Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FATHUL MAKKAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SKI MI

Dosen Pengampu : Ustazah Hj. Isyakdiyah, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 3

Adriana Afifah (021.86232.001)

Linda Purmaya (021.86232.010)

Qaimul Haqqi Al Hazimi (07.019.0182)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM Al AZHAR SAMARINDA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah “Fathul Makkah” dengan baik dan
lancar. Shalawat dan salam juga kami haturkan atas junjungan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬,
yang merupakan rasul akhir zaman yang telah memberikan kita pelajaran dan pedoman
yang baik. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Ustadzah Hj. Isyakdiyah
M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah SKI MI yang senantiasa membimbing
penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penyusunan makalah ini, dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI MI), maka dari itu pada penyusunan makalah ini penulis
mengambil judul “Fathul Makkah”, penulis akan menjabarkan tentang Peristiwa Fathu
Makkah, bagaimana awal mula terjadinya Fathul Makkah sampai kemenangan Rasulullah
dalam menaklukkan kota makkah.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan yang ada pada penulis. Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
akan senantiasa penulis terima demi kesempurnaan dan kebaikan Makalah ini

Samarinda, 26 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................ii


DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I ............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Masalah ................................................................................................ 5
BAB II ............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN................................................................................................................ 6
A. Sebab Terjadinya Fathul Makkah .................................................................. 6
B. Keberangkatan kaum Muslimin ke kota Makkah......................................... 7
C. Strategi Rasulullah dalam Fathul Makkah .................................................... 9
D. Strategi Rasulullah dalam menghindari pertumpahan darah ................... 10
E. Masuknya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ke kota Makkah ...................................... 10
F. Keteladanan Rasulullah dalam peristiwa Fathul Makkah ......................... 12
BAB III ........................................................................................................................... 14
PENUTUPAN ................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan...................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diawali dari perjanjian damai antara kaum muslimin Madinah dengan orang
musyrikin Quraisy yang ditanda tangani pada nota kesepakatan Shulh
Hudaibiyah pada tahun 6 Hijriyah. Termasuk di antara nota perjanjian adalah
siapa saja diizinkan untuk bergabung dengan salah satu kubu, baik kubu
Nabi ‫ ﷺ‬dan kaum muslimin Madinah atau kubu orang kafir Quraisy Makkah.
Maka, bergabunglah suku Khuza’ah di kubu Nabi ‫ ﷺ‬dan suku Bakr
bergabung di kubu orang kafir Quraisy. Padahal, dulu di zaman Jahiliyah, terjadi
pertumpahan darah antara dua suku ini dan saling bermusuhan. Dengan adanya
perjanjian Hudaibiyah, masing-masing suku melakukan gencatan senjata. Namun,
secara licik, Bani Bakr menggunakan kesempatan ini melakukan balas dendam
kepada suku Khuza’ah.
Bani Bakr melakukan serangan mendadak di malam hari pada Bani
Khuza’ah ketika mereka sedang di mata air mereka. Secara diam-diam, orang
kafir Quraisy mengirimkan bantuan personil dan senjata pada Bani Bakr.
Akhirnya, datanglah beberapa orang di antara suku Khuza’ah menghadap
Nabi ‫ ﷺ‬di Madinah. Mereka mengabarkan tentang pengkhianatan yang
dilakukan oleh orang kafir Quraisy dan Bani Bakr.
Dengan adanya pengkhianatan ini, Nabi ‫ ﷺ‬memerintahkan para sahabat
untuk menyiapkan senjata dan perlengkapan perang. Beliau mengajak semua
sahabat untuk menyerang Makkah. Beliau bersabda, “Ya Allah, buatlah Quraisy
tidak melihat dan tidak mendengar kabar hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba.”

5
B. Rumusan Masalah

1. Apa sebab terjadinya Fathul Makkah?


2. Bagaimana pasukkan Muslimin memasuki kota Makkah?
3. Bagaimana strategi Rasulullah dalam menghadapi Fathul Makkah?
4. Bagaimana cara Rasulullah menghindari pertumpahan darah dalam peristiwa
Fathul Makkah?
5. Apa yang terjadi setelah Rasulullah masuk ke Makkah?
6. Apa saja keteladanan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam Fathul Makkah?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya Fathul Makkah!


2. Untuk mengetahui cara kaum muslimin masuk ke kota Makkah!
3. Untuk mengetahui strategi Rasulullah dalam menghadapi Fathul Makkah !
4. Untuk mengetahui cara Rasulullah dalam menghindari pertumpahan darah
ketika peristiwa Fathul Makkah!
5. Untuk mengetahui apa saja yang Rasulullah lakukan setelah beliau masuk ke
Makkah!
6. Untuk mengetahui keteladanan Rasulullah dalam peristiwa Fathul Makkah!

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sebab Terjadinya Fathul Makkah

Peristiwa ini terjadi pada tahun ke delapan Hijriyah. Dengan terjadinya


peristiwa ini, Allah menyelamatkan kota Makkah dari belenggu kesyirikan dan
kedzhaliman kaum kafir Quraisy, menjadi kota bernafaskan Islam, dengan ruh
tauhid dan sunnah. Dengan peristiwa ini, Allah mengubah kota Makkah yang
dulunya menjadi lambang kesombongan dan keangkuhan dan kejahatan menjadi
kota yang merupakan lambang daripada keimanan dan kepasrahan kepada Allah
ta’ala1.
Peristiwa Fathu Makkah menjadikan wilayah Makkah bebas dari kekuasaan
kaum kafir Quraisy yang menjadi musuh bagi Islam. Karena peristiwa itu jugalah,
Makkah menjadi kota yang terbuka bagi siapa saja, tak terkecuali umat Islam.
Fathul Makkah telah menjadi peristiwa besar dalam sejarah Islam sekaligus
menjadi titik balik perjuangan umat Islam yang ketika itu penuh dengan tekanan.
Hingga akhirnya kota Makkah diisi dengan keimanan kepada Allah SWT2.
Penyebab Fathu Makkah adalah terjadinya pelanggaran terhadap perjanjian
Hudaibiyah yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Pada awalnya antara kaum
Muslim Madinah dengan kaum Quraisy menandatangani nota kesepakatan Shulh
Hudaibiyah di tahun ke-6 Hijriyah.
Melalui perjanjian Hudaibiyah itulah, setiap suku melakukan gencatan
senjata. Namun, ternyata hal tersebut dimanfaatkan oleh Bani Bakr untuk
melakukan balas dendam pada suku Khuza'ah3. Bani Bakar melakukan serangan
secara tiba-tiba saat malam hari pada Bani Khuza'ah. Dengan diam-diam, kaum
kafir Quraisy pun mengirimkan bantuan berupa personel dan senjata untuk Bani

Sejarah hidup Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Terj. Nayla Putri (Bandung : Pustaka Islamika, 2008) hlm.
1
Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah biography of the prophet Mutiara Abadi

532
2
Ibid. Hlm. 534
3
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : Amzah, 2009) hlm. 71-72

7
Bakr. Kemudian ada beberapa orang dari Suku Khuza'ah mendatangi Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬di Madinah.
Nabi ‫ ﷺ‬pun diberitahu tentang pengungkapan tersebut. Kaum kafir
Quraisy yang menyadari telah melakukan pelanggaran perjanjian, akhirnya
mengutus Abu Sufyan ke Madinah untuk memperbarui isi perjanjian. Abu Sufyan
yang telah sampai di Madinah menjelaskan pada Nabi ‫ﷺ‬. Namun, beliau
tidak memedulikannya. Kemudian Abu Sufyan pun menemui Abu Bakar dan
Umar bin Khattab untuk meminta bantuan agar bisa membujuk Nabi ‫ﷺ‬.
Tetapi sayang sekali, usahanya tidak membuahkan hasil. Untuk yang terakhir,
Abu Sufyan pun menemui Ali bin Abin Thalib untuk meminta bantuan4.
Hasilnya juga sama saja, Ali bin Abi Thalib pun menolak. Lalu, Ali bin Abi
Thalib memberikan saran: “ Demi Allah, aku tidak mengetahui sedikit pun solusi
yang bermanfaat bagimu. Akan tetapi, bukankah Engkau seorang pemimpin Bani
Kinanah? Maka, bangkitlah dan mintalah sendiri perlindungan kepada orang-
orang Kemudian, kembalilah ke daerahmu. " Karena pengecualian tersebut, Nabi
‫ ﷺ‬pun memerintahkan para sahabat agar menyiapkan senjata dan
perlengkapan perang5. Seluruh sahabat diajak untuk menyerang Makkah. Nabi
‫ ﷺ‬bersabda:
" Ya Allah, buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar
hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba. "

B. Keberangkatan kaum Muslimin ke kota Makkah

Pada bulan Ramadhan tahun 8 H bertepatan 630 M, beliau keluar Madinah


bersama 10.000 sahabat yang siap berperang. Dan beliau memberi Abdullah bin
Umi Maktum tugas untuk menggantikan posisi beliau di Madinah 6. Di tengah
jalan, beliau bertemu dengan Abbas, paman beliau bersama keluarganya, yang
bertujuan untuk berhijrah dan masuk Islam. Kemudian, di suatu tempat yang
disebut Abwa’, beliau berjumpa dengan sepupunya, Ibnul Harits dan Abdullah bin
4
Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Perjalanan hidup Rasulullah yang agung Muhammad ‫ ﷺ‬dari
kelahiran hingga detik-detik terakhir, Terj. Hanif Yahya (Jakarta : Darussalam, 2001) hlm. 586
5
Umar Abdul Jabbar, Nabi Muhammad cahaya penerang dunia, (Yogyakarta : Cahaya
Pendidikan, 2022) hlm. 133
6
Al Mubarakfuri op.cit. hlm. 589

8
Abi Umayah. Ketika masih kafir, dua orang ini termasuk di antara orang yang
permusuhannya sangat keras terhadap Nabi ‫ﷺ‬. Dengan kelembutannya,
Nabi ‫ ﷺ‬menerima taubat mereka dan masuk Islam.
Setelah beliau sampai di suatu tempat yang bernama Marra Dhahraan, dekat
dengan Makkah, beliau memerintahkan pasukan untuk membuat obor sejumlah
pasukan. Beliau juga mengangkat Umar Radhiyallahu ‘anhu sebagai penjaga7.
Abbas pun mengatakan, “Wahai Rasulullah ‫ﷺ‬, aku telah
melindunginya.”
Tanggal 17 Ramadhan 8 H, Rasulullah meninggalkan Marra Dzahran
menuju Makkah. Sebelum berangkat, beliau memerintahkan Abbas untuk
mengajak Abu Sufyan menuju jalan tembus melewati gunung, berdiam di sana
hingga semua pasukan Allah lewat di sana. Dengan begitu, Abu Sufyan bisa
melihat semua pasukan kaum muslimin. Maka Abbas dan Abu Sufyan melewati
beberapa kabilah yang ikut gabung bersama pasukan kaum muslimin. Masing-
masing kabilah membawa bendera. Setiap kali melewati satu kabilah, Abu Sufyan
selalu bertanya kepada Abbas, “Kabilah apa ini?” dan setiap kali dijawab oleh
Abbas, Abu Sufyan senantiasa berkomentar, “Aku tidak ada urusan dengan bani
Fulan”8.
Setelah agak jauh dari pasukan, Abu Sufyan melihat segerombolan pasukan
besar.
Dia lantas bertanya, “Subhaanallah, wahai Abbas, siapakah mereka ini?”
Abbas menjawab: “Itu adalah Rasulullah bersama muhajirin dan Anshar.”
Abu Sufyan bergumam, “Tidak seorang-pun yang sanggup dan kuat
menghadapi mereka.”
Abbas berkata: “Wahai Abu Sufyan, itu adalah Nubuwah.”

Bendera Anshar dipegang oleh Sa’ad bin Ubadah Radhiyallahu ‘anhu9.


Ketika melewati tempat Abbas dan Abu Sufyan, Sa’ad berkata, “Hari ini adalah
hari pembantaian, hari dihalalkannya tanah Al haram, hari ini Allah menghinakan
7
Salim Bahreisy, Sejarah hidup Nabi-nabi, (Surabaya : Bina Ilmu, 2007) hlm. 524
8
Ibid. Hlm. 526
9
Syed Ameer Ali, The spirit of Islam, Terj. Margono dan Kamilah, (Yogyakarta : Navila, 2008)
hlm. 110

9
Quraisy”. Ketika ketemu Nabi ‫ﷺ‬, perkataan Sa’ad ini disampaikan kepada
Nabi ‫ﷺ‬. Beliau pun menjawab,
“Sa’ad keliru, justru hari ini adalah hari diagungkannya Ka’bah dan
dimuliakannya Quraisy oleh Allah.”
Kemudian, Nabi ‫ ﷺ‬memerintahkan agar bendera di tangan Sa’ad diambil
dan diserahkan kepada anaknya, Qois. Akan tetapi, ternyata bendera itu tetap di
tangan Sa’ad. Ada yang mengatakan bendera tersebut diserahkan ke Zubair dan
ditancapkan di daerah Hajun10.
C. Strategi Rasulullah dalam Fathul Makkah

Rasulullah ‫ ﷺ‬melanjutkan perjalanan hingga memasuki Dzi Thuwa. Di


sana Nabi ‫ ﷺ‬menundukkan kepalanya hingga ujung jenggot beliau yang
mulia hampir menyentuh pelana. Hal ini sebagai bentuk tawadhu’ beliau kepada
Sang Pengatur alam semesta. Di sini pula beliau membuat strategi dengan
membagi pasukan menjadi beberapa bagian dan masuk ke Makkah dari arah yang
berbeda. Khalid bin Walid ditempatkan di sayap kanan untuk memasuki Makkah
dari dataran rendah dan menunggu kedatangan Nabi ‫ ﷺ‬di Shafa11. Sementara
Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kiri, membawa bendera
Nabi ‫ ﷺ‬dan memasuki Makkah melalui dataran tingginya. Sa’ad bin Ubadah
bersama kaum Anshar memimpin pasukan masuk dari sebelah Barat Beliau
perintahkan agar menancapkan bendera di daerah Hujan dan tidak meninggalkan
tempat tersebut hingga beliau datang dan pasukkan dan pasukkan Abu Ubaidah
bin Jarrah bersama Rasulullah dan kaum Muhajirin masuk dari bagian Hulu, yakni
dari bukit Hind12.
Kemudian, Nabi ‫ ﷺ‬memasuki kota Makkah dengan tetap
menundukkan kepala sambil membaca firman Allah:
‫ِإَّنا َفَتْح َنا َلَك َفْتًحا ُم ِبيًنا‬

10
Muhammad Al Ghazali, Fiqus Sirah Muhammad Al Ghazali, Terj. Ibnu Abdil Jamil (Solo :
Media Insani Pres, 2005) hlm.584-585

Ahmad Hatta dkk, The Great Story of Muhammad ‫( ﷺ‬Jakarta : Magfirah Pustaka, 2011)
11
Ali Op.cit. hlm. 113
12

hlm.148

10
“Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (Q.s. Al
Fath: 1)

D. Strategi Rasulullah dalam menghindari pertumpahan darah

Rasulullah ‫ ﷺ‬Sangat menghindari pertumpahan darah pada saat


peperangan terjadi, untuk menghindari pertumpahan darah beliau mengumumkan
kepada penduduk Makkah, “Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang
masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan
menutup pintunya maka dia aman.” Beliau terus berjalan hingga sampai di
Masjidil Haram. Beliau thawaf dengan menunggang onta sambil membawa busur
yang beliau gunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah
yang beliau lewati. Saat itu, beliau membaca firman Allah13:
‫َج اَء اْلَح ُّق َو َز َهَق اْلَباِط ُل ِإَّن اْلَباِط َل َك اَن َز ُهوًقا‬
“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya
yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”14.
‫َج اَء اْلَح ُّق َو َم ا ُيْبِد ُئ اْلَباِط ُل َو َم ا ُيِع يُد‬
“Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak
(pula) akan mengulangi”15.

E. Masuknya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ke kota Makkah

Setelah nabi ‫ ﷺ‬berhasil masuk ke kota Makkah Kemudian,


Nabi ‫ ﷺ‬memasuki Ka’bah. Beliau melihat ada gambar Ibrahim bersama
Ismail yang sedang berbagi anak panah ramalan dan beliau bersabda, “Semoga
Allah membinasakan mereka. Demi Allah, sekali-pun Ibrahim tidak pernah
mengundi dengan anak panah ini.” Kemudian, beliau perintahkan untuk
menghapus semua gambar yang ada di dalam Ka’bah. Kemudian, beliau shalat
seusai shalat beliau, kemudian mengitari dinding bagian dalam Ka’bah dan

13
Umar Abdul Aziz, Khulasah Nuurul Yaqin, (Nasr : Al-huda, 2015) hlm. 150-151
14
Q.S. Al-Isra / 17 : 18.
15
Q.S. Saba’ / 34 : 49.

11
bertakbir di bagian pojok-pojok Ka’bah. Sementara orang-orang Quraisy
berkerumun di dalam masjid, menunggu keputusan beliau ‫ﷺ‬.
Dengan memegangi pinggiran pintu Ka’bah, beliau bersabda:
‫ َص َدَق َو ْع َده وَنصَر َعْبَده‬،‫ َلُه الُم ْلُك وله الحمُد وهو على َك ِّل َش ْي ٍء قديٌر‬،‫ال ِإله ِإَّال هللا وحَّد ه ال شريَك له‬
‫وَهزَم األحزاَب وْح َده‬
“Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan
kesombongan Jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia
dari Adam dan Adam dari tanah.”
‫َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثى َو َجَع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفوا ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ِإَّن‬
‫َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبير‬16
“Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangkan tentang apa yang akan aku
lakukan terhadap kalian?”
Merekapun menjawab, “Yang baik-baik, sebagai saudara yang mulia, anak
dari saudara yang mulia.”
Beliau bersabda :
“Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada
saudaranya: ‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni
kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah
bebas!17”
Pada hari kedua, Nabi ‫ ﷺ‬berkhutbah di hadapan manusia. Setelah
membaca tahmid beliau bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi
orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah
dan mematahkan batang pohon di sana. Jika ada orang yang beralasan dengan
perang yang dilakukan Nabi ‫ﷺ‬, maka jawablah:
“Sesungguhnya Allah mengizinkan Rasulnya ‫ ﷺ‬dan tidak mengizinkan
kalian. Allah hanya mengizinkan untukku beberapa saat di siang hari. Hari ini
Keharaman Makkah telah kembali sebagaimana keharaman sebelumnya.

16
Q.S. Al-Hujurat / 49 : 13
17
Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyyah, Terj. Kathur Suhardi, (Jakarta : PT Al-
Kautsar, 1997) hlm. 561

12
Maka hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak
hadir18.”
Nabi ‫ ﷺ‬diizinkan Allah untuk berperang di Makkah hanya pada hari
penaklukan kota Makkah dari sejak terbit matahari hingga Ashar. Beliau tinggal
di Makkah selama sembilan hari dengan selalu mengqashar shalat dan tidak
berpuasa Ramadhan di sisa hari bulan Ramadhan. Sejak saat itulah, Makkah
menjadi negeri Islam, sehingga tidak ada lagi hijrah dari Makkah menuju
Madinah. Demikianlah kemenangan yang sangat nyata bagi kaum muslimin.
Telah sempurna pertolongan Allah. Suku-suku arab berbondong-bondong masuk
Islam. Demikianlah karunia besar yang Allah telah berikan19.
F. Keteladanan Rasulullah dalam peristiwa Fathul Makkah

Dalam peristiwa Fathul Makkah banyak sekali Keteladanan Rasulullah yang


bisa kita ambil seperti:
1. Sikap Rasulullah menerima kesepakatan Hudaibiyah. Di mana waktu itu
kaum muslimin, termasuk Umar merasa bahwa perjanjian itu akan merugikan
kaum muslimin, namun oleh Rasulullah dilihatnya sebagai sebuah peluang
menuju sebuah kemenangan. Peristiwa ini memberikan teladan bagi kaum
muslimin. Bahwa demi mendapatkan kemenangan besar, maka diperlukan
kesabaran dan strategi yang matang. Jadikan kelemahan menjadi kekuatan,
tantangan menjadi peluang dalam mencapai tujuan20.
2. Kemenangan Rasulullah dan kaum muslimin atas penaklukan Kota Makkah
menunjukkan bahwa Allah Swt. akan selalu menolong hamba-Nya yang
memperjuangkan agama-Nya. Hal ini menjadi motivasi bagi umat Islam agar
selalu yakin dan optimis dalam memperjuangkan suatu kebenaran21.
3. Pembebasan Kota Makkah dilakukan Rasulullah setelah perjanjian
Hudaibiyah dilanggar kaum kafir Quraisy menunjukkan bahwa penyerangan
terhadap musuh yang menyerang kaum muslimin atau mengkhianati

18
Ibid. Hlm. 562
19
Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyyah, (Jakarta : PT. Al-Kautsar, 1997) hlm. 492
20
Kamaruddin Amin, Sejarah kebudayaan Islam untuk kelas 5 MI (Jakarta : Kementerian Agama
Replubik Indonesia , 2015) hlm. 24.
21
Ibid. Hal. 25

13
perjanjian kaum muslimin diperbolehkan. Namun demikian perlu diupayakan
perdamaian.
4. Ditugaskannya Abu Sufyan sebagai duta keamanan menunjukkan bahwa
untuk menyelesaikan suatu pertikaian atau permasalahan antar pihak
diperlukan sebuah hubungan diplomasi.
5. Siasat yang dilakukan Rasulullah dalam mengatur pasukan menjadi empat
kubu menjadi sebuah contoh bahwa untuk meraih kemenangan diperlukan
strategi yang jitu22.
6. Hancurnya ratusan berhala yang telah lama bercokol di sekeliling Ka'bah
menunjukkan bahwa suatu kebenaran pasti datang dan kebatilan pasti akan
sirna. Hal ini harus dapat memberi motivasi bagi para pelaku perjuangan
kebenaran23.
7. Dimaafkannya kaum Quraisy dan dibiarkan mereka pergi oleh Rasulullah
menjadi teladan bagi kaum muslimin untuk tidak menyimpan rasa dendam
dan agar saling mengasihi sekalipun terhadap orang yang sering menyakiti.
8. Ikut sertanya 10.000 orang pasukan dan 2.000 orang dalam peristiwa Fatkhu
Makkah menunjukkan bahwa dalam meraih kemenangan diperlukan
persatuan dan kesatuan24.

22
Mummar, Sejarah Kebudayaan Islam MI kelas V (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah, 2020)
hlm. 53 dan 54
23
Al-Baladzuri, Penaklukan negeri-negeri dari negeri Sind sampai Fathul Makkah, (Jakarta : PT. Al-
Kautsar, 2003) hlm. 62
24
Mummar, Op.cit. hlm. 55

14
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dalam salah satu pasal perjanjian Hudaibiyah disebutkan bahwa orang-


orang bebas untuk bergabung dengan kelompok Muhammad atau golongan
Quraisy. Maka, Bani Khuza’ah dengan senang hati bergabung dengan kepada
Muhammad ‫ﷺ‬. Dikisahkan setelah menandatangani perjanjian Hudaibiyah,
bani Khuza’ah bersekutu dengan Rasulullah, sedangkan bani Bakr bersekutu
dengan golongan Quraisy. Kedua suku tersebut pada masa Jahiliyah sering terlibat
dalam permusuhan dan pertumpahan darah.
Dikisahkan bahwa Rasulullah masuk Makkah pada Jum’at pagi 20
Ramadhan. Dengan khidmat dan rasa syukur, seraya membaca surat Al-
Fath, Rasulullah memasuki kota Makkah melalui sebelah atas dari arah Kida’.
Beliau membaca surat ini secara berulang-ulang. Rasulullah merendahkan
kepalanya hingga jenggotnya menyentuh punggung kendaraannya. Ini karena
beliau merasa rendah di mata Allah yang telah memberikan penghormatan kepada
beliau. Rasulullah berpesan kepada para pemimpin pasukan agar tidak membunuh
kecuali orang yang melawan dan memerangi mereka.
Selama berada di Makkah setelah penaklukan usai, Rasulullah ‫ﷺ‬
sempat menyampaikan beberapa khutbahnya, Rasulullah ‫ ﷺ‬menerangkan
berbagai ajaran Islam dan beberapa prinsip hukumnya. Dalam khutbah pertama
yang disampaikan di depan pintu ka’bah Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelaskan tentang
pembayaran diyat (tebusan).
Adapun Khutbah kedua, Rasulullah ‫ ﷺ‬mengumumkan “Ketahuilah,
sesungguhnya di dalam Islam itu tidak ada istilah persekutuan diantara kalian

15
yang telah terjadi sejak zaman Jahiliyah, maka Islam akan memperkuatnya. Pada
khutbah ketiga, Rasulullah ‫ ﷺ‬mengumumkan kehormatan tanah Makkah,
keharaman berburu binatang-binatang di Makkah, memotong rerumputan
Makkah, pohon-pohon Makkah, dan harta temuan Makkah. Pada khutbah
keempat, Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelaskan bahwa barang siapa melakukan tindak
pembunuhan dan ada saksi mata yang melihatnya, maka si pembunuh wajib
membayar tebusan atau dihukum

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al Baladzuri. 2003. Penaklukan negeri-negeri dari negeri Sind sampai Fathul


Makkah. Jakarta : PT. Al-Kautsar.

Al Ghazali, Muhammad. 2005. Fiqus Sirah Muhammad Al Ghazali. (Ibnu Abdil


Jamil, Terj) Solo : Media Insani Pres.

Al Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. 1997 Sirah Nabawiyyah. Jakarta : PT Al-


Kautsar.

Al Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. 1997. Sirah Nabawiyyah. (Kathur Suhardi


Terj). Jakarta : PT Al-Kautsar.

agung Muhammad ‫ ﷺ‬dari kelahiran hingga detik-detik terakhir. (Hanif


Al Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. 2001. Perjalanan hidup Rasulullah yang

Yahya, Terj). Jakarta : Darussalam.

prophet Mutiara Abadi Sejarah hidup Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. (Nayla Putri
Al Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. 2008. Sirah Nabawiyah biography of the

Terj). Bandung : Pustaka Islamika.

Muhammad ‫ ﷺ‬dari kelahiran hingga detik-detik terakhir. (Hanif Yahya


Al Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. Perjalanan hidup Rasulullah yang agung

Terj). Jakarta : Darussalam.

Ali, Syed Ameer. 2008. The spirit of Islam. (Margono dan Kamilah Terj)
Yogyakarta : Navila.

Amin ,Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Amzah

Amin Kamaruddin. 2015. Sejarah kebudayaan Islam untuk kelas 5 MI Jakarta :


Kementerian Agama Replubik Indonesia

Aziz, Umar Abdul. 2015. Khulasah Nuurul Yaqin. Nasr : Al-huda.

Bahreisy, Salim. 2007. Sejarah hidup Nabi-nabi. Surabaya : Bina Ilmu.

Hatta, Ahmad dkk. 2011. The Great Story of Muhammad ‫ ﷺ‬. Jakarta : Magfirah
Pustaka.

17
Jabbar, Umar Abdul. Nabi Muhammad cahaya penerang dunia. 2022. Yogyakarta
: Cahaya Pendidikan.

Mummar. 2020. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta. : Direktorat KSKK


Madrasah.

18

Anda mungkin juga menyukai