DosenPengampu:
Aguswan Rasyid, Lc, MA, Ph.D
PROGRAMPASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TAHUN2022M/1444H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
dalam bentuk maupun isinya dengan sangat sederhana ini, dalam rangka
Sholawat dan salam tidak lupa kita doakan kepada Allah untuk junjugan
kita Nabi besar muhammad SAW. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara teknis
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi
setimpal kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
BAB II PEMBAHASAHAN......................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Quran sebagai sumber hukum yang pokok sudah tidak terbantahkan lagi,
sebagai dasar hukum kedua setelah Al-Quran telah disepakati oleh para ulama.
Kedua dasar hukum ini tidak dapat di pisahkan dalam memahami ajaran agama
Islam. Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau ketetapan setelah beliau
diangkat menjadi Nabi/ Rasul.Sebagai umat Islam kita wajib menerima semua
ajaran yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW. Namun di sangat Disayangkan
keberadaan Hadist yang merupakan sumber hukum yang benar benar berasal dari
Rasulullah saw, di nodai oleh munculnya hadist hadist maudu’ (palsu) yang
sengaja di buat oleh orang orang tertentu dan disebarkan ditengah masyarakat
Hadist maudu’ ini sebenarnya tidak layak disebut sebagai sebuah hadit,
karena sudah jelas bukan merupakan hadist yang bisa di sandarkan kepada Nabi
Muhammad saw. Dalam makalah ini kami akan membahas lebih dalam tentang
hadist maudu’. Jadi untuk lebih jelasnya tentang hadits maudu’ akan dibahas
Hadits mauḍū ’berasal dari dua suku kata bahasa Arab yaitu al-Hadith
seperti baru (al-jadd) dan cerita (al- khabar). Kata al-Maudhu’, dari sudut
menurunkan dan lain-lainnya. Arti yang paling tepat disandarkan pada kata
Oleh karena itu maudhu’ (di atas timbangan isim maf’ul –benda yang dikenai
Para ahli hadis mendefinisikan bahwa Hadis Maudhu adalah: Hadis yang
bahwa itu hadis Rasulullah saw. (Subhi Shalih, Ulumul hadts wa Musthalahuhu,:
263)2
kepada Nabi Muhammad SAW baik perbuatan, perkataan, taqrir, dan sifat
beliau secara dusta. Lebih tepat lagi ulama hadits mendefinisikannya sebagai apa-
1 Edi Kuswadi.”hadist maudhu dan hukum mengamalkannya”.EL-BANAT jurnal Pemikiran dan
Pendidikan Agama Islam. Vol, 6.No, 1.(2016).81.
2 Rabiatul Aslamiyah.”Hadist Maudhu’ dan Akibatnya”. Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah.
Vol,4. No, 7(2016).24.
apa yang tidak pernah keluar dari Nabi SAW baik dalam bentuk perkataan,
sengaja.
Jadi hadist maudu’ bukan lah hadist yang bersumber dari Nabi
Muhammad saw, oleh karena itu hadist maudu’ tidak termasuk kepada pembagian
hadist yang lain walaupun masih ada ulama menyandarkan kepada hadit dhaif.
Hadist maudu’ sudah ada kejelasan kepalsuannya yang sama sekali tidak
bersumber kepada Rasulullah. Dan tidak lah benar jika menyampaikan hadist ini
hadist maudu’.
beberapa pendapat para tokoh ilmu hadist tentang awal mulanya muncul hadist
maudhu ini.
a. Menurut pendapat Ahmad Amin , bahwa hadis palsu sudah muncul sejak
Nabi Muhammad Saw masih hidup, pendapat ini berlandasan dengan hadis
Muslim, Imam Tirmidzi, Imam Abu Daud, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad
mentahditskan kepada kami Abû 'Awânah, dari Abî Ḫaşhîn, dari Abî Ṣâliḫ,
dari Abî Hurairah, berkata: telah bersabda Rasulullah Saw, "barang siapa
palsu yang bersinggungan dengan perkara dunia telah terjadi sejak masa
c. Hadis palsu (hadîs mawḍû') muncul dari akibat peristiwa besar dalam
sejarah dunia Islam, yakni peristiwa fitnah kubra yang terjadi pada zaman
Dan bersambung terus ke zaman era sahabat Alî bin Abî Ṯâlib –semoga
Allah meridhainya-. Peristiwa fitnah kubra inilah awal mula percikan api
mulai dari sekte aliran teologi sunni, syiah, khawarij, qadariyah, murjiah dan
tersebarnya hadist palsu, apalagi pada masa tersebut Islam sudah mulai dikenal
luas, dan banyak nya penganut agama lain yang masuk Islam, yang di antara
mereka banyak terdapat orang-orang munafik yang tidak memiliki niat yang tulus
terhadap khalifah Utsman bin Affan oleh para pemberontak dan kekhalifahan
digantikan oleh Ali bin Abi Thalib menyebabkan Umat Islam pada masa itu
dengan cara mengambil dalil Al- Qur’an dan Hadist. Jika tidak ada dalil yang
kedalam Islam, namun ada diantara mereka ada yang masih menyimpan dendam
dan sakit hati melihat kemajuan Islam. Mereka inilah yang kemudian membuat
hadis-hadis maudhu. Golongan ini terdiri dari golongan Zindiq, Yahudi, Majusi,
dan Nasrani yang senantiasa menyimpan dendam dan benci terhadap agama
Islam. Mereka tidak mampu untuk melawan kekuatan Islam secara terbuka maka
mereka mengambil jalan yang buruk ini, yaitu menciptakan sejumlah hadist
maudhu’ dengan tujuan merusak ajaran Islam dan menghilangkan kemurnian dan
ketinggiannya dalam pandangan ahli fikir dan ahli ilmu.
c. Faktor Kebodohan.
Ada golongan dari ummat Islam yang suka beramal ibadah namun kurang
menarik orang untuk berbuat lebih baik dengan cara membuat hadis yang berisi
dan keutamaan dari amalan tertentu tanpa dasar yang benar melalui hadist targhib
yang mereka buat sendiri. Biasanya hadis palsu semacam ini menjanjikan pahala
yang sangat besar kepada perbuatan kecil. Mereka juga membuat hadis maudhu
tidak baik dengan cara membuat hadis maudhu yang memberikan ancaman besar
Sebagian tukang cerita yang ingin agar apa yang disampaikan nya menarik
perhatian orang, dia berusaha mengumpulkan orang dengan cara membuat hadits-
hadits palsu yang membuat masyarakat suka dan tertarik kepada mreka,
para pegawai dan tokoh masyarakat yang ingin mencari muka (menjilat ) kepada
penguasa membuat hadsi-hadis maudhu untuk tujuan supaya lebih dekat dengan
penguasa agar mendapatkan fasilitas tertentu atau popularitas saja. 4
Umat Islam telah sepakat bahwa hukum membuat dan meriwayatkan hadits
maudhu’ dengan sengaja adalah haram secara mutkaq, bagi mereka yang sudah
mengetahui hadits itu palsu. Adapun bagi mereka yang meriwayatkan dengan
tujuan memberi tahu kepada orang bahwa hadits ini adalah palsu (menerangkan
baik yang berkaitan dengan hal hukum, certera, targhib-tarhib (dorongan kebaikan
ancaman keburukan) juga yang berkaitan dengan lainnya. Nabi saw bersabda:
“Siapa yang menceriterakan suatu hadis (tentang aku) dan dia tahu bahwa itu
mereka mengamalkan makna hadits tersebut karena tidak tahu, tidak ada dosa
atasnya. Akan tetapi, sesudah mendapatkan penjelasan bahwa riwayat atau hadits
yang dia ceritakan atau amalkan itu adalah hadits palsu, hendaklah segera dia
tinggalkannya, kalau tetap dia amalkan, sedangkan dari jalan atau sanad lain tidak
4 Rabiatul Aslamiyah.”Hadist Maudhu’ dan Akibatnya”. Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah.
Vol,4. No, 7(2016).28.
5 Ibid.30.
D. Kitab yang Memuat Hadist Maudu’
‘Abdurrahim al-Iraqi
BAB III
PENUTUP
ekonomi.
3. Hadith maudhu’ ini juga haram diriwayatkan oleh siapapun kecuali dengan
4. Hadits maudhu’ merupakan sebuah ancaman besar bagi umat Islam. Untuk
tersebut terus sudah banyak beredar di kalangan umat Islam. Jika tidak, akan
banyak umat Islam yang terpedaya oleh janji-janji kosong yang disebarkan
DAFTAR PUSTAKA
Banda Aceh