Dosen Pengampu :
Ustadz Dr. Zulkarnain M Ali, M.Si
Mata Kuliah :Sirah Nabawiyah II
Disusun Oleh :
Muhammad Afif Mujadid (21011200)
Tomi Kurniawan (21011238)
Abdul Aziz (21011102)
Achmad Naufal (21011119)
KELAS IKHWAN 4A
SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN DARUL HIKMAH
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
JATIASIH – BEKASI – JAWA BARAT
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Azza wa jalla atas nikmat dan karunia yang telah
diberikan kepada kita , karena dengan rasa syukur Allah senantiasa akan menambahkan
nikmat-nikmatNya , karena nikmat-nikmat yang kita peroleh saat ini datangnya dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar kita
Nabi Muhammad ﷺbeserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga hari
kiamat.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Sirah Nabawiyah II. Selain itu , makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Sirah Nabawiyah II tentang Pengkhianatan dan Pengusiran Bani Quraizhah bagi para
pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz. Dr. Zulkarnain M Ali, M.Si, selaku
dosen mata kuliah Sirah Nabawiyah II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang mebangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I..................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................1
BAB II.......................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Kepulangan Setelah Perang Khandaq......................................2
2.2 Pengepungan Bani Quraizhah..................................................2
2.3 Kejadian yang ada di dalam Peperangan Bani Quraizhah........4
BAB III.......................................................................................................5
PENUTUP..................................................................................................5
3.1 Kesimpulan...............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi bukan peperangan seperti biasanya yang berperang adu pedang, akan
tetapi ini adalah pengepungan terhadap Bani Quraizhah.
2
Namun mereka menolak semua tawaran pemimpin mereka, maka
pemimpinnya itu marah kepada mereka, pemimpinnya pada saat itu adalah Ka’ab
bin Asad. Setelah mereka menolak semua tawaran pemimpinnya itu mereka tidak
punya pilihan selain pasrah terhadap keputusan Rasulullah ﷺ. Akan tetapi
mereka sambil meminta kawannya yang sudah masuk islam agar bisa menunjukkan
jalan untuk mengambil keputusan yang baik. Maka di utuslah Abu Lubabah sebagai
utusan, karena dahulu dia adalah sekutunya dan harta serta keluarganya masih
berada di wilayah kaum Yahudi tersebut. Ketika di tanya oleh kaum Yahudi apakah
mereka harus tunduk kepada Rasulullah ﷺ, “begitulah” jawabnya sambil
memberikan isyarat dengan tangannya yang diletakkan di leher, yang maksudnya
mereka akan di jatuhi hukuman mati. Akan t etapi dia sadar akan kesalahannya
bahwa hal seperti itu tidak layak dia berbuat seperti itu terhadap mereka. Setelah itu
dia tidak jadi menemui Rasulullah ﷺ, dia mengikat dirinya sendiri di tiang
masjid, dia tidak mau dilepas kecuali Rasulullah ﷺyang melepasnya.
Setelah itu orang Yahudi tunduk pada keputusan Rasulullah ﷺ, Rasulullah
ﷺmemerintahkan untuk menahan semua laki laki Yahudi dan tangan mereka di
belenggu. Muhammad bin Salamah Al-Anshari diserahi tugas untuk mengawasi
mereka. Sedangkan para wanita dan anak anak digiring ke tempat terpencil.
Orang – orang Aus mendatangi Rasulullah ﷺuntuk meminta keringanan
atas hukuman terhadap Bani Quraizhah, karena Bani Quraizhah adalah rekan
mereka.
Beliau bertanya,”Apakah kalian ridha jika yang membuat keputusan adalah
salah seorang diantara kalian?”
“Baiklah,” jawab mereka.
Beliau bersabda,”Serahkan kepada Sa’d bin Mu’adz.”
“Kami ridha,” kata mereka.
Maka di panggillah Sa’d bin Mu’adz yang sedang berada di Madinah, ia tidak
ikut berperang karena sedang terluka akibat perang Ahzab. Ia datang dengan
menunggangi keledai, setelah sampai di hadapan Rasulullah ﷺia di turunkan
oleh kaum muslimin, lalu kaum muslimin berkata kepada Sa’d bin Mu’adz,”Wahai
Sa’d, sesungguhnya orang orang Yahudi itu sudah pasrah kepada keputusanmu.”
“Apakah keputusanku berlaku bagi mereka?” Tanya Sa’d
“Ya,” jawab para sahabat.
“Apakah juga berlaku bagi orang - orang Muslim?”
“Ya,” jawab mereka.
“Bagi siapa pun yang ada di sini?” tanyanya lagi, seraya mengarahkan
pandangannya ke arah Rasulullah ﷺ, sebagai penghormatan terhadap beliau.
3
“Ya, juga bagi diriku,” jawab beliu.
Akhirnya Sa’d berkata,”Aku memustuskan bahwa orang – orang Yahudi yang
laki laki harus dibunuh, para wanita dijadikan tawanan dan harta benda dibagi rata.”
Beliau bersabda,”Engkau telah membuat keputusan berdasarkan keputusan
Allah dari atas langit yang ke tujuh.”
Keputusannya ini sudah adil dan pas. Karena di samping Bani Quraizhah telah
melakukan pengkhianatan yang keji, mereka juga telah menyiapkan seribu lima ratus
bilah pedang, dua ribu tombak, tiga ratus baju besi dan lima ratus perisai untuk
membinasakan kaum Muslimin. Hal ini ketahuan setelah Kaum Muslimin berhasil
menaklukan benteng mereka.
Rasulullah ﷺmembagi seluruh harta Bani Quraizhah setelah beliau
mengambil seperlimanya. Tiga bagian di peruntukkan bagi barisan penunggang kuda,
satu bagian di peruntukkan pasukan pejalan kaki. Para tawanan diserahkan kepada
Sa’d bin Zaid Al-Anshari untuk dibawa ke Najd yang kemudian di jual untuk dibelikan
kuda serta senjata.
Peperangan ini terjadi pada bulan Dzul Qa’dah 5 H. Adapun pengepungan
berjalan selama dua puluh lima hari.
Allah menurunkan ayat tentang kisah ini dan perang Ahzab di dalam surah Al-
Ahzab. Yang menceritakan tentang bagaimana keadaan orang-orang Mukmin dan
Munafik.
4
3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa pengepungan ini dilakukan Kaum Muslimin
untuk memberikan pelajaran bagi siapa saja yang telah melanggar perjanjian
terhadap Kaum Muslimin, pelanggaran mereka adalah membantu Kaum Yahudi lain
yang ingin membinasakan Kaum Muslimin, kisah ini mengajarkan kita untuk tidak
melanggar janji apa yang telah kita buat. Peperangan ini berlangsung selama dua
puluh lima hari pada bulan Dzul Qa’dah 5 H.
5
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mubarakfuri,Shafiyyurahman.1414.Ar-Rohiqil Makhtum.Riyadh:Darussalam
Suhardi,Kathur.2022.Sirah Nabawiyah.Jakarta Timur:Pustaka Al-Kautsar