Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Tentang
Penaklukkan Kota Mekah (Fathu Mekah)

Disusun Oleh:

Kelompok 3
1. Ela Puspita Mudarti
2. Dira Rizka
3. Anisa Desmayanti
4. Citra Anita
5. Muhammad Deni
6. Muhammad Fairus
7. Akhril Hamali

Guru Pengampu :
Yetty Husridayaty, S.Pd

KELAS X
ILMU-ILMU KEAGAMAAN 1
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt., atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Penaklukkan Kota Mekah (Fathu Mekah)”. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan islam.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang bagaimana teknik
pembelajaran yang baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan oleh


karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Sungai Penuh, 11 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar belakang masalah............................................................................1


B. Rumusan masalah ....................................................................................1
C. Tujuan penulisan ....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Sebab Terjadinya Fathu Mekah...............................................................3


B. Faktor-faktor Keberhasilan Fathu Mekah................................................4
C. Haji Wada’...............................................................................................4

BAB III PENUTUP......................................................................................9

A. Kesimpulan..............................................................................................9
B. Saran ........................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah


Pada tahun 628 M, sekitar 1400 Muslim berangkat ke Mekkah untuk
melaksanakan ibadah haji. Mereka mempersiapkan hewan kurban untuk
dipersembahkan kepada kaum Quraisy. walaupun begitu, menyiagakan
pasukannya untuk menahan Muslim agar tidak masuk ke Mekkah. Pada waktu ini,
bangsa Arab benar-benar bersiaga terhadap kekuatan militer Islam yang sedang
berkembang. Nabi Muhammad mencoba agar tidak terjadi pertumpahan darah di
Mekkah, karena Mekkah adalah tempat suci. Akhirnya kaum Muslim setuju,
bahwa jalur diplomasi lebih baik daripada berperang. Kejadian ini dituliskan pada
surah Al-Fath ayat 4 :

Artinya: "yaitu bermakna bahwa Allah telah memberikan ketenangan bagi


hati mereka agar iman mereka bisa bertambah."

Setelah Allah mengokohkan agama islam dengan sempurna dan telah


banyak menguji keimanan dan ketaqwaan kaum muslimin. Sedangkan kaum
musyrikin (kafir quraisy) masih terus mengingkari dan memusuhi islam dan kaum
muslimin. Kini Allah berkehendak memasukkan Rasulullah dan kaum Muslimin
ke Kota Mekah sebagai kaum yang menang dan jaya.

Penaklukan Kota Mekah merupakan kemenangan terbesar yang dengannya


Allah muliakan agamaNya, Rasul dan tentaraNya. Negeri yang suci dan Rumah
Allah yang mulia diselamatkan dari tangan orang-orang kafir dan musyrik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sebab Terjadinya Fathu Mekah?
2. Bagaimana Faktor-faktor Keberhasilan Fathu Mekah?
3. Bagaimana terjadinya Haji Wada?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana sebab terjadinya fathu mekah

1
2. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor keberhasilan fathu
mekah
3. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya haji wada’

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sebab Terjadinya Fathu Mekah


Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah), yaitu peristiwa jatuhnya kota
Mekkah kepada kaum muslimin dan pengampunan Rasulullah SAW terhadap
kaum Quraisy. Saat masuk Masjidil Haram Rasulullah menghancurkan 360 buah
berhala. Waktu shalat tiba Rasulullah memerintahkan Bilal untuk
mengumandangkan Adzan di atas Ka’bah.

Fathul Mekkah terjadi akibat dari penghianatan kaum Quraisy yakni


melanggar perjanjian Hudaibiyah. Sebab terjadinya adalah orang-orang Bani
Bakar meminta bantuan senjata pada para tokoh Quraisy untuk menyerang orang-
orang Khuza'ah yang telah menyatakan diri untuk bergabung dengan kaum
Muslimin. Padahal dalam perjanjian Hudaibiyah, kaum manapun mendapat
perlindungan untuk memilih keyakinan dalam menentukan jalan hidupnya.

Orang-orang Khuza'ah dikepung sehari semalam oleh orang-orang Bani


Bakar dan akhirnya 20 orang suku Khuza'ah terbunuh. Peristiwa ini disampaikan
oleh Amr bin Salim Al-Khuzai kepada Rasulullah. Setelah mendengar berita duka
tersebut Rasulullah menyiapkan pasukan untuk melakukan pembebasan terhadap
kota Mekkah yang di kenal dengan peristiwa Fathul Mekkah.

Peristiwa "fathul makkah" terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan,


sekitar 10.000 kaum Muslim mendatangi Makkah dari segala penjuru. Pada saat
itulah terjadi fenomena kemenangan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah
manapun, dimana semua musuh, hingga para pemimpinnya menerima dan
mengikuti agama lawan. Ini tidak terjadi melainkan dalam sejarah Islam.
Kemenangan ini hakikatnya adalah kemenangan akidah, kalimat tauhid dan bukan
kemenangan individual atau balas dendam.

Setelah terjadinya Fathul Mekkah, kota Mekkah berada dalam kekuasaan


kaum muslimin tepatnya di bulan Ramadhan tahun ke 8 H. Pada saat itu kaum
Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri masuk Islam. Berbagai utusan

3
kabillah di sekitar Madinah datang menemui Rasulullah untuk Berba'iat (sumpah
setia terhadap Rasulullah) dan masuk Islam.

B. Faktor-faktor Keberhasilan Fathu Mekah


Faktor-faktor keberhasilan Nabi Muhammad saw. pada peristiwa Fathu
Makkah tidak terlepas dari perasaan seiman seagama (Islam) yang sudah terlebih
dahulu dibina oleh beliau. Umat Islam bersatu dalam satu kalimat tauhid, hanya
kepada Allah berserah diri, maka dengan kekuatan yang ada pada waktu itu
dengan 10.000 pasukan berkeyakinan dapat menaklukkan kota Mekah. Di
samping itu, persaudaraan Muhajirin dan Anshar yang sudah semakin mapan
karena telah dibina oleh Nabi Muhammad saw. selama keduanya tinggal di
Madinah, sehingga semakin memperkokoh persatuan. Di samping itu, beliau
melakukan diplomasi dengan memamerkan 10.000 pasukan kepada tokoh Mekah,
Abu Sufyan juga turut andil membuat penduduk kafir Quraisy Mekah merasa
ketakutan karena harus menghadapi bala tentara yang sangat banyak dan belum
pernah ada sebelumnya. Nabi Muhammad saw. juga melakukan cara persuasif,
walau dapat dipastikan menang, tetapi beliau tetap menyanjung tokoh Quraisy
Mekah, Abu Sufyan, dengan mengampuni setiap penduduk Mekah yang ingin
selamat dan aman maka harus masuk ke rumah Abu Sufyan. Perlu diketahui
bahwa Abu Sufyan sangat gila kehormatan, dengan cara seperti itu, maka para
penduduk Mekah berduyun-duyun masuk agama Islam, seperti tokohnya Abu
Sufyan yang juga masuk Islam menjelang Fathu Makkah.

C. Haji Wada’
Haji wada’ atau haji perpisahan adalah ibadah haji terakhir yang dilakukan
oleh Rasulullah sebelum beliau wafat. Pada bulan zulhijjah tahun 10 H,
Rasulullah bersama sekitar 100.000 umat islam berkumpul di padang Arafah
untuk melaksanakan ibadah haji. Kemudian di sebut haji wada’ atau haji
perpisahan Karena haji tersebut adalah haji terakhir yang di kerjakan oleh
Rasulullah SAW. Pada haji wada’ ini, Rasulullah menyembelih seekor unta
sebagai korban yang di bagikan kepada umat islam.

4
Nabi Muhammad memberitahukan kepada para sahabat dan utusan yang
menemuinya, bahwa haji yang akan beliau laksanakan pada tahun itu tampaknya
haji terakhir. Karena itu kaum muslimin berlomba-lomba untuk menghadiri haji p,
yaitu Haji Wada' lebih kurang pada tanggal 18 Dzulhijjah, tahun 10 Hijriyah
(kurang lebih 15 Maret 632 Masehi). Ada yang menyatakan terkumpul sekitar
90.000 orang, ada juga 140.000, ada pula 120.000, bahkan ada yang menyatakan
lebih dari itu.

Peristiwa Haji Wada’ Rasulullah

Selama sembilan tahun tinggal di Madinah, Nabi belum melaksanakan


haji. Kemudian pada tahun kesepuluh beliau melaksanakan haji. Rasulullah
melaksanakan ibadah hajinya seraya mengajarkan manasik dan sunnah-sunnah
haji kepada orang-orang yang menunaikan ibadah haji bersamanya.

Pada hari Arafah, Rasulullah menyampaikan khutbah umum di tengah-tengah


kau, Muslimin yang sedang berkumpul di tempat wuquf. Berikut ini adalah teks
khutbah beliau.

“Wahai manusia. dengarkanlah apa yang hendak kukatakan. Mungkin


sehabis tahun ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk
selama-lamanya…

Hai manusia, sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah suci bagi
kalian (yang tidak boleh dinodai oleh siapapun juga) seperti hari dan bulan suci
sekarang ini, di negeri kalian ini. Ketahuilah, sesungguhnya segala bentuk
perilaku dan tindakan jahiliyah tidak boleh berlaku lagi. Tindakan menuntut balas
atas kematian seseorang sebagaimana yang berlaku di masa jailiyah itu pertama
kali kunyatakan tidak berlaku ialah tindakan pembalasan atas kematian Ibnu Rabi’
bin Harits.

Riba jahiliyah tidak berlaku, dan riba yang pertama kunyatakan tidak
berlaku adalah riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya segala macam riba
sudah tidak boleh berlaku lagi…

5
Hai manusia, di negeri kalian ini, setan sudah putus harapan sama sekali untuk
dapat disembah lagi. Akan tetapi ia masih menginginkan selain itu. Ia akan
merasa puas bila kalian melakukan perbuatan yang rendah. Karena itu hendaklah
kalian jaga baik-baik agama kalian!

Hai manusia, sesungguhnya menunda berlakunya bulan suci akan


menambah besarnya kekufuran. Dengan itulah orang-orang kafir akan menjadi
tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka
sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya
oleh Allah. Kemudian mereka menghalalkan apa yang diharamkan apa yang
diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah.

Sesungguhnya jaman berputar seperti kendaraan-Nya pada waktu Allah


menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan di
antaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut, Dzul Qa’dah, Dzul
Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah antara bulan Jumadil Akhir dan bulan
Sya’ban…

Takutlah Allah dalam memperlakukan kaum wanita, karena kalian


mengambil mereka sebagai amanat Allah dan kehormatan mereka dihalalkan bagi
kalian dengan nama Allah. Sesungguhnya kalian mempunyai hak atas para istri
kalian dan mereka pun mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas mereka ialah
mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang tidak kalian sukai ke
dalam rumah kalian, Jika mereka melakukan hal itu maka pukullah mereka
dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan hak mereka atas kalian
ialah kalian harus memberi nafkah dan pakaian kepada mereka secara baik.

Maka perhatikanlah perkataanku itu, wahai manusia, sesungguhnya aku


telah menyampaikannya kepada kalian. Aku tinggalkan sesuatu kepada kalian,
yang jika kalian pegang teguh, kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu
Kitabullah dan Sunnah Nabi. Wahai manusia, dengarkanlah, taatlah sekalipun
kaian diperintah oleh seorang hamba sahaya dari Habasyah yang berhidung
gruwung, selama ia menjalankan Kitabullah kepada kalian.

6
Berlaku baiklah kepada para budak kalian… berilah mereka makan apa yang
kalian makan dan berilah pakaian dari jenis pakaian yang sama dengan yang
kalian pakai. Jika mereka melakukan suatu kesalahan yang tidak bisa kalian
maafkan, maka juallah hamba-hamba Allah itu dan janganlah kalian menyiksa
mereka.

Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku dan perhatikanlah! Kalian tahu


bahwa setiap orang Muslim adalah saudara bagi orang-orang Muslim yang lain,
dan semua kaum Muslimin adalah saudara. Seseorang tidak dibenarkan
mengambil sesuatu dari saudaranya kecuali yang telah diberikan kepadanya
dengan senang hati.

Ya Allah, sudahkah kusampaikan?

Kalian akan menemui Allah maka janganlah kalian kembali sesudahku


menjadi sesat. Hendaklah orang yang hadir menyampaikam kepada yang tidak
hadir, barangkali sebagian orang yang menerima kabar (tidak langsung) lebih
mengerti daripada orang yang mendengarkannya (secara langsung). Kalian akan
ditanya tentang aku, maka apakah yang hendak kalian katakan?”

Mereka menjawab, “Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan


risalah, telah menunaikan perintah Allah dan memberi nasihat” seraya menunjuk
ke arah langit dengan jari telunjuknya.

Nabi bersabda, “Ya Allah, saksikanlah.” sebanyak tiga kali.

Kemudian beliau menjama’ takbir shalat maghrib dan isya’ di Muzdalifah,


kemudian sebelum terbit matahari beliau berangkat ke Mina, lalu melemparkan
Jumratul Aqabah dengan tujuh batu kecil seraya bertakbir di setiap lemparan.
Setelah itu beliau pergi ke tempat penyembelihan, lalu menyembelih 63 hewan
sembelihan (budnah). Kemudian beliau menyerahkan kepada Ali untuk
menyembelih sisanya sampai genap 100 sembelihan. Setelah itu beliau berangkat
ke Ka’bah (ifadhah) lalu shalat Dhuhur di Mekkah, dan pergi mendatangi Banu
Abdul Muthalib yang sedang mengambil air Zamzam lalu bersambda, “Timbalah

7
wahai Banu Abdul Muthaib, kalau tidak karena orang-orang tersebut bersama
kalian, niscaya aku akan menimba bersama kalian.” Kemudian mereka
memberikan setimba air kepadanya dan minum darinya Akhirnya Nabi berangkat
kembali ke Madinah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah), yaitu peristiwa jatuhnya kota
Mekkah kepada kaum muslimin dan pengampunan Rasulullah SAW terhadap
kaum Quraisy. Saat masuk Masjidil Haram Rasulullah menghancurkan 360 buah
berhala. Waktu shalat tiba Rasulullah memerintahkan Bilal untuk
mengumandangkan Adzan di atas Ka’bah.

Faktor-faktor keberhasilan Nabi Muhammad saw. pada peristiwa Fathu


Makkah tidak terlepas dari perasaan seiman seagama (Islam) yang sudah terlebih
dahulu dibina oleh beliau. Umat Islam bersatu dalam satu kalimat tauhid, hanya
kepada Allah berserah diri, maka dengan kekuatan yang ada pada waktu itu
dengan 10.000 pasukan berkeyakinan dapat menaklukkan kota Mekah.

Haji wada’ atau haji perpisahan adalah ibadah haji terakhir yang dilakukan
oleh Rasulullah sebelum beliau wafat. Pada bulan zulhijjah tahun 10 H,
Rasulullah bersama sekitar 100.000 umat islam berkumpul di padang Arafah
untuk melaksanakan ibadah haji. Kemudian di sebut haji wada’ atau haji
perpisahan Karena haji tersebut adalah haji terakhir yang di kerjakan oleh
Rasulullah SAW. Pada haji wada’ ini, Rasulullah menyembelih seekor unta
sebagai korban yang di bagikan kepada umat islam.

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat penulis
paparkan, besar harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik
lagi dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai