Anda di halaman 1dari 5

1

RISALAH PEREMPUAN BERKEMAJUAN

Islam adalah agama yang membawa dan menyebarluaskan risalah raḥmatan lil–
‘ālamīn, pembawa rahmat bagi seluruh alam. Misi raḥmatan lil–‘ālamīn di antaranya
tercermin dalam risalah Nabi yang memuliakan dan mengembangkan potensi perempuan
sebagai insan mulia, memiliki misi ibadah, dan khalifah. Muhammadiyah sejak awal
berdirinya mengembangkan spirit Islam yang berkemajuan, spirit Islam yang menjunjung
tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi.
Pada abad kedua, Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan
pencerahan (tanwīr) yang merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk
membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Melalui gerakan
pencerahan, Muhammadiyah berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang
berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan,
menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang
utama (Pokok Pikiran Muhammadiyah Abad ke-2).
Sebagai gerakan perempuan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah terus menerus
mengaktualisasikan Islam Berkemajuan dan gerakan pencerahan untuk tegaknya ajaran
Islam sebagai dīn al-ḥaḍārah serta terwujudnya peradaban utama yang memuliakan dan
memajukan perempuan. Naskah Risalah Perempuan Berkemajuan ini masih berujud
kerangka konsep yang naskah akademiknya akan disampaikan pada Muktamar ‘Aisyiyah
ke-48, tahun 2022.

A. Pendahuluan
Bahwa Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta, 23-25 Rabiul Akhir 1444 H / 18-20
November 2022 M akan merumuskan Risalah Perempuan Berkemajuan yang
merupakan naskah akademik untuk memperkaya dokumen-dokumen pandangan
ideologis persyarikatan tentang perempuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Dokumen pandangan ideologis tentang perempuan dimaksud yaitu: Tuntunan
Mencapai Isteri Islam Yang Berarti, Keputusan Kongres ‘Aisyiyah ke-26 tahun 1939, di
Yogyakarta; Adabul Mar’ah fil Islām, Keputusan Muktamar Tarjih ke-17, tahun 1972 di
Wiradesa, Pekalongan; Fikih Perempuan, Keputusan Munas Tarjih ke-26, tahun 2010
di Malang; Islam Berkemajuan dan Gerakan Pencerahan, dalam Pernyataan Pikiran
Muhammadiyah Abad Kedua, Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, tahun
2010, di Yogyakarta; Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, Keputusan Munas Tarjih ke-
28, tahun 2014 di Palembang; Pokok-pokok Pikiran ‘Aisyiyah Abad Kedua, Keputusan
Muktamar Abad Kedua ‘Aisyiyah ke-47, tahun 2015 di Makasar; Risalah Pencerahan,
Keputusan Tanwir Muhammadiyah tahun 2019 di Kota Bengkulu; dan Fatwa-fatwa
Tarjih tentang Perempuan.
Risalah Perempuan Berkemajuan disusun dengan latar pemikiran: Pertama, spirit
kelahiran ‘Aisyiyah di tengah-tengah keterbatasan akses perempuan, mendorong dan
memberi kesempatan perempuan untuk maju dalam seluruh aspek kehidupan. Kedua,
dinamika ‘Aisyiyah selama lebih dari satu abad yang digerakkan oleh para perempuan
yang merepresentasikan gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid;
gerakan perempuan yang berpikiran maju dan berperan aktif dalam seluruh aspek

2
kehidupan; gerakan praksis sosial, gerakan amal usaha; dan peran kebangsaan. Ketiga,
berbagai dokumen pandangan ideologis persyarikatan tentang perempuan yang
disusun sesuai tuntutan zamannya, perlu dikontekstualisasikan dan dikembangkan
sejalan dengan kompleksitas kemajuan jaman.
Risalah ini memuat konsep tentang konseptualisasi Perempuan Berkemajuan
yang memuat makna dan karakter Perempuan Berkemajuan; Tujuan dirumuskannya
naskah Perempuan Berkemajuan; Nilai-nilai Dasar dan Historisitas Perempuan
Berkemajuan; serta Komitmen Gerakan.

B. Konseptualisasi Perempuan Berkemajuan


Perempuan Berkemajuan dimaknai sebagai perempuan yang memiliki alam
pikiran dan kondisi kehidupan yang maju dalam segala aspek tanpa mengalami
hambatan dan diskriminasi baik secara struktural maupun kultural (QS. Āli ‘Imrān [3]:
190‒195, an-Naḥl [16]: 97, memiliki derajat dan perlakuan yang sama mulia dengan
laki-laki tanpa diskriminasi, dan ukuran kemuliaannya terletak pada iman,
ketakwaan, dan amal saleh (Q.S. an-Nisā’ [4]: 124, al-Ḥujurāt [49]: 13; menjalankan
fungsi ibadah dan kekhalifahan (Q.S. aż-Żāriyāt [51]: 56, al-Baqarah [2]: 30, at-Taubah [9]:
71, serta mencerminkan kepribadian muslimah dengan nilai-nilai akhlak yang utama
sejalan dengan misi risalah Nabi Muhammad saw untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia (al-akhlāq al-karīmah). Bagi Perempuan Berkemajuan, fitrah perempuan, yaitu
haid, hamil, melahirkan, memberikan ASI, dan menopause (Q.S. al-Baqarah [2]: 222 dan
233, Luqmān [31]: 14, dan al-Aḥqāf [46]: 15, merupakan anugerah Allah swt, tidak
menghalanginya untuk berkiprah di ruang publik sebagai perwujudan iman dan takwa,
dalam menunaikan misi peribadatan dan kekhalifahan. (Dokumen Pokok Pikiran Abad
Kedua, 2015)
Perempuan Berkemajuan mencerminkan karakter insan mulia yang antara lain
tauhid, berilmu pengetahuan, amaliah salihah, berakhlak karimah, berjihad,
berkemajuan, pembawa perubahan (tajdid),
Naskah Perempuan Berkemajuan disusun dalam perspektif Manhaj Tarjih
Muhammadiyah dan pengembangan pemikiran Islam dengan menggunakan
pendekatan bayānī, burhānī, dan ‘irfānī secara komprehensif yang menempatkan
kebenaran ada dalam teks-teks al-Qur’an dan as-Sunah; kebenaran rasional dengan
menggunakan pemikiran, pengalaman, dan ilmu pengetahuan; serta kebenaran ada
dalam hati nurani, instink, dan kalbu yang melahirkan perilaku ihsan. Multi pendekatan
sistemik ini dikembangkan untuk merespons problem-problem kontemporer tentang
perempuan dan anak yang sangat kompleks, serta rumusan pemikiran dan aplikasinya
dalam praksis sosial.

C. Nilai-nilai Dasar dan Historisitas Perempuan Berkemajuan.


Risalah Perempuan Berkemajuan mendasarkan pada nilai-nilai dasar Islam dan
prinsip-prinsip umum tentang perempuan. Nilai-nilai dasar Islam yang melandasinya
terdiri dari nilai tauhid, holistic, fitrah, rahmah, kesetaraan, serta nilai-nilai perlindungan
dan pemberdayaan (al-ḥifẓ wa al-tanmiyyah). Prinsip-prinsip umum tentang
perempuan yang menjadi dasar berpikir dan bertindak, di antaranya karāmah

3
insāniyyah, keadilan, kemaslahatan, wasaṭiyyah, mawaddah-raḥmah, dan prinsip
pemenuhan kebutuhan.
Historisitas ṣaḥābiyyah merupakan realitas dinamika dan kemajuan perempuan
di berbagai ranah kehidupan pada masa Rasulullah saw, di tengah-tengah tradisi
jahiliyah yang merendahkan dan menistakan perempuan. Rasulullah telah mendorong
dan membuka akses perempuan mengembangkan potensi dan berperan sebagai
pemimpin dan penggerak masyarakat, berdakwah, dan berjihad di medan perang. Para
ummahātul-mu’minīn menjadi role model perempuan berkemajuan. Khadijah ra, istri
Nabi Muhammad saw, merupakan wirausaha perempuan yang sukses mengelola
holding company di masanya sekaligus pendukung utama perjuangan Rasulullah saw.
‘Aisyah ra juga merupakan profil perempuan yang energik, cendekia, ulama
perempuan, ahli hadis, mufassirah, aktivis dakwah dan kemasyarakatan, sastrawan,
dokter, juga politikus. Pemilihan nama ‘Aisyiyah sebagai nama organisasi perempuan
Muhammadiyah, juga terinspirasi dari profil ‘Aisyah. Demikian halnya dengan para
ṣaḥābiyyah di masa Rasul yang aktif berdakwah atau berperan di wilayah publik. Para
ṣaḥābiyyah juga bekerja untuk memberi nafakah keluarga dan bersedekah dari hasil
kerjanya, seperti yang diperankan oleh Zainab istri ‘Abdullāh bin Mas‘ūd dan bibi Jābir.
Advokasi hak-hak perempuan, diperankan oleh Khaulah binti Ṡa‘labah yang mendapat
perlakuan kasar dari suaminya. Ia mengadukan kepada Rasulullah, dan turun wahyu
dalam Q.S. al-Mujādilah (58): 1-4 sebagai jawaban Allah terhadap pengaduan Khaulah.
Peristiwa ini mengisyaratkan adanya advokasi terhadap perempuan dan mengabadikan
suara perempuan yang didengar Allah SWT.

D. Maksud dan Tujuan.


Risalah Perempuan Berkemajuan dimaksudkan sebagai landasan, arah, dan
acuan bagi setiap insan perempuan yang diharapkan menjadi perempuan-perempuan
yang maju dan bagi para penggerak organisasi dalam melakukan penguatan dan
pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid yang mencerahkan
untuk kemajuan peradaban yang memuliakan perempuan.
Risalah Perempuan Berkemajuan dimaksudkan sebagai rujukan yang memuat
paham wasaṭiyyah Berkemajuan dalam gagasan, ideologi, ataupun aksi/gerakan di
tengah-tengah berbagai paham ekstrimisme, fundamentalisme, dan liberalisme.

E. Komitmen Gerakan.
1. Perjuangan menghadapi berbagai persoalan dan tantangan kehidupan keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan universal dilakukan dengan mengedapankan
strategi al-jihād lil-muwajjahah untuk mewujudkan peradaban utama;
2. Perempuan Berkemajuan menjadi pelaku perubahan dalam konteks dakwah amar
makruf nahi mungkar dan tajdid;
3. Perempuan Berkemajuan dan kemanusiaan universal;
4. Perempuan Berkemajuan dan Perdamaian Semesta;
5. Perempuan Berkemajuan dalam peran-peran publik dan kebangsaan;
6. Perempuan Berkemajuan membangun kolaborasi dan internasionalisasi dengan
berbagai pihak secara inklusif untuk raḥmatan lil-ʻālamīn.

4
F. Penutup
Spirit Islam berkemajuan dan dakwah pencerahan yang memuliakan perempuan
tanpa diskriminasi dan memberi akses luas kepada perempuan telah mendorong para
perempuan berkemajuan sebagai penggerak dan pelaku gerakan melakukan peran-
peran domestik dan publik untuk mewujudkan peradaban utama.
Sejalan dengan kemajuan dan tantangan kehidupan dengan berbagai problem
yang dihadapi kaum perempuan, maka Risalah Perempuan Berkemajuan yang
mengusung faham wasaṭiyyah berkemajuan menjadi penting sebagai acuan dan
rujukan para aktifis perempuan dan Pimpinan Organisasi, di tengah-tengah berbagai
paham agama yang cenderung fundamentalis, libelaris, dan ekstrimis.

Yogyakarta, 4 September 2021


Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah

Anda mungkin juga menyukai