MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Hadits
Yang dibina oleh Bapak Ahmad Taufiq, M.Pd,I
Oleh
Afrial (2176231012)
Arif Rahman Hakim (2176231020)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah menurunkan Al-Qur’an kepada
hambanya sebagai peringatan bagi alam semesta, atas rahmat dan hidayah-nya lah
sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Hadits
Maudhu’ dan Permasalahannya” Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari Bapak Ahmad Taufiq, M.Pd,I pada mata kuliah
“Pengantar Ilmu Hadits” selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang mata kuliah pengantar ilmu hadits bagi penulis dan para
pembaca.
2. Bapak Wafi Nur Safaat.M.Ag. selaku ketua Kaprodi Ilmu Al-Qur’an Dan
Tafsir.
3. Bapak Ahmad Taufiq, M.Pd,I selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Ilmu Hadits yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan selalu kami
nantikan demi untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Awal Terjadinya Hadits Maudhu’............................................2
B. Sebab-Sebab Terjadinya Hadits Maudhu’.............................................4
C. Hukum Meriwayatkan Hadist Maudhu’................................................7
D. Tanda-Tanda Hadist Maudhu’...............................................................8
E. Usaha-Usaha Para Ulama Menanggulangi Hadist Maudhu’.................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yg berharga, seperti permata, berlian atau yg lainnya. Bagi umat Islam selain Al-
Qur’an tidak ada yg lebih berharga dibandingkan dengan sunnah Nabi. Oleh
sebab itu, dari motivasi dan untuk tujuan berbeda, berbagai kelompok dan
B. RUMUSAN MASALAH
Maudhu’?
C. TUJUAN
Hadist Maudhu’
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya hadis maudhu' (hadis palsu) bukanlah hadis karena tidak
berasal dari Rasululllah SAW, tetapi ia sengaja dibuat oleh seorang atau
kepada Rasulullah secara dusta. Isi matan hadis palsu sanadnya mereka buat
dinisbahkan kepada Rasulullah saw dengan cara mengada-ada dan dusta , yaitu
yang tidak pernah beliau sabdakan, beliau kerjakan maupun beliau taqrirkan”.
palsu. Pendapat pertama menurut Ahmad Amin, Shalah ad-Din al-Adhibi, dan
Hasyim Ma’ruf al-Husaini (yang disebut terakhir dari kalangan ulama Syi’ah),
bahwa hadits palsu terjadi sejak zaman Rasulullah SAW. Landasan mereka adalah
hadits Rasulullah yg artinya “ Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku
maka hendaklah tempatnya di neraka.” (H.R. Bukhari). Akan tetapi pendapat ini
kurang kuat karena mereka tidak mempunyai alasan secara histories, selain itu
1
Dr. Sulaemang L, M.Th.I, Ulumul hadits edisi kedua. AA-DZ Grafika, Kendari 2017, hlm. 179
2
data menunjukkan sepanjang masa Rasulullah SAW tidak pernah ada seorang
Pendapat kedua dikemukakan oleh para ulama ahli Hadits, dan ini yang
menjadi pegangan para ulama kontemporer, seperti Ajjaj al-Kahatib, Mushtafa as-
Siba’i, Nur ad-Din ‘Atar, Muhammad Abu Zahrah, Muhammad Abu Syuhbah,
dan Abd al-Fatah Abu Gadah. Menurut mereka, pemalsuan Hadits itu terjadi pada
masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Mereka beralasan, bahwa pada masa ini
telah terjadi pertentangan politik antara Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah bin
Abi Sufyan yang cukup serius yaitu pada tahun 40 H. Masing-masing golongan
mempengaruhi pihak-pihak lain yang tidak terlibat dalam perpecahan. Salah satu
Ada yang berpendapat bahwa faktor kebencian dan permusuhan dari kaum
zindiq merupakan faktor awal munculnya hadist maudhu’. Hal ini berdasarkan
peristiwa Abdullah bin Saba’ yang mencoba memecah-belah umat Islam dengan
mengaku kecintaannya kepada Ahli Bait. Sejarah mencatat bukti bahwa ia adalah
seorang Yahudi yang berpura-pura memeluk agama Islam. Oleh sebab itu, ia
berani menciptakan hadist maudhu’ pada saat masih banyak sahabat ulama masih
hidup. Diantara hadits palsu yg dibuatnya adalah “Yang menerima wasiatku, dan
yang menjadi tempat rahasiaku dan penggantiku dari keluargaku adalah Ali”.
1. Pertentangan Politik.
2
Ibid, hlm. 181
3
Ibid, hlm. 182
3
Perpecahan umat Islam yang diakibatkan politik yang terjadi pada
masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, yaitu antara Ali dan Mu’awiyah
data, Khawarij tidak pernah membuat hadits palsu. Itu dikarenakan mereka
seorang zindik, mengatakan “Demi Allah saya telah membuat hadis palsu
sebanyak 4.000 hadis.” Contoh hadis yang dibuat oleh golongan zindik
4
DR. Alamsyah, M.Ag. Ilmu-ilmu hadits. CV. Anugrah Utama Raharja (AURA) , 2013. Hlm. 79
4
3. Sikap Fanatisme yang Keliru.
Salah satu tujuan membuat hadis palsu adalah sifat ego dan fanatik
bahasa Persi.” Sebaliknya, orang Arab yang fanatik terhadap bahasa Arab
dari kalimat itu seekor burung yang paruhnya dari emas dan bulunya dari
marjan”.5
5
a. “Siapa yang mengangkat kedua tangannya dalam shalat, maka
6. Faktor Kebodohan.
Di antara ulama yang membuat hadis palsu ada yang berasumsi bahwa
sebaliknya.” Nuh bin Abi Maryam telah membuat hadis berkenaan dengan
arafah) bertepatan dengan hari jum’at, maka hari itu lebih utama
daripada tujuh puluh haji yang tidak bertepatan dengan hari jum’at”.7
7. Menjilat Penguasa.
Giyas bin Ibrahim merupakan tokoh yang banyak ditulis dalam kitab
kecuali pada kuda atau onta”. Dengan maksud agar diberi hadiah atau
7
Rabiatul Aslamiyah, hadits maudhu’ dan permasalahannya.
6
mendapat simpatik dari khalifah Al-Mahdi. Setelah mendengar hadist
Giyas hendak pergi, Al-Mahdi menegur, seraya berkata, “Aku yakin itu
menjadi :
tercela dan menyesatkan, karena hal ini sangat bertentangan dengan sabda
bahwa hadits tersebut adalah palsu maka tidak ada dosa atasnya.
7
3) Mereka yg tidak tahu sama sekali kemudian meriwayatkan atau
mengamalkan hadits tersebut, maka tidak ada dosa atasnya. Akan tetapi,
1. Dalam sanad
pengakuan Abu Ismah Nuh bin Maryam bahwa dia telah membuat
hadits dari Hisyam bin Amr kepada Ibnu Hibban, maka Ibnu
2. Dalam Matan.
8
DR. Alamsyah, M.Ag. Ilmu-ilmu hadits. CV. Anugrah Utama Raharja (AURA) , 2013. Hlm. 83
8
a. Redaksi hadis yag buruk dan isinya rancu, karena Nabi saw
9
keselamatan dari nereka tidak tergantung dengan nama saja,
tetapi tergantung kepada iman dan amal shaleh serta rahmat Allah
SWT.
riwayat yang melalui jalur lain dan hadi-hadis yang telah diakui
keberadaannya.
9
Rabiatul Aslamiyah, hadits maudhu’ dan permasalahannya.
10
5) Menetapkan pedoman-pedoman untuk mengungkapkan hadist
maudhu’.
Farji’ Abd ar-Rahman bin Ali al- Jauzi (508-597 H). Kitab Tanzih
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
10
Rabiatul Aslamiyah, hadits maudhu’ dan permasalahannya.
11
Dr. Sulaemang L, M.Th.I, Ulumul hadits edisi kedua. AA-DZ Grafika, Kendari 2017, hlm. 186
11
berbohong tentang apa yang tidak pernah diucapkan dan dikerjakan oleh
dll.
B. SARAN
Makalah yg kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Karena penulis juga merupakan manusia yg tak luput dari salah dan lupa.
Dan juga referensi kami sangat terbatas, oleh karena itu teman-teman
DAFTAR PUSTAKA
12
13