Anda di halaman 1dari 14

KETERKAITAN AL-QUR’AN DENGAN PROGRAM STUDI

TEKNOLOGI PANGAN

QUEENA FATIMA AZZAHRA

F2401201095

ST05

ASISTENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PENDIDIKAN KOMPETENSI UMUM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................1
BAB I................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
A. Latar Belakang.....................................................................................................2
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Pengertian Teknologi Pangan..............................................................................4
B. Pangan Menurut Al-Qur’an................................................................................5
C. Prisip-Prinsip Riset Ilmiah dalam Perspektif Al-Qur’an..................................6
D. Perkembangan Ilmu dan Teknologi Pangan dalam Islam................................8
BAB III...........................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan adalah salah satu
aspek penting dalam kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan yang
diajarkan dalam kehidupan diharapkan dapat membantu manusia dalam
menjalankan segala aktifitas dan perannya seperti halnya fungsi agama
dalam kehidupan manusia. Meskipun demikian selayaknya ilmu
pengetahuan tidak terlepas dari ajaran agama dan dipisahkan dari ilmu
agama itu sendiri. Islam adalah agama yang menjunjung ilmu pengetahuan
dan begitu juga Ilmu pengetahuan memiliki interaksi dengan agama.
Rasulullah SAW bersabda,
َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
‫ضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬
Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah
no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al
Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913)
Dari hadist tersebut, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai umat
muslim wajib hukumnya untuk menuntut ilmu. Kita juga diberi dorongan
untuk terus berinovasi, mengembangkan teknologi, dan mempelajari alam
semesta sebagaimana dalam surat Ar-Rahman ayat 33:

ِ ْ‫ت َواأْل َر‬


‫ض فَا ْنفُ ُذوا اَل تَ ْنفُ ُذونَ إِاَّل‬ ِ َ‫س إِ ِن ا ْستَطَ ْعتُ ْم أَ ْن تَ ْنفُ ُذوا ِم ْن أَ ْقط‬
َ ‫ار ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫يَا َم ْع َش َر ْال ِجنِّ َواإْل ِ ْن‬
‫بِس ُْلطَا ٍن‬
Artinya: “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan.” (QS. Ar Rahman: 33)
 Alquran tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan
modern, justru islam sangat mendukung kemajuan umatnya untuk
melakukan penelitian dan bereksperimen dalam bidang apapun termasuk
dalam bidang teknologi. Bagi islam, teknologi merupakan bagian dari
ayat-ayat allah yang perlu kita gali dan kita cari kebenarannya, misalnya
dalam ayat alquran dibawah ini:

3
َ ‫ الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا‬.  ‫ب‬ ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬ ِ َ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ‫إِ َّن فِي خَ ْل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
‫ض َربَّنَا َما خَ لَ ْقتَ ٰهَ َذا بَا ِطاًل‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ِ ‫قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي خ َْل‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫ك فَقِنَا َع َذ‬
َ َ‫ُس ْب َحان‬
Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, Maka
peliharalah kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran: 190-191).
Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa semua yang ada dilangit dan
bumi yang penuh misteri ini dapat kita mencari tahu kebenarannya dengan
melakukan penelitian-penelitian yang kita lakukan. Dengan kita sebagai
umat islam melakukan penenlitian tersebut diharapkan dapat membantu
kita dalam mencari kemudahan hidup baik didunia maupun diakhirat
dalam bidang apapun termasuk teknologi di bidang pangan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Teknologi Pangan?
b. Bagaimanakah makanan atau pangan dalam Al-Qur’an?
c. Apa saja prinsip-prinsip riset dalam perspektif Al-Qur’an?
d. Perkembangan teknologi di bidang pangan dalam Islam?

C. Tujuan
a. Mengetahui apa itu Teknologi Pangan
b. Mengetahui syarat-syarat makanan yang baik menurut Al-Qur’an
c. Mengetahui prisip-prinsip riset ilmiah dalam perspektif Al-Qur’an
d. Mengetahui perkembangan teknologi di bidang pangan dalam Islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Pangan


Dalam Wikipedia, teknologi memiliki arti keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. Dalam sumber yang sama, makanan berarti
Makanan adalah zat yang dimakan oleh makhluk hidup untuk
mendapatkan nutrisi yang kemudian diolah menjadi energi. Karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral merupakan nutrien dalam makanan
yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan yang dikonsumsi
oleh manusia disebut pangan, sedangkan makanan yang dikonsumsi
oleh hewan disebut pakan.

Teknologi pangan adalah suatu disiplin ilmu yang menerapkan


ilmu pengetahuan tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca
panen) menggunakan teknologi yang tepat untuk memperoleh manfaat
seoptimal mungkin sekaligus meningkatkan nilai tambah dari pangan
tersebut. Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisik, mikrobiologis,
dan kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan
tersebut. Spesialisasinya beragam, di antaranya pemrosesan, pengawetan,
pengemasan, penyimpanan, dan sebagainya.

Keberadaan teknologi pangan sangat mempengaruhi ketersediaan


pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara
kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin
menunda kebutuhan jasmani hingga masa panen tiba. Oleh karena itu,
terciptalah teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk
jangka waktu yang cukup lama dan hasil panen dapat disimpan dan
digunakan secara bertahap. Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk
mendistribusikan bahan pangan secara merata dan adil ke seluruh penjuru
dunia, termasuk daerah-daerah yang mengalami krisis pangan. Teknologi

5
pangan juga memberikan pilihan yang lebih banyak bagi manusia dalam
aksesnya kepada apa yang akan dikonsumsi.

B. Pangan Menurut Al-Qur’an


Teknologi Pangan menghasilkan produk pangan. Sebagai seorang
muslim, sudah seharusnya kita membuat produk pangan yang sesuai
dengan ketentuan Islam. Dalam ajaran Islam, aturan perkara makanan dan
minuman diatur secara sederhana tetapi memiliki dampak yang luar biasa.
Rasulullah SAW pun perbah mengatakan bahwa seluruh penyakit pada
manusia berawal dari perut (lambung)nya, maka beliaupun memberikan
saran mengenai asupan untuk manusia. Dalam Al Qur’an seperti dalam
surat Al Baqarah (2) ayat 168, 172, surat Al Maidah (5) ayat 88, Al A’raf
(7) ayat 31, surat Al Anfal (8) ayat 69 dan surat An Nahl ayat 114, secara
ringkas disebutkan syarat asupan bagi manusia, yaitu:

a. Halal (Syarat Syariat)


Secara bahasa dan sederhana, halal memiliki arti sesuatu
yang dibolehkan tanpa larangan menurut hukum agama, lawan dari
haram. Contoh makanan dan minuman yang telah diharamkan
menurut aturan hukum Islam adalah bangkai, darah, daging babi,
binatang yang disembelih tanpa mengucapkan Asma Allah (lafadz
Bismillah); binatang mati dikarenakan tercekik, terpukul, terjatuh,
ditanduk, diterkam binatang buas kecuali bila sempat disembelih;
dan untuk sesajian berhala atau sejenisnya; khamar (segala sesuatu
yang memabukan atau yang menghilangkan akal manusia baik
yang melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, maupun
saluran darah); hewan-hewan tertentu yang memiliki ciri tertentu
seperti hewan buas atau unggas bercakar dan bertaring untuk
berburu dan membunuh, hewan yang memakan kotoran, keledai
jinak untuk tunggangan (kecuali keledai liar), hewan yang
diperintahkan oleh syariat untuk dibunuh (seperti tikus,
kalajengking, gagak, rajawali, anjing galak),  dan hewan yang
dilarang oleh syariat untuk dibunuh (seperti lebah, semut, burung
hudhud, burung shurad-pemangsa pipit, dan katak).

6
b. Thoyyib (Syarat Sehat)
Secara bahasa dan sederhana, thoyyib memiliki arti baik
dan bila dihubungkan dengan asupan adalah sesuatu makanan dan
minuman yang sesuai dengan syarat kesehatan. Artinya makanan
dan minuman tersebut mengandung gizi bagi tubuh dan kesehatan
tubuh, tidak mengandung zat yang membahayakan tubuh dan
kesehatan (zat aditif: pewarna, pengawet, penyedap dan pemanis
sintetis), tidak mengandung dan mengundang penyakit, bakteri
maupun virus.
c. Tidak Berlebihan (Syarat Sifat)
Syarat ini berhubungan dengan sifat atau akhlak manusia
yang suka berlebihan (mubazir). Syarat ini juga sebenarnya
berhubungan juga dengan kesehatan, sebagaimana Rasulullah
SAW mengingatkan berkenaan dengan makanan, yaitu “makan
ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang” atau “perut (lambung)
ini dibagi tiga, sepertiga makanan, sepertiga air, dan sepertiganya
udara”.
d. Syukur (Syarat Akhlak)
Pada Al Qur’an banyak ayat berhubungan antara makan
dan minum dengan syukur dan taqwa. Mensyukuri pemberian dari
Sang Pemberi Rizki berupa makanan-minuman dan kesehatan,
bertaqwa dengan menambah nilai amaliyahnya dalam bentuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, dan bisa juga dalam
bentuk berbagi dengan orang lain agar menghilangkan sifat jelek
manusia dalam diri maupun orang lain.

Keempat hal ini yang menjamin bagi manusia sebagai ciptaan


Sang Pencipta Al Khaliq, dapat terjaga dari segala hal yang dapat
mengganggu kesehatan, genetik maupun sifat perilaku yang buruk
yang diakibatkan dari makanan dan minuman yang di asup.

7
C. Prisip-Prinsip Riset Ilmiah dalam Perspektif Al-Qur’an
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam Teknologi Pangan seringkali
melakukan berbagai riset dan penelitian, seperti mencari tahu kandungan
dan manfaat yang terdapat pada suatu produk pangan. Sebelum melakukan
riset, sudah seharusnya kita mengetahui prinsip-prinsip riset ilmiah. Allah
Swt memperingatkan dan melarang hambanya mendalami sesuatu tanpa
ilmu. Ini merupakan prinsip dasar dalam riset ilmiah. Firman Allah Swt
dalam surah Al Isra’ ayat 36 yang menerangkan tentang larangan agar kita
tidak mengatakan sesuatu tanpa pengetahuan, bahkan melarang pula
mengatakan sesuatu berdasarkan dugaan yang bersumber dari sangkaan
dan ilusi yang berasal dari seluruh anggota tubuh (pendengaran,
penglihatan, dan hati), karena semua yang kita perbuat akan dimintai
pertanggungjawabannya pada hari kiamat kelak.

Adapun prinsip-prinsip riset ilmiah dalam perspektif Al-Qur’an


adalah:

a. Kehidupan manusia tidak akan tegak dan berkembang tanpa adanya


riset dan penemuan-penemuan ilmiah yang dilakukan dengan usaha
sungguh-sungguh. Maka, dalam kehidupan ilmiah harus ada yang
memperdalam ilmu dan riset pengetahuan (surah At Taubah ayat 122).
b. Tidak mengikuti sesuatu tanpa analisis (Taqlid A’ma-Pen).
c. Tidak statis terhadap pandangan-pandangan Islam.
d. Tidak mengikuti sesuatu pemikiran tanpa periksa dan analisis dengan
menggunakan akal yang telah dikarunikan Allah Swt kepada seluruh
manusia (surah Al Baqarah ayat 170).
e. Tidak tunduk terhadap ideologi-ideologi dan pemikiran-pemikiran
lama tanpa memeriksa dan menganalisis kebenaran dan
kegunaannya (Surah Al ‘A’raf ayat 179).

Adapun tujuan riset adalah untuk mendapatkan hasil yang berguna


dalam memperbaiki tingkat kehidupan beragama berdasarkan syariat Islam
(Surah Yunus: 101, Al A’raf: 179, Al Hajj: 46, Asy Syura: 27, Al furqan:
2, dan Al Isra’: 16).

8
Jelaslah bahwa sesungguhnya Allah Swt selain telah mengaruniai
ilmu dan akal kepada hambanya, juga menerangkan metode riset, cara dan
alat-alatnnya. Sehingga kita dapat menemukan hakekat agar sampai ke
dalam inti persoalan-persoalan yang sedang diobservasi.

D. Perkembangan Ilmu dan Teknologi Pangan dalam Islam


Revolusi hijau yang bergulir sejak abad ke-8 M membuat
peradaban Islam menggenggam swasembada pangan. Asupan makanan
bergizi merupakan salah satu faktor penting yang menopang kekuatan dan
kejayaan dunia Islam. Beragam jenis tanaman yang dikembangkan pada
masa itu berhasil diolah menjadi aneka sumber pangan. Dunia Islam di
masa kekhalifahan tercatat telah menguasai teknologi pangan yang lebih
maju dari peradaban lain, bahkan dengan Barat sekalipun.

a. Tepung dan Roti


Gandum tercatat sebagai bahan pangan utama yang
dikembangkan negeri-negeri Islam di era kekhalifahan. Tepung
gandum dikembangkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan tepung
dan roti. Memasuki abad ke-10 M, kota-kota Islam menjelma menjadi
metropolitan pada masanya. Teknologi pangan pun berkembang
semakin pesat, salah satunya adalah penggilingan tepung yang
digerakkan kincir air. Menurut Al-Hassan, dunia Islam sudah mampu
menghasilkan semua jenis tepung, termasuk tepung putih dan tepung
semolina. Pencapaian di bidang teknologi pangan itu membuktikan
bahwa peradaban Islam telah memiliki teknis yang rinci untuk setiap
bagian dalam sebuah instalasi penggilingan serta produk-produknya.
Umat Islam di era kekhalifahan telah mampu membuat aneka ragam
jenis roti. Berdasarkan catatan sebuah risalah berbahasa Arab, umat
Muslim telah mampu mencipatan sekitar 12 jenis roti. Yang paling
lazim, kata Al-Hassan, adalah roti berbentuk pipih dan dibuat dari
tepung gandum.
b. Padi

9
Padi merupakan bahan pokok kedua. Sumber pangan yang satu
ini digunakan sebagai makanan tanpa olahan atau bahan pembuatan
roti beras. Padi merupakan salah satu tanaman yang pertama kali
dikembangkan pada masa Revolusi Pertanian Muslim--ketika harga
roti gandum masih tinggi. Pada masa itu, pengulitan padi dilakukan
dengan cara menumbuk menggunakan alu yang dipasang tegak lurus
di ujung sebuah batang yang dipasak dan diberi beban penyeimbang
sehingga dapat digerakkan dengan kaki. Dari situ lah berkembang alat
penggilingan padi, yang pada dasarnya merupakan palu yang
digerakkan tenaga air.
c. Gula Tebu
Gula adalah satu-satunya bahan makanan yang membuatnya
membutuhkan proses kimia. Industri gula mulai berkembang pesat
seiring dibangunnya penyulingan gula oleh para sarjana Muslim.
Menurut catatan sejarah, pabrik penyulingan gula sudah mulai
berkembang di Pakistan, Afghanistan, dan Iran sejak abad ke-9 M.
Pabrik penyulingan gula pertama dalam peradaban Islam itu
digerakkan energi yang berasal dari kincir air dan kincir angin.
d. Minyak Sayur
Minyak sayur selalu menjadi bagian penting dalam masakan
orang Islam. Peradaban Islam mampu mengolah dan membuat aneka
jenis minyak, seperti  minyak zaitun, minyak wijen, biji kapas, bunga
madat, dan bahan-bahan sejenis. Bahkan, ada pula jenis minyak biji
rami dan minyak daun jarak (kastroli) untuk keperluan industri.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Kita sebagai umat muslim wajib hukumnya untuk menuntut ilmu. Kita
juga diberi dorongan untuk terus berinovasi, mengembangkan
teknologi, dan mempelajari alam semesta semesta sebagaimana dalam
surat Ar-Rahman ayat 33.
b. Teknologi pangan adalah suatu disiplin ilmu yang menerapkan ilmu
pengetahuan tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca
panen) menggunakan teknologi yang tepat untuk memperoleh manfaat
seoptimal mungkin sekaligus meningkatkan nilai tambah dari pangan
tersebut.
c. Sebagai seorang muslim, produk pangan yang dihasilkan haruslah
sesuai dengan ketentuan Islam.
d. Syarat asupan makanan bagi manusia dalam Al-Qur’an, yakni halal,
thoyyib, tidak berlebihan, dan syukur.
e. Teknologi Pangan seringkali melakukan berbagai riset dan penelitian.
Sebelum melakukan riset, sudah seharusnya kita mengetahui prinsip-
prinsip riset ilmiah berdasarkan perspektif Al-Qur’an.
f. Teknologi pangan sudah diterapkan sejak dahulu pada saat masa
kejayaan Islam. Beragam jenis tanaman yang dikembangkan pada
masa itu berhasil diolah menjadi aneka sumber pangan, seperti tepung
dan roti, padi, gula tebu, dan minyak sayur.

B. Saran
Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, termasuk
dalam Teknologi Pangan. Walaupun demikian, dalam menuntut ilmu dan
berinovasi guna mempermudah hidup, kita harus tetap berpegang teguh
pada ketentuan-ketentuan Islam dan jangan sampai bertentangan dengan
ketentuan Islam.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

https://abinehisyam.wordpress.com/2012/01/26/syarat-makanan-dan-
minuman-bagi-manusia-1/
https://artikula.id/dhany/prinsip-prinsip-riset-ilmiah-dalam-perspektif-al-
quran/
https://id.wikipedia.org/wiki/Makanan
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pangan
https://republika.co.id/berita/41367/teknologi-pangan-rahasia-dunia-islam-
mengolah-hasil-pertanian
https://www.kompasiana.com/alfiubaidillah/5c1a316f43322f3547548463/
pandangan-islam-terhadap-perkembangan-teknologi

13

Anda mungkin juga menyukai