FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL QUR’AN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah “Sirah Nabawiyah” dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam
juga kami hanturkan atas junjungan Nabi Muhammad SAW, yang merupakan rasul akhir zaman yang
telah memberikan kita pelajaran dan pendoman yang baik. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih
kepada bapak Lukman Hakim M.pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Sirah Nabawiyah yang
senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penyusunan makalah Makalah ini, dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sirah
Nabawiyah. maka dari itu penulis akan menjabarkan tentang Peristiwa “Fathu Makkah”
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang
ada pada penulis. Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun akan senantiasa penulis terima
demi kesempurnaan dan kebaikan Makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..……i
PENTUP ………………………………………………………………………………………………..6
KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………...6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Islam di Makkah awalnya tidak semulus yang kita bayangkan,Nabi Muhammad
saw, founder agama Islam, justru mengalami banyak sekaligangguan, mulai dari intimidasi, cemooh
sampai dengan usaha pembunuhan. OrangQuraisy yang saat itu masih memegang penuh keyakinan
nenek moyangnya, yaknimenyembah banyak berhala, menolak keras ajaran yang dibawa
Nabi.Bertahun-tahun Nabi berdakwah di Makkah, orang Quraisy selalu berusaha menghalangi-halangi,
tujuannya ini tak lain adalah untuk memastikan bahwa tidakada satu orang pun yang tertarik, atau pun
terpengaruh dengan ajaran Nabi.Sejumlah peristiwa yang merugikan Nabi dan pengikutnya selalu
disikapi dengansabar. Namun setelah kekuatan Islam mulai kuat di Madinah, Nabi pun
melakukanpembelaan dengan jalan perang. Perang yang dilakukan Nabi berkali-kalimenunjukan hasil
yang cukup memuaskan, meski pun sempat juga mengalamikekalah telak dari kafir Quraisy.
Namun seiring waktu berjalan akhirnya kemenangantotal dapat diraih Nabi, kejadian
kemenangan ini di dalam sejarah Islam di kenalsebagai Fathu Makkah. Hal inilah yang menjadi latar
belakang pemakalah untukmembahasa peristiwa Fathu Makkah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang Fathu Makkah
2. Bagaimana respon Kafir Quraish saat melanggar perjanjian hudaybiyah?
3. Bagaimana peristiwa Fathu Makkah terjadi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Latar Belakang terjadinya Fathu Makkah
2. Mengetahui respon kafir Quraish saat melangar perjanjian Hudaybiyah
3. Mengetahui bagaimana Peristiwa Fathu Makkah
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-sahabat-cadel-rasulullah-dalam-peristiwa-fathu-makkah-Q9a2m Diakses 21
November 2022
2 Muhammad Husain Haikal, Sejarah hidup Muhammad SAW ,(Jakarta: PT. Litera AntarNusa 2008), Hal. 349
Abu Sofyan menemui Nabi Muhammad bicara mengenai perjanjian serta perpanjangan
waktunya. Tetapi Nabi tidak memberikan jawaban samasekali. Selanjutnya ia pergi menemui Abu Bakr
supaya membicarakan maksudnya itu dengan Nabi. Tetapi Abu Bakr juga menolak. Sekarang Umar
bin’l-Khattab yang dijumpainya. Tetapi Umar memberikan jawaban yang cukup keras: “Aku mau
menjadi perantara kamu kepada Rasulullah? Sungguh, kalau yang ada padaku hanya remah, pasti
dengan itu pun akan kulawan engkau.”
Seterusnya ia menemui Ali bin Abi Talib, dan Fatimah ada di tempat itu. Dikemukakannya
maksud kedatangannya itu dan dimintanya supaya ia menjadi perantaranya kepada Rasul. Tetapi Ali
mengatakan dengan lemah-lembut bahwa tak ada orang yang akan dapat menyuruh Muhammad
menarik kembali sesuatu yang sudah menjadi keputusannya. Selanjutnya utusan Quraisy itu meminta
pertolongan Fatimah supaya Hasan berusaha memintakan perlindungan di kalangan khalayak ramai.
“Tak ada orang akan berbuat demikian itu dengan maksud akan dihadapkan kepada Rasulullah,” jawab
Fatimah. Sekarang keadaannya jadi makin gawat buat Abu Sufyan. Ia meminta pendapat Ali. “Sungguh
saya tidak tahu, apa yang kiranya akan berguna buat kau,” jawab Ali. “Tetapi engkau pemimpin Banu
Kinana. Cobalah minta perlindungan kepada orang ramai; sesudah itu, pulanglah ke negerimu. Saya
kira ini tidak cukup memuaskan. Tapi hanya itu yang dapat saya usulkan kepadamu.” 3
Abu Sufyan lalu pergi ke mesjid dan di sana ia mengumumkan bahwa ia sudah meminta
perlindungan khalayak ramai. Kemudian ia menaiki untanya dan berangkat pulang ke Mekah dengan
membawa perasaan kecewa karena rasa hina yang dihadapinya dari anaknya sendiri dan dari orang-
orang - yang sebelum mereka hijrah - pernah mengharapkan belas-kasihannya. Abu Sufyan kembali ke
Mekah. Kepada masyarakatnya ia melaporkan segala yang dialaminya selama di Medinah serta
perlindungan yang dimintanya dari masyarakat ramai atas saran Ali, dan bahwa Muhammad belum
memberikan persetujuannya.
C. Penyerangan Makkah
Dengan adanya pengkhianatan dari kaum kafir Quraiys Makkah atas perjanjian
Hudaibiah, Rasulullah Saw. pun mengambil sikap tegas. Rasulullah Saw. menyiapkan para
sahabatnya untuk berangkat ke Makkah. Rasulullah Saw. mengajak seluruh sahabatnya untuk
pergi ke Makkah menjemput kemenangan dengan penuh keyakinan terhadap pertolongan Allah
Swt. Para sahabat berbondong-bondong berkumpul dan berangkat menuju Makkah.
Rombongan para sahabat semakin besar karena banyak kabilah-kabilah yang bergabung seperti
kabilah Sulaim, Muzaina, Ghatafan dan yang lain. Setiap mereka melangkah maju, kabilah-
kabilah lain ikut menggabungkan diri.
3 Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyyah (Jakarta: Akbar Media 2018), Hal. 654
Perjalanan ini dipimpin oleh Rasulullah Saw. dengan pikiran dan perhatian tertuju
hanya hendak memasuki Rumah Suci tanpa akan mengalirkan darah setetes sekalipun.
Rombongan besar ini akhirnya mencapai 10.000 orang. Kekuatan pasukan ini sangat luar biasa.
Berita datangnya Nabi dengan pasukan yang besar ini pun akhirnya didengar oleh kaum kafir
Quraisy. Mereka khawatir akan mendapatkan kekalahan, apalagi banyak tokoh mereka yang
masuk Islam seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash dan lainnya.
Nabi akhirnya menyuruh bala tentaranya untuk mendirikan kemah di dekat kota
Makkah, tepatnya di Marr Azh Zhahran. Kemudian sepuluh ribu obor dinyalakan. Abu Sufyan,
tokoh kunci kaum Quraisy pun berkata, Aku belum pernah melihat api dan pasukan seperti
malam ini. Rasulullah Saw.4 didatangi oleh Abas pamannya yang menyambutnya dengan suka
cita. Abbas akhirnya menyatakan keislamannya. Namun sahabat Abbas merasa khawatir
terhadap keluarganya yang berada di Makkah. Sebagian kaum muslimin yang keluarganya di
Makkah memendam kekhawatiran membayangkan kehancuran kota oleh rombongan pasukan
Rasulullah Saw.
Kemudian datang pula Abu Sofyan yang juga menyatakan keimannnya. Sebelum
kembali masuk ke Makkah, Abu Sufyan memeriksa tentara muslim yang sangat banyak. Ia pun
menceritakan kepada kaum kafir di Makkah. Mendengar cerita Abu Sufyan ini, lenyaplah
harapan kaum musyrikin Makkah untuk mengadakan perlawanan. Namun Rasulullah Saw.
bersikap bijak. Rasulullah Saw. menyampaikan kepada para sahabatnya agar jangan khawatir
terhadap keluaraganya yang berada di Ma kkah. Rasulullah Saw. menjamin bahwa pasukan
yang besar ini Rasulullah Saw. bermaksud untuk menguasai kota Makkah secara damai.
Setelah mengadakan kemah, Rasulullah Saw. bersiap-siap memasuki Kota Makkah.
Sesampainya di Dzu-Tuwa, Rasulullah Saw mengamati sekeliling dan tidak nampak sedikit
pun tanda-tanda perlawanan dari kafir Quraiys Makkah. Rasulullah Saw. kemudian
memanjatkan puji syukur kepada Allah Swt. atas terbukanya pintu Makkah tanpa perlawanan.
Namun Rasulullah Saw. tetap waspada. Kemudian Rasulullah Saw. memerintahkan
pasukannya memasuki Kota Makkah dari empat arah. Pasukan pertama dipimpin sahabat
Zubair bin'l-'Awwam diperintahkan memasuki Makkah dari sebelah utara. Pasukan kedua
dipimpin sahabat Khalid bin' Walid memasuki Makkah dari arah bawah. Pasukan ketiga
dipimpin sahabat Sa'd bin 'Ubada memasuki Makkah dari sebelah barat. Pasukan keempat
dipimpin sahabat Abu 'Ubaida bin Jarrah memasuki Makkah dari bagian atas, dari kaki gunung
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai fathu Makkah diatas dapat diambil beberapa kesimpulan antara
lain adalah :
Peristiwa Fathu Makkah terjadi karena kaum kafir Quraish melanggar perjanjian damai yang
dilakukan antara umat islam dan kaum kafir Quraish. Sehungga nabi memutuskan untuk mengambil
Tindakan tegas kepada mereka.
Kaum kafir Quraish yang merasa bahwa mereka tidak akan mampu menghadapi pasukan kaum
muslim memutuskan untuk mengirim Abu Sofyan tetapi, tidak dihiraukan oleh nabi Muhammad dan
para sahabat.
Peristiwa Fathu Makkah dilakukan nabi dengan damai tanpa menumpahkan darah baik di pihak
muslim maupun pihak kafir Quraish.
DAFTAR PUSTAKA
Husain Haikal, Muhammad, Sejarah hidup Muhammad SAW ,(Jakarta: PT. Litera AntarNusa
2008)
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-sahabat-cadel-rasulullah-dalam-peristiwa-fathu-
makkah-Q9a2m Diakses, 21 November 2022.