Anda di halaman 1dari 9

KEMUHAMMADIYAHAN

DAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Kelompok : 10
 FATURAHMAN JUMAWAN ( 186220194)
 DISKA YULIA SARI (1862201271)
 NABILLA FARADHILLAH (1862201344)
 SITI SUTINAH (1862201140)
Latar Belakang
Perkembangan organisasi gerakan Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang sejak dari negeri ini
belum mencapai kemerdekaan secara fisik sampai pada masa reformasi sekarang ini. Perkembangannya,
bahkan, kian pesat dengan dilakukannya tajdid (pembaharuan) di masing-masing gerakan Islam
tersebut. Salah satu organisasi gerakan Islam itu adalah Muhammadiyah. Muhammadiyah adalah
sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Bahkan merupakan gerakan kemanusiaan terbesar di
dunia di luar gerakan kemanusiaan yang dilaksanakan oleh gereja, sebagaimana disinyalir oleh seorang
James L. Peacock .
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memiliki cita-cita ideal yang dengan sungguh-sungguh ingin
diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Dengan cita-cita yang ingin
diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam gerakannya, sebagaimana
dikemukakan oleh DR. Haedar Nashir dalam makalah Muhammadiyah dan Pembentukan Masyarakat
Islam (Bagian I, 2008).
A. Cara KH. Ahmad Dahlan Memberdayakan Perempuan
Muhammadiyah merupakan salah satu dari sekian elemen masyarakat yang cukup konsern dalam
menyelesaikan persoalan perempuan akibat diskriminasi yang melanda mereka. Diskriminasi
terhadap perempuan menjadi perhatian sejak awal berdirinya persyarikatan di era Kyai Dahlan.
Ajaran KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah memandang bahwa laki- laki dan perempuan
adalah setara. Kyai Dahlan sangat memperhatikan perempuan sebagai generasi penerus umat islam.
Karena itulah, Kyai Dahlan menyuruh agar perempuan juga harus belajar dan bersekolah selayaknya
para kaum laki- laki. Komitmen Muhammadiyah dalam hal perlindungan hak perempuan salah
satunya adalah dengan dibentuknya ortom Aisyiah dan Nasyiatul Aisyiah.
B. ‘Aisyiyah dan Gerakan Pemberdayaan Perempuan
Sebagai salah satu organisasi otonom (Ortom) perrtama yang dilahirkan rahim Muhammadiyah, ia
memiliki tujuan yang sama dengan Muhammadiyah. ‘Aisyiyah memiliki garapan program kerja yang
sangat khusus, strategis dan visioner, yaitu perempuan. Peran dan fungsi perempuan merupakan bagian
terpenting dalam gerak roda kehidupan, sebab pepatah bilang wanita adalah tiang negara, apabila
wanitanya baik maka akan makmur negaranya tetapi kalau wanita di negara tersebut hancur maka
akan hancur pula derajat negara tersebut. Komitmen ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Islam di
tanah air dapat dibuktikan sampai usia menjelang satu abad ini.
Sebagai organisasi ‘Aisyiyah memiliki struktur kepemimpinan yang tersusun secara vertikal dan
horizontal. ‘Aisyiyah bergerak dalam berbagai bidang kehidupan dan memiliki amal usaha dalam
pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan ekonomi.
Gerakan ‘Aisyiyah sejak awal berdiri, dan dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberi manfaat
bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan Indonesia.
C. ‘Aisyiyah dalam Gerakan Gender Modern
Gender dipahami juga sebagai suatu konsep budaya yang menghasilkan pembedaan dalam peran, sikap,
tingkah laku mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Gender sering juga disebut dengan istilah “jenis kelamin sosial.
Perbedaan gender sesunguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan
gender. Ketidakadilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yaitu marjinalisasi
(peminggiran), subordinasi (penomorduaan atau anggapan tidak penting), stereotipe (pelabelan negatif
biasanya dlam bentuk pencitraan yang negatif), violence ( kekerasan), double burden (beban kerja ganda
atau lebih), dan sosialisasi ideologi peran gender. Perbedaan gender ini hanya dapat mempersulit baik
laki-laki maupun perempuan.
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang hendak diwujudkan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah
adalah masyarakat yang rahmatan lil’alamin, masyarakat yang sejahtera lahir batin dunia dan
akhirat, baldatun thoyyibatun warabbun ghafur, masyarakat utama, masyarakat madani, masyarakat
berkesetaraan dan berkeadilan jender.
‘Aisyiyah sebagai komponen perempuan Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat yang
berkeseteraan dan berkeadilan jender, berkiprah dengan merespon isu-isu perempuan dan sekaligus
memberdayakannya secara terorganisir, terprogram, dengan menggunakan dan memanfaatkan seluruh
potensi.
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sampai sekarang tetap berkomitmen dalam pemberdayaan perempuan
untuk kesetaraan dan keadila jender, hal ini dapat dilihat dari hasil Muktamar Muhammadiyah ke-46
tahun 2010 di Yogyakarta mengenai Program Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak yang terdiri dari Visi Pengembangan dan Program Pengembangan.
a. Visi Pengembangan
b. Program Pengembangan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar menyatakan
dengan tegas bahwa ‘Aisyiyah telah membantu percepatan kesetaraan, persamaan dan keadilan gender
terutama dan langsung dirasakan melalui Lembaga Pendidikan dan Kesehatan yang dikelola
‘Aisyiyah. Hal ini disampaikan pada acara Rapat Kerja Nasional Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, di Wisma
Makara UI Depok, 3 Juni 2011.
D. Peranan Perempuan ‘Aisyah Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Aisyah RA mempunyai tempat yang sangat istimewa yang sejak awal disiapkan oleh Allah SWT
untuk menjadi pendamping dan penyokong Rasulullah sebagai Pengemban Risalah. Aisyah adalah
figur dan potret wanita ideal nan agung. Ia memiliki hati nan lembut, penuh cinta dan kehangatan,
setia, berwawasan tajam, perasa, dan menjadi sentral dalam kehidupan. Ia pun penebar kedamaian,
kasih sayang, dan cinta.
Berdasarkan sudut pandang agama, syariat, akhlak, kemuliaan, dan kesucian, Aisyah tidak bisa
dibandingkan dengan perempuan terkenal mana pun pada masa kini dan masa-masa sebelumnya.
Sejarah manusia tidak pernah lagi melahirkan seorang perempuan lain seperti Aisyah yang mampu
melaksanakan segenap tugas keilmuan, menjalankan amanah dakwah dan pengajaran dengan
sempurna, memainkan peran sosial dan politik yang sangat penting, tapi pada saat yang sama, ia
tetap melaksanakan seluruh kewajiban agama secara konsisten dan memelihara tingkah laku serta
budi pekerti dengan baik. Itulah Aisyah, sosok dengan sifat-sifat paripurna yang telah menghadirkan
teladan ideal bagi ratusan juta kaum perempuan. Itulah jalan yang paling indah yang diajarkan
Aisyah kepada generasi-generasi yang datang berikutnya.
Kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Aisyah RA di Perang Jamal memiliki alasan yang mendasar.
Beliau ingin menegakkan keadilan pasca terbunuhnya Utsman yang terbunuh secara zhalim.
Sedangkan di saat yang bersamaan, pemerintah tidak teguh pendirian terhadap kematiannya, yang
berarti pemerintah telah menyimpang. Dalam hal ini, Aisyah menuntut atas kematian Utsman dalam
rangka meninggikan Islam.
Sesungguhnya keterlibatan Aisyah r.a. bersama sekian banyak sahabat Nabi dan kepemimpinannya
dalam peperangan itu, menunjukkan bahwa beliau bersama para pengikutnya itu menganut paham
kebolehan keterlibatan perempuan dalam politik praktis sekalipun. Maka dapat dikatakan bahwa setiap
lelaki maupun perempuan memiliki hak aktif berpolitk, karena tidak ditemukan satu ketentuan agama
pun yang dapat dipahami sebagai melarang keterlibatan perempuan dalam bidang kehidupan
bermasyarakat. Bahkan sebaliknya, sejarah Islam menunjukkan betapa kaum perempuan terlibat
dalam berbagai bidang kemasyarakatan, tanpa kecuali.
Kesimpulan
Ajaran KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah memandang bahwa laki- laki dan perempuan
adalah setara. Kyai Dahlan sangat memperhatikan perempuan sebagai generasi penerus umat islam.
Karena itulah, Kyai Dahlan menyuruh agar perempuan juga harus belajar dan bersekolah selayaknya
para kaum laki- laki. Komitmen Muhammadiyah dalam hal perlindungan hak perempuan salah
satunya adalah dengan dibentuknya ortom Aisyiah dan Nasyiatul Aisyiah.
‘Aisyiyah merupakan gerakan perempuan Muhammadiyah yang telah diakui dan dirasakan perannya
dalam masyarakat. Sebagai salah satu organisasi otonom (Ortom) perrtama yang dilahirkan rahim
Muhammadiyah, ia memiliki tujuan yang sama dengan Muhammadiyah. ‘Aisyiyah memiliki
garapan program kerja yang sangat khusus, strategis dan visioner, yaitu perempuan. Peran dan fungsi
perempuan merupakan bagian terpenting dalam gerak roda kehidupan, sebab pepatah bilang wanita
adalah tiang negara, apabila wanitanya baik maka akn makmur negaranya tetapi kalau wanita di
negara tersebut hancur maka akan hancur pula derajat negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai