Anda di halaman 1dari 2

‫بسم هللا الر حمن الرحيم‬

UTS

Nama : Risma Dewi Lestari Makul : Metodologi Penelitian


Nim : 53020210047 Dospem : Siti Robikah, M. Ag.

Kelas : IAT - A

Latar Belakang
Perempuan adalah sosok yang begitu dimuliakan terutama dalam Islam. Lahirnya
seorang ulama, presiden, pejabat, tentara, dokter, semuanya baik yang biasa ataupun yang
luar biasa lahir dari rahim seorang perempuan, yaitu ibu. Jika pada masa jahiliyah
perempuan begitu hina dan dianggap sebagai aib bagi keluarga, sekarang perempuan
memiliki hak yang sama dengan laki-laki.

Pada tahun 620 Masehi, ketika pola pikir masyarakat masih diliputi keraguan,
apakah perempuan memiliki jiwa atau tidak, bahkan seorang manusiakah dia? Kita akan
menjumpai dua utusan perempuan diantara 75 warga Yatsrib (Madinah). Mereka berdua
datang menemui Rasulullah SAW untuk meminta beliau berkenan hijrah ke Yatsrib
dimana dakwah Islam dirasa akan lebih aman dan leluasa. Kedua perempuan itu adalah
Nusaiba binti Ka’ab (Ummu Amara) dari Bani Najjar, dan Asma’a binti Amr (Ummu
mani) dari Bani Salma (Said Abdullah, 1994 : xi).1

Hal ini, menunjukkan bahwa sejak zaman Rasulullah Saw perempuan memiliki
hak untuk andil dalam kehidupan masyarakat. Perempuan memiliki kebebasan
melakukan kegiatan diluar rumah, namun masih harus sesuai dengan syari’at agama dan
tidak melupakan fitrahnya sebagai seorang perempuan.

Tidak berbeda dengan perempuan Indonesia. Dulu seorang perempuan tidak boleh
melakukan hal yang dilakukan oleh laki-laki karena tugas perempuan adalah dirumah.
Namun, sebab perjuangan R.A Kartini yang ingin mengangkat derajat seorang
perempuan, perempuan Indonesia memiliki hak yang sama pula.

Semakin berkembang teknologi, maka peran dan kedudukan perempuan pun


berkembang. Di zaman modern ini , gerakan emansipasi wanita telah banyak dilakukan
didunia tidak terkecuali di Indonesia. Kedudukan wanita dan laki-laki pada masa ini jauh
berbeda dari masa lampau, bahkan tidak jarang kedudukan wanita lebih tinggi dari laki-
laki, dan tidak sedidkit pula wanita-wanita yang berprestasi dan mengharumkan nama

1
R. Magdalena, “Kedudukan Perempuan dalam Perjalanan Sejarah (Studi tentang Kedudukan Perempuan dalam
Masyarakat Islam)”, Harkat an-Nisa, (Vol. 2 No. 1, 2017)
indonesia dimata dunia Internasional.2 Lalu, bagaimana kedudukan perempuan di Era
Society 5.0?

Masyarakat di Era Society 5.0 merupakan tatanan masyarakat baru yang berpusat
kepada nilai-nilai kemanusiaan dengan menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan
penyelesaian sosial melalui sistem yang mengintegrasikan ruang maya dan fisik. Tujuan
masyarakat di Era Society 5.0 yaitu mewujudkan tatanan kehidupan baru yang lebih
manusiawi, serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi
informasi untuk tujuan kemakmuran bersama.3

Lalu, apa hubungannya dengan perempuan? Menurut Rektor Unesa, Prof.


Nurhasan selaku Pembina Dharma Wanita Persatuan Unesa menyampaikan bahwa
supaya dapat beradaptasi di Era Society 5.0 harus memperkuat lima poin penting yaitu
psikologi, fisik, ekonomi, sosial dan ekologis. Yang mana hal ini tidak akan tercapai
tanpa campur tangan langsung dari perempuan.4

Jadi, di Era Society 5.0 perempuan dituntut agar mengembangkan dirinya dengan
terus mencari ilmu pengetahuan, informasi terutama terkait teknologi dengan tetap
bersandar pada syari’at agama.

Dari uraian diatas, alasan penulis mengambil judul Kedudukan Perempuan di Era
Society 5.0 dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Al-Misbah adalah perkembangan
teknologi yang menuntut perempuan agar lebih cerdas. Namun, karena perkembangan
teknologi ini, perempuan sedikit melupakan fitrahnya sebab merasa lebih terpercaya
daripada laki-laki.

Oleh karena itu, penulis ingin mengungkap kedudukan perempuan di era society
5.0 yang sesuai dengan Al-Qur’an dan diperkuat dengan penafsiran M. Quraish Shihab
dalam tafsirnya Al-Misbah. Penulis memilih tafsir ini, karena tafsir ini salah satu
penafsiran modern. Selain itu, belum ada penafsiran kedudukan perempuan yang
mengkaji tafsir tersebut.

2
Denna Ritonga, “Kartini Masa Kini : Perempuan Tangguh di Era Digital”, Jurnal Studi Gender dan Anak, (Vol. 8
No. 1, 2021)
3
Samsul Arifin, “Pengembangan Self-Concept Khaira Ummah Santri Perempuan Menyongsong Era Society 5.0
Perspektif Pengembangan Karier”, Hisbah, (Vol. 17 No. 1, 2020)
4
https://feb.unesa.ac.id/post/webinar-kartini-di-era-society-50

Anda mungkin juga menyukai