Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Kerjasama Dalam Membangun (Merenovasi) Ka’bah


Tugas Mata Kuliah Sirah Nabawiyah

Dosen Pengampu: Prof.Dr. Budiharjo,M.Ag

Penyusun:

Ainiyatul Badriyah 53020210013


Zulfikar Bagas Pratama 53020210057
Khusnul Khotimah 53020210090

S-1 ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA
2022
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SALATIGA

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan berkat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta
salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa kita dari alam gelap hingga ke alam yang benderang, dari zaman jahiliyah
ke zaman yang penuh berkah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr. Budihardjo, M.ag


selaku Dosen Mata Kuliah Sirah Nabawiyah. Dan kami juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya berupa materiil maupun non
materiil. Selain itu, kami pun mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang saya
kutip tulisannya sebagai bahan rujukan.

Kami menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampu kami.


Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun
pelajaran yang berarti bagi siapa saja yang membacanya.

Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini,
jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, 09 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................... 5
C. TUJUAN ............................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
A. Rencana perenovasian Ka’bah ........................................................................ 6
B. Proses Renovasi Kabah .................................................................................... 6
C. Pemindahan Hajar Aswad ............................................................................... 7
D. Hikmah dan Pelajaran......................................................................................8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pernikahan Muhammad dan Khadijah digelar dua bulan setelah Muhammad


pulang dari Syam. Akad nikahnya dihadiri oleh Bani Hasyim dan para pembesar Bani
Mudhar, dengan mahar 20 ekor onta muda. Khadijah adalah perempuan pertama yang
dinikahi Muhammad dan beliau tidak pernah menikah lagi dengan perempuan lain
kecuali setelah Khadijah meninggal dunia.

Semua putera-puteri Nabi SAW dilahirkan oleh Khadijah, kecuali Ibrahim yang
dilahirkan oleh Maria al-Qibthiyyah. Putera pertama-Nya adalah Qasim, sehingga
beliau dipanggil Abu Qasim. Qasim meninggal waktu masih kecil. Setelah Qasim,
berturut-turut puteri-Nya yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah.
Kemudian anak laki-laki yang bernama Abdullah juga meninggal waktu kecil.
Fathimah meninggal 6 bulan setelah Nabi wafat dan puteri-puteri beliau yang lain
meninggal ketika Nabi Muhammad masih hidup.

Ketika Muhammad berumur 35 tahun orang-orang Quraisy merenovasi Ka’bah.


Renovasi harus dilakukan untuk menjaga kelestarian Ka’bah yang sudah sangat tua
umurnya semenjak zaman Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail ‘alaihissalam. Setelah
banjir besar yang melanda Mekkah sehingga menggenangi Masjidil Haram, orang-
orang Qurasy khawatir sewaktu-waktu Ka’bah bisa roboh, oleh sebab itu bangunannya
harus diganti dengan yang lebih kokoh. Maka bangunan lama setinggi 4,5 meter tanpa
atap dirobohkan dan diganti dengan bangunan baru yang lebih tinggi. Tinggi bangunan
baru mencapai kurang lebih 11 meter, dalam riwayat lain ada yang menyebutkan
tingginya kurang lebih 15 meter. Pintu Ka’bah ditinggikan agar tidak mudah dimasuki
kecuali oleh orang-orang tertentu yang diperbolehkan. Pintu Ka’bah yang tadinya dua,
ditutup satu, sehingga tersisa satu saja.

Para pemuka Qurasy sudah sepakat hanya menggunakan uang yang baik saja
untuk membiayai renovasi Ka’bah. Uang hasil kezaliman dan hasil jual beli riba tidak
boleh dipakai untuk mendanai renovasi Ka’bah. Ternyata mereka kesulitan untuk
mengumpulkan batu bata untuk membangun kembali seluas bangunan asli. Oleh sebab
itu bagian utara, kurang lebih 6 hasta hanya dibangun rendah saja setinggi pinggang
orang dewasa yang kemudian disebut Hijir Ismail. Sehingga Hijir Ismail itu termasuk
bagian dari Ka’bah.

4
Bangunan Ka’bah seperti itu tidak pernah dirubah lagi. Setelah Fathu Makkah,
Nabi pernah menyatakan kepada ‘Aisyah, wahai Aisyah dulu kaummu kekurangan batu
bata sehingga sebagian bangunannya tidak ditinggikan. Kalau aku tidak ingin dikatakan
mereka merobah bentuk Ka’bah, tentu aku akan bangun kembali seperti semula.
Berdasarkan itu pemerintahan manapun yang berkuasa, tidak pernah meninggikan
kembali Hijir Ismail seperi semula. Hanya diingatkan bagi yang thawaf tidak boleh
mengelilingi Ka’bah dari dalam Hijir Ismail, harus dari luarnya karena kalau dari dalam
dianggap tidak cukup satu putaran.1

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana rencana renovasinya Ka’bah?
2. Bagaimana proses merenovasi Ka’bah?
3. Bagaimana proses pemindahan Hajar Aswad?
4. Apa hikmah dan pelajaran dari perenovasian Ka’bah?

C. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui apa yang telah menjadi rumusan masalah diatas,
sehingga dapat memahami bagaimana proses renovasinya Ka’bah, proses
pemindahan Hajar Aswad, dan dapat mengambil hikmah serta pelajarannya.

1
https://www.republika.co.id/berita/qls7qb160709227523000/kisah-nabi-muhammad-
saw-renovasi-kabah-dan-wahyu-pertama-part1, (di akses 9, Oktober 2022 jam 13.00
WIB)

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rencana perenovasian Ka’bah


Pada saat Rasulullah berumur 35 tahun (belum diangkat menjadi Nabi), orang-
orang Quraisy sepakat untuk memperbaharui pembangunan Ka'bah. Mereka ingin
memberi atap pada Ka’bah. Namun, rasa takut dan khawatir menyeliputi keinginannya.
Perasaan itu disebabkan kekhawatiran ada dampak yang kurang baik kepada kaumnya
jika Ka’bah direnovasi. Awalnya, Ka'bah dibangun di atas ketinggian orang pada
umumnya, tepatnya sembilan hasta. Oleh sebab itulah, mereka berkeinginan untuk
meninggikannya dan memberi atap di atasnya. Melihat kedudukan Ka’bah yang sangat
agung bagi mereka, masyarakat Quraisy sepakat agar biaya pembangunannya diambil
dari harta yang halal. Mereka menolak biaya yang berasal dari pelacuran, judi, dan uang
yang diambil dari manusia dengan cara menzalimi.
Ka`bah adalah bangunan pertama yang didirikan atas nama Allah dan untuk
menyembah Allah serta mengesakan-Nya. Orang yang pertama membangunnya
adalah bapak para nabi, yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, setelah dia menghabisi
berhala-berhala dan menghancurkan kuil-kuil yang didirikan di sana. Nabi Ibrahim
membangunnya mengikuti perintah Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah mengabadikan
kisah tersebut, yang artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya
berdoa), ‘Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha
Mendengar, Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah: 127).

B. Proses Renovasi Kabah


Al Walid bin Al Mughirah Al-Makhzumi orang pertama yang mengawali
perobohan bangunan Ka’bah, lalu diikuti semua orang, setelah tahu tidak ada sesuatu
pun yang menimpanya. Mereka terus bekerja merobohkan setiap bangunan Ka’bah
hingga sampai rukun Ibrahim. Setelah itu mereka siap membangunnya kembali.
Mereka membangun sudut-sudut Ka’bah dan mengkhususkan setiap kabilah
dengan bagian nya sendiri-sendiri. Setiap kabilah mengumpulkan batu-batu yang baik
dan mulai membangun. Yang bertugas menangani urusan pembangunan Ka’bah ini

6
adalah seorang arsitek berkebangsaan Romawi yang bernama Baqum. Rasulullah SAW.
Yang saat itu berusia 35 tahun, riwayat lain 25 tahun ikut serta dalam proses pemugaran
Ka’bah. Beliau juga ikut mengangkut batu-batu dengan cara memikulnya. Beliau
sempat terjatuh ketika membawa batu-batu itu hingga pakaiannya tertarik, saat itu juga
beliau langsung membetulkan pakaiannya seperti semula.

C. Pemindahan Hajar Aswad


Tatkala pembangunan sudah sampai hajar aswad, mereka saling berselisih siapa
yang berhak mendapat kehormatan meletakkan hajar aswad itu di tempat semula.
Perselisihan ini terus berlanjut selama empat atau lima hari, tanpa ada keputusan.
Bahkan perselisihan itu semakin meruncing dan hampir saja menjurus kepada
pertumpahan darah di tanah suci. Abu Umayyah bin Al-Mughiroh Al Makhzumi tampil
dan menawarkan jalan keluar dari perselisihan di antara mereka, dengan menyerahkan
urusan ini kepada siapapun yang pertama kali lewat pintu masjid. Mereka menerima
cara ini. Allah menghendaki orang yang berhak tersebut adalah Rasulullah SAW.
Setelah mereka berkumpul di sekitar beliau dan mengabarkan apa yang harus
beliau lakukan, maka beliau meminta sehelai selendang lalu beliau meletakkan hajar
aswad tepat di tengah-tengah selendang, lalu meminta pemuka-pemuka kabilah yang
saling berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang, lalu memerintahkan mereka
secara bersama-sama mengangkatnya. Setelah mendekati tempatnya beliau mengambil
hajar aswad dan meletakkannya di tempat semula. Ini merupakan cara pemecah yang
sangat jitu dan di ridhoi semua orang.
Orang-orang Quraisy kehabisan dana dari penghasilan yang baik. Maka mereka
menyisakan di bagian utara, kira-kira enam hasta, yang kemudian di sebut Al-Hijir.
Mereka membuat pintunya lebih tinggi dari permukaan tanah, agar tidak bisa dimasuki
kecuali orang yang memang ingin melewatinya. Setelah bangunan Ka’bah mencapai
ketinggian lima belas hasta, mereka memasang atap dengan di sangga enam sendi.
Setelah jadi Ka’bah itu berbentuk segi empat, yang ketinggiannya kira-kira
mencapai 11 m, dalam riwayat lain ada yang menyebutkan tingginya kira-kira 15 m,
panjang sisinya di tempat hajar aswad dan sebaliknya adalah 10 x 10 m. Hajar aswad

7
itu sendiri diletakkan dengan ketinggian 1,5 m dari permukaan pelataran tempat
thawaf.2

D. Hikmah dan Pelajaran


1. Pribadi Muhammad SAW. Sangat luar biasa. Semua sudah tau bagaimana
terpercayanya beliau dan bagaimana kejujuran beliau. Sehingga ketika beliau dan
bagaimana kejujuran beliau. Sehingga ketika beliau yang meletakkan Hajar Aswad
terselesaikanlah perselisihan yang ada.
2. Seorang pendakwah hendaklah bergaul dengan masyarakat dan mengerti akan
pentingnya hidup di tengah-tengah masyarakat, walaupun mereka menentang misi
pendakwah tersebut.
3. Penyebab paling utama dalam mempengaruhi orang lain adalah ahklak dan moral.
Ahklak dan moral Rasulullah SAW. Menyebabkan mereka menerima beliau.3

2
Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri (2021),Sirah Nabawiyyah, Pustaka Al
Kautsar
3
Faedah Sirah Nabi : Peletakan Hajar Aswad - Rumaysho.Com
http://rumaysho.com/17257-faedah-sirah-nabi-nabi-peletakan-hajar-aswad.html
(diakses 11 Oktober 2022 jam 20:49 WIB.)
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwasannya setelah terjadinya banjir besar yang
melanda Mekkah sehingga menggenangi Masjidil Haram, orang-orang Quraisy
khawatir sewaktu-waktu Ka’bah bisa roboh, oleh sebab itu Ka’bah direnovasi
untuk menjaga kelestariannya karena bangunan Ka’bah sudah ada sejak zaman
Nabi Ibrahim dan puteranya yaitu Nabi Ismail.
Bangunan Ka’bah yang awalnya setinggi 4,5 meter tanpa atap
dirobohkan dan diganti dengan bangunan baru yang tingginya kurang lebih 11
meter, dalam riwayat lain ada yang menyebutkan tingginya kurang lebih 15
meter.
Bangunan Ka’bah seperti itu tidak pernah dirubah lagi. Setelah Fathul
Makkah, Nabi pernah menyatakan kepada ‘Aisyah, wahai Aisyah dulu kaummu
kekurangan batu bata sehingga sebagian bangunannya tidak ditinggikan. Kalau
aku tidak ingin dikatakan mereka merobah bentuk Ka’bah, tentu aku akan
bangun kembali seperti semula. Berdasarkan itu pemerintahan manapun yang
berkuasa, tidak pernah meninggikan kembali Hijir Ismail seperi semula. Hanya
diingatkan bagi yang thawaf tidak boleh mengelilingi Ka’bah dari dalam Hijir
Ismail, harus dari luarnya karena kalau dari dalam dianggap tidak cukup satu
putaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Faedah Sirah Nabi : Peletakan Hajar Aswad - Rumaysho.Com


http://rumaysho.com/17257-faedah-sirah-nabi-nabi-peletakan-hajar-aswad.html
(diakses 11 Oktober 2022 jam 20:49 WIB.)

https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/peran-rasulullah-dalam-pemugaran-ka-
bah-dan-hikmah-di-dalamnya-grs9Y

https://www.republika.co.id/berita/qls7qb160709227523000/kisah-nabi-
muhammad-saw-renovasi-kabah-dan-wahyu-pertama-part1

Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri (2021),Sirah Nabawiyyah, Pustaka Al


Kautsar

10

Anda mungkin juga menyukai