Penyusun:
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan berkat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta
salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa kita dari alam gelap hingga ke alam yang benderang, dari zaman jahiliyah
ke zaman yang penuh berkah ini.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini,
jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua putera-puteri Nabi SAW dilahirkan oleh Khadijah, kecuali Ibrahim yang
dilahirkan oleh Maria al-Qibthiyyah. Putera pertama-Nya adalah Qasim, sehingga
beliau dipanggil Abu Qasim. Qasim meninggal waktu masih kecil. Setelah Qasim,
berturut-turut puteri-Nya yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah.
Kemudian anak laki-laki yang bernama Abdullah juga meninggal waktu kecil.
Fathimah meninggal 6 bulan setelah Nabi wafat dan puteri-puteri beliau yang lain
meninggal ketika Nabi Muhammad masih hidup.
Para pemuka Qurasy sudah sepakat hanya menggunakan uang yang baik saja
untuk membiayai renovasi Ka’bah. Uang hasil kezaliman dan hasil jual beli riba tidak
boleh dipakai untuk mendanai renovasi Ka’bah. Ternyata mereka kesulitan untuk
mengumpulkan batu bata untuk membangun kembali seluas bangunan asli. Oleh sebab
itu bagian utara, kurang lebih 6 hasta hanya dibangun rendah saja setinggi pinggang
orang dewasa yang kemudian disebut Hijir Ismail. Sehingga Hijir Ismail itu termasuk
bagian dari Ka’bah.
4
Bangunan Ka’bah seperti itu tidak pernah dirubah lagi. Setelah Fathu Makkah,
Nabi pernah menyatakan kepada ‘Aisyah, wahai Aisyah dulu kaummu kekurangan batu
bata sehingga sebagian bangunannya tidak ditinggikan. Kalau aku tidak ingin dikatakan
mereka merobah bentuk Ka’bah, tentu aku akan bangun kembali seperti semula.
Berdasarkan itu pemerintahan manapun yang berkuasa, tidak pernah meninggikan
kembali Hijir Ismail seperi semula. Hanya diingatkan bagi yang thawaf tidak boleh
mengelilingi Ka’bah dari dalam Hijir Ismail, harus dari luarnya karena kalau dari dalam
dianggap tidak cukup satu putaran.1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana rencana renovasinya Ka’bah?
2. Bagaimana proses merenovasi Ka’bah?
3. Bagaimana proses pemindahan Hajar Aswad?
4. Apa hikmah dan pelajaran dari perenovasian Ka’bah?
C. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui apa yang telah menjadi rumusan masalah diatas,
sehingga dapat memahami bagaimana proses renovasinya Ka’bah, proses
pemindahan Hajar Aswad, dan dapat mengambil hikmah serta pelajarannya.
1
https://www.republika.co.id/berita/qls7qb160709227523000/kisah-nabi-muhammad-
saw-renovasi-kabah-dan-wahyu-pertama-part1, (di akses 9, Oktober 2022 jam 13.00
WIB)
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
adalah seorang arsitek berkebangsaan Romawi yang bernama Baqum. Rasulullah SAW.
Yang saat itu berusia 35 tahun, riwayat lain 25 tahun ikut serta dalam proses pemugaran
Ka’bah. Beliau juga ikut mengangkut batu-batu dengan cara memikulnya. Beliau
sempat terjatuh ketika membawa batu-batu itu hingga pakaiannya tertarik, saat itu juga
beliau langsung membetulkan pakaiannya seperti semula.
7
itu sendiri diletakkan dengan ketinggian 1,5 m dari permukaan pelataran tempat
thawaf.2
2
Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri (2021),Sirah Nabawiyyah, Pustaka Al
Kautsar
3
Faedah Sirah Nabi : Peletakan Hajar Aswad - Rumaysho.Com
http://rumaysho.com/17257-faedah-sirah-nabi-nabi-peletakan-hajar-aswad.html
(diakses 11 Oktober 2022 jam 20:49 WIB.)
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwasannya setelah terjadinya banjir besar yang
melanda Mekkah sehingga menggenangi Masjidil Haram, orang-orang Quraisy
khawatir sewaktu-waktu Ka’bah bisa roboh, oleh sebab itu Ka’bah direnovasi
untuk menjaga kelestariannya karena bangunan Ka’bah sudah ada sejak zaman
Nabi Ibrahim dan puteranya yaitu Nabi Ismail.
Bangunan Ka’bah yang awalnya setinggi 4,5 meter tanpa atap
dirobohkan dan diganti dengan bangunan baru yang tingginya kurang lebih 11
meter, dalam riwayat lain ada yang menyebutkan tingginya kurang lebih 15
meter.
Bangunan Ka’bah seperti itu tidak pernah dirubah lagi. Setelah Fathul
Makkah, Nabi pernah menyatakan kepada ‘Aisyah, wahai Aisyah dulu kaummu
kekurangan batu bata sehingga sebagian bangunannya tidak ditinggikan. Kalau
aku tidak ingin dikatakan mereka merobah bentuk Ka’bah, tentu aku akan
bangun kembali seperti semula. Berdasarkan itu pemerintahan manapun yang
berkuasa, tidak pernah meninggikan kembali Hijir Ismail seperi semula. Hanya
diingatkan bagi yang thawaf tidak boleh mengelilingi Ka’bah dari dalam Hijir
Ismail, harus dari luarnya karena kalau dari dalam dianggap tidak cukup satu
putaran.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/peran-rasulullah-dalam-pemugaran-ka-
bah-dan-hikmah-di-dalamnya-grs9Y
https://www.republika.co.id/berita/qls7qb160709227523000/kisah-nabi-
muhammad-saw-renovasi-kabah-dan-wahyu-pertama-part1
10