Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SIRAH ANABAWIYAH

(Sejarah Ka’bah, Makkah, Penamaan Jahiliyah dan Eksistensi Agama Samawi

pada Masa Jahiliyah)

Dosen Pengampu : Agam Royana, Lc, M.Ag

Disusun Oleh:
Sri Yuiyawati (190601027)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN SAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM


1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

Segala puja beserta puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan berbagai

macam limpahan nikmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.

Sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Kanjeng Nabi Besar

Muhammad SAW, yang telah menuntun ummatnya dari gelapnya kekafiran menuju terangnya

keislaman dan manisnya keimanan.

Saya pribadi menyadari terdapat kekurangan dalam penyususunan makalah ini. Baik

dalam segi kata-kata maupun tulisan, karena dalam hal ini saya masih dalam tahapan belajar dan

masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Maka dari itu, kritik dan saran saya harapkan dari

teman-teman agar saya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga dengan makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, dan saya memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang

lengkap dan tidak sesuai

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

Mataram, Kamis 12 September 2020

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………. 1

Kata Pengantar…………………………………………………………………................. 2

Daftar Isi………………………………………………………………………………….. 3

BAB I………………………………………………………………………………........... 4

Latar Belakang……………………………………………………………………………. 4

Rumusan Masalah………………………………………………………………………... 4

BAB II……………………………………………………………………………………. 5

Sejarah Ka’bah……………………………………………………………………………. 5

Sejarah Makkah…………………………………………………………………………… 6

Suku Quraisy dan Budaya Arab Masa Jahiliyah…………………………………………. 7

Definisi Jahiliyah…………………………………………………………………… 9

Agama Samawi pada Masa Jahiliyah…………………………………………........ 10

BAB III…………………………………………………………………………………... 12

Kesimpulan……………………………………………………………………………….. 12

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangunan yang berdiri di Negeri Makkah yang merupakan arah kiblat umat islam
sampai hari akhir yang dinamakan ka’bah merupakan salah satu keajaiban dunia saat ini.
Selain merupakan arah kiblat, ka’bah juga merupakan bangunan yang wajib dikunjungi
atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.1

Makkah merupakan kota suci umat islam dan tempat lahirnya Nabi Muhammad
Saw dan juga merupakan sebuah kota utama di Arab Saudi2.

Negara arab pada waktu yang sama juga tidak kalah bejatnya jika dibandingkan
dengan Persia pada saai itu. Kehidupan nista, kebejatan moral dan pemerasan ekonomi
telah menyebar keseluruh Arab akibat dari melimpahnya penghasilan dan menumpuknya
pajak. Seperti halnya juga Yunani, Arab tenggelam dalam khufarat dan mitos-mitos yang
tidak ada manfaatnya. Disamping itu harus diketahui yang menjadi sebab utama
kemerosotan, keguncangan dan kenestapaan pada umat tersebut adalah kebudayaan yang
berdasar kepada nilai materialistic semata tanpa ada kebudayaan yang menuju peradaban
yang maju dan benar3.

BAB II
1
Al-Ghazali, Rahasia Haji dan Umrah. (Bandung: Karisma, 1997) hlm 45.
2
Abdul Wahid, 3 Kota Suci (Makkah, Madinah, Palestina). (Jakarta: Safirah, Oktober 2013)
3
Muhammad Said Ramadhan al-Buty, Siroh Nabawiyah: Analisis lmiyah Manhajiah Sejarah Pergerakan
Islam Dimasa Rasulullah Saw, (Jakarta: Robbani Press, 2006) hlm 10

4
PEMBAHASAN

A. Sejarah Ka’bah.

Ka’bah adalah sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang terletak ditengah
masjidil haram di Makkah. Bangunan ini merupakan monument suci bagi kaum muslim
(umat islam). Baitullah, ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il setiap
hari bahkan setiap saat menjadi pusat kegiatan umat islam dan juga sebagai tempat
ibadah. Setiap tahunnya menyedot jutaan orang untuk melaksanakan puncak rukun islam
yang kelima yaitu Haji4. Ka’bah yang berusia ribuan tahun yang menjadi pusat aktifitas
muslim diseluruh dunia. Setia tahun jutaan orang datang ke Baitullah, sehingga Makkah
menjadi negeri yang makmur dan menjadi negara yang aman5.

Ada beberapa riwayat kenapa diberi nama ka’bah, Al-Hafizh Al-Nabawi dalam
tafsir tentang mujahid mengatakan, diberi nama Ka’bah karena bentuknya yang persegi,
Bangsa Arab menyebut setiap rumah yang berbentuk persegi dengan sebutan Ka’bah.
Bukan hanya umat muslim yng memuliakn ka’bah, Allah pun memuliakn Ka’bah
berdasarkan firmannya Qur’an surat Ali Imran ayat 96-976. Ka’bah yang juga dinamakan
Bayt Al-Atiq (Rumah tua) adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan
Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Makkah atas perintah Allah Swt, dalam Al-
Qur’an surah Ibrahim ayat 37 terserat bahwa situs suci ka’bah telah ada sewaktu Nabi
Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail dilokasi tersebut. Pada masa Nabi
Muhammad Saw berusia 30 tahun (sekitar 600 Masehi dan belum diangkat menjadi
Nabi).

Banyak dari umat muslim yang tidak bisa membedakan ka’bah dan Baitullah, ada
yang beranggapan bahwa Ka’bah adalah Baitullah, dan Baitullah adalah Ka’bah. Akan
tetapi, Ka’bah dan Baitullah itu berbeda seperti halnya jasad dan ruh. Tubuh dan jiwa itu
tidak sama, begitu pula dengan Baitullah dan Ka’bah. Ka’bah ini pun menjadi petunjuk
adanya tempat yang diberkahi disisi Allah Swt dan Rasul-Nya yaitu Baitullah. Ka’bah
merupakan bangunan persegi empat yang nyata, Nampak dan jelas, yang dibangun oleh
Nab Ibrahim AS sebagai petunjuk adanya Baitullah yang diberkahi. Baitullah merupakan
4
Matdawam M. Noor, Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah, (Yogyakarta: Yayasan Bina Karie, 1986)
5
Agus Mustafa, Pusaran Energi Ka’bah, (PAMDA Press 2008), cet 1
6
Ahmad Luthfi Fathullah, Sofware Al-Qur’an Al-Hadi, (Jakarta: Pusat Kajian Hadiss). V1. 1

5
tempat yang ghaib dan merupakan tempat yang paling mulia dan telah dijadikan tempat
peribadatan bagi umat manusia, yakni umat Nabi Muhamad Saw dan yang menjadi tanda
adanya Baitullah adalah Ka’bah dan tanda adanya ka’bah adalah Maqam Ibrahim7.

B. Sejarah Makkah

Bangsa Arab bertempat tinggal dan mendiami simenanjung terbesar di dunia,


yaitu Simenanjung Arabia, terletak di Asia Barat Daya, luasnya 1.027.000 mil persegi,
sebagian besar ditutupi padang pasir dan merupakan salah satu tempat terpanas di dunia.
Simenanjung Arabia terdiri ats dua bagian. Pertama daerah pedalaman, merupakan
daerah padang pasir yang kering karena kurang dituruni hujan dan sedikit penduduk
karena daerahnya tandus. Kedua, daerah pantai dipinggir laut, dibagian tengah dan
selatan, hujan turun teratur sehingga subur ditanami, yaitu daerah Hijaz, Yaman,
Hadramaut, Oman dan Bahrain. Diantara daerah itu Yaman yang paling subur, sehingga
disebut negeri Ka’bah8.

Makkah bisa dikatakan kota yang pertama kali ada di muka bumi, karena di kota
Makkah lah manusia pertama Nabi Adam diturunkan dan hidup bersama Siti Hawa. Dari
kedua pasangan inilah manusia berkembang kemudian menyebar. Bangsa Arab berasal
dari ras Samiyah dan terbagi kepada dua suku. Pertama, suku arab al-Baidah, yaitu
bangsa arab yang sudah punah seperti kaum’Ad dan Tsamud. Kedua, suku Arab al-
Baqiyah, yaitu bangsa arab yang masih hidup sampai sekarang, terdiri dari keturunan
Qahthan dan adnan9.

Keturunan Adnan disebut juga arab musta’ribah artinya percampuran antara darah
arab asli yang mendiami Makkah dengan darah pendatang, yaitu Nabi Ismail As. Salah
satu anaknya adalah Adnan yang menurunkan keturunan Quraisy, kemudian keturunan
Abd al-Muthallib, kakek Nabi Muhammad Saw yang lebih dikenal dengan keturunan
Bani Hasyim. Itulah sebabnya silsilah Nabi Muhammad Saw dapat ditelusuri sampai
keatas terus kepada Nabi Ismali As, begitupun dengan sejarah kota Makkah dan yang
menempatinya10
7
Asep Zaenal Ausop, Tafakur Haji, Falsafah, Syariah dan Rihlah, (Jakarta: 2012), hlm 48
8
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam. (Jakarta: PT Al-Husna Zikra, 1997), hlm 30-36
9
Dr. H. Syamsudin Nasution, M.Ag, Sejarah Kebudayaan Islam. (Riau: Pusaka Riau, 2007), hlm 10
10
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), hlm 13-21

6
C. Suku Quraisy dan Budaya Arab Masa Jahiliyah

Sebelum agama Islam datang umat manusia hidup dalam periode sejarah yang
paling bobrok secara agama, ekonomi, politik dan sosial. Mereka mengalami kekacauan
yang merata disemua aspek kehidupan dan inilah budaya Jahiliyah. Budaya jahiliyah
telah menguasai pola pikir, pandangan, keyakinan, dan isi jiwa mereka, sehingga
akibatnya kebodohan, kekejian, hawa nafsu kerusakan moral serta kekejaman menjadi
ciri khas budaya Jahiliyah11.

Di bidang ekonomi bangsa arab terkenal dengan adanya pasar-pasar yang dibuka
pada setiap bulan suci seperti Ukazh, Dzil Majaz, Majinnah dan lain-lainnya. Begitu juga
tentang perindustrianatau kerajinan, mereka adalah bangsa yang paling mengenalnya.
Kerajinan yang dibuat bangsa Arab seperti jahit-menjahit, menyamak kulit dan lain-lain.
Walaupun ditengah-tengah padang pasir tetapi bangsa arab juga melakukan pertanian dan
pengembalaan hewan ternak12.

Bangsa arab jahiliyah mempunyai tradisi upacara peneyembahan berhala, yang


mayoritas diciptakan oleh Amr bin Luhay pemimpin Bani Khuza’ah. Amr bin Luhay
dikenal sebagai orang yang suka berbuat bijak, mengeluarkan sedekah dan sangat respek
terhadap urusan keagamaan sehingga semua orang mencintai dan hampir mereka
menganggapnya sebgai ulama’ dan wali yang disegani. Diantaranya upaca penyembahan
yang dilakukan mereka adalah sebagai berikut:13

a. Mereka bertaqarrub mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menyajikan


berbagai macam korban, menyembelih hewan piaraan demi berhala dan
menyebut namanya.
b. Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit
dihadapannya meminta pertolongan ketika menghadapi kesulitan dan
kesusahan dengan penuh keyakinan berhala tersebut dapat memberinya
syafa’at serta mengabulkan permintaannya.

11
Ali Muhammad as-Shalabi, Siroh Nabawiyah, Terj. Imam Fauji, (Jakarta: Beirut Publishing, 2014), hlm
4
12
Syafiyyurohman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawi, Terj. Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
2016), hlm 36
13
Syafiyyurohman al-Mubarakfuri. Ibid,, hlm 24-26

7
c. Menunaikan haji dan thawaf disekeliling berhala, merunduk dan bersujud
kepadanya.
d. Jenis taqarub yang lain mereka bernadzar menyajikan sebagian hasil
tanaman dan ternak untuk berhala-berhala tersebut.

Kehidupan bangsa arab didominasi oleh berbagai adat-istiadat, mereka terkenal


dengan aturan-aturan adat yang berkaitan dengan nasab, kedudukan sosial dan hubungan
antar suku. Pembanggan nasab dan kedudukan sosial yang tanpa batas membuat mereka
menolak ikatan pembesanan diluar sukunya, selain itu mereka juga sangat
membanggakan rangkaian kata-kata yang fasih serta ungkapan yang indah dan syair
itulah rekaman dari pa yang mereka banggakan, kedudukan nasab mereka. Selain diatas
kehidupan sosial mereka dalam hal pernikahan digambarkan Abu Daud menjadi 4 macam
seperti:14

a. Pernikahan secara spontan. Seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada


laki-laki lain yang menjadi wali wanita, lalu bisa langsung menikah ketika
itu setelah ada penyerahan maskawin.
b. Seorang laki-laki bisa mengatakan kepada istrinya yang baru suci dari
haid, “Temuliah si fulan dan berkumpulah dengannya” setelah berkumpul
dengan si fulan, suami dari istri tidak akan mengumpulinya sama sekali
hingga ada kejelasan istrinya hamil dari orang tersebut. Hal ini dilakukan
karena menghendaki kelahiran seorang anak yang pintar dan baik,
pernikahan semacam ini disebut nikah Istibda.
c. Pernikahan Poliandri, yaitu pernikahan yang dilakukan beberapa orang
laki-laki yang semuanya mengumpuli seorang perempuan. Setelah wanita
tersebut hamil dan melahirkan maka semua laki-laki yang mengumpulinya
tadi diundang dan laki-laki tersebut tidak bisa menolaknya, dia akan
menunjuk siapa saja yang disukai untuk mengambil bayi tersebut.
d. Ada juga tradisi pelacur saat itu, biasanya ditandai dengan bendera khusus
didepan pindtunya, sebagai tanda bagi laki-laki yang ingin
mengumpulinya. Jika wanita tersebut hamil dan melahirkan dia akan

14
Syafiyyurohman al-Mubarakfuri. Ibid,, hlm 33-34

8
mengundang semua laki-laki yang pernah bergaul dengannya lalu
mengundinya. Siapa saja nam yang keluar dari undian tersebut dia berhak
untuk membawanya pulang anak tersebut dan tidak berhak untuk
menolaknya.

Suku Quraisy terkenal dengan dua jenis perjalanan ekspedisi dagang yang besar
yaitu perjalanan musim dingin ke Yaman dan perjualan musim panas ke Syam. Mereka
memperdagangkan minyak wangi, dupa, permen nabati, rempah-rempah, kurma,
wewangian, kayu manis, gading, kayu hitam, manik-manik, selendang, rajutan sutera,
senjata kemudian dibawa ke Syam atau lokasi lainnya dan mereka kembali dengan
membawa gandum, biji-bijian, kismis, zaitu, kain rajutan khas Syam dan sebagainya15

Gambaran karakter negative atau kebiasaan-kebiasaan yang menyimpang dari


bangsa arab membuat bangsa arab mempunyai citra yang jelek. Disamping bejatnya
Bangsa Arab mreka masih mempunyai karakter positif yang melekat pada dirinya yang
membuat Bangsa Arab sangat dikagumi dengan ciri khasnya tersebut, berikut gambaran
karakteristik tersebut:16

a. Kedermawanan dan kemurahan


b. Kemuliaan jiwa, harga diri dan keengganan menerima kehinaan
c. Kesederhanaan pola hidup orang Badui
d. Kesetiaan pada janji dan kejujuran
e. Kekuatan badan, keperkasaan jiwa suka memaafkan ketika berkuasa.
D. Definisi Jahiliyah
Kata Jahiliyah berasal dari kalimat “ja hi la” yang artinya adalah tidak
mengetahui. Jahiliyah memiliki dua pengertian:
1) Keadaan bodoh
2) Kelompok pada bangsa Arab sebelum datang Agama Islam17.

Menurut Ibnu Faris kata “ja hi la” berlawanan dengan Al-‘ilm, al-Khiffah (kurang
berpikir) dan al Tuma’ninah. Dikatakan lawan dari al- Tuma’ninah karena seperti

15
Ali Muhammad as-Shalabi. Ibid,,, hlm 14-15
16
Syafiyyurohman al-Mubarakfuri. Ibid,, hlm 37
17
Louis Maluf dan Bernard Tottle, al-Munjid fi al-Lughoh wa al-A’lam. (Beyruth: Dar el-Machreq sarl
Publisher, 2011), hlm 108

9
sebatang pohon kayu yang diam karena dilahap api, sedangkan diakatak lawan dari Al
‘ilm karena yang tidak memiliki ilmu itu majhul18. Kata jahil juga teradopsi dalam Bahasa
Indonesia yang berarti bodoh, tidak tahu (terutama tentang ajaran agama).

Syekh Abu Bakar Muhammad Zakaria membagi jahiliah dalam dua kategori:19

a. Jahiliyah secara umum adalah jahiliyah sebelum diutusnya Nabi Muhammad,


zaman tersebutlah yang disematkan kebodohan kepada para penghuninya.
Sebab perbuatan dan ucapan mereka hanyalah diada-adakan semata tanpa
landasan.
b. Secara khusus jahiliyah diartikan kebodohan setelah diutusnya Nabi
Muhammad. Seperti halnya yang disabdakan oleh Nabi Muhammada Saw,
beliau bersabda “Orang yang durhaka dalam islam mengikuti metodenga
jahiliyah” HR Bukhori. Maksud dalam hadis ini adalah jahiliyah ini dalam
konteks umum untuk semua kalangan baik Yahudi, Nasrani maupun Majusi
dan lain-lain, maka orang yang durhaka secara keseluruhan atau sebagian saja
itu dinamakan jahiliyah.

Muhammad Zakaria juga memaparkan secara termonologi jahiliyah adalah


masdar Shina’I dari isim fa’il ‘jahil’ dengan cara ditambahkan dengan huruf ya’ yang
menunjukkan pada penisbatan lalu ditambahkan degan huruf ta’ ta’nist atau Ta’ yang
menunjukkan perempuan. Sehingga bisa diketahui bahwa asal kata jahiliyah berasal dari
kata jahil yang merupakan isim fa’il, pecahan dari kata jahlun20.

E. Agama Samawi Pada Masa Jahiliyah


Salah seorang pembaharu pemikiran islam, Mohammed Arkoun berpendapat
bahwa Yahudi Kristen dan Islam merupakan kelompok masyarakat yang terbentuk dari
kitab dan diproduksi oleh dan atas dasar kitab. Agama bangsa Arab di Makkah sebelum
islam dapat dikelompokkan menjadi dua aliran:
1. Agama samawi, maksudnya adalah agama yang didasarkan kepada wahyu Allah
melalui para Nabi/Rasul-Nya, misalnya:

18
Husain Ahmad, Maqayis al-Lughoh. (Kiairo: Dar al-Fikr, 1972), hlm 489
19
Abu Bakar Muhammad Zakaria, Bangsa Arab dan Kaum Jahiliyah dinukil dari bukua Syirik Zaman
Dahulu dan Sekarang, Terj. Abu Umamah Arif Hidayatullah, (Islam House: 2014), hlm 12-13
20
Abu Bakar Muhammad Zakaria,,, Ibid, hlm 8

10
a. Agama tauhid, dibawa oleh Nabi Ibrahim dan Isma’il tersebar di jazirah Arab dan
sekitarnya. Mereka percaya hanya kepada Allah swt dan mereka percaya kepada
hari kiamat
b. Agama Yahudi dianut oleh suku-suku nadhir, qainuqha’ dan quraidhah.
c. Agama nasrani, yang mempunyai pengikut di najran, ghassan dn Yaman
2. Agama ardhi,maksudnya adalah agama atau kepercayaan yang berasal dari hasil
pemikiran manusia.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ka’bah adalah sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang terletak ditengah
masjidil haram di Makkah. Bangunan ini merupakan monument suci bagi kaum muslim

11
(umat islam). Baitullah, ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il setiap
hari bahkan setiap saat menjadi pusat kegiatan umat islam dan juga sebagai tempat
ibadah. Setiap tahunnya menyedot jutaan orang untuk melaksanakan puncak rukun islam
yang kelima yaitu Haji. Ka’bah yang berusia ribuan tahun yang menjadi pusat aktifitas
muslim diseluruh dunia. Setia tahun jutaan orang datang ke Baitullah, sehingga Makkah
menjadi negeri yang makmur dan menjadi negara yang aman.

Makkah bisa dikatakan kota yang pertama kali ada di muka bumi, karena di kota
Makkah lah manusia pertama Nabi Adam diturunkan dan hidup bersama Siti Hawa. Dari
kedua pasangan inilah manusia berkembang kemudian menyebar. Bangsa Arab berasal
dari ras Samiyah dan terbagi kepada dua suku. Pertama, suku arab al-Baidah, yaitu
bangsa arab yang sudah punah seperti kaum’Ad dan Tsamud. Kedua, suku Arab al-
Baqiyah, yaitu bangsa arab yang masih hidup sampai sekarang, terdiri dari keturunan
Qahthan dan adnan.

Sebelum agama Islam datang umat manusia hidup dalam periode sejarah yang
paling bobrok secara agama, ekonomi, politik dan sosial. Mereka mengalami kekacauan
yang merata disemua aspek kehidupan dan inilah budaya Jahiliyah. Budaya jahiliyah
telah menguasai pola pikir, pandangan, keyakinan, dan isi jiwa mereka, sehingga
akibatnya kebodohan, kekejian, hawa nafsu kerusakan moral serta kekejaman menjadi
ciri khas budaya Jahiliyah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid. (2013). 3 Kota Suci (Makkah, Madinah, Palestina). Jakarta: Safirah

12
Abu Bakar Muhammad Zakaria. (2014). Bangsa Arab dan Kaum Jahiliyah. Terj. Abu Umamah
Arif Hidayatullah. Islam House

Agus Mustafa. (2008). Pusaran Energi Ka’bah. PEMDA Press

Ahmad Luthfi Fathullah. Sofware al Qur’an al Hadis. Jakarta: Pusat Kajian Hadis

Ahmad Syalabi. (1997). Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: PT al Husna Zikra

Al Ghazali. (1997). Rahasia Haji dan Umrah. Bandung: Karisma

Ali Muhammad as Shalabi. (2014). Siroh Nabawiyah. Terj. Imam Fauzi. Jakarta: Beirut
Publishing

Asep Zaenal Ausop. (2012). Tafakur Haji, Falsafah, Syari’ah dan Rihlah. Jakarta

Dr. H. Syamsyudin Nasution, M.Ag. (2007). Sejarah Kebudayaan Islam. Riau: Pusaka Riau

Hasan Ibrahim Hasan. (2006). Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Husain Ahmad. (1972). Maqayid Dar Lughoh. Kairo: Dar al Fikr

Louis Maluf dan Bernard Tootle. (2011). Al Mujid fi al Lughoh wa al A’lam. Beyruth: Dar el
Machreq Sarl Pubhlisher

Matdwan M Noor. (1986). Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah. Yogyakarta: Yayasan Bina
Karier

Muhammad Said Ramadhn Al Buty. (2006). Siroh Nabawiyah: Analisis Imiyah Manhajiyah
Sejarah Pergerakan Islam Dimasa Rasulullah. Jakarta: Robbani Press

Syafiyurrohman al Mubarakfuri. (2016). Siroh Nabawiyah. Terj. Kathur Suhardi. Jakarta:


Pustaka al Kautsar

13

Anda mungkin juga menyukai