun yang
menggantikan al-Ma;mun. tidak seperti Khuraizan yang ambisius
Zubaidah dikenal sebagai ibu Negara yang rendah hati. 15 be;iau
lahir di Musol pada tahun 149 H dan wafat pada tahun 216 H,
wafat pada usia 71 Tahun. Ia aktif membantu suaminya dalam
pemerintahan, selain itu juga ia seorang yang berpendidikan dan
suka menulis karangan ilmiah, syair, serta Filsafat.
Walaupun hidup dalam gelimangan kekayaan ia tidak
menggunakan harta itu untuk diri sendiri, namun ia
membelanjakan hartanya tersebut untuk membantu kepentingan
rakyat. Yang paling terkenal dari bantuannya itu yaitu, ia
membuat mata air sejauh ratusan batu yang kemudia dialirkan ke
makkah dan madinah. Menurut para ahli, proyek ini
menghabiskan biayaya pembangunan senilai 1.700,00 dinar, yang
kemudian mata air ini dikenal dengan Ain Zubaidah. Selain itu ia
juga membangun rumah-rumah antara Bagdhad dan Makkah
untuk tempat bersinggah orang-orang yang melaksanakan ibadah
haji, dan orang-orang yang berniaga. Di bagdad pula berdiri
sebuah masjid yang dikenal dengan nama Siti Zubaidah karena
beliau yang bertanggung jawab membina masjid tersebut.

E. Kesimpulan
Seperti yang dikatakan sayyid qutub perempuan adalah
tonggak peradaban, partisipasi dan peran perempuan adalah
sebuah keniscayaan yang nyata.

Fatima Mernisi, Ratu Ratu Islam yang Terlupakan , (Bandung; Mizan, 1994), h. 84-85
14

N. Abbot, Two Quenens of Baghdad : Mother and Wife of Harun al-Rasyid (Chicago: University of
15

Chicago Press 1946) h.226


Para tokoh perempuan dari zaman Nabi Muhammad
hingga Bani Abbasiyah banyak menorehkan prestasi dan
kontribusi. Tercatat dalam sejarah Siti Khadizah adalah seorang
tokoh perempuan yang suskes dalam dunia perniagaan, dia adalah
sosok yang juga banyak berkontribusi dalam mendukung dakwah
Nabi Muhammad Saw. Menyumbangkan semua harta dan
kekayaannya dijalan Allah dan mendukung penuh perjuangan
Rasulullah Saw . bergeser kepada Fatimah Az-Zahra estafet
perjuangan tokoh perempuan diikuti oleh perempuan-perempuan
lainnya. Dengan kecerdasan dan keberanian Fatimah juga diikuti
oleh Aisyah sebagai salah satu tokoh perempuan yang berjasa
dalam periwayatan Hadis Nabi Saw.
Perempuan adalah pintunya peradaban, dari Rahim
merekalah lahir berbagai keniscayaan untuk dunia. Perempuan
juga sebagai sebuah tihang Negara, jika kita ingin melihat
majunya peradaban sebuah Negara, maka lihatlah kehidupan dan
tokoh-tokoh perempuannya, mereka adalah para pahlawan
dibelakang layar kaca. Kontribusi, serta pastisipasi perempuan
dalam dunia pendidikan, kesehatan, ilmu pengetahuan adalah
sebuah tonggak awal untuk menggapai kemajuan bangsa dan
Negara.

Daftar Pustaka
Kaheron Shirin, "Membangun Masyarakat Qur'ani: Rekontruksi Pemikiran dan Gerakan
Perempuan Menuju Keluarga Anti Kekerasan" Jurnal al-Burhan, no 7, (2007), 92
Husein Alkaff, Kedudukan Wanita Dalam Pandangan Imam Khomeini (Jakarta: Lentera
Basritama, 2004),124.
Fauziyah, Ririn. "Perempuan Persfektif Pemikiran Islam Moderen". AL MAQASDHI 3,
no. 2 (2020)
asanah, Ulfatun, and Najahan Musyafak. "Gender and Politics: Keterlibatan Perempuan
dalam
Pembangunan Politik." Sawwa: Jurnal Studi Gender 12, no. 3 (2017): 409-432
Ukasyah Abdulmanan Athibi," Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya" (Jakarta: Gema
Insani Press, 1998)75
Mufidah Ch, Pradigma Gender (Malang: Bayumedia, 2003), 37
Mahmud al-Misri, Sahabat- Wanita Rasulullah ( Jakarta: Zaman, 2011),355
Husein Muhammad, Perempuan, Islam, dan Negara (Yogyakarta: Qalam Nusantara,
20160),140
Umar, Nasaruddin. Paradigma Baru Teologi Perempuan. (Jakarta: Fikahati Aneska,
2000)
Muhammad Amin, Fatimah: The True Story of Muhammad And Khadijah's Boloved
Daughter, hal. 18
Sulaiman An-Nadawi, Aisyah: The True Beauty, hal.17
Najma Sa'idah dan Husnul Khatimah, Revisi Politik Perempuan: Bercermin pada
Shabiyat r.a hal.213
Charis Waddy, Wanita dalam Sejarah Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1987) h, 74
Fatima Mernisi, Ratu Ratu Islam yang Terlupakan , (Bandung; Mizan, 1994), h. 84-85
N. Abbot, Two Quenens of Baghdad : Mother and Wife of Harun al-Rasyid (Chicago:
University of Chicago Press 1946) h.226

Anda mungkin juga menyukai