PEMBAHARUAN PEMIKIRAN
FĀTIMĀH MERNISSĪ
1
Dari Admin in Buku Gender, yang dikutip dari Buku “ Perempuan di Garis Depan”
(2001), Posted on, 09. Oct,2009
2
Limmatus Sauda’, “Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika fātimā Mernissi”, Dalam
Jurnal Mutawâtir, Vol.4|No.2| Juli -Desember 2014|,294-295
Mata Kuliah 2
Pemikiran Modern Dalam Islam
3
Burhanudin, Teras Terlarang Fatima Mernissi Konsep Harem dalam prespektif Fātimā
Mernissi”, dalam Islāmlib.com, 4
Mata Kuliah 3
Pemikiran Modern Dalam Islam
A. Pendahuluan
Kajian, Perbincangan, dan diskursus masalah perempuan,
merupakan topik yang terus hidup sejak lama sampai sekarang. Hal ini
berkembang seiring dengan pembahasan hak-hak asasi manusia, yang
tidak hanya berimplikasi pada tataran politik, ekonomi, hukum
bahkan berimbas pula pada pembahasan Agama, termasuk Islām, dan
diantaranya adalah permasalahan perempuan dalam Islām.4
Perjuangan, gerakan dan perbincangan-perbincangan mengenai
Feminisme dalam dunia muslim menemui masa-pentingnya,
setidaknya pada saat seorang “feminis muslim”, yang dengan getol
memperjuangkan pembebasan dan emansipasi perempuan, menuntut
kesetaraan laki-laki dan perempuan, telah dilahirkan didunia ini.
Dialah Fāimāh Mernissi(FM), sosok yang dilahirkan disebuah harem
pada tahun 1940 di fez, kota abad kesembilan di Maroko, sekitar lima
ribu kilometer di sebelah Barat Timur Madrid, salah satu ibu kota
kaum kristiani yang terkenal.5
Dalam tradisi Arab, kondisi wanita menjelang datangnya Islām
bahkan lebih memprihatinkan. Wanita dimasa Jahiliyyah dipaksa
untuk selalu taat kepada kepala suku atau suaminya. Mereka
dipandang seperti binatang ternak yang bisa dikontrol, dijual atau
bahkan diwariskan.6 Selain itu juga sejarah peradaban manusia
mencatat bahwa sebelum datangnya Islām, kedudukan wanita sangat
mengkhawatirkan. Mereka tidak dipandang sebagai manusia yang
pantas dihargai. Bahkan wanita tidak lebih dipandang sebagai
makhluk pembawa sial dan memalukan serta tidak mempunyai hak
untuk diposisikan di tempat terhormat dimasyarakat. Praktek
inhuman ini tercatat berlangsung lama dalam sejarah peradaban
masyarakat terdahulu. Dalam tradisi dan hukum Romawi kuno bahkan
disebutkan bahwa wanita adalah makhluk yang selalu tergantung
kepada laki-laki. Jika seorang wanita menikah, maka dia dan seluruh
hartanya secara otomatis menjadi milik sang suami.7
Sampai saaat ini, masih ada yang memposisikan perempuan
sebagai warga kelas dua ( the second people ). Hal ini terlihat pada
aturan, kebiasaan, budaya dan penafsiran agama yang mengarah pada
4
Anita Masduki, “Hadis Misoginis versi Fātimāh Mernissi”,www.vao-islām.com, 1
5
Dari Admin in Buku Gender yang dikutip dari Buku “ Perempuan di Garis Depan”
(2001), Posted on, 09. Oct,2009
6
Iwan Hafidz Zaini, “Feminisme dalam Pandangan Fātimāh Mernissi”, http://kua-
boyolali.blogspot.com, 4
7
Iwan Hafidz Zaini, “Feminisme dalam Pandangan Fātimāh Mernissi”, 1
Mata Kuliah 4
Pemikiran Modern Dalam Islam
8
Iwan Hafidz Zaini, “Feminisme dalam Pandangan Fatimah Mernissi”, 1
9
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fatimah Mernissi”, 1
10 Q.s. Al-Hūjarāh [49] : 13
11
kata misoginis dalam kamus Bahasa Inggris berasal dari kata “ Misogyny” yang
berarti kebencian terhadap wanita” (Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus
Bahasa Inggris-Indonesia,(Jakarta : Gramedia Pustaka Agama, 1976), 382. Dalam
kamus ilmiah populer terdapat tiga ungkapan yaitu : “Misogin” berarti : benci akan
perempuan, membenci perempuan, “misogini” berarti, benci akan perempuan,
perasaan benci akan perempuan” sedang “ misoginis” artinya “laki-laki yang benci
Mata Kuliah 5
Pemikiran Modern Dalam Islam
semua hujahnya yang ngawur dengan mudah akan dipreteli oleh ahli-
ahli tafsir dan hadith.14
14
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimā Mernissi”,2
15
Pandangan sekilas tentang Maroko, adalah negara kerajaan, pada tahun 1984
jumlah penduduknya 23.565.000. 98% dari mereka adalah muslim penganut madzhab
Maliki. 25 Dari angka-angka statistik pemilihan umum di Maroko, menunjukan
perbedaan yang sangat mencolok antara laki-laki dan perempuan, meskipun undang-
undang dasar (Maroko) memberikan kaum perempuan untuk memilih dan dipilih,
tetapi kenyataan politis hanya memberikan hak pertama yaitu memilih. Pada
pemilihan anggota parlemen tahun 1977, delapan perempuan yang mencalonkan diri
tidak mendapat satupun suara dari 6.500.600 pemilih, meskipun 3.000.000
diantaranya adalah pemilih perempuan.Kemudian pada tahun 1983, sebanyak 307
perempuan cukup berani berdiri sebagai calon, terdapat hampir 3.500.000 pemilih
perempuan memberikan suaranya.Namun hanya 36 perempuan yang memenangkan
pencalonan, melawan 65.502 laki-laki. Fenomena yang ada dari hubungan antara
banyaknya pemilih perempuan dengan kecilnya jumlah calon perempuan yang
terpilih adalah sebagai suatu tanda kemandegan dan keterbelakangan, seperti
umumnya Stereotype yang biasa ditimpakan kepada dunia Arab. Diambil dari tulisan
Anisātū Muthi’āh. “Analisis pemikiran Fā ima Mernissi Tentang Hadis-Hadis misogini”,hal.78
16
Lihat harem sebagai refleksi awal, Hasni Salimāh S, “Perempuan dalam Islam : Hadits
Misiginis versi Fātimā Mernissi”, http://www.vao-
islam.com/muslimah/article/2009/07/07/158/perempuan-dalam-islam-hadith-misoginis-versi-
fatima-mernissi/
17
Tempat tinggal seperti penjara, tidak ada yang boleh ke luar dan dijaga ketat, tapi
kebutuhan hidup semua dipenuhi
Mata Kuliah 7
Pemikiran Modern Dalam Islam
begitu, ibunya tetap tidak bisa baca tulis karena waktunya dihabiskan
di harem.18
Dalam bukunya ia mengatakan :
"Throughout my childhood I had a very ambivalent relationship with the
Koran. It was taught to us in a Koranic School in a particularly ferocious
manner. But to my childish mind only the highly fanciful Islam of my illiterate
grandmother , Lai la Yasmina, opened tfye door for me to a poetic religion.”
18 Nong Darol Mahmuda, “ Fatima Mernissi : Berontak Demi Kaum Perempuan”, dalam
Islamlib.com, 1
19
Diambil dari tulisan Anisatun Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fatima Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”, yakni Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jurusan Tafsir
Hadis Fakultas Usuludin Adab Dakwah.hal.75
20
Dari Admin in Buku Gender, Posted on, 09. Oct,2009 yang dikutip dari Buku “
Perempuan di Garis Depan” (2001)
Mata Kuliah 8
Pemikiran Modern Dalam Islam
21
Dari Admin in Buku Gender yang dikutip dari Buku “ Perempuan di Garis Depan”
(2001), Posted on, 09. Oct,2009
22
Nong Darol Mahmuda, “ Fatima Mernissi : Berontak Demi Kaum Perempuan”, 1
Mata Kuliah 9
Pemikiran Modern Dalam Islam
23
Nong Darol Mahmuda, “ Fātimā Mernissi : Berontak Demi Kaum Perempuan”, 1
24
Lihat Http://en.wikipedia.org/wiki/fatema_Mernissi. oleh Ahmad Wahyu,.SAg
25
Nong Darol Mahmuda, “ Fātimā Mernissi : Berontak Demi Kaum Perempuan”2
Mata Kuliah 10
Pemikiran Modern Dalam Islam
b. Intelektual
Mernissi menerima pendidikan pertama secara tidak formal
dari neneknya, Lalla Yasmina. Yasmina banyak memberikan pelajaran
tentang sejarah Islām, termasuk kisah Nabi Muhammad dan kondisi-
kondisi perempuan sebelum Islām. Ajaran dari neneknya itulah yang
kemudian mengarahkannya pada fokus kajiannya, yaitu tentang
perempuan.27
Bersama neneknya Yasmina yang menderita penyakit Insomnia
yaitu penyakit tidak bisa tidur, Fātimā selalu mendapat pengalaman-
pengalaman yang berharga melalui beberapa ceritanya.Terutama ketika
pagi bangun tidur dan menyantap makanan Mahrasy (semacam
serabi). Mernissi bersama saudara-saudaranya semakin kagum dan
menyayangi nenek karena ketika bercerita mereka bebas bermain
katakata. Berbeda dengan sekolah al-Qūr'ārīnya, yang dia dapati justru
penekanan-penekanan, seperti hukuman bagi murid yang tidak
melafalkan/menghafalkan al-Oūr’ān, menurut Fātimā Mernissi,
sebenarnya jarang diantara Mu ādirāh (pelajar yang lebih tua) yang
pintar, tetapi karena guru telah terobsesi dengan pelafalan, sehingga
hampir tidak pernah menjelaskan makna kata-kata dalam al-Qūr'ān,
sehingga pelajarannya tidak berbekas. Hal ini sangat kontradiktif
sekali dengan kehidupannya dirumah bersama neneknya. Dan
membuatnya Fātimā pergi meninggalkan kotanya menuju Madīnāh.28
26
Lihat Http://en.wikipedia.org/wiki/fatema_Mernissi. oleh Ahmad Wahyu,.SAg
27
Limmātūs Sauda’. “Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi”, 294
28
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’āh. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,hal. 75-76
Mata Kuliah 11
Pemikiran Modern Dalam Islam
29
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,76
30 Limmātūs Sauda’. “Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi”, 294
31 Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimāh Mernissi”, 2
32
Limmātus Sauda’.” Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi”.295
Mata Kuliah 12
Pemikiran Modern Dalam Islam
33
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,77
34
Richard C. Martin, dkk., Post Mu’tazilah : Geneologi konflik Rasionalisme dan
Tradisionalisme Islām, 368
35
Limmātūs Sauda’.” Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika F ātimā Mernissi”,293
36
Limmātūs Sauda’.” Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi”,293
Mata Kuliah 13
Pemikiran Modern Dalam Islam
37
Richard C. Martin, dkk., Post Mu’tazilah : Geneologi konflik Rasionalisme dan
Tradisionalisme Islām (Yogyakarta : Ircisod,2002). 368
38
Richard C. Martin, dkk., Post Mu’tazīlāh. 368
39
Burhanuddin, “Teras Terlarang, F ātimā Mernissi Konsep Harem dalam Prespektif F ātimā
Mernissi” dalam islāmlib, hal.2
40
Lihat wikipedia.org, Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-
laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Ayah memiliki
otoritas terhadap perempuan, anak-anak dan harta benda. Secara tersirat sistem ini
melembagakan pemerintahan dan hak istimewa laki-laki dan menuntut subordinasi
perempuan.kebanyakan sistem patriarkhi juga adalah patrilinear. Patriarki adalah
konsep yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan
Mata Kuliah 14
Pemikiran Modern Dalam Islam
44 Badrian, “Melacak Akar Persoalan Bias Gender dalam Penafsiran Al-Qūrān dan
Hadis (Metode dan Pendekatan Pemikiran Fātimā Mernisi tentang Feminisme”. Dalam
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak, Vol. 1 No.2, Juli-Desember 2013, 17
45
Burhanuddin, “Teras Terlarang, Fātimā Mernissi Konsep Harem dalam Prespektif Fātimā
Mernissi” dalam islāmlib, 2
Mata Kuliah 16
Pemikiran Modern Dalam Islam
Tapi, satu hal yang agak berbeda pada buku ini dari buku-buku
Mernissi yang lain adalah “keengganannya” untuk masuk lebih dalam
lagi pada arena debat kusir teologis tentang kedudukan perempuan
dalam Islām. Persoalan feminisme dalam Islām tidaklah harus melulu
serius mengagendakan perlu tidaknya penghapusan poligami,
kesetaraan harta waris, hijab, dan hal-hal lain yang bisa menegakkan
bulu alis kaum agamawan konservatif. Mernissi ingin menampilkan
area of expert-nya itu dalam tulisan yang ringan-ringan saja alias
mudah dicerna.46
46
Burhanuddin, “Teras Terlarang, Fātimā Mernissi Konsep Harem dalam Prespektif Fātimā
Mernissi” dalam islamlib, hal.2
Mata Kuliah 17
Pemikiran Modern Dalam Islam
47
Iwan Hafidz Zaini, “Feminisme dalam Pandangan Fātimāh Mernissi”hal.2
48
Iwan Hafidz Zaini, “Feminisme dalam Pandangan Fātimāh Mernissi”hal.2
49
Limmātus Sauda’. Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi. Dalam
Jurnal Mutawâtir Vol.4|No.2| Juli -Desember 2014|, 292-293
Mata Kuliah 18
Pemikiran Modern Dalam Islam
50
Diambil dari tulisan Anisātun Muthi’h. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,hal.78
51
Limmatūs Sauda’. Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi. Dalam
Jurnal Mutawâtir, 295-296
Mata Kuliah 19
Pemikiran Modern Dalam Islam
52
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimāh Mernissi”, 2-3
53
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimāh Mernissi”, 3
Mata Kuliah 20
Pemikiran Modern Dalam Islam
54
Diambil dari tulisan Anisatūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,hal.79
55
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimā Mernissi”,hal. 3
Mata Kuliah 21
Pemikiran Modern Dalam Islam
56
Limmātus Sauda’. Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi. Dalam
Jurnal Mutawâtir, hal.300-301
57
Limmātus Sauda’. Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi. Dalam
Jurnal Mutawâtir, hal.299-300
58
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fatima Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,81
Mata Kuliah 22
Pemikiran Modern Dalam Islam
59
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimā Mernissi”, 3
60
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimā Mernissi”,. 3-4
Mata Kuliah 23
Pemikiran Modern Dalam Islam
61
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,79
62
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,79
Mata Kuliah 24
Pemikiran Modern Dalam Islam
63
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,79
64
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,80
Mata Kuliah 25
Pemikiran Modern Dalam Islam
65
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimah Mernissi”, 4
66
Anita Masduki, “Hadis Misiginis versi Fātimah Mernissi”, 4
Mata Kuliah 26
Pemikiran Modern Dalam Islam
Bukan kekayaan dan hobi pangeran yang suka pesta itu yang
dijadikan satu-satunya sasaran tembak. Tapi, “kesukaan” pangeran
Jefri Bolkiah yang lain yang hendak dikupas seiring dengan adanya
pengakuan seorang model asal Los Angeles bernama Rebbeca Ferratti
kepada Melba Newsome dari majalah Marie Claire. Rebbeca mengaku
pernah menjadi “harem” (selir) pangeran Jefri dengan gaji puluhan ribu
dolar. Yang menghebohkan lagi, selain dirinya, masih ada 69 harem
(selir) pangeran jefri plus empat istri resmi sang pangeran.67
Tentang kata harem sendiri, ia sesungguhnya variasi kecil dari kata
haram, yang dilarang, lawan dari halal, yang diperbolehkan. Harem
adalah tempat yang didalamnya seorang laki-laki melindungi
keluarganya, seorang atau beberapa istrinya, anak-anaknya dan
saudara-saudara perempuannya. Harem bisa berbentuk Rumah atau
tenda dan menunjukkan tempat dan orang yang tinggal di dalamnya.
Yang diterapkan di harem adalah bahwa ia berarti rumah seorang laki-
laki. Tidak ada laki-laki lain yang boleh masuk tanpa seizinnya , jika
mereka masuk, mereka harus mematuhi aturannya. Harem adalah
sebuah ruang pribadi dengan segala aturan di dalamya. Bahkan
sebenarnya harem tidak butuh tembok, sekali perempuan diberitahu
apa yang dilarang, berati dia telah memiliki harem di dalam diri.
Gagasan tentang harem yang tak tampak, sebuah hukum yang terpatri
di dalam benak itulah yang membuat Fātimā Mernissi selalu risau dan
lewat pengalamannya dan cerita-cerita yang didapat dari para orang
dewasa di harem dimana ia tinggal, akhirnya Fātimā Mernissi kecil
mencoba berontak hingga akhirnya mampu menghasilkan karya-karya
yang sanggup membuka mata dunia tentang perempuan dan islām
yang terlupakan.68
Seperti pernah diulas Satrio (1994) ketika meresensi buku ini
dalam edisi bahasa Inggris, judul The Dreams of Trespass (Impian-
impian tentang Keluar Batas) sengaja dipakai karena inilah yang
Mernissi ingat tentang apa yang dilakukan kaum perempuan di dalam
harem. Mereka melihat ke rentang langit dari dalam lingkungan
halaman harem dan memimpikan hal-hal yang sederhana, seperti
melangkah bebas di jalan. Ia menulis tentang batas-batas yang
mengatur perilaku dalam masyarakat, garis antara laki-laki dan
67
Burhanudin, “Teras Terlarang, Fātima Mernissi Konsep Harem dalam prespektif Fātimā
Mernissi”, dalam Islamlib.com.1
68
Di ambil dari
http://rahima.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=199:fikrah-
edisi-12-catatan-akar-pemberontakan-fatima-mernissi&catid=38:fikrah&itemid=271
Mata Kuliah 27
Pemikiran Modern Dalam Islam
69
Burhanudin, “Teras Terlarang, Fātimā Mernissi Konsep Harem dalam prespektif Fatima
Mernissi”, dalam Islamlib.com, 2
70
Burhanudin, “Teras Terlarang, Fātimā Mernissi Konsep Harem dalam prespektif Fāimā
Mernissi”, dalam Islamlib.com, 2-3
71
Burhanudin, “Teras Terlarang, Fātimā Mernissi Konsep Harem dalam prespektif Fātimā
Mernissi”, dalam Islamlib.com, 3
Mata Kuliah 28
Pemikiran Modern Dalam Islam
Rabat– Terlepas dari apa yang dia tulis – entah itu tentang hak-hak
perempuan di dunia Arab, ketakutan terhadap Islām di Barat, atau
globalisasi budaya – Fātimā Mernissi, seorang intelektual dan penulis
asal Maroko, tidak saja berhasil memberikan pengetahuan pada orang-
orang, tapi juga dalam membuat mereka berpikir. Buku-bukunya telah
diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa. Dia pun pernah menerima
sejumlah penghargaan internasional yang prestisius atas
perjuangannya, termasuk Penghargaan Erasmus (Eropa) dan
Penghargaan Pangeran Asturias (Spanyol).74
72
Burhanudin, “Teras Terlarang, Fatima Mernissi Konsep Harem dalam prespektif Fātimā
Mernissi”, dalam Islamlib.com, 3-4
73
Burhanudin, “Teras Terlarang, Fatima Mernissi Konsep Harem dalam prespektif Fātimā
Mernissi”, dalam Islamlib.com, 4
74 Martina Sabra. “ Fā timāh mernissi srikandi dialog muslim-Barat” dalam hminews.com,1
Mata Kuliah 29
Pemikiran Modern Dalam Islam
75
Diambil dari tulisan Anisātūn Muthi’ah. “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang
Hadis-Hadis misogini”,hal.77
Mata Kuliah 30
Pemikiran Modern Dalam Islam
E. Penutup
1. Kesimpulan
76
Limmātus Sauda’. Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā Mernissi. Dalam
Jurnal Mutawâtir, hal. 295
Mata Kuliah 31
Pemikiran Modern Dalam Islam
DAFTAR PUSTAKA
Admin in Buku Gender, Posted on, 09. Oct,2009 yang dikutip dari
Buku “ Perempuan di Garis Depan” (2001)
Anisātūn Muthi’ah, “Analisis pemikiran Fātimā Mernissi Tentang Hadis-Hadis
misogini”, yakni Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jurusan
Tafsir Hadis Fakultas Usuludin Adab Dakwah.
Badrian, “Melacak Akar Persoalan Bias Gender dalam
Penafsiran Al-Qūrān dan Hadis (Metode dan Pendekatan Pemikiran
Fātimā Mernisi tentang Feminisme”. Mu’adalah Jurnal Studi Gender
dan Anak Vol. 1 No.2, Juli-Desember 2013
Burhanuddin, “Teras Terlarang, Fātimā Mernissi Konsep Harem
dalam Perspektif Fātimā Mernissi”, dalam Islamlib.com;
Febi Ayu Darmayanti. “Tokoh-Tokoh Perempuan dalam membangun
Peradaban Islam Pada Masa Modern”.Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Usuludin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.2014
Hasni Salimah S, “Perempuan dalam Islām : Hadits Misiginis versi Fātimā
Mernissi”,http://www.vaoislam.com/muslimah/article/2009/07/07/158/per
empuan-dalam-islām-hadith-misoginis-versi-fātimā -mernissi/
Iwan Hafidz Zaini, “Feminisme dalam pandangan Fātimā Mernissi”,
http://kua-boyolali.blogspot.com
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Bahasa Inggris-
Indonesia,(Jakarta : Gramedia Pustaka Agama, 1976)
Limmātus Sauda’. Hadis Misoginis dalam prespektif Hermeneutika Fātimā
Mernissi. Dalam Jurnal Mutawâtir Vol.4|No.2| Juli -Desember
2014
Martina Sabra. “ Fātimāh mernissi srikandi dialog muslim-Barat” dalam
hminews.com
Masduki, Anita, // Hadis Misoginis versi Fātimā Mernissi”, www.vao-islam.com
Rini Sutikmi. “Jilbab dalam Islām: Telaah atas pemikiran Fātimā Mernissi”
(Yogyakarta, 2008).
wikipedia.org.Artikel Encyclopedia americana edisi 1920 tentang sistem
patriarkhi
Zakariya, Nur Mukhlish, “Kegelisahan Intelektual Seorang
Feminis(Telaah pemikiran Fātimā Mernissi Tentang Hermeneutika
Hadis)”, dalam karsa, vol.19,no 2 Tahun 2011
Http://en.wikipedia.org/wiki/fatema_Mernissi. oleh Ahmad
Wahyu,.Sag
http://rahima.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
99:fikrah-edisi-12-catatan-akar-pemberontakan-fatima-
mernissi&catid=38:fikrah&itemid=271